Anda di halaman 1dari 19

KONSEP BERPIKIR KRITIS

DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
KEPERAWATAN

Fitri Anggraeni
BAHAN KAJIAN
1. Definisi
2. Tujuan (Goal) dan hasil akhir
(Outcomes) keperawatan
3. Expert Thinking
4. Pengambilan Clinical Judgement
(Clinical Reasoning Skills)
Setiap perawat akan menghadapi berbagai situasi saat bertugas di RS
ataupun di tengah-tengah masyarakat.
Seorang perawat, baik secara individu maupun tim memiliki tanggung
jawab untuk membuat keputusan klinis yang tepat dan akurat bagi
pasien/ klien.
Agar dapat memecahkan masalah pasien/ klien sebagai seorang
perawat dituntut untuk berpikir kritis dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan
kepada pasien/klien.
DEFINIS
I
Berpikir kritis dan pengambilan keputusan
dalam keperawatan adalah keterampilan penting
yang dimiliki oleh para perawat untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan
aman kepada pasien.
1. Berpikir Kritis dalam Keperawatan

Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis


informasi secara mendalam, mengevaluasi argumen, dan
membuat keputusan yang rasional dan terinformasi.
Dalam konteks keperawatan, berpikir kritis memungkinkan perawat
untuk:
 Menilai informasi klinis dan data pasien.
 Mengidentifikasi masalah kesehatan dan risiko potensial.
 Membuat diagnosa yang akurat.
 Merencanakan dan melaksanakan intervensi perawatan yang efektif.
 Mengevaluasi hasil tindakan dan memodifikasi rencana perawatan
jika diperlukan.
2. Pengambilan Keputusan dalam Keperawatan

Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan pemilihan


satu opsi dari beberapa alternatif yang mungkin.
Dalam konteks keperawatan, pengambilan keputusan melibatkan:
 Evaluasi informasi dan data pasien.
 Memahami prioritas kebutuhan pasien.
 Mempertimbangkan rencana perawatan yang tepat.
 Memperhitungkan faktor risiko dan keamanan pasien.
 Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pengambilan
keputusan, sesuai dengan prinsip pemberian asuhan yang berpusat
pada pasien.
 Kemampuan berpikir kritis dan pengambilan keputusan
yang baik sangat penting dalam keperawatan untuk
menanggapi situasi yang kompleks dan dinamis, serta untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar etika
dan keamanan.
 Perawat yang berpikir kritis dapat mengidentifikasi masalah
dengan cepat dan merumuskan solusi yang efektif untuk
meningkatkan hasil kesehatan pasien.
TUJUAN (GOAL)
DAN
HASIL AKHIR (OUTCOMES) KEPERAWATAN
1. Tujuan (Goal) Keperawatan

Definisi: Tujuan dalam keperawatan adalah hasil yang diinginkan atau kondisi
yang diharapkan dicapai melalui implementasi intervensi keperawatan. Tujuan ini
mencerminkan hasil yang diharapkan dan memberikan arah umum untuk
perawatan.
Karakteristik:
 Spesifik: Tujuan harus terperinci dan spesifik, menjelaskan secara
jelas apa yang diharapkan terjadi.
 Mengukur: Tujuan dapat diukur atau dinilai secara objektif untuk
menentukan apakah telah tercapai atau belum.
 Waktu Tertentu: Tujuan seringkali memiliki kerangka waktu
tertentu untuk mencapainya.
2. Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan

Definisi: Hasil akhir adalah hasil konkret yang terukur dan dapat diamati dari
pemberian asuhan keperawatan. Ini mencakup perubahan yang terjadi, seperti
respons pasien terhadap intervensi atau tindakan keperawatan tertentu.
Karakteristik:
 Keterkaitan dengan Tujuan: Hasil akhir berkaitan langsung
dengan tujuan dan membantu menilai apakah tujuan telah tercapai
atau tidak.
 Objektif dan Subjektif: Hasil dapat bersifat objektif (dapat diukur
secara fisik atau laboratorium) atau subjektif (merupakan persepsi
atau tanggapan pasien).
 Waktu Pengukuran: Pengukuran hasil dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu untuk memantau kemajuan.
EXPERT THINKING
 Dalam praktik keperawatan, perencanaan tujuan dan hasil akhir
yang realistis, spesifik, dan dapat diukur membantu memandu
perawat dalam memberikan pelayanan yang efektif dan memantau
kemajuan pasien.
 Ini juga memberikan dasar untuk mengevaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan dan melakukan modifikasi jika diperlukan.
 “Expert thinking" atau pemikiran ahli mengacu pada kemampuan
seseorang yang telah mencapai tingkat keahlian atau kepakaran di
bidang tertentu.
 Ini melibatkan penggunaan pengetahuan, pengalaman, dan
pemahaman dalam suatu disiplin ilmu untuk mengatasi masalah
atau situasi yang kompleks.
Beberapa ciri dan karakteristik dari expert thinking meliputi:

1. Pengetahuan Mendalam: Ahli memiliki pengetahuan yang sangat mendalam dan


luas di bidangnya. Mereka memahami prinsip-prinsip dasar, teori, dan aplikasi praktis
dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
2. Pemecahan Masalah Efektif: Expert thinking melibatkan kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah dengan cepat dan merancang solusi yang efektif. Ahli
mampu melihat hubungan kompleks di antara faktor-faktor yang terlibat dalam suatu
situasi.
3. Pengambilan Keputusan Cepat: Ahli mampu membuat keputusan dengan cepat
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka. Mereka dapat mengevaluasi opsi
dengan cepat dan memilih tindakan yang paling tepat.
4. Intuisi yang Terlatih: Meskipun intuisi sering kali dikaitkan dengan
pemikiran ahli, intuisi ahli dibentuk oleh pengalaman dan pengetahuan
yang mendalam dalam bidang tertentu. Mereka dapat membuat
keputusan intuitif yang didukung oleh dasar pengetahuan yang kokoh.
5. Kemampuan Transfer Pengetahuan: Ahli memiliki kemampuan untuk mentransfer
pengetahuan dan keterampilan mereka kepada orang lain. Mereka dapat mengajarkan
konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang dapat dipahami oleh orang yang
kurang berpengalaman.
6. Fleksibilitas Berpikir: Pemikiran ahli juga mencakup kemampuan untuk berpikir
secara fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan. Mereka dapat mengintegrasikan
informasi baru dengan cepat dan mengubah pendekatan mereka berdasarkan situasi
yang berkembang.
7. Peningkatan Kinerja Secara Berkelanjutan: Seiring berjalannya waktu, ahli terus
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan mereka. Mereka terbuka terhadap
pembelajaran berkelanjutan dan terus mengejar pengetahuan baru dalam disiplinnya.

Untuk mencapai tingkat pemikiran ahli (expert thinking)


memerlukan waktu, pengalaman, dan dedikasi yang konsisten dalam
suatu bidang atau disiplin.
Pengambilan Clinical Judgement
(Clinical Reasoning Skills)
Clinical Judgement atau Clinical Reasoning adalah keterampilan kritis yang
penting dalam praktik keperawatan. Clinical Judgement melibatkan proses
berpikir kritis untuk mengumpulkan informasi, menganalisis data klinis, dan
membuat keputusan yang informasional dan berbasis bukti.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam pengambilan


Clinical Judgement dalam keperawatan:
1. Pengumpulan Data: Identifikasi dan kumpulkan informasi klinis
yang relevan. Ini dapat melibatkan pengumpulan data subjektif dari
pasien (riwayat medis, keluhan), serta data objektif (pemeriksaan fisik,
hasil tes laboratorium).
2. Analisis Data: Evaluasi data yang dikumpulkan dengan
memperhatikan pola, hubungan, dan perubahan. Identifikasi informasi
yang kritis dan relevan untuk keadaan klinis pasien.
3. Pengembangan Hipotesis: Bentuk hipotesis atau pemikiran awal tentang
diagnosis atau masalah kesehatan yang mungkin dihadapi pasien berdasarkan
analisis data.
4. Perbandingan dengan Pengetahuan Awal: Bandingkan informasi yang
ditemukan dengan pengetahuan medis dan keperawatan yang telah dipelajari
sebelumnya. Perhatikan perbedaan atau ketidaksesuaian yang mungkin
muncul.
5. Perencanaan Tindakan: Berdasarkan analisis data dan hipotesis, buat
rencana perawatan yang sesuai. Identifikasi intervensi yang mungkin
diperlukan untuk memperbaiki atau mengatasi masalah kesehatan pasien.
6. Pelaksanaan Tindakan: Implementasikan rencana perawatan dengan
memperhatikan perubahan dalam kondisi pasien dan respons terhadap
intervensi yang diberikan.
7. Evaluasi Hasil: Pantau dan evaluasi hasil dari tindakan yang diambil. Evaluasi
kembali hipotesis dan, jika perlu, sesuaikan rencana perawatan berdasarkan
respons pasien.
8. Refleksi: Lakukan refleksi pada proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
perawatan. Identifikasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada kasus klinis
berikutnya.

Clinical Judgement memerlukan latihan dan pengalaman yang


berkelanjutan. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan
klinis yang dimiliki, semakin baik kemampuan untuk membuat
keputusan klinis yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai