Produksi
Kelompok 4 / Kelas B
Anggota Kelompok
• Sediaan Aseptis : sediaan bebas cemaran mikroba dan harus steril bebas pirogen, bebas
partikulat, dan stabil secara fisika dan kimia.
• Sink : Ruang penyangga antara ruang dengan tekanan yang lebih rendah.
• Gowning : Cara berpakaian baju steril personil dari ujung rambut-kaki
• Filling : Ruang pengisian
• Koridor : lorong antar ruangan
• Ruang penyangga : Ruangan yang bertekanan lebih rendah
• Mixing : Ruang Pencampuran sediaan
• Cawan kontak : Alat yang digunakan selama proses aseptis yang berhubungan atau
berkontak langsung dengan reseptor
• CFU : Colloni for unit (satuan)
Rumusan Masalah
5. Bagaimana klasifikasi pada kelas produksi pembuatan obat sediaan steril dan
perbedaannya ?
Tujuan Pembelajaran
Sumber :
CPOB 2018 halaman 143
1.b. Standar jumlah partikel cemaran setiap ruangan
D 3.520.000 29.000 TD TD
Sumber :
CPOB 2018 halaman 139
Penyimpangan
Hasil pemantauan di kelas A jumlah partikel/m 3 yang ukurannya lebih dari 5m
adalah 30 partikel/m3 saat operasional sedang berlangsung. Kemudian hasil uji
cemaran mikroba rata-rata pada kelas A pada uji menggunakan sampel udara
adalah 3 CFU/ m3 dan cawan kontak adalah 3 CFU/ plate.
Hasil Analisis Cemaran Partikel dan Mikroba
Saat istirahat siang tiba, personel produksi keluar dari ruang produksi
melepaskan pakaian dan sarung tangan dan meletakan pada lemari pakaian untuk
kemudian digunakan kembali jika akan masuk ke ruang produksi lagi sesuai
dengan SOP yang berlaku.
Prosedur sanitasi ruang produksi
CAPA
CAPA
2. SOP gowning sebelum memasuki ruang aseptis
A. Prosedur Mencuci Tangan
Buka bungkus pembersih kuku
↓
Cuci tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir
↓
Ambil sabun antiseptic dan oleskan pada tangan dari ujung jari hingga siku
↓
Sikut kuku dengan pembersih kuku hingga bersih
↓
Bersihkan sela – sela jari, punggung dan telapak tangan sampai bersih
↓
Bersihkan pergelangan tangan hingga siku, sampai bersih
↓
Bersihkan pergelangan tangan hingga siku, sampai bersih
↓
Bilas tangan satu tangan hingga bersih, baru tangan berikutnya
↓
Biarkan air menetes dari siku keringkan tangan dengan blower atau tisu
↓
Pastikan posisi siku lebih rendah dari pergelangan tangan
↓
Atur kembali lengan baju seperti sehasrusnya
↓
Gunakan tisu untuk merlapisi tangan
↓
Pastikan tidak menyentuh permukaan terkontaminasi
B. Penggunaan baju kerja pada ruang bersih di grey area (baju steril area)
Masuk keruang ganti white area, buka pintu dengan siku tangan
↓
Sebelum memulai buang bungkus bila ada pada bench
↓
Disinfeksi sarung tangan dengan cairan disinfektan
↓
Pakai baju steril dengan ukuran sesuai
↓
Atur perlengkapan pada bench, usahakan tidak saling bertumpuk, disinfeksi sarung tangan dengan cairan
disinfektan
↓
Gunakan sarung kepala steril
↓
Disinfeksi sarung tangan dengan cairan disinfektan
↓
Gunakan masker, disinfeksi Kembali sarung tangan
↓
Gunakan baju overall steril
↓
Disinfeksi sarung tangan dengan cairan disinfektan
↓
Gunakan cover sepatu steril
↓
Tanggalkan kaki yang telah memakai cover Sepatu steril
↓
Gunakan cover Sepatu steril satunya pada area bersih
↓
Gunakan kacamata pelindung, pastikan kacamata menutupi penutup kepala steril
Disinfeksi sarung tangan dengan cairan disinfektan
↓
Gunakan sarung tangan steril sesuai prosedur
↓
Disinfeksi akhir sarung tangan dengan cairan disinfektan
↓
Sarung tangan secara teratur disinfeksi selama bekerja, masker dan sarung tangan diganti disetiap sisi kerja
Prosedur Gowning area produksi
kelas A dan B
Penyimpangan
Produksi dilakukan pada kelas A latar belakang kelas B dengan tipe ruang
penyangga udara adalah sink yang terbuka secara bersamaan.
CAPA
CAPA
2. Airlock Ruangan
4. Cara uji menggunakan sampel udara
Dalam pemantauan aktif, pengambil sampel udara mikrobiologis secara fisik menarik volume
udara yang diketahui melalui atau di atas alat pengumpul partikel yang dapat berupa media
kultur cair atau padat atau membran nitroselulosa dan jumlah mikroorganisme yang ada diukur
dalam CFU (unit pembentuk koloni) /m3 air. Sistem ini dapat diterapkan bila konsentrasi
mikroorganisme tidak terlalu tinggi, seperti di ruang operasi dan lingkungan terkendali rumah
sakit lainnya.
Pemantauan pasif menggunakan “settle plate”, yaitu cawan Petri standar yang berisi media
kultur, yang diekspos ke udara selama waktu tertentu untuk mengumpulkan partikel biologis
yang “sedimen” keluar dan kemudian diinkubasi. Hasil dinyatakan dalam CFU/pelat/waktu atau
dalam CFU/m2/jam. Menurut beberapa penulis, pengambilan sampel pasif memberikan
penilaian risiko yang valid karena mengukur bagian berbahaya dari populasi yang terbawa
udara yang jatuh ke permukaan kritis, misalnya pada luka bedah atau pada instrumen di ruang
operasi.
Sumber :
Napoli C, Marcotrigiano V, Montagna MT. Air sampling procedures to evaluate microbial contamination: a
comparison between active and passive methods in operating theatres. BMC Public Health. 2012 Aug
2;12:594. doi: 10.1186/1471-2458-12-594.
5. Klasifikasi pada kelas produksi pembuatan obat sediaan steril dan perbedaannya
Pada pembuatan produk steril dibedakan 4 kelas kebersihan:
Kelas A: Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah tutup karet,
ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis. Umumnya kondisi ini dicapai dengan
memasang unit aliran udara laminar (laminar air flow) di tempat kerja. Sistem udara laminar
hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai
acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih terbuka. Keadaan laminar yang selalu terjaga
hendaklah dibuktikan dan divalidasi. Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat
digunakan pada isolator tertutup dan kotak bersarung tangan.
Kelas B: Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar
belakang untuk zona Kelas A.
Kelas C dan D: Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah.