Anda di halaman 1dari 6

MTSN 23 JAKARTA

MENGANALISIS KISAH KETELADANAN NABI


MUSA A.S.
DISUSUN OLEH:
NAMA:M.AFIF ARHABI
NO. ABSEN: 16
KELAS:95
TUGAS:PRAKTEK AQIDAH AKHLAK
JENIS:MEMBUAT POWER POINT
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 23 JAKARTA

TAHUN 2023-2024
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2 KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4

(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL) (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)


1. Menghargai dan 1. Menunjukan 1. Memahami 1. Mencoba, mengolah
perilaku pengetahuan dan menyaji dalam
menghayati ajaran
jujur,disiplin,tangg (faktual,konseptual,dan ranah konkret
agama yang dianutnya (menggunakan,meng
ung prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya urai,merangkai,mem
jawab,peduli(tolera odifikasi, dan
nsi,gotong tentang ilmu
membuat) dan ranah
pengetahuan,teknologi,
royong),santun,dan abstrak(menulis,
seni,budaya terkait
percaya diri dalam membaca,
fenomena dan kejadian menghitung,mengga
berinteraksi secara tampak mata
efektif dengan mbar,dan
mengarang) sesuai
lingkungan ssial dengan yang
dan alam dalam dipelajari di sekolah
jangkauan dan sumber lain yang
pergaulan dan sama dalam sudut
keberadaannya pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
DASAR DASAR DASAR DASAR

1.6 Menghayati kisah 2.6 menunjukan sikap 3.6 menganalisis 4.6


keteladanan nabi teguh pendirian dan kisah keteladanan Mengkomunikasikan
musa a.s peduli sebagai nabi musa a.s hasil analisis sifat
implementasi kisah keteladanan nabi musa
keteladanan nabi a.s
musa a.s
INDIKATOR
 INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
 1.6.1 Menghayati kisah keteladanan Nabi Musa as.
 2.6.1 Menunjukkan perilaku yang mencontoh sikap teguh
pendirian dan peduli sebagai implementasi kisah keteladaan
Nabi Musa a.s
 3.6.1. Menjelaskan kisah keteladanan Nabi Musa as.
 3.6.2 Mengidentifikasi contoh akhlakul karimah nabi Musa as
 3.6.3. Mengidentifikasi hikmah dari kisah keteladanan Nabi
Musa as.
 4.6.1. Menyajikan kesimpulan sifat-sifat keteladanan Nabi Musa
as.
Pembahasan materi
 Nabi Musa a.s adalah seorang Rasul Allah yang lahir dan diutus untuk negeri Mesir. Waktu itu Mesir dikuasai oleh
raja Fir’aun. Ia adalah raja yang biadab, mengaku dirinya sebagai tuhan, semua orang harus menyembah kepadanya,
bila tidak menyembah pasti dibunuh. Waktu itu Fir’aun membuat keputusan, bagi ibu-ibu yang melahirkan bayi laki-
laki, bayi itu harus dibunuh. Dikhawatirkan bayi tersebut kelak akan menggeser dan merampas kekuasaannya.
Keputusan raja Fir’aun itu karena pengaruh mimpinya.. Atas ilham dari Allah, Musa yang baru berumur 3 bulan
diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam peti dan dihanyutkan ke sungai nil. Bayi itu ditemukan oleh istri Fir’aun
yang bernama Siti Asiah dan Musa dipeliharanya. Suatu ketika, Musa kecil menangis karena kehausan. Siti Asiah
memerintahkan pengawalnya untuk mencari ibu yang dapat menyusui bayi Musa. Maka datanglah wanita yang
bernama Yukabad untuk menyusuinya. Ternyata wanita itu adalah ibu Nabi Musa. Setelah Musa dewasa (18 tahun),
ia menghindar dari Fir’aun meninggalkan Mesir menuju Madyan. Sesampainya di Madyan Musa menjumpai dua
orang perempuan yang kesulitan untuk memberi minuman ternaknya, lalu ia menolong kedua perempuan itu untuk
memberikan minum kepada ternaknya. Kedua perempuan itu menceritakan kepada ayahnya yang bernama syu’aib
bahwa ia telah ditolong oleh seorang pemuda yang bernama Musa. Lalu Nabi Syu’aib menikahkan putrinya yang
bernama Syafira dengan Nabi Musa. Setelah itu Musa diangkat oleh Allah menjadi rasul di bukit Tursina dengan
diberi kitab Taurat dan diberi mu’jizat sebuah tongkat. Sepuluh tahun kemudian Musa kembali ke Mesir dan bertemu
Fir’aun, akhirnya adu kekuatan: Fir’aun mengumpulkan para ahli sihir dengan membawa bongkahan tali yang
berubah menjadi ribuan ular kecil, memenuhi lapangan. Atas kekuasaan Allah, tongkat yang ada pada Musa berubah
menjadi ular besar dan memakan ribuan ular kecil dari para ahli sihir itu, sehingga kalahlah Fir’aun. Karena merasa
malu, maka Fir’aun mengejar Musa sampai ke laut merah, lalu Musa melemparkan tongkatnya dan terbelahlah
lautan, Musa menyeberang, Fir’aun dan bala tentaranya menyeberang juga. Namun atas kekuasaan Allah, ketika
Fir’aun ada di tengah lautan, laut itu kembali menyatu, dan tenggelam serta matilah Fir’aun dan bala tentaranya.

 Keteladanan nabi musa as.


 1. mempunyai sikap pemberani
 2. rajin dan tekun belajar
 3. mempunyai sikap membela yang lemah
Penutup
 Sekian tugas prakter saya hari ini, jika
ada kurangnya saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga apa yang
saya sampaikan berguna untuk diri
saya sendiri dan banyak orang pada
khususnya. terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai