Anda di halaman 1dari 15

KEBIJAKAN DAN

PERENCANAAN
DESTINASI
KebijakanPariwisata
◦ Kebijakan pariwisata untuk destinasi pariwisata dibuat dalam rangka memandu pengembangan
pariwisata di sebuah destinasi pariwisata.
Pedoman dasar untuk pariwisata di sebuah destinasi meliputi:

◦ Kebutuhan daerah-daerah di dalam destinasi pariwisata


◦ Sasaran pariwisata
◦ Kendala (eksternal dan internal)
◦ Tujuan Pariwisata
◦ Strategi dan program pariwisata untuk melaksanakan kebijakan pariwisata.
Peran Pemerintah dalam Kebijakan
Pariwisata
◦ Menetapkan kebijakan pariwisata nasional
◦ Menentukan dan mengalokasikan anggaran pariwisata
◦ Menetapkan kerangka kerja legislatif
◦ Mengawasi struktur administrasi untuk pelaksanaan kebijakan
Kebijakan Destinasi Pariwisata di
Indonesia
◦ Undang-undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009:
◦ Kegiatan pembangunan untuk destinasi pariwisata termasuk antara lain pemberdayaan masyarakat,
penciptaan tempat wisata, pembangunan infrastruktur, penyediaan fasilitas umum, dan pengembangan
fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkelanjutan.

◦ Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 - rencana induk pariwisata nasional:


◦ 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
◦ DPN : tujuan wisata nasional yang melaksanakan kegiatan nyata dari industri pariwisata.
◦ KSPN: daerah dengan fungsi utama pariwisata atau potensi untuk pengembangan pariwisata nasional
Beberapa bentuk kebijakan spesifik
di Indonesia adalah sebagai berikut :
◦ Sertifikasi Profesi dan Usaha Pariwisata (Peraturan Menteri No.01 tahun 2016)
◦ memberikan pengakuan kompetensi dan meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia di
bidang pariwisata.
◦ sertifikasi usaha pariwisata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata dan
produktivitas bisnis pariwisata.
CONTOH:
◦ sertifikasi untuk pemandu wisata dari lembaga
◦ sertifikasi profesional yang memiliki lisensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) atau
sertifikasi untuk pariwisata halal.
◦ Pengembangan Percepatan 10 Destinasi Prioritas
◦ Kebijakan bertujuan untuk membuat 10 ‘Bali baru’ di Indonesia.
◦ Upaya yang dilakukan :
◦ menciptakan manajemen terpadu atau ‘destinasi tunggal, pengelolaan tunggal’, seperti Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) dan Badan Otoritas Pariwisata (BOP).

◦ Kebijakan Bebas Visa di Indonesia


◦ Pemerintah menawarkan fasilitas bebas visa bagi sejumlah negara.
Tinjauan Perencanaan Destinasi
Pariwisata
◦ Setiap destinasi harus memiliki perencanaan pariwisata.
◦ Perencanaan yang baik dan penelitian yang mendukung perlu dilakukan untuk mencapai visi destinasi
dan tujuan pariwisata.

◦ tiga kerangka waktu perencanaan Organisasi Pengelola Destinasi Pariwisata (DMO), yaitu:
◦ Jangka panjang (10 tahun atau lebih),
◦ Jangka menengah (2-5 tahun),
◦ Jangka pendek (1 tahun).
Mengapa Perencanaan diperlukan?
◦ Pengembangan pariwisata memiliki dampak negatif dan positif
◦ Pariwisata lebih kompetitif dari sebelumnya dan terjadinya peningkatan yang cepat dalam promosi
destinasi pariwisata.
◦ Pariwisata merupakan fenomena yang lebih rumit daripada yang diperkirakan.
◦ Pariwisata telah merusak banyak sumber daya alam dan budaya.
◦ Pariwisata memengaruhi setiap orang dalam masyarakat. Karena itulah semua orang yang terlibat dalam
pariwisata sebaiknya berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.
◦ Laju pembangunan pariwisata sangat cepat di seluruh dunia dan di masing-masing negara.
Hasil yang Diinginkan dari Proses
Perencanaan Destinasi Pariwisata
Menciptakan yang diinginkan Menghindari yang tidak diinginkan

◦ Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan ◦ Friksi dan kompetisi yang tidak diperlukan


◦ Kesadaran tinggi dari komunitas akan manfaat pariwisata ◦ Sikap permusuhan dan ketidakramahan dari penduduk
◦ Kesan yang jelas dan positif dari wilayah sebagai sebuah ◦ lokal kepada pengunjung

◦ destinasi pariwisata ◦ Kerusakan dan perubahan permanen yang tidak diinginkan

◦ Organisasi pariwisata yang efektif ◦ dari alam dan sumber sejarah


◦ Kehilangan identitas budaya
◦ Kerjasama tingkat tinggi antar organisasi pariwisata dan
◦ Kehilangan saham
◦ bisnis
◦ Pemberhentian acara dan festival lokal
◦ Program pemasaran efektif, tanda pengarah dan informasi
◦ Kepadatan berlebihan, kemacetan, dan masalah lalu lintas
◦ pariwisata
◦ Polusi
◦ Musim liburan yang tinggi
Mengadaptasi yang
Mengidentifikasi Pendekatan Alternatif:
tidak terduga
◦ Pemasaran ◦ Kondisi ekonomi umum
◦ Pengembanan ◦ Pasokan energi dan situasi permintaan
◦ Organisasi pariwisata ◦ Nilai dan gaya hidup
◦ Kesadaran komunitas akan pariwisata ◦ Prestasi dari industri lokal
◦ Bantuan jasa dan aktivitas ◦ Perundangan dan Peraturan pemerintah
◦ Transportasi dan infrastruktur ◦ Kemajuan teknologi
Mengelola Keunikan:
◦ Budaya lokal dan struktur sosial serta tradisi
◦ Arsitektur lokal dan warisan
◦ Monumen dan /landmark/ historis
◦ Festival, pertunjukan dan aktivitas lokal
◦ Keistimewaan alam dan sumber daya
◦ Taman dan area olahraga luar ruangan
Manfaat Perencanaan Pariwisata
◦ Arah masa depan yang jelas
◦ Perhatian dan penekanan yang lebih besar pada pariwisata
◦ Visi dan tujuan bagi pariwisata
(Adanya ketetapan tujuan bagi destinasi untuk mencapai target dalam jangka waktu tertentu)
◦ Identifikasi peluang
(Strategi khusus dan peluang pengembangan diidentifikasi untuk meningkatkan dan memperbaiki pariwisata pada destinasi).
◦ Kepemilikan perencanaan bersama
(Jika proses perencanaan dilakukan secara terbuka dengan pelibatan dan kontribusi dari semua pemangku kepentingan, akan
ada perasaan kepemilikan bersama dalam perencanaan)
◦ Pedoman Implementasi dan evaluasi
(Proses perencanaan menghasilkan langkah-langkah untuk implementasi dan langkah-langkah untuk menilai efektivitas
rencana tersebut) .
Proses Perencanaan Pariwisata
◦ Menetapkan tujuan (identifikasi kawasan destinasi dengan potensi terbesar, serta tujuan dan strategi
atas tindakan tersebut)
◦ Penelitian
◦ Konsep (Pada tahap ini masyarakat lokal, pengembang, pemerintah, swasta, dan para profesional
memeriksa data temuan dan kesimpulan).
◦ Rekomendasi (Bagaimana membuat fungsi sistem pariwisata menjadi lebih lancar dan lebih produktif)
Dampak Negatif Destinasi Pariwisata
yang Tidak Terencana
◦ Dampak yang muncul apabila tidak dilakukan perencanaan yang baik antara lain:
◦ Konsekuensi negatif pada aspek sosial dan juga lingkungan akibat pertumbuhan pariwisata yang tidak
terencana
◦ Kesalahan pembangunan destinasi pariwisata oleh Organisasi Pengelola Destinasi Pariwisata (DMO)
◦ Kesulitan pencapaian target ekonomi
◦ Pertumbuhan sektor pariwisata yang tidak terarah.

Anda mungkin juga menyukai