Anda di halaman 1dari 12

MODEL PEMBELAJARAN

KOLABORATIF SEBAGAI
IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR
KONTRUKTIVISME
Oleh Baiq Esi Febrianti
PENDAHULUAN
• Teori Belajar Kontruktivisme
• Model Pembelajaran Kolaboratif
• Collaboration sebagai keterampilan pendidikan abad-21
PEMBAHASAN
Pembelajaran Kolaboratif dan Teori Kontruktivisme
Dalam teori konstruktivisme, pembelajaran bukanlah sebuah proses
mentransfer ilmu, tapi perlu dibangun atau constructed sendiri oleh peserta
didiknya. Dengan begitu, pusat pembelajaran harus bisa dilakukan secara
mandiri dan kelompok oleh para peserta didik. Guru ataupun pendidik yang
ada di dalam teori konstruktivisme hanya berperan sebagai fasilitator saja. Hal
inilah yang menyebabkan teori belajar ini melahirkan banyak sekali
pendekatan, model, dan juga metode pembelajaran yang berbasis student-
centered atau berpusat pada peserta didik.
PEMBAHASAN
Model Pembelajaran Kolaboratif juga didukung oleh Teori Belajar lain,
seperti Kognitif, kontruktivisme sosial, dan Motivasi.
RANAH PEMBELAJARAN
KOLABORATIF
• Kompetensi
• Implementasi/Aksi
• Model Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN
KOLABORATIF
Menurut Reid (2004) dalam menggembangkan collaborative learning ada
lima tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Engagement
2. Exploration
3. Transformation
4. Presentation
5. Reflection
JENIS PEMBELAJARAN KOLABORATIF

• Learning Together • Student Team Achievement


Divisions (STAD)
• Teams-Games-Tournament
(TGT) • Complex Instruction (CI)
• Group Investigation (GI) • Team Accelerated Instruction (TAI)
• Cooperative Learning Stuctures
• Academic-Constructive (CLS)
Controversy (AC)
• Cooperative Integrated Reading
• Jigsaw Proscedure (JP) and Composition (CIRC)
STUDY KASUS
Dalam pembelajaran kolaboratif case study ini dapat dilakukan dengan
cara membentuk sejumlah grup yang masing-masingnya meneliti case
study yang berbeda-beda, akan tetapi dengan tingkat kesulitan yang
serupa. Kemudian diberikan waktu selama 10 hingga 15 menit untuk
tiap grup guna melakukan diskusi dan bedah case study bersama
anggota grup. Lalu, tunjuk satu orang dari tiap grup untuk
mempresentasikan hasil diskusi case study.
Pembelajaran Berkelompok
Pembelajaran kolaboratif tidak dapat berhasil tanpa adanya
pembelajaran perkelompok. Setiap grup ini umumnya terdiri dari
maksimal 5 orang. Hal itu dilakukan supaya materi yang disampaikan
perkelompok dapat mudah dipahami secara optimal. Walaupun secara
berkelompok, sebaiknya instrumtur selalu menghitung performa
individu dan menggabungkan dengan peforma kelompok
Problem Solving
Bila masalah hanya ditanggung oleh seorang diri, dapat
dipastikan bahwa solusi yang dihasilkannya tidak akan bida
secara optimal, dan bahkan dapat saja keliru. Sebabnya
sangat disarankan untuk menyelesaikan masalah bersama
teman lainnya atau problem solving.
PENUTUP
Model pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu implementasi teori belajar
kontruktivusme. Selain itu, model pembelajaran ini juga didukung oleh teori belajar
kognitif, kontruktivisme sosial, dan teori belajar motivasi. Model pembelajaran kolaboratif
merupakan salah satu cara mengembangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta
didik abad-21, yaitu communication, critical thinking, collaboration, dan creativity.
Dengan demikian model pembelajaran kolaboratif penting untuk diterapkan oleh guru di
dalam kelas guna meningkatkan keaktivan, sikap kerjasama, dan saling menghargai, antar
peserta didik. Model pembelajaran ini juga dapat membantu peserta didik dalam
mengungkapkan ide-ide atau pendapat yang dimiliki serta meningkatkan kompetensi
sosial peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai