Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK ICRA

- MULYANTO NUR - TJUT JESSY F.

- BINTANG NUR H. - TJUT JESSY F.


- TIARA ISRA W. - RENI
KURNIATI
- NUR BAETI SUSANTI - NISA ERLIANTI
KASUS NO 5

Tn M 64 tahun dengan CVA, riwayat DM+HT, MRS tgl 19 Jan, dipasang


kateter urin tgl 27 Jan, tgl 9 Feb hasil kultur urin tidak ada pertumbuhan
kuman. Tanggal 12 Feb dilakukan penggantian kateter urin dengan kateter
silikon nomer 18. Suhu pasien 38,4°C, hasil kultur urin tgl 16 Feb terdapat
kuman Pseudomonas aeruginosa >105/cc. Pasien mendapat AB tripenem
dan fosfomycin. Kateter urin dilepas tgl 20 Feb
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

no Jenis Masalah keperawatan Kriteria luaran Rencana intervensi keperawatan


HAis
5 ISK Hipertermia b/d proses Setelah dilakukan - Observasi tanda-tanda vital ( Suhu
penyakit (infeksi) tindakan tubuh)
keperawatan 2 x 24 - Monitor keluarn urine
jam tingkat infeksi - Monitor komplikasi akibat
DS:- menurun : hipertermia
DO: Dengan kriteria - Sediakan lingkungan yang dingin
hasil - Lakukan pendinginan eksternal
• Suhu 38,4
( kompres )
• Terpasang cateter urine 1. Deman (-) - Anjurkan tirah baring
• Hasil kultur urine 16 Feb 2. Hasil lab normal - Kolaborasi pemberian cairan dan
terdapat kuman elektrolit intravena / antibiotic jika
pseudomonas perlu
aeruginosa>105/cc - Hand hygine 5 moment
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

No Jenis HAis Masalah Keperawatan Kriteria Luaran Rencana Intervensi Keperawatan

5
ISK Risiko infeksi Tingkat Infeksi menurun Pencegahan Infeksi (.14539)
(L.14137) setelah Observasi
dilakukan tindakan
DS:- keperawatan 3x24 jam Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

DO: Dengan Kriteria Hasil : Terapeutik


Batasi jumlah pengunjung Berikan perawatan kulit
• Suhu 38,4 1. Demam menurun pada area edema Cuci tangan sebelum dan sesudah
2. Hasil Lab Normal kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
• Terpasang cateter Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi

urine Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara
• Hasil kultur urine 16 mencuci tanga dengan benar • Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Feb terdapat kuman Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi Anjurkan
pseudomonas meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi:
aeruginosa>105/cc
Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu
KASUS NO 6

Pasien Tn.W 41 thn, MRS tgl 25 Januari dgn appendicitis acute (tanpa
komplikasi), dilakukan appendicectomy tgl 27 Januari, lama operasi 40
menit, px mendapat terapi antibiotik ceftriaxon pada tgl 24-30 Januari,
dilanjutkan cefixime oral 3x100 mg. Px KRS tgl 30 Januari, kontrol di poli
tgl 3 Februari dgn keluhan nyeri di luka post op, tidak demam.. Luka
dirawat oleh dokter, terdapat cairan eksudat purulen di superfisial, hasil
kultur terdapat E.coli sensitif terhadap amikacin, gentamycin, meropenem,
ertapenem, doripenem, fosfomycin.
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

no Jenis Masalah keperawatan Kriteria luaran Rencana intervensi keperawatan


HAis
6 IDO Resiko Infeksi Setelah dilakukan • Edukasi : jelaskan tanda dan gejala
perawatan selama infeksi, ajarkan cara HH, cara
Ds: terdapat cairan eksudat 3x24 jam infeksi memeriksa kondisi luka atau luka
purulent di superfisial menurun, dengan operasi, anjurkan meningkatkan
kriteria hasil: asupan nutrisi dan cairan
Do: hasil kultur terdapat • Kolaborasi untuk pemberian AB
e.coli terhadap amikacin, - tidak terdapat yang tepat.
gentamycin, meropenem, cairan eksudat
ertapenem, doripenem, dan purulent pada luka
fosfomycin operasi
- hasil lab normal
KASUS NO 12

Ny.O 90 th MRS tgl 12 Feb dengan Alzhaimer + KU lemah, dilakukan pemasangan CVC
tgl 19 Feb Pasien mendapat terapi novalgin, dumin, lasix, aminofluid, dopamin, KCl, NaCl
3%, transfusi PRC. Sejak MRS pasien demam dengan suhu 37°C s/d 37,9°C. Tgl 26 Feb
suhu pasien meningkat 38,4°C. Terapi AB vipime tgl 12 Feb s/d 26 Feb, dilanjutkan dengan
meronem mulai tgl 26 Feb. Hasil kultur darah tgl 27 Feb tidak ada pertumbuhan kuman.
CVC dilepas tgl 28 Feb, kultur ujung CVC ditemukan Klebsiella pneumoniae ESBL sensitif
terhadap cefoperazone - sulbactam, amikacin, meropenem, fosfomycin, piperacillin-
tazobactam.
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

No Jenis HAis Masalah Keperawatan Kriteria Luaran Rencana Intervensi Keperawatan

12
BSI 1. Risiko infeksi b/d : Tingkat Infeksi menurun Pencegahan Infeksi (.14539)
Sistem kekebalan tubuh (L.14137) setelah Observasi
(sepsis) Adanya MO pathogen dilakukan tindakan
Respon inflamasi sistemik keperawatan 3x24 jam Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

Dengan Kriteria Hasil : Terapeutik


Batasi jumlah pengunjung Berikan perawatan kulit
1. Demam menurun pada area edema Cuci tangan sebelum dan sesudah
2. Kemerahan menurun kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
3. Nyeri menurun
Edukasi
4. Bengkak menurun • Jelaskan tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara
5. Kadar sel darah putih mencuci tanga dengan benar • Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
membaik
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi Anjurkan
meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian Antibiotik, jika perlu
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

No Jenis HAis Masalah Keperawatan Kriteria Luaran Rencana Intervensi Keperawatan

BSI
12 2. Penurunan curah jantung Curah Jantung meningkat (L.02008) Perawatan Jantung I.02075
setelah dilakukan tindakan Observasi
b/d Hipovolemia keperawatan selama 3x24 jam Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan, edema,
(sepsis) Dengan kriteria Hasil :
1. Kekuatan nadi perifer meningkat 2.
ortopnea, PND, peningkatan CVP).
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi: peningkatan berat badan,
Ejection fraction (EF) meningkat hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat) Monitor
3. Palpitasi menurun tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu) Monitor intake dan output cairan
4. Lelah menurun Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama Monitor saturasi oksigen Monitor keluhan
5. Pucat/sianosis menurun nyeri dada (mis: intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presipitasi yang mengurangi nyeri) • Monitor EKG 12
6. Paroximal nocturnal dyspnea (PND) sadapan Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) Monitor nilai laboratorium jantung (mis:
menurun elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro-BNP) Monitor fungi alat pacu jantung Periksa tekanan darah dan
7. Ortopnea menurun frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
8. Batuk berkurang pemberian obat (mis: beta blocker, ACE Inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapeutik :
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman Berikan diet
jantung yang sesuai (mis: batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermitten, sesuai indikasi Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup sehat Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >
94%
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap Anjurkan
berhenti merokok Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke program rehabilitasi jantung
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

Kriteria Luaran Rencana Intervensi Keperawatan


No Jenis HAis Masalah Keperawatan

12 BSI Termoregulasi membaik Observasi


Hipertermia b/d
(sepsis) (L. 14134) setelah dilakukan Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, terpapar
Proses Infeksi tindakan keperawtan 1x24 lingkungan panas, penggunaan inkubator) Monitor suhu tubuh
jam Dengan kriteria hasil : Monitor kadar elektrolit
1 . Menggigil menurun Monitor haluaran urin
2. Suhu tubuh membaik Monitor komplikasi akibat hipertermia
3. Suhu kulit membaik Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih) Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
KASUS NO 17

Tn. JR 50 tahun dengan dengue+malaria parasitenia+oedem paru+GGA


masuk ICU dan dipasang ventilator tgl 17-27 Februari. Tgl PEEP FiO2 Suhu
Leukosit Ab Spec Org Sputum 17/2 8 60% 368 -373 10070 - Spt Neg
Nonpur 18/2 5 50% 367 -375 12450 - - - Nonpur 19/2 9 80% 378 -385
12890 Meronem Spt E.faecium Purulen 20/2 8 80% 374 -388 13880
Meronem - - Purulen 21/2 7 70% 376 -38 14060 Meronem - - Purulen
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

no Jenis Masalah keperawatan Kriteria luaran Rencana intervensi keperawatan


HAis
17 VAP Pola nafas tidak efektif (D.0005)
DS:
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan
Dukungan ventilasi (I.01002)
Observasi
- keperawatan selama 1x24 jam, • Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
DO: pola nafas membaik. (L.01004). • Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan
Pasien dengan penggunaan alat bantu nafas Kriteria hasil: • Monitor status respirasi dan oksigenasi (misal frekuensi dan
( ventilator) • Dispnea menurun kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas
Suhu 38,5C • Penggunaan otot bantu nafas tambahan, saturasi oksigen)
FIO2 80% menurun Terapeutik
PEEP 9 • Pemanjangan fase ekspirasi • Pertahankan kepatenan jalan nafas
Leukosit 12890 menurun • Berikan posisi semifowler atau fowler
Sputum Purulen • Pernafasan cuping hidung • Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin • Berikan
Hasil kultur Organisme : E. Faecium menurun oksigenasi sesuai kebutuhan (misal nasal kanul,simple masker,
• Frekuensi nafas membaik masker rebreathing atau non rebreathing)
• Kedalaman nafas membaik • Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
• Ajarkan melakukan teknik relaksasi nafas dalam
• Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

no Jenis Masalah keperawatan Kriteria luaran Rencana intervensi keperawatan


HAis
17 VAP Hipertermia (D.0130) Tujuan : Setelah Manajemen hipertermia (I.15506)
DS:- diberikan tindakan Observasi
keperawatan selama 3
DO: jam, termoregulasi • Monitor suhu tubuh Terapeutik
membaik. (L.14134)
• Suhu 38,5C • Lakukan pendingin eksternal (blanked,
Kriteria hasil : kompres)
• Kulit merah,hangat
• Kejang  Menggigil menurun • Longgarkan/lepaskan pakaian Edukasi
 Kulit merah
• Anjurkan tirah baring Kolaborasi
• Takikardi menurun
 Takikardia menurun • Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
 Takipnea menurun intravena/antipiretik
 Suhu tubuh
membaik
 Suhu kulit membaik
 Pengisian kapiler
membaik
 Ventilasi membaik
 Tekanan darah
membaik
P E N E T A P
A N IN T E R V E N S IH A is

no Jenis Masalah keperawatan Kriteria luaran Rencana intervensi keperawatan


HAis
17 VAP Risiko Infeksi (D.0142 Tujuan : Setelah Pencegahan infeksi (I.14539)
DS: - diberikan tindakan Observasi
keperawatan selama 3
DO: x24 jam, tingkat infeksi • Monitor tanda dan gejala infeksi
menurun. (L.14137) local/sistemik
 Suhu 38,5C
 Leukosit 12890 Kriteria hasil : Terapeutik
 Sputum Purulen  Demam menurun • Batasi jumlah pengunjung
 Hasil kultur Organisme : E.  Sputum berwarna
Faecium hijau menurun • Berikan perawatan kulit pada area edema
 Drainase purulent • Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
 Kadar sel darah putih • Pertahankan teknik aseptic pada pasien
membaik
berisiko tinggi
 Kultur darah, urine,
sputum, area luka, Edukasi
feses membaik
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai