Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

RSU SURYA HUSADHA

APENDISITIS AKUT

1. Pengertian (Definisi) Proses keradangan akut pada appendiks vermifornis.


Merupakan kasus abdomen akut yang paling sering terjadi,
yang panjangnya kira-kira 10 cm (4 inchi), melekat pada
sekum tepat di bawah katup ileosekal.

2. Anamnesis
a. Pemeriksaan Fisik - Adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana
dinding perut tampak mengencang (distensi)
- Nyeri tekan Mac burney
- Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat /
tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut
semakin parah (psoas sign)

b. Pemeriksaan - Pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan


Penunjang adalah kenaikan dari sel darah putih (leukosit) hingga
sekitar 10.000 18.000/mm3
- Rontgen abdomen
- USG

3. Masalah Sebelum operasi:


Keperawatan - Nyeri akut abdomen
- Hipertermi
- Risiko kekurangan volume cairan
- Ansietas

Setelah operasi:
- Risiko tinggi terhadap infeksi
- Nyeri akut

4. Diagnosa Sebelum operasi:


Keperawatan - Nyeri akut abdomen b.d peningkatan intra lumen yang
menyebabkan distensi jaringan usus
- Hipertermi b.d respon inflamasi terhadap aktivitas bakteri
pada apendik
- Risiko kekurangan volume cairan b.d mual, muntah
- Ansietas b.d perubahan status kesehatan

Setelah operasi:
- Risiko tinggi terhadap infeksi b.d terdapat bekas operasi
di daerah perut kanan bawah
- Nyeri akut b.d adanya luka insisi bedah

1
5. Intervensi Sebelum operasi:
Keperawatan - Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri
- Kompres hangat
- Kontrol cairan masuk dan keluar (balance cairan)
- Kontrol TTV terhadap suhu, frekuensi nadi, hipotensi
secara teratur tiap 4 jam
- Kaji tingkat ansietas pasien
- Jelaskan tentang diagnosa dan prosedur pembedahan
sesuai kebutuhan

Setelah operasi:
- Lakukan perawatan luka dengan prinsip aseptik
- Kaji skala nyeri
- Observasi tanda-tanda infeksi pada area sekitar luka
6. Implementasi Sebelum operasi:
Keperawatan - Mengkaji dan mencatat kualitas, lokasi dan durasi nyeri
- Memberikan kompres hangat
- Mengontrol cairan masuk dan keluar (balance cairan)
- Kontrol TTV terhadap suhu, frekuensi nadi, hipotensi
secara teratur tiap 4 jam
- Mengkaji tingkat ansietas pasien
- Menjelaskan tentang diagnosa dan prosedur pembedahan
sesuai kebutuhan

Setelah operasi:
- Melakukan perawatan luka dengan prinsip aseptik
- Mengkaji skala nyeri
- Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada area sekitar luka

7. Evaluasi Sebelum operasi:


Keperawatan - Skala nyeri < 3
- Suhu tubuh dalam batas normal (36-370C)
- Balance cairan 500 ml/ 24 jam
- Pasien tenang dan tidak cemas

Setelah operasi:
- Infeksi tidak terjadi
- Skala nyeri < 3

8. Informasi dan Penjelasan tentang penyakitnya, rencana terapi, rencana


Edukasi tindakan operasi, tujuan, resiko, dan komplikasi yang
mungkin terjadi

9. Discharge - Jadwal kontrol


Planning - Obat yang diminum dirumah
- Menjaga kebersihan daerah luka operasi

10. Penelaah Kritis Kepala Tim

11. Kriteria pulang - Hari rawat sesuai Clinical Pathway (3 hari/ hari H saat

2
operasi + 2 hari post op)
- Suhu axilla < 37.50 C
- Luka post op tidak infeksi
- Skala nyeri < 3

12. Kepustakaan Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC :


Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah, Volume 2. EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Ed.3. EGC: Jakarta.
Nanda.2012. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai