Anda di halaman 1dari 25

Materi kuliah ke-3

PEMILIHAN
SISTEM PENAMBANGAN
Pemilihan Sistem Penambangan

 Aturan utama :
KESERASIAN/KESESUAIAN

Dalam memilih/menentukan Sistem


penambangan adalah KESERASIAN kondisi
lapangan terhadap sifat-sifat alam yang
heterogen (keadaan geologi, keadaan
lingkungan dll) dari endapan/deposit mineral
yang akan di tambang
Tujuan :
 Sebagai kerangka pembatas terhadap :
1. segi keamanan
2. penentuan teknologi
3. pertimbangan ekonomi

 Agar prinsip ekonomi dapat tercapai yaitu : memberikan


biaya terendah serta memperoleh keuntungan yang
maksimal
Faktor dalam Pemilihan
Sistem Penambangan
• Sifat Keruangan Endapan BG :
- ukuran (tinggi, tebal)
- bentuk (tanular, lentikular, masif,
irregular)
- posisi (miring, mendatar, tegak)
- dalam (nisbah pengupasan)
• Kondisi Geologi dan Hidrologi :
- mineralogi dan petrologi (sulfida /
oksida)
- komposisi kimia (utama dan
sampingan)
- struktur endapan (lipatan, patahan,
diskontinu)
- keseragaman mineral
- kondisi air tanah/hidrologi
 Sifat Geomekanik Batuan dan Tanah :
- sifat elastik (kekuatan, modulus elastik,
koefisien Poisson dll)
- perilaku plastis/visko elastik (flow, creep)
- keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
- konsolidasi, kompaksi dan kompeten
- sifat fisik (bobot isi, porositas, permeabilitas)
 Pertimbangan Keekonomian :
- cadangan (tonase dan kadar)
- produksi
- umur tambang
- produktivitas peralatan
 Faktor Teknologi :
- perolehan tambang (Mining Recovery)
- pemilihan peralatan
- fleksibilitas metode penambangan
terhadap perubahan keadaan
- cara untuk memisahkan bijih dan waste
- konsentrasi/penyebaran suatu kegiatan
- investasi, sdm dan intensitas alat
mekanis
 Faktor Lingkungan dan Regulasi :
- amdal kesesuaian dg Tata Ruang/Wilayah
- kontrol keadaan bawah tanah
- penurunan permukaan tanah (subsiden)
- kontrol atmosfir udara
- kekuatan pekerja/SDM (pelatihan, K3, base camp)
- kebijakan Pemda setempat (penentuan pit bottom)
- regulasi/peraturan pemerintah (UU No 41/1999)
Konsep Memilih Sistem Penambangan

 Konsep Konvensional (Kedalaman)


1. jika letak endapan BG “dangkal” maka ditentukan
sistem tambang terbuka
2. jika letak endapan BG “dalam” maka ditentukan
tambang dalam
 Konsep Keekonomian (Keuntungan)
1. cut off grade (COG)
2. Break Even Stripping Ratio (BESR)
Cut Off Grade (COG)

Ada dua pengertian :


1. Kadar “TERENDAH” dari endapan BG yang masih
memberikan keuntungan bila endapan ditambang
2. Kadar “RERATA TERENDAH” dari endapan BG yang
masih memberikan keuntungan bila endapan
ditambang
Cut Off Grade akan menentukan batas-batas cadangan, sehingga
dapat dihitung besarnya cadangan, yang berakibat umur produksi
semakin lama (bila produksi tetap !)

Pengertian COG yang pertama : tidak diperlukan suatu proses


pencampuran (blending) endapan BG

Pengertian COG yang kedua : diperlukan suatu proses pencampuran

Persamaan Pencampuran = (A.a+B.b+C.c…n) / (A+B+C+..n)


A = jumlah berat/tonase BG di lokasi A dg a (kadarnya)
B = jumlah berat/tonase BG di lokasi B dg b (kadarnya)
C = jumlah berat/tonase BG di lokasi C dg c (kadarnya)
Break Even Stripping Ratio
(BESR)
• Pengertian BESR :
perbandingan antara biaya penggalian/penambangan
BG terhadap biaya pengupasan lapisan tanah penutup

Untuk memilih Sistem Penambangan digunakan BESR-1


(Overall Stripping Ratio) :

= (Underground Cost/ton ore – Open Pit Cost/ ton ore) :


(Open Pit Stripping Cost/ ton waste)
Kesimpulan BESR-1

 BESR-1 > 1 : Sistem Tambang Terbuka


 BESR-1 = 1 : Sistem Tamka atau Tamda
 BESR-1 < 1 : Sistem Tambang Dalam
Economic Stripping Ratio (BESR-2)
 BESR-2 ditentukan setelah sistem
penambangannya Tambang Terbuka
 Tujuannya : dalam rangka pengembangan
rencana penambangan setiap tahap/blok
 BESR-2 =
(Nilai BG/ton ore-Biaya Produksi/ton ore) :
(Biaya Pengupasan/ton waste)
BESR-2 digunakan untuk menentukan
maksimal berapa tonase waste/OB
yang dikupas/disingkirkan agar dapat
memperoleh satu tonase ore/BG, agar
tahap penambangan ini masih
memberikan keuntungan yang
maksimal.
Stripping Ratio (SR)

 Pengertian SR :
perbandingan antara jumlah waste/OB yang
diambil/disingkirkan untuk memperoleh satu
tonase ore/BG sampai pada batas pit limit.

SR = (jumlah waste/OB BCM) : (jumlah


Ore/BG ton)
Contoh SR :
Diketahui :
Biaya Produksi pada Tamda : $ 8/ton ore
Biaya Produksi pada Tamka : $ 2 / ton ore
Biaya pengupasan waste/OB : $ 0.5 / ton waste
Bila SR = 1: 5 Tentukan sistem penambangan ?

BESR -1 = ($8/t ore-$2/t ore) / (5 ton waste/1 t ore x $0.5/ton


waste)
BESR-1 = ($6/ton ore) / ($2.5/ton ore)
= 2,4 (TAMKA)
Contoh kasus :

 Diketahui suatu cebakan endapan BG dimana


waste/OB sebanyak 100 juta ton, demikian juga
jumlah ore/BG sebanyak 10 juta ton.
Tentukan biaya pengambilan ore/BG apabila biaya
pengupasan OB sebesar Rp 1.000 /ton
waste/OB ?
Jawaban :
SR = (100 jt ton waste/OB) / (10 jt ton ore/BG)
= 10 ton waste /1 ton ore
Biaya Pengupasan per ton ore = (10 ton waste/1 ton
ore) x (Rp 1000/ ton waste) = Rp 10.000 / ton ore
Biaya Pengambilan ore = 10 jt ton ore x Rp 10.000 /
ton ore
= Rp 100 milyar
Kasus Tanpa Pencampuran :

 Diketahui perlapisan suatu endapan Bijih besi Fe2O3 :


- Lapisan pertama OB sebanyak 15 juta ton
- Lapisan kedua sebanyak 5 juta ton dg kadar 50-55% Fe2O3
- Lapisan ketiga sebanyak 5 juta ton dg kadar 55-60% Fe2O3
- Lapisan keempat sebanyak 1 juta ton dg kadar >60% Fe2O3
- Lapisan paling bawah Bedrock
 Tentukan SR bila diketahui data-data
sbb :
1. kadar COG-1 = 60% Fe2O3
2. kadar COG-2 = 55% Fe2O3
3. kadar COG-3 = 50% Fe2O3
Penyelesaian :
 Bila COG-1 = 60%
Ore = 1 juta ton
OB = 15+5+5= 25 juta ton
SR-1 = (25)/(1) = 25:1
 Bila COG-2 = 55%
Ore = 1+5 = 6 juta ton
OB = 15+5 = 20 juta ton
SR-2 = (20)/(6) = 3,3 : 1
 Bila COG-3 = 50%
Ore = 1+5+5 = 11 juta ton
OB = 15 juta ton
SR-3 = (15)/(11) = 1,4 : 1
 Dengan menurunkan COG maka desain tambang akan
berubah.
 Ada kemungkinan dengan menurunkan COG keuntungan
tidak bertambah krn dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.
 COG yang rendah banyak memerlukan biaya pengolahan,
tetapi pada umumnya menurunkan COG keuntungan akan
bertambah
 Bila COG diturunkan maka prosen recoveri akan naik tetapi
belum tentu mendatangkan keuntungan, maka perlu adanya
kompromi antara desain tambang dengan pihak pengolahan.
 Pada akhirnya hasil suatu penambangan hendaknya
mempunyai kadar rata-rata yang konstan, krn bila kadar tdk
stabil akan menyulitkan unit pengolahan setiap kali akan
selalu berubah dlm penggunaan reagen dan peralatannya.
 To be continue……….

Anda mungkin juga menyukai