KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA Skema Sertifikasi : Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung Utama Kualifikasi : Teknisi/Analis Jenjang 6 Nama Asesi : SILMY ALFARIZI NIK Asesi : 3374041003000001 FOTO ASESI Tgl. Asesmen : 24 Februari 204 TUK : FT USM Nama Asesor : 1. AGUS MULDIYANTO, ST, MT 2. Dr. Purwanto, ST, MT PETUNJUK / INSTRUKSI • Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Pengawas Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung Utama • Materi yang disampaikan singkat dan padat • Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai pendukung dalam presentasi anda • Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit • Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi SUBSTANSI PRESENTASI • Substansi yang harus disampaikan antara lain: • Penerapan SMK3-L dan Komunikasi di tempat kerja • Pengawasan Pekerjaan Bowplank pada Struktur Bangunan Gedung • Pengawasan Pekerjaan Struktur Bawah Bangunan Gedung • Pengawasan Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung • Pengawasan Pekerjaan Rangka Atap Bangunan Gedung • Membuat Laporan Hasil Pengawasan Penerapan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (SMK3L) • Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum) adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum. • Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi. • Selain melindungi pekerja dari potensi bahaya di lingkungan kerja, penerapan aturan K3 ini dapat meningkatkan efektifitas dan menjaga aktivitas produksi perusahaan. Pengaturan K3 berlangsung di berbagai negara, dengan pedoman yang diberlakukan oleh masing-masing otoritas. Jadi penerapan aturan ini bersifat normatif dan harus dipatuhi setiap perusahaan. Pengawas harus memeriksa/melakukan pengecekan terhadap pihak kontraktor apakah sudah melaksanakan peraturan perundang-undangan, sistem manajemen mutu (SMM), dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkunga (SMK3L) yang diperlukan dalam pengawasan struktur bangunan gedung. Contoh penerapan SMK3L Menyediakan peralatan dan perlengkapan guna penunjang penerapan SMK3L 1. Peralatan : helm pengaman, kacamata pengaman (safety glass), masker, pelindung wajah (face shield), sarung tangan, sepatu pelindung (safety shoes), rompi, dll. 2. Perlengkapan : perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), form identifikasi bahaya, resiko dan pecegahannya. Kegiatan komunikasi K3 adalah sebuah proses yang melibatkan pertukaran informasi dan pesan-pesan terkait keselamatan dan kesehatan kerja antara seluruh pihak yang terlibat di tempat kerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerja memiliki pemahaman yang sama tentang risiko dan bahaya di lingkungan kerja serta cara mengelolanya dengan aman dan benar. Komunikasi K3 sangatlah penting karena dapat membantu dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan meningkatkan kesadaran seluruh pekerja terhadap risiko dan bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja. Selain itu, komunikasi juga dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas pekerja karena mereka merasa dihargai dan dianggap penting oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menjalankan komunikasi K3 yang efektif di tempat kerja: 1. Bersosialiasi terhadap pentingnya program K3 kepada seluruh pekerja yang ada didalam perusahaan tersebut. 2. Memfasilitasi saluran komunikasi terhadap seluruh karyawan supaya bisa memberikan masukan, saran atau tanggapan terkait penerapan K3 didalam perusahaan tersebut. 3. Menggunakan teknologi guna menyalurkan pengetahuan pentingnya K3 didalam perusahaan tersebut. 4. Menyelenggarakan pertemuan guna membahas permasalahan terkait K3 yang ada di dalam perusahaan tersebut. Pengawasan pekerjaan bouplank pada struktur bangunan gedung Syarat pembuatan bouplank 1. Posisi bouwplank haruslah tetap utuh meskipun terkena ganggunan cuaca seperti hujan, jangan sampai rusak karena tertimpa atau tersinggung oleh pekerja. 2. Bouwplank hendaklah diletakkan pada jarak yang cukup dari posisi penggalian tanah untuk pondasi. 3. Bouwplank harus mampu menunjukkan titik titik batas pada bangunan. 4. Sisi bagian atas bowplank mestinya ada di satu bidang dengan papan bowplank jika di lihat horizontal (sejajar). 5. Letak bouwplank harus selalu sama dan seragam agar arah hadapnya tertuju ke dalam batas bangunan. Pengawasan pekerjaan struktur bawah bangunan gedung Pengawasan pekerjaan struktur bawah bangunan gedung meliputi 1. Memeriksa kesiapan pekerjaan struktur bawah bangunan gedung; 2. Memeriksa mutu bahan, peralatan dan ijin kerja yang diajukan pelaksana untuk pekerjaan struktur bawah bangunan gedung; 3. Mengawasi proses pekerjaan pondasi dangkal sebuah gedung; 4. Mengawasi pekerjaan footing, sloof/tie beam, dan dinding penahan tanah; dan 5. Mengevaluasi hasil pekerjaan struktur bawah bangunan gedung Pengawasan pekerjaan struktur atas bangunan gedung Pengawasan pekerjaan struktur atas bangunan gedung meliputi: 1. Memeriksa kesiapan pekerjaan struktur atas bangunan gedung; 2. Memeriksa mutu bahan, peralatan dan ijin kerja yang diajukan pelaksana untuk pekerjaan struktur atas bangunan gedung; 3. Mengawasi proses pekerjaan kolom, balok, pelat, dan tangga yang menggunakan material beton 4. Mengawasi proses pekerjaan kolom, balok, pelat, dan tangga yang menggunakan material baja 5. Mengawasi proses pekerjaan dan perawatan kolom, balok, pelat dan tangga; dan 6. Mengevaluasi hasil pekerjaan struktur atas bangunan gedung. Pengawasan Pekerjaan Rangka Atap Bangunan Gedung Pengawasan pekerjaan rangka atap bangunan gedung meliputi: 1. Memeriksa kesiapan pekerjaan rangka atap bangunan gedung; 2. Memeriksa material, peralatan, dan perlengkapan kerja, yang diajukan pelaksana untuk pekerjaan rangka atap bangunan gedung; 3. Mengawasi proses pekerjaan kuda-kuda, balok gording, rangka ata, dan bresing bangunan gedung; dan 4. Mengevaluasi hasil pekerjaan rangka atap. Membuat Laporan Hasil Pengawasan Berikut merupakan hasil yang dicata setelah melakukan pengawasan pekerjaan pada sebuah gedung: 1. Menganalisis kemajuan pelaksanaan pekerjaan (opname); 2. Menghitung kemajuan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak; 3. Menyusun kelengkapan data untuk proses akhir pengawasan, seperti laporan harian, bulanan ataupun mingguan.