Anda di halaman 1dari 9

Intervensi Non-Klinis

Identifikasi Kasus dan Desain Intervensi


 Dasar-dasar intervensi non klinis, baik pada level individu,
kelompok, komunitas atau system
 Intervensi dalam hal ini merujuk pada bentuk upaya merubah
perilaku, pikiran dan perasaan seseorang
Intervensi  Jika hal tersebut dilakukan dalam konteks komunitas, maka
Non-Klinis intervensi yang dilakukan difokuskan untuk melibatkan
komunitas untuk merubah perilaku, pikiran dan perasaan
komunitas tersebut terhadap masalah yang dihadapi oleh
komunitas
 Menganalisis kebutuhan program intervensi merupakan
langkah awal dan penting sebelum kita menentukan model
intervensi
 Melalui analisis kebutuhan atau needs assessment , perancang
Analisis akan memahami kebutuhan klien atau target sasaran sehingga
nantinya dapat membantu menyelesaikan masalah (ilmu
Kebutuhan : psikologi --- helping professional)

Mengapa  Jika kita melakukan analisis kebutuhan, maka memungkinkan


hasilnya dapat dimanfaatkan oleh individu yang
diberlukan? memerlukannya
 Melalui asesmen, kita mengumpulkan informasi tentang
kesenjangan dan menentukan prioritas dari kesenjangan yang
ada untuk dipecahkan
 Observasi --- pengamatan perilaku individu (sesuatu yang
tampak ; bukan pikiran/ perasaan) secara sistematis (panduan).
Target perilaku menjadi dasar dalam proses observasi dan
metode pencatatannya (checklist, deskripsi)

Model Asesmen  Wawancara ---- proses pengambilan data, tanya jawab ada
peran interviewer dan interviewee, secara sistematis dengan
sebagai Dasar tujuan tertentu

Penentuan  Focus Group Discussion ----- diskusi terarah, setting kelompok

Intervensi  Angket / kuisioner – angket khusus yang diberikan untuk


individu
 Tes tulis ---- soal, essay, dsb nya
 Fokus Wawancara : Persepsi Siswa tentang Pacaran
 Pertanyaan wawancara :
Contoh Model 1. Apa yang Anda ketahui tentang pacaran?
Asesmen 2. Apakah Anda …….?
3. Apakah rekan2 Anda juga……?
 Angket / kuisioner : Pengalaman Mengajar
 Sampai saat ini sudah berapa lama, Bapak / Ibu bekerja sebagai
guru?
Contoh Model a. …. b. ….. C. …..
Asesmen  Apakah dalam melaksanakan tugas, bapak/ibu memiliki
kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki?
a. Sangat sesuai b.sesuai c…. Dst nya
Hasil Asesmen
Identifikasi
Kebutuhan
Intervensi
 Sebelum menantukan metode intervensi yang akan digunakan,
perlu kita perhatikan hasil asesmen / identifikasi permasalahan
yang ada

Metode  Penekanan pada program intervensi harus melihat faktor


pendukung dan faktor resiko ketika di implementasikan
Intervensi  Perancangan program disusun secara sistematis, berdasarkan
hasil analisa kebutuhan
Contoh Kasus dan Metode Intervensi

Kasus Target Intervensi Metode Intervensi

Preventif Kasus Bullying di Sekolah a. Menumbuhkan self esteem a. Psikoedukasi – merupakan metode intervensi
remaja yang paling sering dipilih karena punya bukti
b. Meningkatkan mampu menurunkan factor-factor resiko yang
keterampilan social remaja berhubungan dengan berkembangnya
c. Menumbuhkan sikap masalah perilaku
mencari bantuan jika
menjadi korban bullying
Perilaku Seks Bebas pada Remaja a. Meningkatkan a. Pembentukan konselor sebaya di sekolah
pengetahuan tentang (pemberian pelatihan sebagai konselor)
Kesehatan reproduksi b. Psikoedukasi untuk guru dan orangtua –
remaja parenting skill dalam memahami remaja
b. Meningkatkan
pengetahuan tentang
tumbuh kembang remaja
c. Meningkatkan skill
berkomunikasi dengan
remaja

Anda mungkin juga menyukai