Anda di halaman 1dari 7

AKAD AL-

IBRA
AL-IBRA’
01 Dalam Fiqh mu’amalah dikenal mengenai lunasnya utang, yaitu
dibayar/dilunasi atau dibebaskan

02 Secara teori, istilah al-ibra’ yaitu pembebasan kewajiban

03 al-ibra’ seakar dengan kata al-birr yang arti harfiahnya adalah


perbuatan baik dan kebaika

04 Al-ibra’ secara bahasa adalah bebas (bersih/murni-khalasha atau


kosong-khala), di antaranya bebas dari cela/cacat (salamah min
al-’uyub), bebas dari sifat buruk (di antaranya dusta-al-kidzb), bebas
dari sanksi atau hukuman berat atau ringan (isqath atau tasaquth),
dan bebas dari utang
DASAR HUKUM AL-
IBRA’
Al-Ibra’ Dalam Hukum
al-Baqoroh 280 al-Baqoroh 280 Hadits al-Baqoroh 282

Yang artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.

“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Alloh akan melepaskan
kesulitannya pada hari kiamat; dan Alloh senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka)
menolong saudaranya”.
Yang artinya: “…dan menyedekahkan (sebagian atau semua
utang) itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.

yang artinya: “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam


kesukaran, berilah tangguh sampai dia berkelapangan…”
RAGAM
BENTUK
AL-IBRA’

Mutlak Muqayyad

Ibra’ muthlaq, yaitu Ibra’ muqayyad, yaitu kesepakatan


atau pemberian keringanan(al-
pembebasan maisaroh) kepada madin mengenai
pembayaran utang kewajiban pembayaran utangnya
secara penuh
RUKUN DAN SYARAT IBRA’
AL-mubri/shahib al-haqq (al-musqith/dain), yaitu
pihak yang membebaskan madin (orang yang
berhutang) untuk tidak membayar utang

Al-mubra’ (al-musqith ‘anhu atau madin)


yaitu pihak yang tidak diwajibkan
membayar utangnya atau ditunda
kewajiban pembayaran utangnya.

Al-mubra ‘minhu atau mahal al-ibra’ (al-


musqath atau dain) yaitu utang yang tidak
diwajibkan untuk dibayar.
FATWA DSN-MUI MENGENAI AL-IBRA’

Fatwa DSN-MUI Fatwa DSN-MUI


Nomor 4 Tahun Nomor 23 Tahun
2000 2002

Murabahah. Dalam fatwa ini, al-ibra’ berupa potongan pelunasan dalam Murabahah, dalam fatwa ini
penundaan waktu pembayaran utang. Substansi ditetapkan bahwa : a). Jika nasabah dalam transaksi murabahah
fatwanya adalah: “Jika nasabah telah dinyatakan melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat
pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, bank harus dari waktu yang telah disepakati, Lembaga Keuangan Syariah
menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran
kembali atau berdasarkan kesepakatan tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad. b). Besar
potongan tersebut diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan
Lembaga Keuangan Syariah

Anda mungkin juga menyukai