LABORATORIUM
BAHASA
Sugihartono, Drs. M.A.
Kepala Lab. Bahasa FPBS
UPI
BIMTEK CALON KEPALA LABORATORIUM
FPMIPA UPI
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional di Indonesia,
• “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.”
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
Bernalar Kritis, Kreatif, Mandiri, Gotong Royong, dan Berkebinekaan Global.
Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar.
Mari Kita Berdiskusi!
Menurut Artikel Pendidikan Network Lab Bahasa mengacu pada seperangkat peralatan
elektronik audio dan/atau video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin
utama, dilengkapi dengan repeater, language learning machine, tape recorder, DVD
Player, video monitor, headset dan students booth yang dipasang dalam satu ruang
kedap suara.
Banyak komponen yang ada di dalam ruangan lab bahasa, dan sebagaian besar adalah
perlengkapan elektronik yang terintegrasi sehingga menjadi sebuah kesatuan. Selain
itu terdapat juga perlengkapan penunjang lain yang penting, misanya karpet dan meja
laboratorium bahasa.
Sebuah ruangan laboratorium bahasa bisa berisi 10 – 48 channel lab bahasa.
Hal ini tergantung dengan besar dan interior sebuah ruangan lab bahasa.
Memang tidak ada standard baku untuk sebuah perangkat laboratorium
bahasa.
Harga lab bahasa sangat bervariasi dari yang termurah sampai yang termahal.
Yang mempengaruhi perbedaan harga lab bahasa selain ongkos kirim adalah
spesifikasi lab bahasa, jumlah channel dan layanan service.
Peran ketua/kepala laboratorium bahasa dapat memberikan wawasan yang baik dan luas,
maka pengguna atau pengajar pun akan menggunakan laboratorium bahasa secara baik
dan beragam pula.
Pembiayaan dapat diperhitungkan dari biaya operasional yang sifatnya energy (Listrik, internet, dll)
yang secara pasti akan menjadi pembiayaan yang harus ada. Pebiayaan materi ajar yang digunakan.
Apakah melalui pembelian, ataukah hasil penyusunan atau kompilasi yang juga memerlukan
pembiayaan.
Apabila guru/penggunanya cenderung pemakai saja, maka pembiayaan meliputi pembelian materi
pembelajaran yang sudah dikemas jadi atau bisa pula materi yang dikompilasi sesuai kebutuhan.
Bila penyusunan materi memerlukan keahlian khusus dari pengajar atau instrukturnya, maka
diperhitungkan pula pembiayaan tersebut. Jangan menganggap penyusunan materi ajar
menggunakan laboratorium bahasa sebagai sesuatu yang bisa dilakukan secara asalan.
Ketua/kepala laboratorium bahasa harus memberi penghargaan untuk kreatifitas dan dapat
dikembangkan pada setiap persiapan pembelajaran, dan dapat menjadi karya pengajar atau
sekolah yang memiliki atau mengelola laboratorium bahasa tersebut.
Apabila laboratorium tersebut bersifat modal dari pihak lembaga untuk mendapatkan in-
come generating maka kepala laboratiriun bahasa harus memperhitungkan biaya belajar
perkapita dengan modal yang telah ditanamkan oleh lembaga tersebut, hal ini diperlukan
untuk keberlangsungan penggunaan laboratorium bahasa sejak awal hingga penggantian
alat serta penambahan alat yang diperlukan untuk pegembangan.
Pengelola laboratorium bahasa harus mengatur pelaksanaan dalam penggunaan laboratorium bahasa. Tanpa
pengaturan keberadaan dan keberlangsungan dalam menggunakan laboratorium bahasa akan terancam yaitu
peralatan laboratorium cepat rusak.
Mengatur dari mulai jadwal penggunaan, siapa saja yang mengoperasikan, apa saja yang bisa dilakukan oleh
pembelajar. Jangan dibebaskan sepenuhnya kepada pengguna laboratorium bahasa.
Tidak semua sekolah memiliki laboratorium khusus untuk pembelajaran bahasa. Tetapi dengan kemajuan dan
kemudahan teknologi saat ini, computer jinjing (Laptop) dengan LCD dan pengeras suara, dapat membantu
dalam pembelajaran bahasa, meskipun tidak bisa secara maksimal seperti dalam laboratorium bahasa.
Apabila suatu sekolah memiliki perlengkapan khusus berupa laboratorium pembelajaran bahasa, hendaknya
dimanfaatkan secara maksimal, agar perolehan dalam pembelajaran bahasa secara maksimal pula. Dan ini
menjadi tantangan bagi para guru bahasa khususnya, termasuk pula pengelola laboratorium bahasa.
Laboratorium bahasa adalah alat yang perlu dijaga keberlangsungan dalam penggunaannya. Sering diketahui bahwa
suatu lembaga pendidikan atau pembelajaran bahasa memiliki laboratorium bahasa tetapi tidak pernah menggunakan
laboratorium bahasa dalam pembelajarannya.
Hal tersebut terjadi disebabkan banyak faktor, bisa karena kwalitas alat yang rendah, sehingga saat akan digunakan
tidak bisa difungsikan. Dalam waktu yang relative singkat (tahun pertama) laboratorium banyak masalah teknis,
mungkin disebabkan karena tidak ada Prosedur Operasional Standar (POS) yang dijadikan pegangan atau panduan
dalam pengoperasian, atau tidak adanya tenaga teknisi/laboran yang memelihara laboratorium bahasa secara rutin.
Untuk itu diperlukan pemeliharaan laboratorium bahasa secara baik dan benar, baik yang sifatnya harian, mingguan,
bulanan, semesteran.
Tentunya tidak semua perlengkapan dikenai pemeliharaan harian, mingguan atau bulanan. Oleh karena itu,
kepala/ketua laboratorium harus mengidentifikasi bagian perlengkapan laboratorium manakan yang perlu dicek
harian, mingguan, bulanan atau semesteran, dengan didukung pembiayaannya dan dokumen pendukungnya.
Sebaiknya laboratorium bahasa yang saat ini secara umumnya digunakan, berupa
perlengkapan elektronik, bisa berupa perangkat computer dengan jaringan yang bisa
digunakan oleh pembelajar untuk pembelajaran bahasa.
Perlengkapan elektronik ini sangat rentan terhadap cuaca yang basah maupun kering,
sehingga kelembaban udara dalam laboratorium hendaknya dijaga secara konstan.
Demikian pula faktor alam yang ada disekeliling laboratorium. Bila di sekelilingnya
adalah alam yang masih rimbun atau banyak pepohonan, maka binatang yang ada
disekeliling laboratorium berusaha mencari kehangatan yang ada dalam alat elektronik,
maka kontrol harian dan mingguan harus terus dilakukan.
Laboratorium Bahasa di lembaga pendidikan, umunya hanya bersifat
sebagai alat bantu dalam pembelajaran bahasa, dan umumnya bahasa
asing. Sebenarnya tidak hanya pembelajaran bahasa asing,
tetapi bahasa nasional/ bahasa Indonesia) atau bahasa daerah. Bahkan bisa
juga untuk pembelajaran ilmu lain yang tentunya menggunakan bahasa.
Dalam upaya sesungguhnya, tentu bergantung pada keberadaan laboratoriumnya itu sendiri,
jenis dan kemampuan peralatan tersebut, yang tentunya akan menjadi faktor penting juga adalah
pengajar/guru, teknisi hingga pengelolanya yang ditunjang oleh dukungan lainnya.