Kondisi berikut diperlukan untuk memfasilitasi interaksi lintas batas (Newman, 2005,
hlm. 337):
1. Masalah teritorial diselesaikan. Tidak ada perselisihan tentang di mana batas telah
ditetapkan dan bagaimana batasnya.
2. Interaksi lintas batas dalam hukum itu mudah. Perbatasan memfasilitasi arus (wisatawan
dan tenaga kerja, misalnya) antara negara-negara tetangga daripada mencegahnya.
3. Batas memberikan rasa aman. Alih-alih dilihat sebagai sumber potensi konflik,
perbatasan dilihat sebagai tanda kekuatan karena perjalanan dan proyek ekonomi bersama
meningkatkan kesejahteraan dan menghilangkan kekhawatiran akan potensi peperangan.
4. Eksploitasi sumber daya bersama dimungkinkan. Dasar dari batas damai adalah
pertumbuhan ekonomi bersama melalui interaksi. Misalnya, danau, sungai, dan akuifer
bersama dapat dikelola bersama. Contoh lainnya adalah “peace parks” atau “free enterprise
zones” yang meminimalkan keberadaan perbatasan dengan menciptakan perdagangan
internasional bebas tarif. Batas sebagai penutup pajak yang dikenakan negara dilonggarkan
oleh zona-zona ini.
5. Administrasi lokal terkoordinasi. Layanan darurat dan logistik transportasi adalah contoh
bagaimana pemerintah daerah di negara tetangga dapat menciptakan kawasan terpadu
fungsional yang melintasi batas internasional
Demikian pula, ada lima proses utama yang
membentuk perbatasan (Flint, 2016, hlm. 160-
161):
Transnasionalisme
Kelainan
Keterpisahan
Area akomodasi budaya
Tempat akomodasi internasional
case
study
Tugas individu: