Anda di halaman 1dari 15

PERBEDAAN

PENGETAHUAN PRE DAN


POST PENDIDIKAN
KESEHATAN PADA
PENGHUNI LAPAS
Cut Rifqah (2212101010030)

TENTANG RESIKO
IDENTITAS
• Penulis : Hesmina Puspita Sari;
JURNAL
Diah Indriastuti; Muhamad Asrul;
Elyasari
• Terbit : 2019
• Jurnal : Jurnal Keperawatan
• Volume : 2(3)
• Page : 9-16
PROGRAM
Program penanggulangan hepatitis di
lapas dilakukan dasarkan pada Permenkes
No 53 tahun 2015 dengan cara promotif
dan preventif melalui pelaksanaan
screening.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
PENELITIAN
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikannya pendidikan kesehatan mengenai
risiko viral hepatitis di Lapas Perempuan
Kelas III Kendari.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif,

PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian pre
experimental design dengan pendekatan one
group pre test-post test design. Penelitian ini
dilaksanakan tahun 2018. Populasi yang
diteliti adalah semua penghuni lapas
perempuan kelas III Kendari sebanyak 86
orang. Sampel sebanyak 86 orang yang
diambil secara total sampling. Data dianalisis
menggunakan uji wilcoxon sign rank test.
TAHAPAN
Pre-Intervensi:
1. Penilaian Awal (Pre-Test): Tahap ini dilakukan sebelum intervensi dilakukan, di mana
INTERVENSI
peneliti mengukur pengetahuan responden tentang risiko kejadian viral hepatitis di Lapas
Perempuan Kelas III Kendari. Ini dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden.
2. Penyuluhan Kesehatan: Peneliti memberikan penyuluhan kesehatan kepada penghuni lapas
perempuan tentang risiko kejadian viral hepatitis. Penyuluhan dilakukan melalui metode
ceramah, diskusi, dan menggunakan media leaflet untuk menyampaikan informasi.
Post-Intervensi:
3. Penilaian Setelah Intervensi (Post-Test): Setelah penyuluhan kesehatan dilakukan, tahap ini
dilakukan untuk mengukur pengetahuan responden setelah intervensi. Hal ini juga
dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden.
4. Analisis Hasil: Peneliti menganalisis hasil post-test untuk menilai apakah ada peningkatan
pengetahuan responden setelah intervensi penyuluhan kesehatan.
5. Pengukuran Perbedaan: Dilakukan perbandingan antara hasil pre-test dan post-test untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi.
TAHAPAN
Evaluasi:
INTERVENSI
1. Analisis Statistik: Pengukuran perbedaan pengetahuan
antara pre-test dan post-test dianalisis menggunakan uji
statistik, dalam hal ini uji Wilcoxon Sign Rank Test. -
2. Interpretasi Hasil: Hasil analisis statistik digunakan untuk
menentukan apakah intervensi penyuluhan kesehatan
efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden
tentang risiko kejadian viral hepatitis
RESPONDE
N
Populasi yang diteliti adalah semua
penghuni lapas perempuan kelas III
Kendari sebanyak 86 orang.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pendidikan
kesehatan, sebanyak 52,3% responden memiliki pengetahuan
tinggi mengenai hepatitis, sedangkan setelah pendidikan
kesehatan, persentase pengetahuan tinggi meningkat menjadi
70,9%. Rata-rata skor pengetahuan juga meningkat dari 6,33
menjadi 8,56 setelah pendidikan kesehatan. Hasil uji statistik
menunjukkan perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan yang signifikan (p-value 0,000). Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan memberikan
dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan narapidana
perempuan tentang risiko kejadian viral hepatitis.
KELEBIHAN
PROGRAM
Kelebihan dari program yang diberikan pada jurnal
tersebut adalah meningkatnya pengetahuan penghuni lapas
tentang risiko kejadian viral hepatitis setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan. Hal ini terbukti dari hasil penelitian
yang menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam
pengetahuan mereka setelah intervensi dilakukan.
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan melalui metode
ceramah, diskusi, dan media leaflet berhasil meningkatkan
pemahaman mereka tentang penyakit hepatitis, termasuk
penyebab, gejala, penularan, dan cara pencegahan. Dengan
pengetahuan yang lebih baik, mereka dapat mengambil
langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi
diri mereka dari penyakit tersebut, serta mengedukasi
orang lain di sekitar mereka.
KEKURANGAN
PROGRAM
kekurangan dari program yang diberikan dalam jurnal
tersebut adalah kurangnya variasi metode dalam
penyuluhan kesehatan. Meskipun disebutkan bahwa
penyuluhan dilakukan menggunakan metode ceramah dan
diskusi serta dibantu dengan media leaflet, namun tidak
disebutkan adanya penggunaan metode lain seperti
demonstrasi atau role-playing yang dapat membuat
penyuluhan lebih interaktif dan efektif dalam
menyampaikan informasi. Dengan variasi metode yang
lebih beragam, pesan tentang pencegahan hepatitis dapat
disampaikan dengan lebih menarik dan mudah dipahami
oleh narapidana perempuan di Lapas Kelas III Kendari.
IMPLIKASI
Implikasi dalam keperawatan komunitas dari jurnal di atas adalah
1. Peran perawat komunitas sangat penting dalam menyediakan program-program pendidikan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, termasuk narapidana. Mereka dapat
memberikan penyuluhan tentang hepatitis dan cara pencegahannya secara rutin dan terarah.
2. Perawat komunitas perlu bekerja sama dengan lembaga terkait, seperti lembaga
pemasyarakatan, untuk mengimplementasikan program-program pencegahan penyakit
hepatitis. Ini termasuk pemberian imunisasi, sosialisasi tentang pentingnya kebersihan diri
dan lingkungan, serta upaya-upaya lain untuk mengurangi risiko penularan penyakit.
3. Adanya perbedaan pengetahuan pre dan post pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa
pendidikan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat. Oleh karena
itu, perawat komunitas perlu terus berupaya dalam memberikan edukasi yang efektif untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, termasuk di lingkungan lapas.
KAITAN
DENGAN SDGs
Jurnal di atas memiliki relevansi dengan beberapa Sustainable Development
Goals (SDGs), terutama SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan). Penelitian ini
membahas upaya pencegahan dan pengetahuan tentang penyakit hepatitis di
antara narapidana perempuan, yang sesuai dengan tujuan SDG 3 untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

Selain SDG 3, penelitian ini juga dapat berhubungan dengan SDG 10


(Pengurangan Kesenjangan) dengan memperhatikan kesejahteraan narapidana
dan memastikan bahwa mereka memiliki akses yang sama terhadap informasi
dan pencegahan penyakit seperti hepatitis.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai