Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MELALUI

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ASUHAN


KEPERAWATAN TYPHOID

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

DEWI SARWANTI
NIM. 2016.011886

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN


PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MELALUI PENDIDIKAN
KESEHATAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN TYPHOID

Dewi Sarwanti 1, Siti Sarifah 2, Anik Enikmawati 3


1
Mahasiwa DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
2
Dosen DIII Keperawatan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta
JL.Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 02 RW 32, Kadipiro, Surakarta
*Email: dewisarwanti97@gmail.com

Kata Kunci Abstrak


Typhoid, Latar Belakang: Typhoid adalah suatu penyakit demam akut yang
Pengetahuan, disebabkan oleh infeksi bakeri Salmonella enterica khususnya
Pendidikan turunannya, Salmonella typhi. Demam typhoid jika tidak segera
Kesehatan ditangani secara baik dan benar, akan membahayakan penderita dan
menyebabkan komplikasi serius bahkan menyebabkan kematian. Salah
satu upaya preventif dengan pemberian pendidikan kesehatan yang
dapat menambah pengetahuan pada pasien typhoid serta bermanfaat
untuk mengurangi insiden komplikasi penyakit, dan melatih klien
untuk meningkatkan kemandirian dalam merawat dirinya. Pendidikan
kesehatan merupakan komponen asuhan keperawatan dengan tujuan
meningkatkan kesehatan. Tujuan : Mengidentifikasi manfaat
pendidikan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan pada pasien
typhoid. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain studi
kasus dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Metode
pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, pengukuran, dan
dokumentasi. Instrumen yang digunakan meliputi format asuhan
keperawatan, buku panduan asuhan keperawatan NANDA, NIC, dan
NOC, lembar observasi pengetahuan, kuisioner pengetahuan,
flipchart serta leatflet. Hasil : Dari penelitian yang dilakukan
didapatkan hasil peningkatan pengetahuan setelah diberikan
pendidikan kesehatan. Pasien pertama dari tingkat pengetahuan 50%
kategori kurang menjadi 80% kategori baik. Pasien kedua dari tingkat
pengetahuan 60% kategori cukup menjadi 90% kategori baik. Dari
studi kasus yang dilakukan didapatkan hasil pendidikan kesehatan
dapat meningkatkan pengetahuan. Kesimpulan: Pemberian
pendidikan kesehatan merupakan salah satu tindakan yang efektif
dalam meningkatkan pengetahuan pada pasien typhoid.
EFFORTS TO IMPROVE KNOWLEDGE THROUGHT HEALTH
EDUCATION IN TYPHOID NURSING

Keywords Abstract
Typhoid. Background: Typhoid is am acute febrile illness caused by Salmonella
Knowledge, enterica bacterial infection, especially its derivatives, Salmonella
health typhi. Typhoid fever if not immediately treated properly and
education coorrectly, will endanger the patient and cause serious complications
and even cause death. One preventive effort by providing health
education that can increase knowledge in typhoid patients is useful to
reduce the incidence of disease complications, and train clients to
increase independence in caringg for themselves. Health education is
a component of nursing care with the aim of improving health.
Objective: To identify the benefits of health education in creasing
knowledge in typhoid patients. Research Methods: This study uses a
case study design with a nursing care process approach. Data
collection methods include observation, interview, measurement, and
documentation. The instruments used icluded the format of nusring
care, NANDA, NIC, and NOC nursing care manuals, khowledge
obsevation sheets, knowledge questionnaires, flipcharts and leatflets.
Results: From the research conducted, the research of the increase in
knowledge were obtained after being given health education. The first
patient from knowledge level of 50% in the less category became 80%
in the good category. The second patient from the 60% level of
knowledge is enought to be 90% in the good category. Conclusion: The
provision of health education measures is one of the effective actions
in increasing knowledge in typhoid patients.

1. PENDAHULUAN menyebabkan kematian. Menurut data


Demam Typhoid adalah suatu WHO (World Health Organization)
penyakit demam akut yang disebabkan memperkirakan jumlah kasus demam
oleh infeksi bakeri Salmonella enterica typhoid di seluruh dunia mencapai 17
khususnya turunannya, Salmonella typhi juta. Data surveilans saat ini
(Alba dalam Andayani dan Fibriana, memperkirakan di Indonesia ada
2018). Penularan demam typhoid 600.000 - 1,3 juta kasus demam typhoid
melalui fekal dan oral yang masuk ke tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000
dalam tubuh manusia melalui makanan kematian. Rata-rata di Indonesia, orang
dan minuman yang terkontaminasi yang berusia 3-19 tahun memberikan
(Mogasale dalam Andayani dan angka sebesar 91% terhadap kasus
Fibriana, 2018). demam typhoid (WHO, 2015).
Demam typhoid akan sangat Profil Kesehatan Indonesia tahun
berbahaya jika tidak segera ditangani 2015 memperlihatkan bahwa gambaran
secara baik dan benar, bahkan 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit, prevalensi kasus informasi, kurang minat untuk belajar,
demam typhoid sebesar 5,13%. Penyakit dan gangguan fungsi kognitif. Indikator
ini termasuk dalam kategori penyakit dari peningkatan pengetahuan antara
dengan Case Fatality Rate tertinggi lain dapat mengetahui karakter spesifik
sebesar 0,67% (Agusamad, 2016). Data penyakit, faktor penyebab penyakit,
yang diperoleh dari Sistem tanda dan gejala penyakit, proses
Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) perjalanan penyakit, komplikasi
Kemenkes bagian Pencegahan dan penyakit, manajemen penyakit
Pengendalian Penyakit (P2PL), kasus (Moorhead dkk, 2016). Intervensi
typhoid di Jawa Tengah pada tahun 2016 defisiensi pengetahuan yaitu
terdapat 244.071 kasus (Andayani dan pengajaran: proses penyakit dengan
Fibriana, 2018). aktivitas kaji tingkat pengetahuan pasien
Perkembangan ilmu dan tentang penyakit, jelaskan tanda dan
teknologi kedokteran telah banyak gejala serta penyebab yang biasanya
menyelamatkan nyawa manusia. muncul pada penyakit, berikan
Penyakit-penyakit yang selama ini tidak informasi tentang penyakit, diskusikan
terdiagnosis dan terobati, sekarang kepada pasien dan keluarga terapi atau
sudah banyak teratasi. Tetapi, untuk penanganan yang tepat, perkuat
memperbaiki taraf kesehatan secara informasi yang diberikan dengan
global tidak dapat mengendalikan hanya anggota tim kesehatan lain (Bulecheck
pada tindakan kuratif, karena penyakit dkk, 2016).
yang memerlukan biaya mahal itu Demam typhoid apabila tidak
sebagian besar dapat dicegah dengan segera ditangani akan dapat
pola hidup sehat dan menjauhi pola membahayakan penderita dan
hidup beresiko. Artinya, para pengambil menyebabkan komplikasi serius. Di
kebijakan harus mempertimbangkan Indonesia, typhoid harus mendapatkan
untuk mengalokasi dan kesehatan yang perhatian serius karena penyakit ini
lebih menekankan pada segi preventif bersifat endemis dan mengancam
daripada kuratif (Muttaqin, 2011). kesehatan masyarakat (Purba dkk,
Salah satu upaya preventif untuk 2016). Dengan demikian, pendidikan
pencegahan penyakit yaitu dengan kesehatan ini penting dilakukan agar
memberikan pendidikan kesehatan. tercapainya perubahan perilaku
Pendidikan kesehatan adalah komponen individu, keluarga, dan masyarakat
esensial dalam asuhan keperawatan dan dalam membina dan memelihara
diarahkan pada kegiatan meningkatkan, perilaku serta lingkungan yang sehat.
mempertahankan dan memulihkan suatu Selain itu, pendidikan kesehatan dapat
kesehatan, mencegah penyakit, dan mewujudkan derajat kesehatan yang
membantu individu untuk mengatasi optimal, secara efektif mengurangi
efek sisa penyakit. Pengajaran, sebagai insiden komplikasi penyakit, serta
fungsi dari keperawatan, telah melatih klien untuk meningkatkan
dimasukkkan dalam American Nurses kemandirian dalam merawat dirinya.
Association Standars of Nursing Berdasarkan hasil penelitian
Practice. Pendidikan kesehatan Octavia dkk (2017), dengan judul
dianggap sebagai tanggung jawab utama “Perbedaan Pengetahuan Ibu tentang
dari profesi keperawatan (Smeltzer dan Pencegahan Typhoid Sebelum dan
Bare, 2013). Sesudah Dilakukan Penyuluhan”. Ada
Defisiensi pengetahuan adalah pengaruh pendidikan kesehatan
ketiadaan atau defisiensi informasi terhadap tingkat pengetahuan pasien
kognitif yang berkaitan dengan topik tentang pencegahan penyakit typhoid.
tertentu (Herdman dan Kamitsuru, Berdasarkan latar belakang di
2015). Defisiensi pengetahuan dapat atas, maka penulis tertarik untuk
terjadi karena ada beberapa faktor yaitu melakukan asuhan keperawatan dengan
kurang sumber pengetahuan, kurang judul “Upaya Meningkatkan
Pengetahuan Melalui Pendidikan ada lapisan putih kotor, rasa pahit waktu
Kesehatan Pada Asuhan Keperawatan makan dan terasa mual, pusing, perut
Typhoid”. terasa tidak enak seperti melilit. Riwayat
penyakit dahulu pasien mengatakan
2. METODE PENELITIAN belum pernah mondok atau dirawat di
Jenis metode penelitian yang rumah sakit dengan diagnosa medis
digunakan adalah metode penelitian typhoid. Riwayat penyakit keluarga
deskriptif dengan pendekatan case study pasien mengatakan tidak memiliki
research (studi kasus). Subjek yang penyakit keturunan dan menular.
digunakan dalam penelitian yaitu 2 orang Pada pengkajian pola fungsional
perempuan berusia 33 tahun dan 22 tahun didapatkan data pola persepsi dan
dengan diagnosa medis typhoid. manajemen kesehatan, pasien
Penelitian ini dilakukan di UGD mengatakan apabila ada keluarga yang
Puskesmas Mojolaban. Instrumen sakit biasanya diperiksakan ke klinik atau
penelitian dalam penelitian ini meliputi puskesmas. Namun, apabila belum
format asuhan keperawatan, buku sembuh dibawa ke rumah sakit. Pola
panduan asuhan keperawatan NANDA, nutrisi, pasien mengatakan sebelum sakit
NIC, dan NOC, lembar observasi makan 3x sehari habis 1 porsi tiap makan,
pengetahuan, kuisioner pengetahuan, dengan menu makanan nasi, sayur, lauk
flipchart serta leatflet. pauk. Minum 6-8 gelas setiap hari, tidak
ada alergi terhadap makanan. Selama
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sakit, pasien mengatakan nafsu makan
3.1 Hasil
berkurang, makan 3x sehari dengan menu
Berdasarkan pengkajian yang
makanan bubur tetapi tidak dihabiskan
dilakukan kepada 2 pasien dengan
hanya 2-3 sendok karena setiap makan
diagnosa medis typhoid. Pengkajian ini
terasa pahit dan mual serta minum 4-5
bersumber dari wawancara kepada
gelas/hari. Sedangkan data objektif yang
pasien, keluarga pasien, observasi
didapatkan antropometri berat badan 57
langsung, dan hasil pemeriksaan
kg, tinggi badan 155 cm, IMT 23,75
radiologi yang berkaitan dengan pasien.
kg/m2. Biochemical Data hemoglobin :
Maka didapatkan data pengkajian
14,8 gr/dl, hematokrit : 41,3 vol%,
sebagai berikut:
thrombosit : 255.000 U/L, leukosit :
Pengkajian pada klien 1
5.400/mm3, widal: positif (S.Typhi :
dilakukan pada hari Selasa, 16 April 2019
1/160). Clinical Sign pasien tampak
di Desa Joho Kidul RW 03, Joho,
lemah, mukosa bibir kering, lidah
Mojolaban, Sukoharjo. Didapatkan data
terdapat lapisan putih kotor. Diet History
yaitu identitas umum Ny.S, umur 33
makan bubur.
tahun, agama Islam, jenis kelamin
Pola eliminasi pasien
perempuan, suku Jawa, pekerjaan
mengatakan sebelum sakit BAB 1x/hari
pengusaha karak. Penanggung jawab
waktu pagi hari dengan konsistensi feses
bernama Tn.B, umur 35 tahun, agama
lunak, warna dan bau khas. BAK 5-6
Islam, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan
x/hari warna kuning tidak ada gangguan
pengusaha karak, hubungan dengan
perkemihan. Selama sakit pasien
pasien suami.
mengatakan BAB 1x/hari dengan
Keluhan utama pasien
konsistensi feses lunak, warna dan bau
mengatakan belum mengetahui apa itu
khas. BAK 4-5 x/hari warna kuning. Pola
penyakit typhoid terkait pengertian,
aktivitas dan latihan pasien mengatakan
penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
sebelum sakit dapat memenuhi
pencegahan, perawatan. Riwayat
kebutuhan aktivitas sehari-hari secara
penyakit sekarang pasien mengatakan
mandiri. Selama sakit pasien mengatakan
sebelum dibawa ke UGD demam naik
tidak dapat melakukan aktivitas secara
turun selama 4 hari, menjelang sore hari
maksimal melainkan dibantu keluarga.
naik dan menurun pada pagi hari, di lidah
Pola istirahat dan tidur pasien
mengatakan sebelum sakit kuantitas tidur simetris, pengembangan dada kanan dan
6-7 jam/hari, kualitas tidur nyenyak. kiri simetris, P : tidak ada nyeri tekan, P:
Selama sakit kuantitas tidur 6 jam/hari sonor, A: vesikuler 20 x/menit, Jantung :
dengan kualitas tidur tidak nyenyak I: ic tidak tampak, P: ic kuat teraba, P:
sering terbangun. Pola persepsi kognitif pekak A: bunyi jantung I dan II normal,
pasien mengatakan belum mengetahui Abdomen : I : tidak ada lesi, A: peristaltic
apa itu penyakit typhoid terkait usus 10x/menit, P: pekak, P: ada nyeri
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, tekan, Genetalia perempuan, tidak ada
komplikasi, pencegahan, perawatan. gangguan, rectum normal, tidak ada lesi,
Pasien mengatakan baru pertama kali Muskuloskletal ektremitas atas : tangan
terkena penyakit typhoid, pasien juga kanan dan kiri dapat digerakkan secara
mengatakan jika selama ini belum pernah bebas, tidak ada kelemahan otot, kuat
diberikan penyuluhan terkait angkat. Eketremitas bawah kaki kanan
penyakitnya. dan kiri kuat angkat, tidak ada kelemahan
Pola peran dan hubungan pasien otot, kulit bewarna coklat.
mengatakan hubungan dengan keluarga Pengkajian pada klien 2
baik, selama di rumah sakit hubungan dilakukan pada hari Kamis, 18 April
dengan dokter dan perawat juga baik. 2019 di Desa Joho Kidul RW 03, Joho,
Pola konsep diri didapatkan data, Mojolaban, Sukoharjo. Didapatkan data
gambaran diri pasien mengatakan yaitu identitas umum Sdr.A umur 22
berharap cepat sembuh. Ideal diri pasien tahun, agama Islam, jenis kelamin
mengatakan bisa menerima keadaan perempuan, suku Jawa, pekerjaan
dirinya saat ini. Harga diri pasien karyawan swasta. Penanggung jawab
mengatakan tidak minder dengan bernama Ny.G, umur 45 tahun, agama
kondisinya saat ini. Peran diri pasien Islam, jenis kelamin perempuan,
berperan sebagai seorang istri dan ibu pekerjaan ibu rumah tangga, hubungan
bagi anaknya. Identitas diri pasien dengan pasien ibu.
seorang wanita memiliki 1 suami dan 2 Keluhan utama pasien
anak. Pola koping terhadap stress pasien mengatakan belum mengetahui apa itu
mengatakan jika mempunyai suatu penyakit typhoid. Riwayat penyakit
masalah pasien bercerita pada sekarang pasien mengatakan sebelum
keluarganya. Pola reproduksi dan seksual dibawa ke puskesmas tubuh terasa panas
pasien berjenis kelamin perempuan tetapi di luar terasa dingin, panas
mempunyai 1 suami dan 2 anak, tidak ada menjelang sore hari, menurun pagi hari,
masalah dalam reproduksi. Pola nilai dan penurunan nafsu makan, terasa pahit dan
kepercayaan pasien mengatakan mual saat makan, perut terasa tidak enak,
beragama islam dan menjalankan lidah terdapat lapisan putih kotor.
ibadahnya dengan baik. Riwayat penyakit dahulu pasien
Pemeriksaan fisik : kesadaran mengatakan belum pernah mondok atau
composmentis, keadaan umum cukup, dirawat di rumah sakit dengan diagnosa
vital sign : TD : 110/80 mmHg, N : medis typhoid. Riwayat penyakit pasien
80x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,40C. mengatakan tidak memiliki penyakit
Kepala mesocepal, rambut hitam, bersih, keturunan dan menular.
tidak ada lesi. Mata konjungtiva tidak Pada pengkajian pola fungsional
anemis, sclera tidak ikterik. Hidung didapatkan data pola persepsi dan
simetris, tidak ada cuping hidung, tidak manajemen kesehatan, pasien
ada secret, fungsi pendengaran baik. mengatakan apabila ada keluarga yang
Telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada sakit biasanya diperiksakan ke klinik atau
serumen, fungsi pendengaran baik. Mulut puskesmas. Namun, apabila belum
simetris, mukosa bibir kering, pucat, sembuh dibawa ke rumah sakit. Pola
lidah terdapat lapisan putih kotor. Leher nutrisi, pasien mengatakan sebelum sakit
tidak ada nyeri tekan, tidak ada makan 3x sehari habis 1 porsi tiap makan,
pembesaran kelenjar tiroid. Dada : I: dengan menu makanan nasi, sayur, lauk
pauk. Minum 6-8 gelas setiap hari, tidak dengan dokter dan perawat juga baik.
ada alergi terhadap makanan. Selama Pola konsep diri didapatkan data,
sakit, pasien mengatakan nafsu makan gambaran diri pasien mengatakan
berkurang, makan 3x sehari dengan menu berharap cepat sembuh. Ideal diri pasien
makanan bubur tetapi tidak dihabiskan mengatakan bisa menerima keadaan
hanya 2-3 sendok karena setiap makan dirinya saat ini. Harga diri klien
terasa pahit dan mual serta minum 5-6 mengatakan tidak minder dengan
gelas/hari. Sedangkan data objektif yang kondisinya saat ini. Peran diri pasien
didapatkan antropometri berat badan 48 berperan sebagai anak. Identitas diri klien
kg, tinggi badan 155 cm, IMT 19,98 seorang anak dari tiga bersaudara. Pola
kg/m2. Biochemical Data hemoglobin : reproduksi dan seksual pasien berjenis
14,3 gr/dl, hematokrit : 42,3 vol%, kelamin perempuan, menstruasi tidak ada
thrombosit : 265.000 U/L, leukosit : masalah. Pola koping terhadap stress
5.460/mm3, widal: positif (S.Typhi : pasien mengatakan jika mempunyai
1/160). Clinical Sign klien tampak suatu masalah pasien bercerita pada
lemah, mukosa bibir kering, lidah keluarganya. Pola nilai dan kepercayaan
terdapat lapisan putih kotor. Diet History pasien mengatakan beragama islam dan
makan bubur. menjalankan ibadahnya dengan baik.
Pola eliminasi pasien Pemeriksaan fisik : kesadaran
mengatakan sebelum sakit BAB 1x/hari composmentis, keadaan umum cukup,
waktu pagi hari dengan konsistensi feses vital sign : TD : 110/80 mmHg, N :
lunak, warna dan bau khas. BAK 5-6 82x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,50C.
x/hari warna kuning tidak ada gangguan Kepala mesocepal, rambut hitam, bersih,
perkemihan. Selama sakit pasien tidak ada lesi. Mata konjungtiva tidak
mengatakan BAB 2 hari sekali dengan anemis, sclera tidak ikterik. Hidung
konsistensi feses lunak, warna dan bau simetris, tidak ada cuping hidung, tidak
khas. BAK 3-4 x/hari warna kuning. Pola ada secret, fungsi pendengaran baik.
aktivitas dan latihan pasien mengatakan Telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada
sebelum sakit dapat memenuhi serumen, fungsi pendengaran baik. Mulut
kebutuhan aktivitas sehari-hari secara simetris, mukosa bibir kering, pucat,
mandiri. Selama sakit pasien mengatakan lidah terdapat lapisan putih kotor. Leher
tidak dapat melakukan aktivitas secara tidak ada nyeri tekan, tidak ada
maksimal melainkan dibantu keluarga. pembesaran kelenjar tiroid. Dada : I:
Pola istirahat dan tidur pasien simetris, pengembangan dada kanan dan
mengatakan sebelum sakit kuantitas tidur kiri simetris, P : tidak ada nyeri tekan, P:
7-8 jam/hari, kualitas tidur nyenyak. sonor, A: vesikuler 20 x/menit, Jantung :
Selama sakit kuantitas tidur 6 jam/hari I: ic tidak tampak, P: ic kuat teraba, P:
dengan kualitas tidur tidak nyenyak pekak A: bunyi jantung I dan II normal,
sering terbangun. Pola persepsi kognitif Abdomen : I : tidak ada lesi, A: peristaltic
pasien mengatakan belum mengetahui usus 10x/menit, P: pekak, P: ada nyeri
apa itu penyakit typhoid terkait tekan, Genetalia perempuan, tidak ada
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, gangguan, rectum normal, tidak ada lesi,
komplikasi, pencegahan, perawatan. Muskuloskletal ektremitas atas : tangan
Pasien mengatakan baru pertama kali kanan dan kiri dapat digerakkan secara
terkena penyakit typhoid. Pasien bebas, tidak ada kelemahan otot, kuat
mengatakan tidak tahu apa yang angkat. Eketremitas bawah kaki kanan
menyebabkan dirinya terkena typhoid. dan kiri kuat angkat, tidak ada kelemahan
Pasien juga mengatakan jika selama ini otot, kulit bewarna coklat.
belum pernah diberikan penyuluhan 3.2. Pembahasan
terkait penyakitnya. Typhoid merupakan suatu
Pola peran dan hubungan pasien penyakit infeksi usus halus yang
mengatakan hubungan dengan keluarga disebabkan oleh Salmonella tipe A, B,
baik, selama di rumah sakit hubungan dan C yang dapat menular melalui oral,
fekal, makanan, dan minuman yang mencegah komplikasi. Pendidikan
terkontaminasi (Padila dalam Wulandari kesehatan adalah upaya untuk
dan Erawati, 2016). Penyakit ini ditandai memberikan informasi dan ketrampilan
dengan demam berlangsung 3 minggu yang berkaitan dengan kesehatan kepada
bersifat febris remitten dan suhu tidak individu, kelompok, dan masyarakat.
tinggi sekali, menjelang sore dan malam Jadi, pendidikan kesehatan ini berarti
hari suhu naik menurun pada pagi hari, semua usaha untuk mendidik,
pada mulut terdapat nafas bau tidak memberikan informasi, pengetahuan,
sedap, bibir kering, pecah-pecah ketrampilan untuk meningkatkan kualitas
(ragaden), lidah tertutup selaput putih kesehatan, baik di tingkat individu,
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kelompok, maupun masyarakat
kemerahan, kesadaran menurun yaitu (Induniasih dan Ratna, 2017).
apatis sampai somnolen (Lestari, 2016). Implementasi yang dapat
Defisiensi pengetahuan adalah dilakukan kepada 2 pasien diatas adalah
ketiadaan atau defisiensi informasi dengan memberikan pendidikan
kognitif yang berkaitan dengan topik kesehatan yang bertujuan untuk
tertentu (Herdman dan Kamitsuru, 2015). meningkatkan pengetahuan. Pendidikan
Hasil pengkajian yang dilakukan pada kesehatan diberikan dengan
kedua pasien, didapatkan hasil bahwa menggunakan media penyuluhan seperti
kedua pasien memiliki keluhan belum lembar balik dan leatflet. Implementasi
mengetahui apa itu penyakit typhoid, hari pertama yaitu melakukan pengkajian
pasien mengatakan baru pertama kali secara umum terkait identitas dan
terkena penyakit typhoid. Pasien juga keluhan utama. Hari kedua memberikan
mengatakan selama ini belum pernah pendidikan kesehatan kurang lebih
mendapatkan penyuluhan terkait dengan selama 30 menit, meminta pasien untuk
penyakitnya. Berdasarkan analisa data mengulang apa yang telah dijelaskan,
diatas, maka diagnosa keperawatan yang mengkaji tingkat pengetahuan pasien
tepat adalah defisiensi pengetahuan (pre-test) sebelum diberikan pendidikan
berhubungan dengan kurangnya kesehatan dan mengevaluasi tingkat
informasi. pengetahuan pasien (post-test) setelah
Pengetahuan (knowledge) adalah diberikan pendidikan kesehatan. Dari
hasil tahu dari manusia, yang sekedar hasil implementasi tersebut didapatkan
menjawab pertanyaan “what”, misalnya hasil peningkatan pengetahuan,
apa air, apa manusia, apa alam, dan walaupun antara 1 pasien dengan pasien
sebagainya. Sedangkan ilmu (science) lainnya berbeda. Pasien 1 dari tingkat
tidak sekedar menjawab “what”, pengetahuan 50% kategori kurang
melainkan akan menjawab pertanyaan menjadi 80% kategori baik. Pasien 2 dari
“why” dan “how”, misalnya mengapa air tingkat pengetahuan 60% kategori cukup
mendidih bila dipanaskan, mengapa menjadi 90% kategori baik. Sehingga
bumi berputar, dan sebagainya. dapat diambil kesimpulan bahwa
Pengetahuan hanya dapat menjawab apa pemberian pendidikan kesehatan dapat
sesuatu itu (Notoatmodjo, 2018). Faktor- meningkatkan pengetahuan. Adapun
faktor yang mempengaruhi pengetahuan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
meliputi pendidikan, informasi, sosial, dalam memberikan pendidikan kesehatan
budaya, ekonomi, lingkungan, seperti lingkungan yang kondusif selama
pengalaman, dan usia (Budiman dan pemberian pendidikan kesehatan, rasa
Riyanto, 2013). ingin tahu yang tinggi pada responden
Beberapa tindakan keperawatan terhadap pemberian pendidikan
yang dapat diberikan salah satunya kesehatan, sikap responden selama
dengan memberikan pendidikan pemberian pendidikan kesehatan.
kesehatan karena dengan memberikan Berdasarkan penelitian Octavia
pendidikan kesehatan dapat dkk (2017), didapatkan hasil penelitian
meningkatakan pengetahuan dan menunjukkan adanya pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap Pendidikan kesehatan dapat
peningkatan tingkat pengetahuan. Hasil meningkatkan pengetahuan pada pasien
mean pre penyuluhan 9,97 dan post typhoid dari tingkat pengetahuan kurang
penyuluhan 10,93 dan pada uji Paired T- menjadi baik.
tes nilai Sig.(2-tailed) 0,047. Hal ini sama
dengan penelitian Agusamad (2016). 4.2 Saran
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1. Diharapkan dapat menambah
hubungan antara pengetahuan dan pengetahuan dan dijadikan
penanganan demam typhoid dari hasil uji pertimbangan serta referensi untuk
statistic nilai P.Value 0,03. Hubungan meningkatkan derajat kesehatan.
antara sikap dengan penanganan demam Tidak hanya pengobatan dan
typhoid dari hasil uji statistik nilai kesembuhan pasien saja yang
P.Value 0,045. diperhatikan melainkan pengetahuan
C. Keterbatasan Studi Kasus pasien juga harus diperhatikan.
Ada satu keterbatasan yang Pengetahuan bagi pasien typhoid
dialami oleh penulis dalam melakukan penting karena dapat membantu
penelitian studi kasus yaitu upaya mengurangi rasa cemas,
meningkatkan pengetahuan melalui ketidaktahuan, serta mencegah
pemberian pendidikan kesehatan tidak komplikasi.
hanya dilakukan sesaat saja melainkan 2. Untuk peneliti lain diharapkan dapat
dilakukan secara kontinu karena evaluasi memanfaatkan karya tulis tentang
terhadap banyaknya pemberian typhoid ini sebagai bahan masukan
pendidikan kesehatan akan dan dapat melanjutkan penelitian
mempengaruhi hasil dari penilaian tentang typhoid dengan metode
tingkat pengetahuan. pendidikan kesehatan yang lain.
3. Pada masyarakat untuk lebih banyak
4. SIMPULAN mencari informasi tentang penyakit
4.1. Simpulan typhoid dan penyakit lainnya,
Berdasarkan asuhan keperawatan menjaga pola hidup sehat dengan
pada Ny.S dan Sdr.A yang telah makan makanan yang sehat sesuai
dilakukan maka dapat diambil beberapa kebutuhan, melakukan olahraga yang
simpulan antara lain penulis menyusun teratur, rutin memeriksakan
resume keperawatan dalam pemberian kesehatannya ke tempat pelayanan
pendidikan kesehatan untuk kesehatan terdekat
meningkatkan pengetahuan pada pasien
typhoid dengan melakukan pengkajian, 5. REFERENSI
intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Dari hasil pengkajian didapatkan data Andayani., Fibriana, A.I. 2018. Kejadian
pasien yaitu belum mengetahui penyakit Demam Tifoid Di Wilayah Kerja
typhoid, belum pernah mendapatkan Puskesmas Karangmalang.
penyuluhan terkait penyakit typhoid. Universitas Negeri Semarang.
Dari hasil analisis proses pengkajian Budiman., Riyanto, A. 2013. Kapita Selekta
didapatkan masalah keperawatan yaitu Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap
defisiensi pengetahuan berhubungan dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:
dengan kurang sumber informasi. Salemba Medika.
Implementasi yang dilakukan bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan Bulechek, G., Buther, H., Dochterman, J.,
dengan pemberian pendidikan kesehatan. Wagner, C. 2016. Nursing
Evaluasi yang didapatkan terjadi intervention clasification (NIC).
peningkatan pengetahuan setelah Yogyakarta: Moco Media.
diberikan pemberian pendidikan
Herdman, T.H., Kamitsuru, S. 2015.
kesehatan pada pasien typhoid.
NANDA International Inc. Diagnosis
Keperawatan : Definisi & Klasifikasi dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan.
2015-2016, Ed. 10. Jakarta: EGC. Nursing News, Vol. 2. No. 3. Hal 841.
Induniasih, Ratna, W. 2018. Promosi Purba, I.E., Wandra,T., Nugrahini, N.,
Kesehatan: Pendidikan Kesehatan Nawawi, S., Kandun, N. 2016.
dalam Keperawatan. Yogyakarta: Program Pengendalian Demam Tifoid
Pustaka Baru Press. di Indonesia: Tantangan dan Peluang.
Media Litbangkes, Vol. 26. No.2. Hal
Lestari, T. 2016. Asuhan Keperawatan 100.
Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Smeltzer, SC., Bare, BG. 2013.
Muttaqin, A. 2011. Gangguan Keperawatan Medikal Bedah:
Gastrointestinal. Aplikasi Asuhan Brunner & Suddarth. Jakarta :EGC.
Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Salemba Medika. Wulandari, D., Erawati, M. 2016.
Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, ML Pustaka Pelajar.
Swanson, E. 2016. Nursing Outcames
Clasification (NOC). Yogyakarta: WHO. 2015. Jumlah penderita typhoid di
Moco Media. dunia.
http://whqlibdoc.who.int/publicatons/
Octavia, S.E., Wiyono, J., Trishinta, S.M. 2015/a85500. Diakses tanggal 3
2017. Perbedaan Pengetahuan Ibu Desember 2018.
tentang Pencegahan Tifoid Sebelum

Anda mungkin juga menyukai