PERTEMUA PEMASAN
N GAN ALAT
TERBATAS PERAGA
KAMPANY
E
PERTEMUA DEBAT
N TATAP KEGIATAN
PUBLIK/D
MUKA DAN EBAT LAIN YANG
DIALOG TERBUKA TIDAK
MELANGGAR
LARANGAN
PENYEBAR IKLAN KAMPANYE
AN BAHAN KAMPANY
KAMPANYE E DI EDIA
KEPADA MASSA
UMUM
Pengawasan TAHAPAN
KAMPANYE dilakukan dengan
CARA:
MENENTU
MENYUSU
KAN
N PETA
FOKUS
KERAWAN
PENGAWA
Pengawasan AN
tahapan Kampanye SAN
menjadi tanggung
PPL dan MELAKUKAN
jawab bersama Dibantu KOORDINASI
BAWASLU, BAWASLU PENGAWAS PENGAWA DAN
PROVINSI, PANWAS oleh SAN KONSOLIDAS
KABUPATEN/KOTA, TPS PARTISIPA I KEPADA
DAN PANWAS TIF PEMANGKU
KECAMATAN KEPENTINGA
N
PENGAWA
INVESTIG SAN
ASI LANGSUN
G
Pengawasan TAHAPAN
KAMPANYE terdiri atas:
PENGAWASAN
PENGAWASAN PENGAWASAN PENGAWASAN
MATERI
TIM KAMPANYE KAMPANYE KAMPANYE
DAN/ATAU
PASANGAN PERTEMUAN PERTEMUAN
UJARAN
CALON TERBATAS TATAP MUKA
KAMPANYE
PENGAWASAN
PENGAWASAN PENGAWASAN KEGIATAN KAMPANYE
YANG MELANGGAR
PENYEBARAN PEMASANGAN KAMPANYE
LARANGAN KAMPANYE
BAHAN ALAT PERAGA MEDIA SOSIAL DAN PENGAWASAAN
KAMPANYE KAMPANYE PENGGUNAAN SUMBER
DANA NEGARA
1 2 3 4 5
• Desain dan • jumlah Bahan • Bahan • Larangan • pasangan
materi Bahan Kampanye Kampanye pemasangan calon
Kampanye yang dicetak yang dicetak alat praga di dan/atau Tim
yang dicetak oleh KPU oleh tempat Kampanye
oleh KPU Provinsi dan pasangan tertentu tidak
Provinsi KPU calon tidak mencetak dan
dan/atau KPU Kabupaten/K melebihi menyebarkan
Kabupaten/K ota telah jumlah Bahan
ota sudah sesuai untuk maksimal Kampanye
sesuai setiap yang selain yang
dengan yang pasangan ditetapkan diperbolehka
disampaikan calon dalam surat n undang-
oleh keputusan undang
pasangan KPU Provinsi
calon atau KPU
Kabupaten/K
Pengawasan
KAMPANYE KEGIATAN LAINNYA
Ha Ha
ri ri
Pelaksanaan NETRALITAS DAN PENEGAKAN
DISIPLIN SERTA SANKSI (SE/06/M.PAN-RB/11/2016)
1 2 3 4
Menghadiri Foto bersama Bagi ASN yang Apabila ASN tidak
kegiatan dengan akan mendampingi mematuhi poin-
kampanye yang suami/istrinya suami/istrinya poin di atas,
dilakukan oleh yang menjadi berkampanye, Sanksi diberikan
suami/istrinya, Kepala Daerah, wajib mengambil sesuai dengan
namun tidak boleh namun tidak cuti di luar ketentuan
terlibat secara mengikuti simbol tanggungan peraturan
aktif dalam tangan/gerakan negara perundang-
pelaksanaan yang digunakan undangan
kampanye tersebut sebagai bentuk
dan tidak keberpihakan/duk
menggunakan ungan
atribut
instansinya,
KEBIJAKAN BARU
GUGUS TUGAS
DENGAN KPU,
KPI DAN
KERJASAMA: DEWAN PERS
BAWASLU-
KOMINFO-
PELAKSANAAN CYBERCRIME-
PENGAWASAN PLATFROM
MEDIA SOSIAL MEDIA SOSIAL
NON AKUN
RESMI
POTENSI MASALAH
POTENSI MASALAH
POTENSI MASALAH
Fokus Pengawasan KAMPANYE DI
BULAN RAMADHAN/IDUL FITRI
1
Untuk Mengoptimalkan Pencapaian Tujuan 2
Pengawasan, Maka Perlu Pemantapan
Bawaslu akan
Pengelolaan Kegiatan Kerjasama Pengawasan
bekerja sama
Dengan Organisasi Masyarakat Sipil (Oms) &
dengan Polri, Komisi
Perguruan Tinggi (Pt) Serta Sosialisasi
Pemberantasan
Pengawasan Pemilu Bagi Media Massa DanKorupsi (KPK) dan
Ormas Di Masing-masing Provinsi Untuk
Pusat Pelaporan dan
Meningkatkan Pengawasan Partisipatif Dengan:
Analisis Transaksi
Keuangan (PPATK)
“BERGABUNG DENGAN BAWASLU DALAM untuk memberantas
PENGAWASAN PARTISIPATIF” politiklangsung
3 Investigasi uang. ke
lapangan
Penindakan Terhadap POLITIK UANG
SEJAK
DITETAPKAN HARI
Terstruktur Sistematis Masif PASANGAN SAMPAI PEMUNGUTAN
CALON SUARA
Pasal 187 (3) Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan larangan
pelaksanaan Kampanye Pemilihan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 huruf g, huruf h, huruf i, atau huruf j dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Pasal 189* Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil
Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil Walikota yang dengan sengaja
melibatkan pejabat badan usaha milik negara, pejabat badan usaha milik daerah,
Aparatur Sipil Negara, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, anggota
Tentara Nasional Indonesia, dan kepala desa atau sebutan lain/lurah serta
perangkat desa atau sebutan lain/perangkat kelurahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000,00
(enam juta rupiah).