TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA
TAHAPAN PEMILIHAN UMUM
Untuk Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu
Dalam Negeri dan Luar Negeri
SERTA
RUANG LINGKUP Mengatur tata cara pelaksanaan anggaran dalam rangka Tahapan
Pelaksanaan Pemilu pada KPU dan Bawaslu
PENYELENGGARA PEMILU
Penyelenggara Pemilu terdiri dari Satker lingkup KPU/Bawaslu serta Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu
KPU
KPU,
Badan Ad Hoc Penyelenggara
KPU Provinsi
Pemilu
KPU Kab./Kota
PPK Satker
KPU Kab Lumajang
Penyaluran LS bagi Badan Ad Hoc pertama kali rencana kegiatan dan rencana penyaluran
Penyaluran LS berikutnya setelah Badan Ad Hoc menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Pemilu
SEKRETARIS PPK / SEKRETARIS PPS, serta
Ketua KPPS bertanggung jawab secara formil
(kelengkapan/persyaratannya) dan materiil
(nilai/uang yang dibayarkannya sesuai rincian kertas
kerja yang telah ditetapkan/disahkan oleh Sekretaris
KPU Kabupaten/Kota selaku KPA) atas penyaluran
dana kepada Badan Adhoc penyelenggara Pemilu di
dalam negeri
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara
melakukan penyaluran/pembayaran kepada pihak yang
berhak menerima pembayaran dengan ketentuan sbb :
Surat Menteri
Keuangan Nomor S-
647/MK.02/2022
tanggal 5 Agustus 2022
Penyaluran belanja untuk keperluan pelaksanaan
kegiatan PPK disalurkan melalui Sekretariat PPK,
bukti penerimaan dana Format DN.03.C
Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu harus menyampaikan pertanggungjawaban penggunaan dana Pemilu
Pertanggungjawaban dana Pemilu dari Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu yang telah
disahkan oleh PPK menjadi dasar penyaluran dana Pemilu berikutnya kepada Badan Ad Hoc
Penyelenggara Pemilu.
Terhadap Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu yang belum menyampaikan
pertanggunggjawaban atau sudah menyampaikan namun belum disahkankan oleh PPK, tidak
dapat disalurkan Dana Pemilu-nya.
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMILU – Badan Ad Hoc Penyelenggara Pemilu Dalam Negeri PASAL 35 -37
KPU
Badan BENDAHARA PPK PPSPM
Ad Hoc PENGELURAN/BPP KPU
KPU Kabupaten/Kota
KPU Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Pertanggungjawaban: 1
a. Surat Pernyataan Tanggung Kesesuaian antara:
Jawab Belanja (SPTJB) *);
dan a. SPTJB dan bukti-bukti
b. Bukti-bukti pengeluaran pengeluaran, dengan
KPP b. SPBy beserta lampirannya
Tidak sesuai =
S Panitia
4 dikembalikan renc. kegiatan
Pemilihan renc. penyaluran dana,
PPS Kecamatan dan
5 batas waktu
Softcopy 3 sesuai pertanggungjawaban
6
2 (untuk PENELITIA PENGUJIAN
mempercepat) N
Kesesuaian dengan
Asli SPTJB dan bukti-bukti jumlah yang telah 7
pengeluaran tetap wajib ditransfer, 10
disampaikan SPTJB, dan PENGESAHA SPM -
Bukti-bukti N
SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran SP2D
pengeluaran
LS
*) SPTJB disusun sesuai
8
dengan format dalam
SPP - 11
lampiran PMK
PENGUJIAN
LS
Berdasarkan rencana kegiatan dan 9
rencana penyaluran setiap bulan
bagi Panitia Pemilihan Kecamatan,
RDP yang dikelola BP/BPP
PPS, dan KPPS.
Transfer dana Pemilu
RDP
Penyaluran dana Pemilu dari Bendahara Pengeluaran/BPP kepada Badan Ad Hoc dilakukan dengan transfer setelah
diterbitkan SPBy dari PPK
PASAL 44 -
PENGEMBALIAN SISA DANA PEMILU PADA BADAN AD HOC 45
A. SPTJB
Bentuk pertanggungjawaban Sekretaris PPK dan
Sekretaris PPS kepada BP atau BPP Format DN.04
Paling lambat tanggal 3 (tiga) pada bulan berikutnya
(Soft Copy)
B. Bukti pengeluaran.
BANTUAN TRANSPORT
(maksimal 3 orang)
Dasar Pengenaan tarif PPh Pasal 21 mengacu pada Pasal 17 ayat (1) huruf a
Dasar Pengenaan tarif PPh Pasal 21 mengacu pada Pasal 17 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
PPh Pasal 21 untuk pembayaran
honorarium Badan Adhoc Penyelenggara
Pemilu Dalam Negeri adalah Rp. 0 (nihil)
dikarenakan jumlah honor perbulannya
masih berada di bawah Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP).
TARIF PPH PASAL 21 UNTUK BADAN ADHOC PENYELENGGARA
PEMILU YANG BERSTATUS SEBAGAI PNS
Pangkat dan Golongan Tarif
1,5% dikalikan DPP (harga sebelum PPN). Bagi wajib pajak yang tidak
memiliki NPWP tarifnya menjadi dua kali lipat yaitu 3%.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan
atas penghasilan berupa sewa, catering dan jasa selain
yang telah dipotong oleh PPh 21. Tarif yang digunakah
dalam pemungutan PPh Pasal 23 adalah 2% dikalikan
dari jumlah bruto untuk sewa dan imbalan jasa lainnya.
Bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP tarifnya
menjadi dua kali lipat yaitu 4%.
Untuk PPh Pasal 23 tidak ada batasan minimum
pengenaan pajak.
PPN
Pembelian ATK, konsumsi, seragam dan
perolehan jasa lainnya yang jumlahnya lebih
dari Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah). Tarif PPN
terbaru menurut Undang-Undang Nomor 7
tahun 2021 adalah sebesar 11% yang berlaku
sejak tanggal 11 April 2021
TERIMA KASIH