Anda di halaman 1dari 57

KELOMPOK 3

BANGUNAN BAWAH JEMBATAN


Anggota :

65. Dian Laksita Adhitama (21010119130094) 80. Muhammad Farhaan K. (21010119130133)


66. Atha Akbar Herianto (21010119130119) 81. Sifa Nur Wahid (21010119130057)
67. Yesaya Alvin Kriscahyadi (21010119130131) 82. Rifqi Iqbal Zulfahmi (21010119130072)
68. Nathaniel Wijaya (21010119130091) 83. Priyo Purwantoro (21010118130135)
69. Evi Herniyati (21010119130059) 84. Don Palulu (21010119120040)
70. Ardhy Permana Ramadhan (21010119130118) 85. Apryanus Yepta (21010119140173)
71. Viktor Mahendra Pandunus (21010119140168) 86. Farid Lanuma Afriadi (21010119130078)
72 .Yusuf Adam Mudhofar (21010119130123) 87. Feri Ardiansyah (21010119120026)
73. Rafli Arnanda B. (21010119140103) 88. Mukhamad Feri Setiawan (21010119120051)
74. Shafira Diva Alifah (21010119130075) 89. Antonius Henry Eka Susanto (21010117140093)
75. Muhammad Rizkivano Akba (21010119120015) 90. Jonathan Tanudjaya (21010119120019)
76. Aziz Tri Winarno (21010119130063) 91. Muhammad Noordhien (21010119140180)
77. Arif Setiawan (21010119120017) 92. Muhammad Farrel M.D.A. (21010119140167)
78. Azhar Dhiya Ulhaq (21010119130136) 93. Rayhan Dhany Rahardian (21010119140148)
79. Muhammad Toha Sitanggan (21010119120004) 94. Reza Afif Nur Hidayat (21010119130144)
ABUTMENT (Kepala Jembatan)
Deskripsi:
Kepala jembatan (abutment), adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar–pilar jembatan,
berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (angin, kendaraan, dll.) dan mati (beban gelagar, dll.)

Fungsi:
● Tembok penahan tanah yaitu menahan tekanan tanah aktif.
● Penahan beban struktur atas
● Struktur pembatas antara jalan dengan sungai

Penentuan Letak:
Kepala jembatan sedapat mungkin diletakkan pada:
a. Pada lereng/dinding sungai yang stabil
b. Pada alur sungai yang lurus
c. Pada bentang yang pendek
ABUTMENT (Kepala Jembatan)
Kriteria Desain Abutment:
● Tidak ditempatkan pada belokan luar sungai
● Tidak ditempatkan pada aliran air sungai
● Tidak ditempatkan di atas bidang gelincir lereng sungai
● Tidak ditempatkan pada lereng sungai jika digunakan pondasi dangkal
● Pondasi abutment diupayakan untuk ditanam sampai kedalaman pengaruh penggerusan air sungai

Bentuk Umum Abutment:


a. Kepala jembatan tipe gravitasi
b. Kepala jembatan tipe T terbalik
c. Kepala jembatan dengan penopang
ABUTMENT (Kepala Jembatan)
Jenis Abutment :
a. Pangkal tembok penahan gravitasi
b. Pangkal tembok penahan kantilever
c. Pangkal tembok penahan kontrafort
d. Pangkal kolom “spill-through”
e. Pangkal balok cap tiang sederhana
f. Pangkal tanah bertulang
Perancangan Abutment Jembatan
Perhitungan Pembebanan

Beban Primer Beban Sekunder


- Beban Mati - Beban Angin
- Beban Hidup - Beban Rem dan Traksi
- Beban Kejut - Beban Akibat Gempa Bumi
- Gaya akibat tekanan tanah - Gaya gesekan
Perancangan Abutment Jembatan
Perhitungan Abutment Jembatan

Perhitungan beban akibat Perhitungan beban akibat berat


tekanan tanah sendiri dan sayap
- Tekanan Aktif (beban akibat gerak)
- Tekanan PAsif

Perhitungan beban akibat Perhitungan beban khusus


tanah isian
PILAR JEMBATAN
Deskripsi :

Pilar jembatan merupakan bagian struktur jembatan yang terletak antara 2 ujung kepala jembatan yang menjadi
penghubung antara abutmen dengan struktur atas. Pilar jembatan digunakan untuk jembatan dengan bentang
yang panjang.

Fungsi:
Penyalur gaya-gaya struktur vertikal dan horizontal dari struktur atas menuju pondasi jembatan

Penentuan Letak:
Pilar diletakan sejajar aliran sungai
PILAR JEMBATAN
Kriteria Pilar jembatan :
a. Diusahakan tidak ditempatkan ditengah DAS
b. Jika pilar ada ditengah aliran sungai dibuat sepipih mungkin dan sejajar aliran sungai
c. Khusus daerah rawan gempa disarankan tidak menggunakan pilar tunggal
d. Jika digunakan pondasi dangkal, pondasi dipasang dibawah batas gerusan air
e. Bentuk disarankan lancip atau bulat

Bentuk Umum Abutment :


f. Bentuk bulat
g. Bentuk persegi
h. Oval
Kriteria Perencanaan Pilar :
Perencanaan pier jembatan menurut Direktorat Jenderal Bina Marga pada Buku Perencanaan
Teknik Jembatan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Memiliki dimensi yang ekonomis.


2. Kuat menahan beban struktur atas, beban lalu lintas, beban angin dan beban gempa.
3. Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan benda hanyutan, tumbukan kapal dan
tumbukan kendaraan.
Gaya yang bekerja pada Pilar :
Kolom pilar merupakan elemen struktur yang berfungsi menahan beban tekan aksial. Beban – beban yang
mempengaruhi pada perencanaan konstrksi pilar adalah hasil reaksi perletakan yang terjadi pada jembatan
sesuai dengan pembebanan jembatan SNI 1729:2015. Pilar jembatan dalam perencanaannya harus mampu
untuk menahan gaya luar yang dapat mengakibatkan gaya guling dan geser. Gaya seret nominal ultimit dan
daya layan pada pilar akibat aliran air apabila jembatan melintasi DAS atau aliran air.
CONTOH-CONTOH BENTUK PILAR DENGAN BENTUK LAIN
Abutment (Kepala Jembatan)

SOURCE GAMBAR :https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-


jembatan-2/struktur-jembatan
Contoh Jembatan Balerang
Penggunaan Jembatan Youtefa
Pilar
Jembatan Youtefa
pada Jembatan
di Indonesia

Jembatan Cikubang
Jembatan SEI ALALAK
Wing Walls (Dinding Sayap)
Wing walls adalah suatu bagian dinding pendek yang membentuk suatu sudut pada
abutment jembatan. Bagian dinding ini didesain mempunyai panjang yang mencukupi
untuk menahan jalan sampai batas yang dibutuhkan.

Pada jembatan, lokasi wing walls dibangun dekat dengan abutment dan digunakan
sebagai dinding penahan tanah. Pada umumnya, wing walls dibangun dengan bahan
yang sama dengan abutment. Wing walls dapat dilekatkan pada abutment atau tidak.

Wing walls diletakkan pada kedua ujung abutment dengan tujuan untuk melindungi
bagian belakang abutment tidak mengalami gaya/tekanan akibat adanya tegangan
tanah. Selain itu, dapat menjaga kestabilan posisi abutment.
Wing Walls (Dinding Sayap)

TAMPAK SAMPING WING WALLS TAMPAK 3D WING WALLS


Pembangunan Wing Walls
Wing Walls (Dinding Sayap)

Berdasarkan Bentuk Geometri ada


3 jenis wing wall yaitu: Berdasarkan Konstruksi ada 2
1. Straight Wing Walls jenis wing wall yaitu:
=>berupa ekstensi dinding 1. Integral
abutment dibangun secara menyatu
2. Flared Wing Walls dengan abutment dan di cor
=> membentuk sudut dengan di tempat
jalan jembatan 2. Independent
3. U-wings dibangun secara terpisah
=>sejajar dengan jalan dari abutment
jembatan
Straight Wing Wall Flared Wing Wall U-Wings
PONDASI
PONDASI PADA JEMBATAN
Pondasi jembatan adalah suatu struktur paling bawah dari jembatan yang meneruskan beban dari struktur atas dan bawah
jembatan ke tanah dibawahnya, untuk itu pondasi harus didudukkan pada tanah keras, atau dijepit pada tanah yang kokoh. Pondasi
memegang peranan yang utama terhadap kestabilan jembatan, pondasi tidak boleh turun, tergeser atau terguling.

Kriteria Desain
1. Disarankan tidak mengunakan pondasi langsung pada daerah dengan gerusan/scouring yang besar, jika terpaksa berikan
perlindungan pondasi terhadap scouring.
2. Hindari peletakkan pondasi pada daerah gelincir local atau gelincir global, jika kepala jembatan harus diletakkan pada lereng
Sungai
3. Hindari penyebaran gaya dari pondasi kepala jembatan jatuh ke lereng/ tebing sungai.
4. Gunakan pondasi sesuai dengan kondisi tanah dibawah kepala atau pilar jembatan.
5. Gunakan Faktor keamanan (Safety Factor) yang dapat memberikan keyakinan terhadap ketahan pondasi.

Bila analisa menggunakan data tanah dari sondir, maka :


- Untuk fondasi Tiang pancang, SF Point bearing= 3 dan SF Friction pile= 5
- Untuk fondasi Sumuran dan pondasi dangkal SF Daya dukung tanah= 1,5~2, SF Geser= 1,5 dan SF Guling= 1,5
Jenis Pondasi Jembatan
PONDASI DANGKAL
A. Pondasi Langsung
Pondasi langsung pada umumnya digunakan untuk abutment tipe gravitasi. Abutment jembatan tipe gravitasi
ini diasumsikan terbuat dari pasangan batu dan dudukan struktur atas jembatan terbuat dari beton struktural.

B. Pondasi Sumuran
Cyclops atau Pondasi Sumuran adalah jenis pondasi yang memiliki bentuk silinder semperti sumur. Rangka
pondasi tersebut terdiri dari susunan pipa beton silinder yang kemudia dicor dan diisi batu belah pada
rongga
di dalamnya.
Tipe Pondasi Dangkal

PONDASI LANGSUNG PONDASI SUMURAN


PONDASI DALAM
Jenis Pondasi Jembatan
A. Pondasi Tiang Pancang Beton Bertulang Precast / Tiang Pancang Beton Prategang Precast
Pondasi Tiang Pancang Beton Bertulang Precast adalah pondasi yang dibangun dengan memperkuat beton secara
konvensional dengan sangkar penguat internal yang terdiri dari beberapa batang baja longitudinal dan lateral dan dalam
bentuk ikatan individu atau spiral. Tiang pancang pracetak diorong ke dalam tanah menggunakan alat hydraulic jack/drop
hammer/tripod.

B. Pondasi Tiang Pancang Baja Struktur / Tiang Pancang Pipa Baja


Pondasi Tiang Pancang Pipa Baja adalah pondasi yang dibuat dengan pemacangan tiang pipa baja yang yang kemudian
diisi beton pada lokasi proyek. Tiang pipa baja dapat dipancang dengan bagian ujung tertutup maupun terbuka.
Pemancangan juga dapan dikombinasikan dengan pengeboran bila diperlukan.

C. Pondasi Tiang Bored Pile


Pondasi Tiang Bored Pile adalah jenis pondasi tiang yang dibuat di tempat pengecoran (di lokasi proyek). Pondasi ini pada
dasarnya sama dengan pondasi tiang pancang precast, hanya saja pembuatan pondasi dilakukan secara langsung di lokasi
proyek dengan membuat lubang (bore) kemudian memasukan tulangan yang sudah dirakit sebelum dicor dengan beton.
Tipe Pondasi Dalam

PONDASI TIANG PANCANG PONDASI TIANG PANCANG PONDASI BORED PILE


BETON BERTULANG PIPA BAJA
PRACETAK
Bearing Pad / Bantalan
Bearing pad adalah sebuah sistem dari suatu bagian jembatan yang digunakan untuk mentransfer
tegangan dari struktur bagian atas ke struktur bagian bawah yang dapat memberikan pergerakan pada bagian
atas struktur jembatan. Tumpuan ini diletakkan diatas abutmen dan pier head sebagai landasan gelagar induk.
Bahan yang sering digunakan sebagai tumpuan ini adalah besi cor (berupa roll dan engsel), dan lempengan
super rubber elastic yang dilapisi pelat baja (elastromer bearing pad)
Tujuan Penggunaan Bearing Pad
Tujuan penggunaan bearing pad adalah untuk mengakomodir gaya yang timbul akibat adanya
beban. Gerakan itu sendiri dapat diakibatkan oleh pemuaian, beban hidup, gaya yang ditimbulkan
oleh kendaraan, atau getaran akibat aktivitas seismik seperti gempa bumi.

Fungsi Bearing Pad


Bantalan jembatan (bearing pad) mempunyai fungsi sebagai media untuk menyalurkan beban
dari bangunan bagian atas (super struktur jembatan) menuju bangunan bawah (sub struktur
jembatan). Dengan cara tersebut, beban dapat disalurkan dari bagian atas jembatan atau struktur
elevated ke bagian bawahnya ketika dilintasi kendaraan.
Jenis - Jenis Bearing Pad
1. Laminated Elastomeric Bridge Bearing
Jenis elastomer jembatan yang satu ini terdiri dari beberapa lapisan karet yang terpisah oleh pelat
baja. Bridge bearing ini umumnya berbentuk bantalan yang dapat menampung gerakan akibat rotasi
maupun deformasi geser.

Bantalan jenis ini dapat digunakan sebagai solusi ekonomis untuk


sebuah konstruksi di mana jembatan menerima banyak gerakan
transversal, longitudinal, dan rotasi kecil. Tidak hanya itu, laminated
elastomeric bridge bearing juga mampu menghadirkan isolasi getaran. Dan
yang terpenting, bantalan karet ini sangat mudah dipasang.

Laminated bearing merupakan salah satu jenis bantalan jembatan yang cukup mudah untuk
dipasang. Bantalan ini menggunakan karet jenis Neoprene polos yang mempunyai kemampuan untuk
memindahkan beban ke substruktur jembatan secara halus dan merata. Bantalan ini juga mampu
menerima rotasi dari jembatan. Karenanya, bantalan ini dapat mengatasi gerakan longitudinal dan lateral
akibat kondisi thermal.
2. Lead Rubber Bearing

Bridge bearing jenis ini mempunyai satu silinder atau lebih pada bagian tengah, terdiri
dari lapisan material karet yang lebih lunak dan tidak kaku layaknya laminated bearing pad,
sehingga memiliki kemampuan pergeseran yang besar, dan juga menggunakan material timbal
murni 99,9% sebagai material yang mendisipasi energi dari gaya pergerakan struktur atau
jembatan.

Fungsi dari inti bantalan tersebut adalah untuk meredam terjadinya goncangan dalam
skala besar. Ketika terjadi bencana alam seperti banjir, gelombang pasang, atau gempa,
bridge bearing yang satu ini juga mencegah kerusakan parah pada jembatan. Bridge bearing
ini dapat digunakan untuk jembatan dengan bentang yang lebar. Lead Rubber Bearing (LRB)
sering juga disebut Base isolation bearing merupakan jenis bantalan yang sesuai untuk
struktur bangunan anti gempa atau sering juga disebut dengan seismic building.
3. Pot Bearing

Bantalan jembatan ini merupakan jenis yang paling sesuai untuk jembatan yang tidak
mempunyai ruang besar untuk elastomer. Bantalan ini mempunyai kinerja yang bagus untuk
jembatan bertipe lengkung atau miring dan membutuhkan kontrol arah yang tinggi. Pot bearing
dirancang untuk menerima beban vertikal yang besar dengan penerapan sistem piston. Terdapat
berbagai macam pot bearing, gaya sliding dari komponen sliding plate dengan teflon dan
stainless steel sebagai sub komponennya menghasilkan kemampuan pergeseran yang besar.
BANGUNAN
PELENGKAP
JALAN PENDEKAT
(OPRIT)
Jalan Pendekat (Oprit) adalah segmen
jalan yang menghubungkan antara
konstruksi perkerasan jalan raya
dengan kepala jembatan (abutment).

Oprit dapat terbuat dari konstruksi


galian dan atau timbunan tanah
(urugan) yang dipadatkan secara
khusus agar terhindar dari penurunan.
FUNGSI OPRIT
JEMBATAN
1. Sebagai pelat injak jalan menuju jembatan.
2. Sebagai area untuk instalasi plat girder (gelagar) pada jembatan beton prategang. Cara pemasangannya yaitu, pada
oprit bailey dipasang dan girder distressing sebelum diluncurkan ke antara abutment dan pilar.
PERENCANAAN GEOMETRI OPRIT
JEMBATAN
Perencanaan oprit jembatan harus mempertimbangkan segi keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan,
artinya ditinjau dari segi geometrik, perencanaan oprit jembatan harus memenuhi standar perencanaan
alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Faktor utama yang menentukan di dalam perencanaan
alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal oprit jembatan adalah kecepatan rencana, yang ketentuan
ketentuannya mengacu pada standar perencanaan geometrik yang berlaku.
Alinyemen Horizontal Oprit Jembatan
Perencanaan alinyemen untuk oprit jembatan dapat dibagi dalam 3 tipikal sebagai berikut:

Tipikal 1

Tipikal 1 ini memberikan gambaran bahwa jembatan terletak pada alinyemen horizontal
jalan yang lurus, dengan demikian oprit jembatan otomatis juga berada pada alinyemen
yang lurus. Ini adalah kondisi yang ideal.
Alinyemen Horizontal Oprit Jembatan

Tipikal 2

Tipikal 2 ini menempatkan jembatan pada tikungan gabungan searah, dengan batasan bentang jembatan ≥ 20
meter. Alinyemen di kiri-kanan jembatan yang merupakan bagian dari oprit disebut tikungan. Ada 3 (tiga) bentuk
tikungan yang ditentukan dalam tata cara perencanaan geometrik jalan yaitu : spiral-circle-spiral, full-circle atau
spiral-spiral.
Alinyemen Horizontal Oprit Jembatan

Tipikal 3
Tipikal 3 ini menempatkan jembatan pada tikungan gabungan balik, dengan batasan bentang jembatan
≥ 20 meter. Sama seperti pada tikungan gabungan searah, persyaratan geometrik untuk tikungan
gabungan balik mengharuskan ada bagian lurus ≥ 20 meter untuk menghubungkan kedua tikungan
tersebut.
PERENCANAAN PERKERASAN OPRIT
JEMBATAN
Perencanaan perkerasan oprit jembatan sama halnya dengan perencanaan
perkerasan untuk jalan raya pada umumnya, dapat dipilih tipe perkerasan lentur
(flexible pavement) atau perkerasan kaku (rigid pavement). Pemilihan tipe
perkerasan tergantung kebijakan teknis yang ditetapkan oleh pemilik pekerjaan.
JENIS TIMBUNAN UNTUK OPRIT
JEMBATAN
Timbunan Biasa Timbunan Pilihan

Urugan menggunakan timbunan pilihan


Timbunan oprit sendiri diurug hingga ke
tidak hanya berfungsi sebagai urugan
elevasi top subgrade sesuai dengan
saja namun mempunyai maksud khusus
perencanaan yang dibuat. Dengan
lainnya. Maksud khusus ini antara lain
menggunakan jenis timbunan biasa
adalah untuk mengurangi tebal lapisan
maka dapat menggantikan material
pondasi bawah dan meminimalisir gaya
eksisting subgrade di lapangan yang
lateral tekanan tanah. Gaya lateral ini
secara teknis tidak memenuhi
adalah gaya yang terjadi di belakang
persyaratan.
dinding penahan tanah talud jalan.
PERMASALAHAN PADA OPRIT
1. Beban timbunan oprit yang melebihi tinggi batasnya menyebabkan tekanan tanah horisontal aktif bertambah sehingga
bagian atas abutment terdorong dan berdampak pada terdorongnya gelagar jembatan atau lantai jembatan.
2. Tinggi timbunan melebihi tinggi kritrisnya sehingga terdorongnya bagian bawah abutment serta bangunan disekitarnya
dan terangkat tanah di kanan kiri timbunan oprit.
3. Pemadatan timbunan oprit tidak dilakukan secara sempurna pada saat pelakasanaan. Tebal pemadatan tidak mengikuti
standar yang ada atau kadar air optimum tanah yang tidak terpenuhi sehingga terjadi penurunan elevasi atau deformasi
oprit jembatan pada ujung pertemuan antara struktur perkerasan jalan terhadap ujung kepala jembatan.

penurunan elevasi ujung pertemuan antara


struktur perkerasan jalan terhadap ujung
kepala jembatan.
Expansion Joint
A. Pengertian Expansion Joint
Sebuah konstruksi jembatan mempunyai struktur yang didesain sedemikian rupa sehingga mampu menahan getaran
serta menopang kendaraan yang melintas. Salah satu bagian yang wajib ada dalam pembangunan jembatan adalah
expansion joint atau siar muai.
Expansion Joint atau Siar Muai adalah bahan yang dipasang di antara dua bidang lantai beton untuk kendaraan atau
pada perkerasan kaku dan dapat juga pada pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu lintas yang
akan melewati jembatan supaya pengguna jalan merasa aman dan nyaman.
Expansion joint yang terdapat pada badan jembatan sehingga bagian permukaannya dapat dilewati oleh kendaraan
dengan aman. Dengan adanya expansion joint, beton pada konstruksi jembatan dapat saling disambungkan. Expansion
joint bekerja secara horizontal. Arah gerak tersebut mengikuti gerakan jembatan saat dilewati oleh berbagai jenis
kendaraan maupun saat muncul beban muai-susut. Selain itu, elastomer pada jembatan memiliki ruang gerak yang lebih
berkat joint ini.
Expansion Joint
B. Fungsi Expansion Joint
1. Mengakomodasi segala bentuk gerakan yang terjadi pada struktur jembatan;
2. Meredam getaran yang disebabkan oleh beban pada bagian permukaan jembatan;
3. Mempertahankan struktur asli jembatan sehingga tidak mengalami perubahan bentuk. Biasanya, perubahan bentuk
dimungkinkan terjadi karena jembatan menahan beban dan gerakan yang berasal dari kendaraan;
4. Meredam tekanan dan mengurangi kebisingan;
5. Meminimalisir adanya pergeseran sehingga kebocoran pada struktur beton bisa dihindari.

C. Elemen-Elemen Penting Expansion Joint


a. Seal
Pada proses pengaplikasian joint, seal merupakan elemen vital yang didesain khusus untuk menyambung jembatan
dengan sempurna. Seal biasa dimanfaatkan sebagai pengisi antar sambungan sehingga fungsinya dapat
dimaksimalkan.
b. Baja khusus
Elemen selanjutnya adalah baja khusus. Fungsi utama dari profil baja khusus pada jembatan yakni merekatkan dan
mengunci seal.
c. Angkur
Proses pemasangan expansion joint juga membutuhkan elemen angkur. Kegunaannya adalah untuk memperkuat
struktur sekaligus menyambungkan penulangan dari slab ke profil baja dengan baik.
Expansion Joint
D. Jenis-Jenis Expansion Joint
1. Expansion Joint Terbuka
Expansion joint terbuka merupakan jenis sambungan yang memperlihatkan celah sambungan secara jelas.
Karena terdapat celah pada badan jembatan, maka diperlukan sistem drainase yang baik guna menampung air
apabila terjadi hujan dan air memasuki celah-celah. Dengan demikian, air tidak menetes ke bagian bawah
jembatan.

2. Expansion Joint Tertutup


Kebalikan dari model terbuka, expansion joint tertutup adalah siar muai yang memiliki sistem kedap air
sehingga kebocoran pada struktur beton dapat dicegah. Pada model ini, air dari bagian atas joint akan diarahkan
ke drainase yang ada di samping. Jenis sambungan pada jembatan yang satu ini mengadopsi sistem sambungan
yang kedap air sehingga dianggap lebih baik untuk jembatan.
Expansion Joint
E. Kategori Expansion Joint Terbuka
a. Finger Joint
Jenis finger joint adalah siar muai terbuka yang berbentuk menyerupai 2 sisir yang mengikat satu sama lain.
Biasanya, baja digunakan sebagai bahan baku untuk membuat finger joint. Movement yang mampu
diakomodasi oleh finger joint mulai dari 75 mm. Karena termasuk kategori yang terbuka, maka sistem drainase
diletakkan pada bagian bawah.

b. Butt Joint
Pengertian butt joint adalah besi siku yang berguna sebagai pelindung bagian tepi beton. Dengan adanya butt
joint, kerusakan pada jembatan dapat diminimalisir secara efektif. Umumnya, jenis ini lebih ideal untuk
jembatan small movement dengan gap 25 mm. Pemasangan butt joint biasa menggunakan baut. Sayangnya,
jenis joint terbuka ini kurang bagus dalam menahan air sehingga lebih sering digunakan pada jembatan
berukuran pendek.
Expansion Joint
F. Kategori Expansion Joint Tertutup
a. New Cut Off Joint
Jenis new cut off joint merupakan siar muai yang memiliki seal dari bahan karet. Pada konstruksi jembatan,
elemen seal diletakkan di antara celah yang bertujuan untuk menahan movement dengan baik.
b. Asphaltic Plug Joint
Ciri khas dari asphaltic plug joint adalah menggunakan penutup sambungan yang terbuat dari campuran bahan
agregat, angkur, binder dan pelat baja. Agregat harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu 2000
menggunakan alat khusus. Jenis expansion joint tertutup ini memerlukan aspal bitumen sebagai penutup.
c. Modular Joint
Selanjutnya, modular joint adalah jenis siar muai yang tersusun dari beberapa strip seal. Banyaknya jumlah
strip seal bertujuan untuk mengakomodasi movement 150 mm sampai 600 mm. Wajar apabila modular joint
sering digunakan pada jembatan berukuran panjang. Expansion joint ini memiliki 3 bagian utama yang
meliputi sealer, separator beam dan support bar. Ketiga bagian tersebut merupakan kesatuan yang menyambung
secara tertutup.
d. Strip Seal Joint
Jenis sambungan tertutup lain adalah strip seal joint yang menggunakan elastomer sebagai bahan bakunya.
Elastomer tersebut dimasukkan ke bagian dalam besi yang ditanam pada pelat beton. Movement yang mampu
ditangani oleh strip seal joint antara 100 mm hingga 125 mm.
Expansion Joint
Gambar Kategori Expansion Joint Tertutup
a. New Cut Off Joint c. Modular Joint

b. Asphaltic Plug Joint d. Strip Seal Joint


Trotoar
A. Pengertian
Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton,
bentuknya lebih tinggi dari lantai jalan atau permukaan aspal.
Lebar trotoar minimal cukup untuk dua orang berpapasan dan
biasanya berkisar antara 1,0–1,5 meter dan dipasang pada
bagian kanan serta kiri jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb)
dipasang lis dari baja siku untuk penguat trotoar dari pengaruh
gesekan dengan roda kendaraan.
B. Fungsi
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1990) fungsi
trotoar di antaranya:
- Untuk jalur transportasi bagi pejalan kaki agar selamat dan
merasa nyaman dalam transportasinya.
- Untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas baik kendaraan
maupun pejalan kaki.
- Untuk memberikan ruang di bawah trotoar sebagai tempat
utilitas kelengkapan jalan seperti saluran air buangan muka jalan,
penempatan rambu lalu lintas, dan lain-lain.
Trotoar
C. Penghitungan lebar trotoar minimal
𝑊 = 𝑉 35 + 𝑁
Keterangan:
W adalah lebar efektif minimum trotoar (m)
V adalah volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit) N adalah lebar tambahan
sesuai dengan keadaan setempat (meter)

Keterangan:
* arus pejalan kaki > 33 orang/menit/meter, atau dapat berupa daerah pasar atau terminal 7 dari 36
**arus pejalan kaki 16-33 orang/menit/meter, atau dapat berupa daerah perbelanjaan bukan pasar
***arus pejalan kaki < 16 orang/menit/meter, atau dapat berupa daerah lainnya
Sandaran
Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa aman bagi
lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya. Tiang sandaran dengan trotoar terbuat
dari beton bertulang dan untuk sandarannya dari pipa galvanis.

Konstruksi sandaran umumnya terdiri dari Tiang sandaran Rail Post, biasanya dibuat dari
konstruksi beton bertulang untuk jembatan dengan balok girder beton, sedangkan untuk jembatan
rangka tiang sandaran menyatu dengan struktur rangka utama
Krib
Krib adalah bangunan yang dibuat melintang terhadap arus aliran
sungai yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengurangi hantaman air
pada sayap dan pangkal yang terletak di belokan sungai. Krib akan
mempunyai efek positif yang besar jika dibangun dengan baik. Tetapi,
krib yang kurang kualitasnya akan mengakibatkan kerusakan pada tebing
sungai.
Tujuan - Tujuan Pembangunan Krib
1. Mengatur arah arus sungai,
2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai
sehingga mengurangi beban hantaman arus air terhadap jembatan,
3. Mempercepat sedimentasi,
4. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
5. Mempertahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
6. Mengkonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.
Klasifikasi Krib
1. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib lolos air adalah krib yang diantara bagian-
bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya
gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan
di tempat ini.
2. Krib impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat
mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan
karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah
hilirnya.
3. Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat. Krib semi
permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan
batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.
4. Krib yang formasinya tegak lurus sungai dapat merintangi arus dinamakan krib melintang. Sedangkan
krib yang formasinya sejajar arah arus sungai di sebut krib memanjang.
Rambu
Rambu lalu lintas adalah bagian dari perlengkapan jalan yang memuat lambang, huruf, angka,
kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan,
perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan.

Rambu diatas menandakan bahwa Rambu diatas menandakan bahwa


di depan ada jembatan atau ada di depan ada jembatan angkat.
penyempitan jalan karena
jembatan.
Rambu

Rambu diatas biasa ditemukan Rambu diatas memberi larangan Rambu diatas memberikan
pada jembatan dengan konstruksi bagi kendaraan dengan ketinggian petunjuk untuk masuk ke jalur
lama, rambu tersebut memberi lebih dari nilai tertulis. Rambu ini atau lajur kiri. Rambu tersebut
larangan bagi kendaraan dengan biasa ditemukan pada jembatan biasa ditemukan pada jembatan
berat diatas 30 ton untuk melalui dengan tinggi yang rendah dengan 2 jalur searah
jembatan
Marka
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang
lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Marka

Marka Membujur Garis Utuh Marka Membujur Garis Putus-Putus Marka Garis Pada Kerb
Marka tersebut disediakan Marka membujur garis putus-putus Marka berupa garis utuh
untuk memisahkan arus lalu ditempatkan sepanjang arah lalu berwarna kuning pada bingkai
lintas ke arah yang sama dan lintas di permukaan perkerasan jalan (kerb) , menyatakan
tidak boleh dilalui oleh lalu jalan, Marka tersebut disediakan dilarang berhenti pada daerah
lintas kendaraan untuk untuk memisahkan arus lalu lintas tersebut, seperti ditunjukkan
berpindah lajur/jalur. Warna ke arah yang sama, tetapi masih pada gambar diatas
dominan dari marka dibolehkan untuk dilalui kendaraan
tersebut, adalah putih. (pindah lajur). Warna yang dominan
adalah putih.

Sumber: PUPR ISBN 978-602-264-100-1 (Marka Jalan)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai