Anda di halaman 1dari 23

STOIKIOMETRI

Kimia Dasar
Rasidi, ST. MT.
Komposisi Senyawa Kimia
Suatu senyawa kimia selalu dapat dinyatakan dengan
rumus kimia, misal:
Air  H2O artinya molekul air terdiri dari 2 atom H dan
1 atom O atau setiap mol senyawa air terdiri dari 2 mol
unsur H dan 1 mol unsur O
Rumus kimia halothane, C2HBrClF3, artinya…?
Rumus kimia menggambarkan unsur-unsur yang ada
dalam senyawa dan jumlah relatif atom dari masing-
masing unsur, atau
Indeks angka menunjukkan perbandingan mol
Persen Komposisi
Melalui rumus kimia dapat dihitung persen (%)
komposisi masing-masing atom dalam senyawa
tersebut
Persen komposisi adalah perbandingan massa dari
masing-masing unsur dalam senyawa

massa unsur
% komposisi   100%
massa total
Rumus Empiris
Rumus Empiris adalah rumus kimia yang
menunjukkan perbandingan mol dari atom-atom yang
berbeda dalam senyawa
5 tahapan dalam menetapkan rumus empiris dengan
gravimetri:
1. Tentukan massa dari masing-masing atom
2. Dengan massa molar (Ar) hitung mol-nya
3. Tulis perbandingan mol atomnya
4. Kalau perbandingan mol bukan bulat, jadikan
bilangan bulat sederhana
5. Rumus empiris adalah perbandingan bulatnya,
dimana angka terkecil menjadi 1
Rumus Molekul
Rumus Molekul adalah rumus yang menunjukkan
jenis dan jumlah atom dari tiap-tiap unsur dalam
senyawa. Rumusnya:
(Rumus Empiris)n = Berat Molekul
Rumus di atas adalah menentukan Rumus Molekul
kalau diketahui Rumus Empiris dan Berat Molekulnya
Dalam Rumus tersebut dihitung nilai n yang sesuai
(bernilai bulat) kemudian dicari Rumus Molekulnya
dari nilai n yang diperoleh
1 mol molekul air, terdiri dari:
2 mol atom H, dan
1 mol atom O

9 gram air, terdiri dari:


1 gram Hidrogen, dan
8 gram Oksigen
Penamaan Senyawa Kimia
Suatu senyawa kimia memiliki rumus kimia dan
memiliki nama.
Bisa terjadi dua senyawa yang berbeda memiliki
rumus kimia sama (isomer)  Senyawa Organik
Unsur terbagi 2 macam: Logam dan Non Logam
Setiap Unsur kimia memiliki sejumlah sifat tersendiri
meskipun ada sifat yang serupa
Sistem Periodik
Unsur Logam
Semua logam padat pada T ruang (kecuali air raksa)
Sifat-sifat Logam yang umum, yaitu:
dapat dibentuk menjadi lembaran tipis
Penghantar panas & listrik yang baik;
mengkilap
Atom logam cenderung kehilangan satu atau lebih
elektron dan membentuk ion positif
Ikatan dan Jenis Senyawa
Senyawa yang terbentuk karena ikatan antara kation
dan anion disebut senyawa ionik
Senyawa yang terbentuk karena pemakaian bersama
pasangan elektron antara 2 atom disebut senyawa
kovalen
Senyawa ionik terjadi apabila unsur logam
berikatan(bereaksi) dengan non-logam, sedangkan
senyawa kovalen terjadi apabila unsur non-logam
berikatan dengan unsur non-logam
Senyawa Organik dan Anorganik
Berdasarkan keberadaannya di alam, senyawa terbagi
menjadi Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
Senyawa Organik adalah senyawa utama penyusun
jaringan makhluk hidup yang terbentuk dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan beberapa unsur minor
lainnya
Senyawa anorganik ada 2 bentuk senyawa ionik dan
kovalen
Penamaan Senyawa Ionik
Format: Nama Logam + Nama Non-L + ‘ida’
1. Untuk Logam yang hanya punya 1 valensi,
Contoh: KCl = kalium klorida; CaF2 = kalsium Fluorida
2. Untuk logam yang punya 2 valensi,
 Logam bervalensi rendah berakhiran “o” dan yang
bervalensi tinggi berakhiran “i”, contoh: FeO = fero
oksida; Fe2O3 = feri oksida
3. Untuk yang punya lebih dari 2 valensi digunakan
angka romawi dalam kurung, contoh: VO, V2O3, VO2
dan V2O5
Penamaan Senyawa Kovalen
Format: Nama Non-L + Nama Non-L + ‘ida’
contoh: FBr = fluor bromida
Bila jumlah unsur non-logam lebih dari satu, maka
jumlah atom ditunjukkan dengan indeks sebagai
berikut: 1=mono, 2=di, 3=tri, 4=tetra, 5=penta,
6=heksa, 7=hepta, 8=okta, 9=nona, 10=deka.
contoh: SF6=sulfur heksa fluorida; FCl4=fluor tetra
klorida; CS2=carbon disulfida
Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah proses dimana zat baru, yang
disebut produk, terbentuk dari sejumlah zat asal, yang
disebut reaktan
Reaksi kimia dinyatakan sebagai persamaan kimia,
dimana reaktan dituliskan di sebelah kiri dan produk
dituliskan di sebelah kanan
Secara fisik, suatu reaksi kimia terjadi dapat dilihat dari
adanya perubahan warna, timbulnya gas, terbentuknya
endapan, dilepas/diserapnya panas,dll
A + B  C + D
Reaktan Produk
Persamaan Reaksi Kimia
Setiap senyawa dalam persamaan reaksi kimia
biasanya diberi indeks yang menunjukkan fasa
2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(c)
Persamaan reaksi kimia harus disetimbangkan, dasar
dari penyetimbangan ini adalah hukum kekekalan
massa, yaitu bahwa dalam suatu reaksi kimia, atom
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
Jumlah setiap atom harus tetap sebelum dan sesudah
reaksi
Menyetimbangan Reaksi
Prosedur 3 tahap menyetimbangkan persamaan reaksi:
1. Tuliskan nama reaktan dan produk
2. Ubahlah nama kimia menjadi pernyataan rumus
kimia
3. Setimbangkan pernyataan rumus kimia untuk
memperoleh persamaan reaksi kimia, dengan
mengatur koefisien reaksi
 Angka disetiap rumus kimia disebut koefisien
stoikiometri atau koefisien reaksi, bila tak ditulis
artinya koefisien reaksinya satu
Contoh Menyetimbangkan
NO + O2  NO2
3O 2O
Disini jumlah O di kiri dan kanan beda (3 dan 2)
Jumlah O disamakn dengan mengalikan koefisien
reaksi dari NO dan NO2 dengan angka 2
2 NO + O2  2 NO2
2N 2O 2O 2N 4O
Perlu Diingat
a) Persamaan reaksi dapat disetimbangkan hanya
dengan mengatur koefisien reaksi dari senyawa kimia
b) Jangan pernah menambahkan senyawa lain
c) Jangan pernah merubah indeks dari rumus kimia
senyawa
Tidak ada teori khusus untuk menyeimbangkan reaksi
Ada satu petunjuk yang dapat digunakan sebagai
pegangan yaitu bahwa dalam menyeimbangkan
persamaan reaksi, setimbangkan terlebih dahulu atom-
atom yang tidak tersebar (selain H dan O)
Arti Kuantitatif Persamaan Reaksi
Koefisien reaksi dari suatu persamaan reaksi kimia
merupakan perbandingan mol dalam proses reaksi
tersebut
2 H2(g) + O2(g)  2 H2O(c)
Berarti: 2 molekul H2 + 1 molekul O2  2 molekul H2O
Atau: 2x molekul H2 + 1x molekul O2  2x molekul H2O
 kalau x adalah 6,02 x 1023 (tetapan avogadro), maka x
molekul sama dengan 1 mol, yang artinya:
2 mol H2 + 1 mol O2  2 mol H2O
Reagen Pembatas
Dalam reaksi kimia dimana semua reaktan habis
terpakai disebut bahwa reaktan berada dalam keadaan
proporsi stoikiometrik
Reaktan yang habis terpakai dengan reaktan lain
berlebih, disebut reaktan/reagen pembatas yang
menentukan jumlah produk yang dihasilkan
Reagen pembatas adalah reagen yang menghasilkan
produk yang lebih sedikit
Contoh: berapa H2O yang dihasilkan jika diumpankan 1
mol H2 dan 1 mol O2?
Hubungan Mol dengan Volume Gas
Khusus untuk senyawa bentuk gas, 1 mol gas senyawa
apa saja sama 22,4 liter pada keadaan STP (Standard
Temperatur and Pressure), yaitu pada temperatur 0 C
= 273 K dan tekanan 1 atmosfer.

Mol = Vgas STP (liter)


22,4
HUKUM- HUKUM GAS
Bila keadaan bukan standar, maka pengubah mol
menjadi volume atau sebaliknya dapat menggunakan
persamaan gas ideal atau dengan menggunakan
gas pembanding sesuai dengan hukum Avogadro.
Mol gas

Bila T dan P
diketahui Bila ada gas
pembanding
n=VP n₁ = n₂
RT V₁ V₂

VOLUME

Bila suatu reaksi melibatkan gas maka perbandingan


koefisien reaksi menunjukan perbandingan volume gas
gas, pernyataan ini dikenal sebagai hukum Gay Lussac.
Perbandingan volume gas gas = perbandingan koefisien reaksi

Anda mungkin juga menyukai