KEMENTERIAN KESEHATAN RI
1
Tujuan Pembelajaran Umum
a.Bagi orientasi fasilitator: Setelah mengikuti orientasi ini, peserta
dapat menjadi fasilitator dalam materi Klaster Pelayanan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia
b.Tujuan Pembelajaran Umum bagi orientasi tenaga
kesehatan: Setelah mengikuti orientasi ini, peserta dapat
memahami dan menjelaskan terkait Klaster Pelayanan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia
TUJUAN
PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat memahami dan
menjelaskan:
a.Alur kerja klaster pelayanan kesehatan usia produktif dan
lanjut usia
b.Paket pelayanan kesehatan usia produktif dan lanjut usia
c.Paket pelayanan kesehatan jiwa
d.Paket pelayanan P2PTM dan P2PM 2
PAKET LAYANAN USIA PRODUKTIF DAN
LANJUT USIA PADA KLASTER 3
Oleh:
Direktorat Kesehatan Usia Produktif Dan Lanjut Usia
1
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya
2
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu menjadi fasilitator yang memahami alur dan
pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia (klaster 3)
3
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelahmengikuti materi ini, peserta mampu
memahami alur dan pelayanan
kesehatan usia produktif dan lansia (klaster 3)
3
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya
2
273 JT
PENDUDUK
> 80 Tahun
INDONESIA
USIA SMART – Sehat Mandiri Aktif
Produktif
LANJUT
15,3
29,3 (10,82%)
13,9 LANSIA
Juta Juta SMART
(52,4%) (47,6%)
64 Tahun
USIA Tulang punggung
Lansia PRODUKTIF keluarga
Pekerja Formal 93,3 189 (69,3 %)
95,6
Juta Juta
Pekerja Informal (49,4%)
Aset Negara
(50,6%)
Ibu Rumah
Pekerja
Tangga Tidak 131,06 Penggerak Ekonomi
Bekerja (48%) Bangsa
52,5 78,5
PUS Juta Juta
Catin (40,5%) (59,5%) Melahirkan /Pencetak
Remaja/ Pemuda Generasi Penerus Bangsa
15 Tahun
10 BEBAN KESEHATAN TERBESAR PER KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN
LANSIA KATEGORI USIA Remaja
Usia Produktif
PERINGKAT Remaja 15-19 (LIFECYCLE)
Usia Produktif 20-39 Usia Produktif 40-59 Lansia 60+ 15-19
1
tahun
th th th th 20-39 tahun
Cardiovascular Cardiovascular Cardiovascular
1 Transport injuries
diseases diseases diseases
Musculoskeleta Musculoskeleta Musculoskeleta
2 Mental Disorders
l disorders l disorders l disorders
Skin & Subcuta-
Usia Produktif Lansia
3 Mental disorders Neoplasms Sense organ diseases 2 60+
neous tahun
Diseases 40-59 tahun
4 Neurological Diabetes & Neoplasms
Neoplasms
disorders kidney
diseases
5
Musculoskeleta Respiratory Diabetes &
Mental disorders
l disorders infections kidney
6 & TB diseases
1. Kematian Ibu, Bayi, Stunting,
Chronic respiratory
gangguan pertumbuhan
Enteric Infections Transport injuries Digestive diseases
7 diseases perkembangan dan perceraian
Neurological 2. Pekerja sakit, menurunkan
Unintentional Injuries Sense organ diseases Digestive diseases
8 disorders produktifitas, ekonomi
Respiratory Digestive diseases Other NCDs
Respiratory terhambat
9 infections infections 3. Ketergantungan pada lansia,
& TB & TB
Neurological Neurological
pengobatan jangka Panjang
10 Neoplasms Other NCDs
disorders disorders dan biaya pengobatan
Cardiovascular Diabetes & kidney Respiratory infections meningkat
% total cause of 67 73 85 Enteric94
Infections
deaths diseases diseases & TB
% % % %
% total 68 71 80 90
YLDs % % % %
% total 69 69 79 75
DALYs % % % %
2
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia
5
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya
2
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia
7
∙ Pelayanan Usia Produktif
Delivery
Sasaran Pelayanan Unit
Masalah Kesehatan Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
∙ Penyakit Skrining masalah ∙ Kuesioner self Kuesioner SRQ 20 Kuesioner SRQ 20 Penemuan kasus
Tidak kesehatan jiwa reporting questioner masalah
Menular (1 kali/ tahun) (SRQ 20) kesehatan jiwa
∙ Penyakit ∙ Kuesioner ASSIST
Menular (untuk
∙ Masalah gizi menapis penyalahgunaan
NAPZA secara dini)
∙ Gangguan Pelayanan ∙ KIE Kesehatan reproduksi
Kesehatan ∙ Pemeriksaan Kesehatan
mental
reproduksi minimal pemeriksaan
emosional dan
bagi anemia dan status gizi
depresi pada Calon ∙ Konseling
usia produktif pengantin ∙ Tatalaksana sesuai
∙ Masalah temuan medis
Kesehatan Skrining layak ∙ Pemeriksaan kesehatan Skrining layak Skrining layak -
hamil (1x/ tahun) catin dan pasangan usia hamil hamil (kuesioner
Reproduks subur aplikasi)
i ∙ Tatalaksana sesuai
temuan medis
∙ Perencanaan kehamilan
sehat
Skrining status Edukasi dan layanan imunisasi Edukasi dan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan
imunisasi tetanus tetanus layanan imunisasi tetanus imunisasi tetanus
bagi usia imunisasi
produktif tetanus
Pelayanan KB ∙ Pil, suntik, kondom, implant, ∙ Pil, suntik, Pil, suntik, kondom ∙ Edukasi dan
Alat Kontrasepsi Dalam kondom, mobilisasi
Rahim (AKDR) dan Metode implant
∙ Pelayanan Lanjut Usia
Delivery Unit
Sasaran Masalah Pelayanan
Kesehatan Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
∙ Penyakit Tidak Skrining geriatri 1. anamnesa perilaku 1. anamnesa perilaku 1. Anamnesa perilaku
Menular berisiko; berisiko; BB, TB (atau berisiko; BB, TB
∙ Penyakit 2. BB, TB (atau LiLA LiLA dan Lingkar (atau LiLA dan
Menular dan Lingkar betis), betis), LP, IMT, TD; Lingkar betis), LP,
∙ Masalah LP, IMT, TD; 2. Skrining Aktifitas IMT, TD;
gizi 3. Skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari 2. Skrining Aktifitas
∙ Tingkat Kehidupan Sehari- (AKS/ADL) dan Kehidupan Sehari-
kemandirian hari (AKS/ADL) skrining lansia hari (AKS/ADL) dan
dan sederhana (SKILAS), 1. Memastikan lansia
dan skrining lansia skrining lansia mendapatkan
penurunan 3. pemeriksaan
sederhana sederhana (SKILAS), pelayanan skrining
kapasitas laboratorium (gula
(SKILAS), 3. pemeriksaan 2. Edukasi keluarga
intrinsik darah, kolesterol)
4. pemeriksaan laboratorium (gula
laboratorium (gula darah, kolesterol)
darah, kolesterol)
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya
2
Pada penerapan integrasi layanan di klaster 3 akan
melihat:
6
SKRINING KEBUGARAN
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara
efektif dan efisien, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kondisi ini diperoleh melalui
proses aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur.
Usia Produktif Lanjut Usia
Kuesioner Pra Partisipasi dengan Physical Activity Readiness Questionaire dan You
(PAR-Q and You)
SKRINING KEBUGARAN
DATA DATA
AWAL Optimalisasi aktivitas fisik II
• Data Kesehatan • Data Kesehatan
II
• IMT Latihan Fisik sesuai kondisi
kesehatan • IMT
• Kebugaran dan tk kebugaran
• Kebugaran II
Edukasi keluarga tentang pentingnya skrining
kebugaran dan menjaga kebugaran
LANGKAH SKRINING KEBUGARAN DENGAN APLIKASI SIPGAR
Pertanyaan Lanjutan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pertengkaran pernah membuat Anda Tidak Pernah (+1)
merasa sedih atau buruk tentang diri sendiri?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
2 Apakah pertengkaran pernah menghasilkan Tidak Pernah (+1)
pukulan, tendangan, atau dorongan?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
No Pertanyaan Jawaban
3 Apakah Anda pernah merasa takut dengan apa Tidak Pernah (+1)
yang pasangan Anda katakan atau lakukan?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
4 Apakah pasangan Anda pernah melecehkan Tidak Pernah (+1) Jika hasil penjumlahan
Anda secara fisik? skor dari Pertanyaan
Kadang-Kadang (+2)
Awal dan Pertanyaan
Sering (+3) Lanjutan ≥13 maka
5 Pernahkah pasangan Anda melecehkan Anda Tidak Pernah (+1) pasien terindikasi
secara emosional? mengalami kekerasan
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
6 Apakah pasangan Anda pernah melecehkan Tidak Pernah (+1)
Anda secara seksual?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
INTERVENSI LANJUT
PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU
Hasil skrining ditemui tanda-tanda kekerasan Hasil skrining ditemui tanda-tanda kekerasan
🡪 🡪
Intervensi lanjutan: Intervensi lanjutan:
- Lakukan tatalaksana sesuai kebutuhan korban merujuk dan menyampaikan hasil pemeriksaan ke
-Laporkan kepada pihak berwenang (Unit puskesmas untuk dilaporkan kepada pihak
Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan berwenang (Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perempuan dan Anak/UPTD PPA), unit Perlindungan Perempuan dan Anak/UPTD PPA),
pelaksana teknis daerah bidang sosial, unit pelaksana teknis daerah bidang sosial,
Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Masyarakat
Masyarakat dan/atau kepolisian). dan/atau kepolisian).
-Jika tatalaksana tidak dapat dilaksanakan di
puskesmas maka dapat dirujuk ke Rumah Sakit
PELAKSANAAN DI TINGKAT DASAR/PUSKESMAS
• Perencanaan
• Pelayanan
o Pencegahan KtPA melalui kegiatan kegiatan seperti UKS, PKPR, Buku KIA,
program
lansia dll
o Mampu mendeteksi dini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
yang terintegrasi dengan program dan layanan terkait
lainnya, seperti PKPR, MTBS,
imunisasi, KIA, HIV AIDS dll
o Memberikan pelayanan kasus KtPA dan bekerjasama dengan jejaring terkait
dalam
penanganan kasus KtPA
o pencatatan dan pelaporan
TATALAKSANA:
Anamnesa
Informed Consent
Pemeriksaan fisik dan
Rujukan status mental Pemeriksaan
penunjang Diagnosa Pulang
Non
Medis Tindakan medis
Medis
Konseling Wajib
Lapor
Pembuatan VeR
Rumah sakit
UPTD PPA: unit pelaksana Pencatatan dan Pelaporan
teknis daerah perlindungan PPT/ PKT
perempuan dan anak Kunjungan Rumah
P2TP2A: Pusat Pelayanan Jejaring
Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN
Tujuan KIE Kesehatan
•Meningkatkan Reproduksi
pengetahuan calon
Lembar Balik dan Buku Saku
pengantin dan PUS terkait “Merencanakan Kehamilan Sehat” Bagi
kesehatan dan hak PUS
reproduksi, mempersiapkan
kehamilan yang sehat,
penyakit-penyakit yang
Aplikasi
perlu diwaspadai, Kescatin
pencegahan KDRT, serta
informasi lainnya yang
dibutuhkan oleh catin dan
Buku Saku Kespro dan Kartu
PUS Catin Sehat bagi Catin
•Meningkatkan kesadaran
calon pengantin dan PUS
dalam menjaga kesehatan
diri dan pasangan serta
calon bayi yang akan
dilahirkan
Lembar Balik Kespro bagi Catin
35
Pemeriksaan kesehatan bagi catin
Tujuan
•untuk mengetahui status
kesehatan calon pengantin
dan PUS
•bila calon pengantin atau
PUS mempunyai masalah
kesehatan dapat
diobati/dikontrol
•mencegah penularan
penyakit kepada
pasangan
•mempersiapkan
kehidupan rumah tangga
yang sehat
•mempersiapkan
kehamilan dan • Hasil pemeriksaan merupakan rahasia medis
menghasilkan keturunan • Apapun hasil pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin tidak menghalangi pasangan
yang sehat dan berkualitas untuk melangsungkan pernikahan
SKRINING DAN IMUNISASI TETANUS
Skrining layak hamil adalah serangkaian kegiatan untuk menemukan adanya factor risiko
dan
masalah kesehatan pada catin dan PUS dengan menggunakan aplikasi kescatin
APLIKASI KESCATIN
Langkah-Langkah:
Pra Pelayanan Pelayanan kontrasepsi Pasca Pelayanan
46
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau
lingkungan kerja.
ALUR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DI PUSKESMAS
Pasien pekerja Pos UKK
Puskesmas
Layanan PAK di Puskesmas
Anamnesis klinis
dan okupasi
Tidak Ragu
Ragu Diagnosis
Bukan Penyakit Diagnosis Klinis tegak
Akibat Kerja Okupasi
Ya Ya
Tatalaksana Klinis
PAK yang spesifik pada
Penyakit
pekerjaan tertentu
Tidak
Tatalaksana Penyakit Mampu
Akibat Kerja dilaksanakan di
PKM?
Ya
Tidak
Mampu
dilaksanakan di Lakukan Tatalaksana
PKM? Penyakit Akibat Kerja
Ya
Lakukan Tatalaksana
Penyakit Akibat Kerja
2 Terkendali teratur
2 Mandiri
2 Mandiri
3 Mandiri
2 Mandiri
20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
Terlampir link instrument :
5–8 : Ketergantungan berat
https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
Kondisi Prioritas Hasil
Terkait Pertanyaan (berikan tanda centang sesuai hasil
Penurunan pemeriksaan)
Kapasitas
Intrinsik
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh) ☐ Salah pada salah satu
2.Orientasi terhadap waktu dan tempat: pertanyaan
Tanggal berapa sekarang? ☐ Tidak dapat mengulang ketiga
Di mana kamu berada sekarang kata
(rumah, klinik, dsb.)?
3.. Ulangi ketiga kata tadi
Keterbatasan mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa ☐ Tidak
menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5
kali dalam 14 detik?
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan ☐ Ya
terakhir atau pakaian menjadi lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan? ☐ Ya
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LiLA) <21 cm? ☐ Ya
Gangguan Penglihatan Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan ☐ Ya
melihat jauh, membaca, penyakit mata, atau sedang dalam Jika tidak, lakukan tes MELIHAT
pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)?
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat tes bisik ☐ Tidak
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu
oleh: ☐ Ya
∙ Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa ☐ Ya
∙ Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu
Cara pemeriksaan:
Tes Memori dan Orientasi Sederhana
Lulus atau gagal?
1. Mengingat tiga kata: Jika lansia tidak
mintalah orang yang sedang dinilai untuk mengingat tiga dapat menjawab
kata yang anda ucapkan. salah satu
Gunakan kata-kata sederhana dan konkret seperti dari dua pertanyaan
“bunga”, “pintu”, “nasi”. tentang orientasi
2. Orientasi waktu dan tempat ATAU tidak dapat
Kemudian tanyakan: “Tanggal berapakah hari ini?” mengingat ketiga
(seca ra lengkap), dan kata, kemungkinan
“Dimana anda sekarang?” (rumah, klinik, RS, dll)? terdapat penurunan
kognitif dan
3. Mengingat tiga kata:
diperlukan penilaian
Sekarang minta orang tersebut untuk mengulangi tiga
lebih lanjut
kata yang telah anda sebutkan
Keterbatasan Gerak
Petunjuk:
Tanyakan, "Apakah Anda pikir akan aman bagi anda untuk mencoba
berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan lengan Anda?"
(Contohkan gerakan kepada orang tersebut).
Jika YA, minta mereka untuk:
• Duduk di tengah kursi
• Silangkan dan letakkan tangan mereka di atas dada PENILAIAN LEBIH
• Naik ke posisi berdiri sempurna dan kemudian duduk lagi LANJUT DIPERLUKAN
•Ulangi lima kali secepat mungkin tanpa berhenti duduk di tengah kursi JIKA SESEORANG
Hitung waktu yang dibutuhkan – penilaian lebih lanjut diperlukan TIDAK DAPAT BERDIRI
LIMA KALI DALAM
jika seseorang tidak dapat berdiri lima kali dalam waktu 14 detik WAKTU 14 DETIK.
Malnutrisi
3 cara:
a. Mendengar bisikan (tes bisik) atau JIKA ADA
GANGGUAN DI
b. Hasil audiometrii skrining <35 dB atau SALAH SATU
PEMERIKSAAN,
c. Lulus tes suara dengan aplikasi digital (jika RUJUK KE
tersedia) PUSKESMAS
Tes Berbisik
• Kader berdiri di belakang lansia dengan jarak sekitar setengah meter atau
lengan,
satu menghadap ke satu sisi orang yang
diperiksa.
• Pemeriksaan dilakukan di ruang kedap
• suara.
Minta orang yang diperiksa/asisten untuk menutup telinga sebelah (yang
diperiksa)
tidak dengan menekan tragus (tonjolan di depan telinga yang
sebagian
menutupi lubang
• telinga)
Buang nafas dan perlahan bisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku
Gunakan
kata. kata umum, yang tidak berhubungan. Kata-kata sebaiknya familiar
orang yang diperiksa, seperti “ikan, api, taman,
oleh
sepeda”.
• Minta orang yang diperiksa mengulang kata-kata Anda. Kata-kata
diucapkan
harus satu per satu, dan tunggu jawaban masing-masing pada satu
• waktu.
Jika mengulangi lebih dari tiga kata dan Anda yakin bahwa dia dapat
dengan jelas, maka orang tersebut kemungkinan memiliki pendengaran normal
mendengar
telinga
di
ini.
• Pindah ke sisi sebelahnya dan uji telinga di sisi tersebut. Gunakan kata-kata
berbeda
yang
Intervensi lanjut :
1) Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Hasil skrining ditindaklanjuti ditatalaksana
dan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
a) Skrining tingkat kemandirian lansia: b) Skrining lansia sederhana
Skoring
3 item recall (0-3 poin) 1 poin untuk setiap kata yang tepat
Menggambar jam (0-2 poin) 0 poin untuk gambar jam yang abnormal
2 poin untuk gambar jam yang normal
Sebuah jam yang benar/ tepat harus mencakup beberapa elemen:
▪ Seluruh angka (dari 1 sampai 12) ditampilkan pada urutan yang tepat dan arah yang tepat (sesuai arah
jarum jam) di dalam lingkaran.
▪ Dua jarum jam, satu menunjuk arah 11, satu menunjuk arah 2.
Bila ada elemen yang terlewatkan, harus dinilai sebagai gambar jam yang abnormal. Menolak untuk
menggambar jam juga dinilai sebagai gambar jam abnormal.
Total skor 🡪 0-2 menunjukkan kemungkinan gangguan kognitif.
Total skor 🡪 3-5 menunjukkan kemungkinan tidak ada gangguan kognitif.
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya
2
Pemantauan Wilayah Setempat di Klaster 3
Setelah pelayanan klaster 3 (Usia Produktif dan Lansia) selesai, dilakukan input ke
dashboard PWS untuk selanjutnya dilakukan analisis beban penyakit yang meliputi
morbiditas dan cakupan pelayanan.
2
Data PWS terkait beban penyakit dan cakupan pelayanan akan
dianalisa oleh klaster 3 dan 4, kemudian memberikan notifikasi tindak
lanjut yang diperlukan, yaitu:
• Posyandu Prima sebagai jaringan di tingkat desa
• Kunjungan rumah oleh nakes/ kader
• Pemantauan rutin dalam kegiatan Posyandu dusun/RT/RW
24
Instrumen
29
PAKET LAYANAN KESEHATAN
JIWA PADA KLASTER 3
Direktorat Kesehatan Jiwa
2
Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
Kesehatan
• Pembangunan Kesehatan Jiwa terintegrasi dalam setiap fase dari siklus hidup (terutama di Klaster 2: Ibu
dan
Anak dan Klaster 3 : Usia Produktif dan Lanjut Usia)
• Tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk:
1. Memberikan pelayanan promotif berupa pemberian penyuluhan tentang menjaga kesehatan jiwa bagi
perorangan, keluarga dan di masyarakat
2. Memberikan pelayanan preventif berupa skrining kesehatan jiwa untuk ibu, anak, usia produktif dan lanjut
usia dengan mempergunakan SRQ-20, SDQ, dan ASSIST.
3. Memilah hasil skrining (normal dan abnormal) dan tindak lanjutnya (memberikan KIE untuk hasil yang
normal dan
merujuk jika ditemukan hasil abnormal)
4. Melakukan konseling awal bagi pasien yang diduga memiliki masalah kesehatan Jiwa
• Instrumen skrining kesehatan jiwa BUKAN merupakan alat untuk penegakan diagnosis
penyakit/gangguan jiwa tertentu, namun untuk membantu pasien memahami dan
mengenali masalah yang mungkin sedang dialami dan membantu petugas kesehatan
menemukan indikasi 73
2
Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Skrining
Memberikan penjelasan
singkat terkait skrining
yang akan dilakukan
Menyiapkan kuesioner (tujuan, asas kerahasiaan,
(Manual/aplikasi) instruksi pengisian) Interpretasi
hasil
SD
Q
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 76
2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa
(2/3) • Sasaran: usia di atas 18 tahun
• Menggambarkan kondisi 30 hari terakhir
• Berisi 20 pertanyaan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan jiwa seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala
kognitif, gejala somatik, dan gejala penurunan energi.
• Pertanyaan berkaitan dengan apa yang dialami individu, bukan terkait apa yang seharusnya dialami
• Dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali
SR
Q
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 77
2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa
(3/3)
• Sasaran: usia di atas 10 tahun dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA
• Dirancang untuk mengidentifikasi pola penggunaan NAPZA yang menunjukkkan adanya masalah berisiko &
ketergantungan serta masalah yang berhubungan dengan penggunakan NAPZA dan RTL
• Terdiri dari 8 pertanyaan
• Dilaksanakan di Fasyankes oleh tenaga kesehatan
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (aplikasi SINAPZA)
Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 78
Buku
2021 Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
2022
Aplikasi Skrining Kesehatan Jiwa
Sistem
Masyarakat umum
SD pencatatan
Q berbasis elektronik
• S
D
Q
SRQ • S
Nake
s
R
Q
SIMKESWA
Nake
s
ASSIS
ASSIST
T
SELARAS
Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
Buku *Pencatatan & pelaporan hasil skrining 79
dengan kuesioner cetak (manual) tetap
2022 diinput dalam SIMKESWA
1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
2. Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan
Jiwa
3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa
OUTLINE
4. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
Jiwa
2
Alur Skrining Kesehatan
Sasaran
: Usia
4-10
Jiwa Deteksi Dini
Sasaran
Usia 11- :
18
Usia
SDQ SRQ-20 >18
2
Materi Edukasi Berdasarkan Kelompok
Umur
Remaja Dewasa Lansia
• Tugas perkembangan usia • Tugas perkembangan usia • Tugas perkembangan usia
remaja (membangun identitas, dewasa (menjalin kedekatan, lansia (kematangan/integrity,
aspek perkembangan fisiologis, aspek perkembangan aspek perkembangan
kognitif, fisiologis, kognitif, sosial, fisiologis, kognitif, sosial, emosi,
sosial, emosi, moral, spiritual emosi, moral, spiritual & moral, spiritual & kepribadian
& kepribadian masa kepribadian masa dewasa). masa lansia).
remaja). • Pengertian sehat jiwa, • Pengertian sehat jiwa,
• Pengertian sehat jiwa, risiko/ masalah kesehatan risiko/ masalah kesehatan
risiko/ masalah kesehatan jiwa, gangguan jiwa jiwa gangguan jiwa
jiwa, gangguan jiwa (ODGJ). (ODGJ).
(ODGJ). • Stimulasi perkembangan. • Stimulasi perkembangan.
• Stimulasi perkembangan. • Manajemen stress. • Manajemen stress.
• Manajemen stress. • Keterampilan pemecahan • Keterampilan pemecahan
• Keterampilan pemecahan masalah (problem masalah (problem
masalah (problem solving). solving).
solving).
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 83
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
Komunikasi Antar Pribadi
(KAP)
KAP merupakan komunikasi tatap muka, Langkah dalam melakukan KAP:
antara petugas kesehatan dan pasiennya,
1)Sampaikan salam, sambut pasien dengan ramah
terjadi proses pertukaran informasi, pikiran, 2)Tanyakan atau gali permasalahan kesehatan pasien
pendapat atau perasaan baik melalui 3)Ajak pasien untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya
kata- kata maupun bahasa non-verbal masalah kesehatan (perilaku dan non-perilaku).
4)Sampaikan informasi secara singkat dan tepat tentang upaya
Kompetensi Umum: mengatasi/mencegah masalah kesehatan yang dialami oleh
• Memahami keinginan dan kebutuhan pasien. Gunakan media KIE agar informasi yang disampaikan
pasien mudah untuk dipahami pasien.
• Memperhatikan hak pasien 5)Bantu/ajak pasien untuk mampu berpikir tentang keuntungan
• Menghormati pasien dan keluarganya maupun konsekuensi apabila upaya untuk mengatasi/mencegah
• Menjadi komunikator yang efektif terjadinya masalah tersebut dilakukan/tidak dilakukan.
6)Minta/motivasi pasien untuk memilih dan menetapkan
Kompetensi Khusus: upaya
• Melakukan observasi saat komunikasi mengatasi/mencegah masalah tersebut
• Memantapkan hubungan yang baik 7)Bantu/ajak pasien untuk mengingat kembali hal-hal penting yang
• Mengajukan pertanyaan telah dibahas dan akan dilakukannya.
• Mendengar secara aktif 8)Sampaikan kepada pasien bahwa anda selaku petugas
• Membantu pasien dalam menetapkan kesehatan siap membantu apabila ada kesulitan atau merujuk
keputusan kepada petugas yang berkompeten.
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 84
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 85
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa
b. Faktor Psikologis
Faktor risiko:
1)Regulasi emosi rendah
2)Kemampuan regulasi diri rendah yang termanifestasikan dalam kontrol perilaku yang
buruk 3)Konsep diri negatif
4)Efikasi diri rendah
5)Resiliensi diri rendah
c. Faktor Sosial
Faktor risiko:
1)Lingkungan Keluarga
2)Perekonomian keluarga
3)Pekerjaan
6)Relasi Suportif
7)Relasi dengan
pasangan 6)Kedukaan
7)Permasalahan Hukum
8)Krisis pada orang yang memiliki arti penting dalam kehidupan
individu 9)Akses pada layanan kesehatan
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 86
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 87
PAKET LAYANAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA KLASTER
3
88
A.Tujuan
Pembelajaran
B.Pendahuluan
C.Alur Pelayanan
OUTLIN D.Paket pelayanan
E E.Penjelasan teknis
F. PWS dan tindak lanjutnya
G.Contoh kasus (untuk diskusi dan
simulasi)
H.Referensi
89
Tujuan Pembelajaran
Umum mengikuti materi ini, peserta mampu menjadi fasilitator
Setelah
dalam melakukan alur pelayanan kesehatan terintegrasi
klaster usia produktif dan lansia (klaster 3)
90
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia
92 92
• Pengunjung Puskesmas usia ≥15 tahun
• Rujukan Posyandu/Puskesmas Pembantu
• Intervensi Lanjut PIS-PK
• Pasien Rujuk Balik FKRTL
1. Tentukan dahulu apakah orang 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
yang diperiksa penyandang DM darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
atau tidak. Gunakan kolom yang kanan.
sesuai dengan statusnya. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur
2. Kemudian tentukan kolom jenis bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dl,
dan perempuan di kolom kanan). angka konversi tercantum).
3. Tentukan status merokok apakah 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik
merokok atau tidak, sesuaikan di garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas,
kolomnya masing-masing angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. antara kolom umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan
Lihat lajur angka paling kiri besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular
(misalnya untuk usia 46 tahun pakai dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
blok usia 45-49 tahun, 68 tahun 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
pakai blok 65-69 tahun, dst
dengan tata laksana
Cara penggunaan tabel prediksi risiko PTM
(tanpa hasil laboratorium)
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Skrining Talasemia (1x Seumur hidup) Anamnesis kepada keluarga pasien tentang
- Sasaran Skrining : :
Saudara kandung penyandang Riwayat anggota keluarga penyandang
talasemia mayor (keluarga ring 1)mulai Talasemia
umur 2 tahun ke atas Riwayat anggota keluarga yang
rutin melakukan transfusi darah
Bila jawabannya iya maka lakukan
Pemeriksaan darah lengkap (Hb, MCV
dan MCH) dan membuat sediaan apus
darah tepi
Alat : Hematologi analyzer, gelas objek
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil
Skrining
7
Bila hasil pemeriksaan positif
menunjukkan curiga Talasemia ---Rujuk
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan
)
Skrining Kanker Kolorektal Pemeriksaan colok dubur dan atau darah Pelaksana :
(1x/ tahun) samar feses Kader terlatih
Pelaksana : Dokter Edukasi keluarga
- Sasaran Skrining:
1.Individu beresiko sedang : Alat : Gelas obyek, Benzidin tes
• Berusia 50 tahun atau lebih Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining :
• Tidak punya Riwayat kanker kolorektal • Hail pemeriksaan colok dubur positif
atau inflammatory Bowel disease bila ditemukan benjolan/ hambatan
pada perabaan -🡪 Rujuk
• Tanpa Riwayat keluarga kanker Kolorektal
FKRTL
• Terdiagnosa adenoma atau kanker
• Haisl pemeriksaan colok dubur negative -🡪
kolorektal setelah berusia 60 pemeriksaan darah samar faeces, bila
tahun hasilnya positif -🡪 Rujuk ke FKRTL
2.Individu beresiko tinggi :
• Riwayat polip adenomatosa
• Riwayat reseksi kuratif kanker
kolorektal
• Riwayat keluarga tingkat pertama
kanker kolorektal atau adenoma
kolorektal
• Riwayat inflammatory Bowel Disease
yang lama dan
• Diagnosis atau kecurigaan sindrom
Heredetary Non-polyposis Colorectal
Cancer (HNPCC) atau Lynch atau Familial
Adenomatous Polyposis (FAP)
7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) ( Kelurahan/ Desa) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
Skrining Indera Penglihatan • Pemeriksaan kelainan refraksi (visus) Pemeriksaan tajam Pemeriksaan tajam Pemeriksaan tajam
(1x/ tahun) menggunakan Snellen chart/E chart penglihatan sederhana penglihatan sederhana penglihatan sederhana
- Sasaran Skrining usia produktif dan • Pemeriksaan katarak menggunakan dengan metode hitung jari dengan metode hitung dengan metode hitung jari
lansia senter/penlight dan ophthalmoskop Pelaksana : Kader terlatih jari Pelaksana : Kader terlatih
(usia ≥15 tahun) direk Edukasi keluarga Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga
Petugas : Dokter ⮚ Pemeriksaan tajam Edukasi keluarga ⮚ Pemeriksaan tajam
Alat : Snellen Chart, penlight, penglihatan sederhana ⮚ Pemeriksaan penglihatan sederhana
7
SKENARIO
SIMULASI
Kebutuhan Simulasi untuk Layanan Klaster 3
• Usia Produktif Seorang perempuan berusia 35 tahun belum mendapatkan skrining, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing
sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Demam, batuk, mudah
lemas, BB turun, menderita TBC sejak 2 bulan lalu dan sudah mendapat tatalaksana TBC. Pasien diketahui memiliki
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt dan Suhu 37,2
°C.
Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 305 mg/dl, gula darah puasa
• Lansia 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 250 mg/dl.
Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan keluhan penglihatan kabur dan kontrol tekanan darah. Riwayat kencing
manis sejak 5 tahun lalu. Batuk, lemas, tidak nafsu makan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 150/100 mmHg, nadi 88x/mnt, pernafasan 18x/mnt, suhu 37 °C. Pemeriksaan
jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Hasil pemeriksaan P3G: tingkat ketergantungan ringan.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sbb: kolesterol total 200 mg/dl, gula darah puasa 200 mg/dl, dan
gula darah 2 jam PP 300 mg/dl. Hasil pemeriksaan katarak ditemukan tidak terdapat red refleks dan shadow test
positif.
Pasien 1 orang pasien Laki-laki/ Roleplay nakes 1 orang pasien Ibu-ibu/ Roleplay nakes
Nakes 1
Dokter
1Bidan
2Perawat
1 Petugas Lab
1 Farmasi
1 Gizi
Sarana 25
Form Deteksi Dini FR PTM, Glukometer, alat antropometri, tensi meter, instrument P3G, aplikasi PWS, buku kesehatan
lansia, aplikasi ASIK/e kohor, SI PTM, formulir2 pencatatan manual, Snellen chart, penlight, ophthalmoscope
PAKET LAYANAN TUBERCULOSIS, HIV,
MALARIA PADA KLASTER 3
Oleh:
Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1
1. Pendahuluan
OUTLINE 2. Alur Skrining Penyakit Menular Klaster Usia
Produktif dan Lansia
3. Tatalaksana Skrining Penyakit Menular
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global
Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%
Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Tuberkulosis (TBC) masih
merupakan masalah
kesehatan utama di Indonesia
60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 10.000 20.000 30.000 40.000
Perempuan Laki-laki
4 Promosi Kesehatan5
• Pemanfaatan media cetak, media elektronik, dan tatap muka yang memuat pesan pencegahan dan pengendalian TBC
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di fasyankes
pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC
1) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) Global Tuberculosis Report 2022 (WHO, 2022);
5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Alur Layanan TBC pada Usia Produktif dan Lansia
Observasi dan
m e m p e r ti m b a n g k a n
Ko nta k Erat sasaran ya ng layak
diberikan TP T
Bukan
Edukasi P H BS
Me la kuka n Skrining terduga TB C dan Obsevasi
U s i a P r o d u k ti f gejala d a n tanda T B C kemungkinan
da n Lansia Te r d u g a T B C penyakit lain
PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan T C M
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYA ND U
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW)
Masyarakat)
Skrining Tuberkulosis Wawancara Skrining TBC
- Sasaran : usia produktif ( Wawancara Skrining TBC Pelaksana : Tenaga Kesehatan Wawancara Skrining - Kader dan Petugas
≥15 – 59 tahun) dan Pelaksana : Alat : Formulir skrining dan TBC Pelaksana : Kader kesehatan melakukan
lanjut usia (≥ 60 tahun Tenaga Kesehatan Pot Dahak Terlatih Alat : Formulir kunjungan rumah
ke atas) baik yang sakit Alat : Formulir skrining untuk PMO dan
Tatalaksana & Tindak skrining
maupun tidak sakit dan Pot Dahak edukasi terkait TBC
Lanjut Tatalaksana &
- Kelompok risiko TBC: Tatalaksana & Tindak - Kader dan Petugas
Terduga Tbc: jika jarak Tindak Lanjut:
ODHIV, penyandang DM, Lanjut kesehatan juga
puskesmas jauh maka Terduga Tbc: Rujuk
Lansia, kontak erat dan Terduga Tbc: melakukan skrining
pengambilan specimen Ke Puskesmas/FKTP
kontak serumah pasien pemeriksaan TBC pada anggota
dahak dpt dilakukan di untuk penegakkan
TBC, pasien menggunakan TCM dan keluarga sebagai
Pustu, kemudian di kemas Diagnosa
immunokompremais tataksana sesuai standar terduga
ke Puskesmas untuk
- Skrining di Puskesmas, Bukan terduga Tbc:
Bukan terduga Tbc: pemeriksaan TCM. Namun,
Pustus, Posyandu dan Edukasi mengenai
Edukasi PHBS dan jika Pustu berada di bawah
kegiatan kunjungan PHBS
observasi kemungkinan puskesmas yg bukan Faskes
rumah Penyakit lain TCM, sebaiknya merujuk Kontak erat: Rujuk ke
- Skrining 1x dalam langsung terduga ke Puskesmas untuk
Kontak erat: Observasi observasi sasaran yang
sebulan dan setiap kali dan mempertimbangan puskesmas untuk
kunjungan rumah pengambilan specimen layak diberikan TPT
sasaran yang layak
diberikan TPT dahak
Bukan terduga Tbc:
Edukasi mengenai PHBS
Kontak erat: Rujuk ke
Puskesmas untuk observasi
SITUASI EPIDEMI HIV
531,947* Orang Infeksi baru HIV Secara Nasional Epidemi HIV terkonsentrasi pada Populasi Kunci
dengan HIV di pada tahun 2023
Indonesia pada dengan angka Prevalensi 0,26
Tahun 2023 sebesar 22,254*
•
Jumlah infeksi HIV baru pada
populasi MSM relatif tidak berubah
sehingga proporsinya menunjukkan
trend meningkat
•
Proporsi infeksi HIV baru di antara wanita
berisiko rendah seperti pasangan populasi
kunci menunjukkan gambaran sedikit
meningkat
Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS
Capaian Test and Treat Kasus HIV Baru di Indonesia Tahun 2018 – 2022
Rata-rata 1.22% individu yang dites HIV terdiagnosis positif dengan ~78.4%-nya memulai ARV
121
Capaian Tes & Penanganan HIV dan Sifilis pada ibu hamil ANC belum optimal
Hanya 55% ibu hamil tes HIV, 25% ibu hamil diskrining Sifilis, dan 60% ibu hamil diskrining Hep B;
Angka positif ibu hamil HIV 0,3%; ibu hamil sifilis 0,5%; dan ibu hamil HBsAg 1,56%;
Baru 24% ibu hamil HIV mendapat pengobatan ARV dan 41% ibu hamil sifilis yang diobati
95%
122
Alur Layanan HIV Pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN
METODE
Lakukan Pemeriksaan R1
Pelayanan ANC
RS/PUSKESMAS
• T5. Tentukan DJJ Janin pengobatan di
IBU seumur hidup Boka - Boki
• T6. sTatus Imunisasi (TT) RS
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, Persalinan di Fasyankes
Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria,
• ARV Profilaksis
Proteinuri, sputum BTA) BPG 50.000IU/Kg Rujuk untuk
• AFASS: ASI
• T9. Tata laksana kasus BBL BB pengobatan di
ANAK
ekslusif atau
• T10. Temu wicara dan konseling Boka - Bo RS
PASI
• 6 – 8 Minggu Pemeriksaan
BAYI Pemeriksaan
POSYANDU
: EID Titer RPR bayi
• 6 Minggu HBsAg bayi
PRIMA
ditambah
pada usia Bayi
pada usia 9 –
Profilaksis 3,6 dan 9 bulan
12 bulan
Kotrimoxasol
Seluruh DKI, Sumatera dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Seluruh PAPUA , Maluku dan
Jawa Barat dan Sulawesi
Banten Bali, NTT,NTB dan Kalimantan Maluku Utara
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (HIV)
Delivery Unit
Layanan Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/R Masyarakat
W) )
Skrining HIV Pemeriksaan Rapid Wawancara perilaku Wawancara perilaku Petugas kesehatan
R0 (Skrining HIV berisiko Puskesmas untuk
Sasaran: berisiko Pelaksanan :
AIDS) memantau kondisi
- Orang belum tahu status Pelaksanan : Nakes
Pelaksana : Tenaga ODHIV yang tidak
HIV nya tapi berisiko Nakes Alat : Alat :
Kesehatan datang control ke
(populasi kunci : PSK, Konseling Konseling
Alat : puskesmas. Ditakutkan
penasun, WBP, LSL, Kegiatan :
Tatalaksana & Tindak Kegiatan : ada masalah terkait
Waria) dan Ibu Hamil.
- Penyuluhan dan - Penyuluhan kondisi klinisnya.
- orang dengan HIV-AIDS, Lanjut
Edukasi dan Edukasi
ODHIV, pasien Hasil skrining positif:
- Untuk ibu hamil
immunokompremais pemeriksaan R1, R2 dan
R3 Positif maka pasien dilakukan
dinyatakan sebagai orang skrining HIV
penderita HIV (ODHIV)
dan bisa diberikan ARV
Hasil pemeriksaan
negatif: edukasi
mengenai HIV AIDS
SITUASI MALARIA
95
Sekitar 234 juta (95%) dari 247
GLOBAL
juta kasus malaria global
%
berasal dari Afrika pada tahun
2021
Regional Papua:
1 dari 42 kab/Kota (2%)
1. Regional Jawa-Bali 2023
2. Regional Sumater a,
Sulawesi, NTB 2025
3. Regional Kalimantan
& Malut
2027
5. Regional Papua
& Papua Barat
2029
Regional Jawa-Bali:
127 dari128 kab/kota Regional Maluku, NTT: ELIMINASI MALARIA
NASIONAL
2030
(99%) 10 dari of 33 kab/kota (30%)
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN
131
Alur Layanan Malaria pada Usia Produktif dan Lansia
SASARAN
usia produktif ( ≥15 – 59 tahun) dan lanjut usia (≥ 60 tahun ke atas) yang
berkunjung ke Puskesmas dan Pustu baik yang sakit maupun tidak
sakit
METODE
wawancara terkait adanya tanda dan gejala serta riwayat sakit ,tinggal di daerah
endemis malaria atau minum obat sebelumnya atau berkunjung ke daerah endemis
malaria dan memberikan edukasi terhadap hasil skrining
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW)
Masyarakat)
Skrining Malaria Wawancara : skrining Wawancara : Wawancara : Kader melakukan
Sasaran: usia produktif ( malaria skrining malaria skrining malaria kunjungan rumah
≥15 – 59 tahun) dan Pelaksana : Pelaksana : Tenaga Pelaksana : Kader untuk melakukan
Tenaga kesehatan kesehatan terlatih skrining dan
lanjut usia (≥ 60 tahun
Alat : RDT atau Alat : RDT Alat : RDT melakukan
ke atas) yang datang
mikroskop Tatalaksana Tatalaksana dan Tindak Tatalaksana dan Tindak pemantauan
dengan gejala, tinggal
dan Tindak Lanjut : Lanjut : Lanjut : kepatuhan minum
di daerah malaria dan
Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan obat dan edukasi
mempunyai riwayat
positif malaria maka positif malaria maka positif malaria maka terkait malaria
sakit sebelumnya atau
tatalaksana malaria tatalaksana malaria rujuk ke Puskesmas /
berkunjung ke daerah
sesuai standar sesuai standar FKTP untuk
endemis malaria
Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan pengobatan
- Anggota yang tinggal
negative malaria negative malaria Hasil pemeriksaan
serumah ataupun maka diberikan
pada kelompok ada maka diberikan negative malaria
edukasi pencegahan edukasi pencegahan maka diberikan
yang sakit malaria terhadap malaria terhadap malaria edukasi pencegahan
- Srining malaria di
terhadap malaria
Puskesmas, Pustu
atau Posyandu
Terima kasih