Anda di halaman 1dari 130

KLASTER PELAYANAN KESEHATAN USIA

PRODUKTIF DAN LANJUT USIA


(KLASTER 3)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Disampaikan Pada Orientasi Fasilitator ILP


Jakarta, 10 -14 April 2023

1
Tujuan Pembelajaran Umum
a.Bagi orientasi fasilitator: Setelah mengikuti orientasi ini, peserta
dapat menjadi fasilitator dalam materi Klaster Pelayanan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia
b.Tujuan Pembelajaran Umum bagi orientasi tenaga
kesehatan: Setelah mengikuti orientasi ini, peserta dapat
memahami dan menjelaskan terkait Klaster Pelayanan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia
TUJUAN
PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat memahami dan
menjelaskan:
a.Alur kerja klaster pelayanan kesehatan usia produktif dan
lanjut usia
b.Paket pelayanan kesehatan usia produktif dan lanjut usia
c.Paket pelayanan kesehatan jiwa
d.Paket pelayanan P2PTM dan P2PM 2
PAKET LAYANAN USIA PRODUKTIF DAN
LANJUT USIA PADA KLASTER 3

Oleh:
Direktorat Kesehatan Usia Produktif Dan Lanjut Usia

Disampaikan pada Orientasi Integrasi Layanan Primer

1
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu menjadi fasilitator yang memahami alur dan
pelayanan kesehatan usia produktif dan lansia (klaster 3)

TUJUAN Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjadi
PEMBELAJARAN fasilitator yang memahami:
1. Overview masalah Kesehatan pada usia produktif dan
lanjut usia
2.Pelayanan Kesehatan pada usia produktif
3.Pelayanan Kesehatan pada lanjut usia

3
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelahmengikuti materi ini, peserta mampu
memahami alur dan pelayanan
kesehatan usia produktif dan lansia (klaster 3)

TUJUAN Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami:
PEMBELAJARAN 1.Overview masalah Kesehatan pada usia produktif dan lanjut
usia
2.Pelayanan Kesehatan pada usia produktif
3.Pelayanan Kesehatan pada lanjut usia

3
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
273 JT
PENDUDUK
> 80 Tahun
INDONESIA
USIA SMART – Sehat Mandiri Aktif
Produktif
LANJUT
15,3
29,3 (10,82%)
13,9 LANSIA
Juta Juta SMART
(52,4%) (47,6%)
64 Tahun
USIA Tulang punggung
Lansia PRODUKTIF keluarga
Pekerja Formal 93,3 189 (69,3 %)
95,6
Juta Juta
Pekerja Informal (49,4%)
Aset Negara
(50,6%)
Ibu Rumah
Pekerja
Tangga Tidak 131,06 Penggerak Ekonomi
Bekerja (48%) Bangsa
52,5 78,5
PUS Juta Juta
Catin (40,5%) (59,5%) Melahirkan /Pencetak
Remaja/ Pemuda Generasi Penerus Bangsa

15 Tahun
10 BEBAN KESEHATAN TERBESAR PER KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN
LANSIA KATEGORI USIA Remaja
Usia Produktif
PERINGKAT Remaja 15-19 (LIFECYCLE)
Usia Produktif 20-39 Usia Produktif 40-59 Lansia 60+ 15-19
1
tahun
th th th th 20-39 tahun
Cardiovascular Cardiovascular Cardiovascular
1 Transport injuries
diseases diseases diseases
Musculoskeleta Musculoskeleta Musculoskeleta
2 Mental Disorders
l disorders l disorders l disorders
Skin & Subcuta-
Usia Produktif Lansia
3 Mental disorders Neoplasms Sense organ diseases 2 60+
neous tahun
Diseases 40-59 tahun
4 Neurological Diabetes & Neoplasms
Neoplasms
disorders kidney
diseases
5
Musculoskeleta Respiratory Diabetes &
Mental disorders
l disorders infections kidney
6 & TB diseases
1. Kematian Ibu, Bayi, Stunting,
Chronic respiratory
gangguan pertumbuhan
Enteric Infections Transport injuries Digestive diseases
7 diseases perkembangan dan perceraian
Neurological 2. Pekerja sakit, menurunkan
Unintentional Injuries Sense organ diseases Digestive diseases
8 disorders produktifitas, ekonomi
Respiratory Digestive diseases Other NCDs
Respiratory terhambat
9 infections infections 3. Ketergantungan pada lansia,
& TB & TB
Neurological Neurological
pengobatan jangka Panjang
10 Neoplasms Other NCDs
disorders disorders dan biaya pengobatan
Cardiovascular Diabetes & kidney Respiratory infections meningkat
% total cause of 67 73 85 Enteric94
Infections
deaths diseases diseases & TB
% % % %
% total 68 71 80 90
YLDs % % % %
% total 69 69 79 75
DALYs % % % %

Sumber: Global Burden of Diseases –


1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia

5
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia

7
∙ Pelayanan Usia Produktif
Delivery
Sasaran Pelayanan Unit
Masalah Kesehatan Pustu Kegiatan Posyandu Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
∙ Penyakit Skrining masalah ∙ Kuesioner self Kuesioner SRQ 20 Kuesioner SRQ 20 Penemuan kasus
Tidak kesehatan jiwa reporting questioner masalah
Menular (1 kali/ tahun) (SRQ 20) kesehatan jiwa
∙ Penyakit ∙ Kuesioner ASSIST
Menular (untuk
∙ Masalah gizi menapis penyalahgunaan
NAPZA secara dini)
∙ Gangguan Pelayanan ∙ KIE Kesehatan reproduksi
Kesehatan ∙ Pemeriksaan Kesehatan
mental
reproduksi minimal pemeriksaan
emosional dan
bagi anemia dan status gizi
depresi pada Calon ∙ Konseling
usia produktif pengantin ∙ Tatalaksana sesuai
∙ Masalah temuan medis
Kesehatan Skrining layak ∙ Pemeriksaan kesehatan Skrining layak Skrining layak -
hamil (1x/ tahun) catin dan pasangan usia hamil hamil (kuesioner
Reproduks subur aplikasi)
i ∙ Tatalaksana sesuai
temuan medis
∙ Perencanaan kehamilan
sehat
Skrining status Edukasi dan layanan imunisasi Edukasi dan Edukasi dan layanan Edukasi dan layanan
imunisasi tetanus tetanus layanan imunisasi tetanus imunisasi tetanus
bagi usia imunisasi
produktif tetanus
Pelayanan KB ∙ Pil, suntik, kondom, implant, ∙ Pil, suntik, Pil, suntik, kondom ∙ Edukasi dan
Alat Kontrasepsi Dalam kondom, mobilisasi
Rahim (AKDR) dan Metode implant
∙ Pelayanan Lanjut Usia
Delivery Unit
Sasaran Masalah Pelayanan
Kesehatan Kesehatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

∙ Penyakit Tidak Skrining geriatri 1. anamnesa perilaku 1. anamnesa perilaku 1. Anamnesa perilaku
Menular berisiko; berisiko; BB, TB (atau berisiko; BB, TB
∙ Penyakit 2. BB, TB (atau LiLA LiLA dan Lingkar (atau LiLA dan
Menular dan Lingkar betis), betis), LP, IMT, TD; Lingkar betis), LP,
∙ Masalah LP, IMT, TD; 2. Skrining Aktifitas IMT, TD;
gizi 3. Skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari 2. Skrining Aktifitas
∙ Tingkat Kehidupan Sehari- (AKS/ADL) dan Kehidupan Sehari-
kemandirian hari (AKS/ADL) skrining lansia hari (AKS/ADL) dan
dan sederhana (SKILAS), 1. Memastikan lansia
dan skrining lansia skrining lansia mendapatkan
penurunan 3. pemeriksaan
sederhana sederhana (SKILAS), pelayanan skrining
kapasitas laboratorium (gula
(SKILAS), 3. pemeriksaan 2. Edukasi keluarga
intrinsik darah, kolesterol)
4. pemeriksaan laboratorium (gula
laboratorium (gula darah, kolesterol)
darah, kolesterol)
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
Pada penerapan integrasi layanan di klaster 3 akan
melihat:

Usia produktif: Penyakit Tidak Menular (obesitas, Hipertensi,


PENJELASAN Diabetes Melitus, Penyakit Jantung, Stroke, Kanker, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), Talasemia, Indera penglihatan/mata,
TEKNIS mawalah Kesehatan Jiwa atau Gangguan Jiwa, penyakit menular (TBC,
HIV, AIDS, Sifilis, Hepatitis B), Catin, skrining layak hamil, Kesehatan
Reproduksi, Kebugaran, penyakit yang diakibatkan dari paparan di tempat
kerja dan kecelakaan kerja.

Lanjut Usia: Penyakit Tidak Menular (obesitas, Hipertensi, Diabetes


Melitus, penyakit jantung, stroke, kanker, PPOK, skrining indera
penglihatan/mata, indera penglihatan/mata, skrining geriatri, penyakit
menular (TBC, HIV, AIDS, Sifilis, Hepatitis B).

6
SKRINING KEBUGARAN
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara
efektif dan efisien, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kondisi ini diperoleh melalui
proses aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga yang dilakukan secara teratur dan terukur.
Usia Produktif Lanjut Usia

Sasaran Pekerja dan non pekerja 60 tahun ke atas


Frekuensi Min 6 bulan sekali Min 6 bulan sekali
Skrining
Lokasi Puskesmas dan tempat Puskesmas, kelompok
Kebugaran bagi kerja/sekolah olahraga
Usia Produktif dan
Metode Rockpot 1,6 km Tes jalan 6 menit
Lanjut Usia
Alat Aplikasi SIPGAR/manual Aplikasi SIPGAR/manual
SKRINING KEBUGARAN

Pemeriksaan Pra Partisipasi

Kuesioner Pra Partisipasi dengan Physical Activity Readiness Questionaire dan You
(PAR-Q and You)
SKRINING KEBUGARAN

PRINSIP PEMBINAAN KEBUGARAN


JASMANI

DATA DATA
AWAL Optimalisasi aktivitas fisik II
• Data Kesehatan • Data Kesehatan
II
• IMT Latihan Fisik sesuai kondisi
kesehatan • IMT
• Kebugaran dan tk kebugaran
• Kebugaran II
Edukasi keluarga tentang pentingnya skrining
kebugaran dan menjaga kebugaran
LANGKAH SKRINING KEBUGARAN DENGAN APLIKASI SIPGAR

Tutorial penggunaan aplikasi SIPGAR dapat dilihat pada link berikut:


https://link.kemkes.go.id/TutorialpakaiSIPGAR
SKRINING KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (KtPA)
upaya yang dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin apakah seseorang (perempuan atau anak)
termasuk korban kekerasan, agar segera dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menolong korban
Karakteristik Korban Perempuan Dewasa

• Ketidaknyamanan terlihat saat • Adanya gejala post traumatic syndrome


membicarakan hubungan dalam rumah disorder (PTSD)
tangga • Bisa ditemukan adanya reaksi konversi
• Jika ada kehadiran pasangan (pasangan (Histerical Convertion/Reaction) yaitu
ikut kejang
menemani dalam ruang periksa dan yang diakibatkan bukan karena adanya
menguasai/mendominasi pembicaraan, gangguan fungsi organ.
terlalu perhatian dan tidak akan • Adanya jeda antara sebuah luka/memar dan
meninggalkan korban dengan petugas
datang ke puskesmas untuk mencari bantuan
Kesehatan sedikitpun, korban biasanya • Luka/memar di kepala, leher, dada, payudara,
hanya diam/sedikit bicara
• Korban berkali-kali datang meminta daerah di bawah perut atau daerah alat
kemaluan
bantuan • Adanya luka/memar di beberapa tempat
kesehatan ke RS atau Puskesmas dengan
keluhan yang tidak jelas sekaligus dalam kondisi kesembuhan yang
bervariasi
• Korban mengeluh masalah kesehatan yang
diasosiasikan dengan kekerasan • Kehamilan tidak diinginkan
• Luka atau memar yang tidak dapat • Keguguran dan aborsi
dijelaskan dengan baik dan tidak konsisten • Percobaan bunuh diri
dengan latar belakang kejadian
• Adanya keluhan subyektif namun tidak • dll
ditemukan kelainan pada pemeriksaan
fisiknya (keluhan somatik)
Korban Perempuan Dewasa

• Skrining kasus kekerasan


terhadap perempuan dapat
dilakukan dengan
menggunakan form Woman
Abuse Screening Tools
(WAST), namun tidak
direkomendasikan dilakukan
secara rutin pada setiap
perempuan
Formulir Skrining Kekerasan pada Perempuan
(WOMAN ABUSE SCREENING TOOLS/WAST)
Pertanyaan Awal
No Pertanyaan Jawaban
1 Secara umum, bagaimana Anda menggambarkan Tidak ada ketegangan (+1)
Jika total skor dari
hubungan Anda?
Beberapa ketegangan (+2) Pertanyaan Awal >5
Banyak ketegangan (+3) maka ada indikasi positif
dan dapat lanjut ke
2 Apakah Anda dan pasangan Anda berdebat dengan: Tidak ada kesulitan (+1) Pertanyaan Lanjutan
Beberapa kesulitan (+2)
Kesulitan besar (+3)

Pertanyaan Lanjutan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pertengkaran pernah membuat Anda Tidak Pernah (+1)
merasa sedih atau buruk tentang diri sendiri?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
2 Apakah pertengkaran pernah menghasilkan Tidak Pernah (+1)
pukulan, tendangan, atau dorongan?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
No Pertanyaan Jawaban
3 Apakah Anda pernah merasa takut dengan apa Tidak Pernah (+1)
yang pasangan Anda katakan atau lakukan?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
4 Apakah pasangan Anda pernah melecehkan Tidak Pernah (+1) Jika hasil penjumlahan
Anda secara fisik? skor dari Pertanyaan
Kadang-Kadang (+2)
Awal dan Pertanyaan
Sering (+3) Lanjutan ≥13 maka
5 Pernahkah pasangan Anda melecehkan Anda Tidak Pernah (+1) pasien terindikasi
secara emosional? mengalami kekerasan
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
6 Apakah pasangan Anda pernah melecehkan Tidak Pernah (+1)
Anda secara seksual?
Kadang-Kadang (+2)
Sering (+3)
INTERVENSI LANJUT
PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU
Hasil skrining ditemui tanda-tanda kekerasan Hasil skrining ditemui tanda-tanda kekerasan
🡪 🡪
Intervensi lanjutan: Intervensi lanjutan:
- Lakukan tatalaksana sesuai kebutuhan korban merujuk dan menyampaikan hasil pemeriksaan ke
-Laporkan kepada pihak berwenang (Unit puskesmas untuk dilaporkan kepada pihak
Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan berwenang (Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perempuan dan Anak/UPTD PPA), unit Perlindungan Perempuan dan Anak/UPTD PPA),
pelaksana teknis daerah bidang sosial, unit pelaksana teknis daerah bidang sosial,
Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Masyarakat
Masyarakat dan/atau kepolisian). dan/atau kepolisian).
-Jika tatalaksana tidak dapat dilaksanakan di
puskesmas maka dapat dirujuk ke Rumah Sakit
PELAKSANAAN DI TINGKAT DASAR/PUSKESMAS

• Perencanaan
• Pelayanan
o Pencegahan KtPA melalui kegiatan kegiatan seperti UKS, PKPR, Buku KIA,
program
lansia dll
o Mampu mendeteksi dini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
yang terintegrasi dengan program dan layanan terkait
lainnya, seperti PKPR, MTBS,
imunisasi, KIA, HIV AIDS dll
o Memberikan pelayanan kasus KtPA dan bekerjasama dengan jejaring terkait
dalam
penanganan kasus KtPA
o pencatatan dan pelaporan

29 • Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


PERAN TENAGA KESEHATAN
TUGAS PENTING TENAGA KESEHATAN
Algoritme Pelayanan Kasus KtP/A di Puskesmas
Korban kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
Rujuk dari rumah Datang sendiri/ diantar
aman/ praktik orangtua/ keluarga/
pamong/ guru
dokter/ UPTD PPA/
P2TP2A
Puskesmas
Registrasi
Tindak Kegawatdaruratan

TATALAKSANA:
Anamnesa
Informed Consent
Pemeriksaan fisik dan
Rujukan status mental Pemeriksaan
penunjang Diagnosa Pulang
Non
Medis Tindakan medis
Medis
Konseling Wajib
Lapor
Pembuatan VeR

Rumah sakit
UPTD PPA: unit pelaksana Pencatatan dan Pelaporan
teknis daerah perlindungan PPT/ PKT
perempuan dan anak Kunjungan Rumah
P2TP2A: Pusat Pelayanan Jejaring
Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI CALON PENGANTIN
Tujuan KIE Kesehatan
•Meningkatkan Reproduksi
pengetahuan calon
Lembar Balik dan Buku Saku
pengantin dan PUS terkait “Merencanakan Kehamilan Sehat” Bagi
kesehatan dan hak PUS

reproduksi, mempersiapkan
kehamilan yang sehat,
penyakit-penyakit yang
Aplikasi
perlu diwaspadai, Kescatin
pencegahan KDRT, serta
informasi lainnya yang
dibutuhkan oleh catin dan
Buku Saku Kespro dan Kartu
PUS Catin Sehat bagi Catin

•Meningkatkan kesadaran
calon pengantin dan PUS
dalam menjaga kesehatan
diri dan pasangan serta
calon bayi yang akan
dilahirkan
Lembar Balik Kespro bagi Catin

35
Pemeriksaan kesehatan bagi catin
Tujuan
•untuk mengetahui status
kesehatan calon pengantin
dan PUS
•bila calon pengantin atau
PUS mempunyai masalah
kesehatan dapat
diobati/dikontrol
•mencegah penularan
penyakit kepada
pasangan
•mempersiapkan
kehidupan rumah tangga
yang sehat
•mempersiapkan
kehamilan dan • Hasil pemeriksaan merupakan rahasia medis
menghasilkan keturunan • Apapun hasil pemeriksaan kesehatan pada calon pengantin tidak menghalangi pasangan
yang sehat dan berkualitas untuk melangsungkan pernikahan
SKRINING DAN IMUNISASI TETANUS

Masa Perlindungan Imunisasi Tetanus


Catin perempuan perlu mendapat
imunisasi Tetanus untuk mencegah dan Status Interval Minimal Masa
melindungi diri terhadap penyakit Imunisasi Pemberian Perlindungan
Tetanus sehingga memiliki masa T1 - -
perlindungan >25 tahun T2 4 minggu setelah T1 3 tahun

T3 6 bulan setelah T2 5 tahun


Status imunisasi tetanus dapat T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
ditentukan melalui skrining status T
T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25
pada catin perempuan dari riwayat tahun
imunisasi tetanus yang didapat
sebelumnya
Sumber: Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
SKRINING LAYAK HAMIL BAGI PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Skrining layak hamil adalah serangkaian kegiatan untuk menemukan adanya factor risiko
dan
masalah kesehatan pada catin dan PUS dengan menggunakan aplikasi kescatin
APLIKASI KESCATIN

Pelaksanaan skrining layak


hamil dengan aplikasi
kescatin dapat dilakukan ”Buku Saku”
secara mandiri oleh c alon
pengantin/pasangan usia untuk membaca buku
subur atau dengan bantuan saku digital dalam
petugas Kesehatan/kader.
aplikasi

Catin/PUS dapat mengetahui tentang kesehatan


status kesehatannya dengan reproduksi calon
mengisi aplikasi kescatin
sehingga terdeteksi masalah pengantin dan PUS
kesehatan yang
mempengaruhi ”Skrining Layak Hamil” fitur
kehamilannya lebih awal.
aplikasi kuesioner skrining layak hamil
Jika hasil skrining mandiri yang terkirim langsung ke fasilitas
menunjukkan adanya risiko
atau masalah kesehatan, pelayanan kesehatan
maka akan ditindaklanjuti
oleh petugas kesehatan di
puskesmas atau fasilitas ”Cek Layak Hamil” fitur
pelayanan kesehatan lainnya
untuk dilakukan pemeriksaan aplikasi yang menyediakan
lebih lanjut.
kuesioner interaktif cek kesiapan
hamil, dapat digunakan baik oleh
catin maupun PUS
Aplikasi kescatin
✔Aplikasi dapat diisi Aplikasi Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin dan Pasangan Usia Subur
secara mandiri oleh Berbasis Android
catin dan PUS
E Kohort Kesehatan
Aplikasi Kescatin
✔Data yang sudah diisi Reproduksi
sudah dibridging / terkirim
secara otomatis ke e-
kohort kesehatan usia
produktif yang diakses
oleh petugas kesehatan
di Puskesmas
✔Cara Data terkirim
mendownloaddapat
dilihat dilink
https://www.youtube.com/watc
h?v=q3XANu2OEik

Data dianalisa dan ditindak


lanjuti pemeriksaan oleh
Calon Pengantin dan PUS Mengisi tenaga kesehatan
secara mandiri data kesehatan
4
0
PENTINGNYA SKRINING LAYAK HAMIL

1. Untuk Mendeteksi Adanya :


1. Risiko 4 T (Terlalu Muda Usia < 20 Tahun, Terlalu Tua Usia >35 Tahun, Terlalu Dekat Jarak
Kehamilan < 2 Tahun Dan Terlalu Banyak Jumlah Anak > 3)
2. Masalah Kesehatan Seperti ALKI (Anemia, Lila <23,5 Cm, Penyakit Kronis, Infeksi), Masalah
Organ
Reproduksi (Spt Gangguan Haid/Menstruasi ), Dan Masalah Kesehatan Jiwa
2. Bagi yang mempunyai risiko atau masalah kesehatan maka dapat dilakukan intervensi atau
tatalaksana lebih awal hingga risiko atau masalah kesehatannya sembuh atau terkontrol agar dapat
menjalani kehamilan yang sehat.
3. Sebelum faktor risiko dan masalah Kesehatan teratasi dipastikan menggunakan kontrasepsi untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
4. Petugas kesehatan dapat merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan atau ke
pelayanan rujukan jika diperlukan.
Intervensi lanjut dan tatalaksana
PUSTU PUSKESMAS
1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat. 1. PUS Layak hamil: konseling perencanaan kehamilan sehat.
a. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi kesehatannya 2. Bagi yang berencana hamil dan ingin mengetahui kondisi kesehatannya
lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan di Puskesmas atau lebih lanjut: disarankan untuk periksa kesehatan lengkap
fasyankes lainnya.
3. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan
b. Bagi yang tidak berencana hamil belum menggunakan KB: berikan edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi
edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi.
4. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB: pertahankan
c. Bagi yang tidak berencana hamil sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
penggunaan KB
a. PUS dapat hamil dengan pengawasan: lakukan tatalaksana, konseling dan
2. PUS dapat hamil dengan pengawasan: rujuk ke puskesmas untuk perencanaan kehamilan
mendapatkan tatalaksana, konseling dan perencanaan kehamilan
b. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan
3. PUS tidak layak hamil: konseling, tatalaksana, dan pemasangan kontrasepsi
kontrasepsi
5. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
a. PUS 4T sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
6. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk
b. PUS 4T belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk menggunakan kontrasepsi
menggunakan kontrasepsi
7. PUS ALKI sudah menggunakan KB: pertahankan penggunaan KB
c. PUS ALKI (Anemia, Lila< 23,5 cm, mempunyai penyakit Kronis dan
Infeksi menular Seksual) sudah menggunakan KB: pertahankan a. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk
penggunaan KB menggunakan kontrasepsi, serta tatalaksana sampai sembuh atau
terkontrol.
d. PUS ALKI belum menggunakan KB: beri edukasi dan pelayanan untuk
menggunakan kontrasepsi, serta rujuk untuk mendapatkan tatalaksana
sampai sembuh atau terkontrol.
KELUARGA BERENCANA (KB)
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)
Pelayanan Keluarga Berencana
Pelayanan kontrasepsi di Posyandu:
Tujuan
a. Pil
: b. Suntik
c. Kondom

Pelayanan kontrasepsi di pustu:


a. Pil
b. Suntik
c. Kondom
d. Implant
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Pelayanan kontrasepsi di puskesmas:


a. Pil
b. Suntik
c. Kondom
d. Implant
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
f. Metode Operasi Pria (MOP) berupa vasektomi
tanpa pisau (VTP)
PELAYANAN KONTRASEPSI
Adalah Pemberian kondom, pil, suntik, pemasangan atau pencabutan implant, pemasangan
atau
pencabutan AKDR, pelayanan tubektomi, pelayanan vasektomi

Langkah-Langkah:
Pra Pelayanan Pelayanan kontrasepsi Pasca Pelayanan

• Pemberian komunikasi, dapat dilakukan pada:


informasi dan edukasi • Pemberian konseling
1.Masa Interval 2.Pasca • Pelayanan
• Pelayanan konseling
Persalinan 3.Pasca medis/rujukan
• Penapisan kelayakan
Keguguran
medis
• Permintaan persetujuan 4.Pelayanan kontrasepsi
tindakan tenaga kesehatan darurat
Kategori Metode Kontrasepsi

46
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan/atau
lingkungan kerja.
ALUR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DI PUSKESMAS
Pasien pekerja Pos UKK

Puskesmas
Layanan PAK di Puskesmas
Anamnesis klinis
dan okupasi

Tidak Ragu
Ragu Diagnosis
Bukan Penyakit Diagnosis Klinis tegak
Akibat Kerja Okupasi
Ya Ya

Tatalaksana Klinis
PAK yang spesifik pada
Penyakit
pekerjaan tertentu

Tidak
Tatalaksana Penyakit Mampu
Akibat Kerja dilaksanakan di
PKM?
Ya
Tidak
Mampu
dilaksanakan di Lakukan Tatalaksana
PKM? Penyakit Akibat Kerja

Ya

Lakukan Tatalaksana
Penyakit Akibat Kerja

Rujuk ke FKRTL/ dokter spesialis


SKRINING GERIATRI
Skrining geriatri merupakan skrining yang dilakukan dalam memantau status fungsional dan kapasitas
intrinsik pada lansia untuk deteksi dini dan merencanakan penanganan yang komprehensif serta tindak
lanjut jangka panjang
Status Fungsional
Aktifitas Kehidupan Sehari-hari
FUNGSI SKOR KETERANGAN
Mengendalikan rangsang pembuangan tinja 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)
1 Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)

2 Terkendali teratur

Mengendalikan rangsang berkemih 0 Tak terkendali atau memakai kateter


1 Tak terkendali (hanya 1x/24 jam)

2 Mandiri

Membersihkan diri (seka muka, sisir 0 Butuh pertolongan orang lain


rambut, sikat gigi)
1 Mandiri
Penggunaan jamban, masuk dan keluar 0 Tergantung pertolongan orang lain
(melepaskan, memakai celana,
membersihan, menyiram) 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa
kegiatan yang lain
2 Mandiri
Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong makanan

2 Mandiri

Berubah sikap dari berbaring ke duduk 0 Tidak mampu


1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang)

2 Bantuan minimal 1 orang


Instrumen Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS (Activity Daily Living/ADL)

Terlampir link instrument :


https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
FUNGSI SKOR KETERANGAN
Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda

2 Berjalan dengan bantuan 1 orang

3 Mandiri

Memakai baju 0 Tergantung orang lain


1 sebagian dibantu (misal mengganti baju)

2 Mandiri

Naik turun tangga 0 Tidak mampu


1 Butuh pertolongan
2 Mandiri

Mandiri 0 Tergantung orang lain


1 Mandiri

SKOR TOTAL Keterangan Skor Total (lingkari)

20 : Mandiri

12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
Terlampir link instrument :
5–8 : Ketergantungan berat
https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
Kondisi Prioritas Hasil
Terkait Pertanyaan (berikan tanda centang sesuai hasil
Penurunan pemeriksaan)
Kapasitas
Intrinsik
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh) ☐ Salah pada salah satu
2.Orientasi terhadap waktu dan tempat: pertanyaan
Tanggal berapa sekarang? ☐ Tidak dapat mengulang ketiga
Di mana kamu berada sekarang kata
(rumah, klinik, dsb.)?
3.. Ulangi ketiga kata tadi
Keterbatasan mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa ☐ Tidak
menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5
kali dalam 14 detik?
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan ☐ Ya
terakhir atau pakaian menjadi lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan? ☐ Ya
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LiLA) <21 cm? ☐ Ya
Gangguan Penglihatan Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan ☐ Ya
melihat jauh, membaca, penyakit mata, atau sedang dalam Jika tidak, lakukan tes MELIHAT
pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)?
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat tes bisik ☐ Tidak
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu
oleh: ☐ Ya
∙ Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa ☐ Ya
∙ Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu
Cara pemeriksaan:
Tes Memori dan Orientasi Sederhana
Lulus atau gagal?
1. Mengingat tiga kata: Jika lansia tidak
mintalah orang yang sedang dinilai untuk mengingat tiga dapat menjawab
kata yang anda ucapkan. salah satu
Gunakan kata-kata sederhana dan konkret seperti dari dua pertanyaan
“bunga”, “pintu”, “nasi”. tentang orientasi
2. Orientasi waktu dan tempat ATAU tidak dapat
Kemudian tanyakan: “Tanggal berapakah hari ini?” mengingat ketiga
(seca ra lengkap), dan kata, kemungkinan
“Dimana anda sekarang?” (rumah, klinik, RS, dll)? terdapat penurunan
kognitif dan
3. Mengingat tiga kata:
diperlukan penilaian
Sekarang minta orang tersebut untuk mengulangi tiga
lebih lanjut
kata yang telah anda sebutkan
Keterbatasan Gerak

Petunjuk:
Tanyakan, "Apakah Anda pikir akan aman bagi anda untuk mencoba
berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan lengan Anda?"
(Contohkan gerakan kepada orang tersebut).
Jika YA, minta mereka untuk:
• Duduk di tengah kursi
• Silangkan dan letakkan tangan mereka di atas dada PENILAIAN LEBIH
• Naik ke posisi berdiri sempurna dan kemudian duduk lagi LANJUT DIPERLUKAN
•Ulangi lima kali secepat mungkin tanpa berhenti duduk di tengah kursi JIKA SESEORANG
Hitung waktu yang dibutuhkan – penilaian lebih lanjut diperlukan TIDAK DAPAT BERDIRI
LIMA KALI DALAM
jika seseorang tidak dapat berdiri lima kali dalam waktu 14 detik WAKTU 14 DETIK.
Malnutrisi

Tanyakan, apakah berat badan anda berkurang >3


kg
dalam 3 bulan terakhir? JIKA ADA MINIMAL 1
JAWABAN YA,
Apakah anda hilang nafsu makan? LAKUKAN PENILAIAN
LEBIH LANJUT OLEH
PETUGAS
Pengukuran di Posyandu: KESEHATAN.
Berat Badan
Tinggi
Badan
Indeks Masa
Tubuh (IMT
= berat
badan
dalam
kg/tinggi
dalam m2)
Gangguan Penglihatan
TANYAKAN :
Apakah Anda mengalami masalah pada mata seperti JIKA ADA MINIMAL 1
JAWABAN YA, ATAU
kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit mata DALAM 1 TAHUN TIDAK
ATAU PERNAH BEROBAT KE
DOKTER UNTUK
Sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan PENYAKIT DIABETES/
darah tinggi) ? HIPERTENSI, RUJUK KE
PUSKESMAS UNTUK
ATAU PENILAIAN LEBIH LANJUT
Apakah dalam 1 tahun terakhir berobat ke dokter untuk
penyakit diabetes dan darah tinggi?
Gangguan Pendengaran

3 cara:
a. Mendengar bisikan (tes bisik) atau JIKA ADA
GANGGUAN DI
b. Hasil audiometrii skrining <35 dB atau SALAH SATU
PEMERIKSAAN,
c. Lulus tes suara dengan aplikasi digital (jika RUJUK KE
tersedia) PUSKESMAS
Tes Berbisik

• Kader berdiri di belakang lansia dengan jarak sekitar setengah meter atau
lengan,
satu menghadap ke satu sisi orang yang
diperiksa.
• Pemeriksaan dilakukan di ruang kedap
• suara.
Minta orang yang diperiksa/asisten untuk menutup telinga sebelah (yang
diperiksa)
tidak dengan menekan tragus (tonjolan di depan telinga yang
sebagian
menutupi lubang
• telinga)
Buang nafas dan perlahan bisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku
Gunakan
kata. kata umum, yang tidak berhubungan. Kata-kata sebaiknya familiar
orang yang diperiksa, seperti “ikan, api, taman,
oleh
sepeda”.
• Minta orang yang diperiksa mengulang kata-kata Anda. Kata-kata
diucapkan
harus satu per satu, dan tunggu jawaban masing-masing pada satu
• waktu.
Jika mengulangi lebih dari tiga kata dan Anda yakin bahwa dia dapat
dengan jelas, maka orang tersebut kemungkinan memiliki pendengaran normal
mendengar
telinga
di
ini.
• Pindah ke sisi sebelahnya dan uji telinga di sisi tersebut. Gunakan kata-kata
berbeda
yang
Intervensi lanjut :
1) Puskesmas dan Puskesmas Pembantu
Hasil skrining ditindaklanjuti ditatalaksana
dan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
a) Skrining tingkat kemandirian lansia: b) Skrining lansia sederhana

Tindak lanjut skrining dilakukan sesuai alur


asuhan lanjutan menggunakan instrument Geriatric
Depression Scale 4 (GDS-4), Mini Cog, RAPUH
dan Mini Nutritional Assessment- Short Form, tes
bisik, tes indera penglihatan, dst)

Jika hasil skrining ADL dan skrining lansia


sederhana meragukan atau tidak dapat
ditangani di puskesmas, maka dilakukan
rujukan ke Rumah Sakit
2) Posyandu 3) Kunjungan Rumah
Hasil skrining ditindaklanjuti dan
ditatalaksana Dilakukan oleh kader bagi lansia yang tidak
datang atau belum mau datang atau dalam
sae)suaSikdrienninggantinhgaksalit pkeemarnki dsiraian
rangka kegiatan perawatan kesehatan
.lansia: masyarakat dengan memastikan lansia
mendapatkan layanan skrining dan
memberikan edukasi pada keluarga.

b) Skrining asuhan terpadu lansia


Jika ditemukan satu atau lebih penurunan
kapasitas intrinsik □ skrining lanjutan
petugas Kesehatanoleh di pustu atau puskesmas Terlampir link instrument :
sesuai alur asuhan lanjutan. https://bit.ly/Instrumenskrininglansia
INTerpretasi

Skoring
3 item recall (0-3 poin) 1 poin untuk setiap kata yang tepat
Menggambar jam (0-2 poin) 0 poin untuk gambar jam yang abnormal
2 poin untuk gambar jam yang normal
Sebuah jam yang benar/ tepat harus mencakup beberapa elemen:
▪ Seluruh angka (dari 1 sampai 12) ditampilkan pada urutan yang tepat dan arah yang tepat (sesuai arah
jarum jam) di dalam lingkaran.
▪ Dua jarum jam, satu menunjuk arah 11, satu menunjuk arah 2.
Bila ada elemen yang terlewatkan, harus dinilai sebagai gambar jam yang abnormal. Menolak untuk
menggambar jam juga dinilai sebagai gambar jam abnormal.
Total skor 🡪 0-2 menunjukkan kemungkinan gangguan kognitif.
Total skor 🡪 3-5 menunjukkan kemungkinan tidak ada gangguan kognitif.
1. Tujuan Pembelajaran
2. Pendahuluan
3. Alur Pelayanan
OUTLINE 4. Paket pelayanan
5. Penjelasan teknis
6. PWS dan tindak lanjutnya

2
Pemantauan Wilayah Setempat di Klaster 3

Setelah pelayanan klaster 3 (Usia Produktif dan Lansia) selesai, dilakukan input ke
dashboard PWS untuk selanjutnya dilakukan analisis beban penyakit yang meliputi
morbiditas dan cakupan pelayanan.

Morbiditas yang perlu dianalisis adalah:


∙ Hipertensi
∙ Underweight
∙ Obesitas (umum dan sentral)
∙ Pre diabetes dan Diabetes
Melitus
∙ Penyakit Infeksi (HIV, TBC)
∙ Masalah kemandirian pada Lansia
Cakupan pelayanan yang perlu dianalisis meliputi:
•Cakupan sasaran pelayanan deteksi dini (skrining) faktor risiko PTM usia
produktif dan lansia
• Klien hipertensi yang berobat teratur setiap
bulan
• Klien diabetes yang berobat teratur setiap bulan
• Cakupan pelayanan: % lansia mendapatkan skrining
23
Tindak Lanjut Analisa Data
PWS
Saat kunjungan rumah, kader
1 melakukan pengecekan catatan buku
Klaster 3 menginput data terkait kasus yang kesehatan lansia/ form faktor risiko
ditemukan dan ditangani ke dalam Pemantauan PTM dan mengidentifikasi warga
Wilayah Setempat (PWS). putus pengobatan atau missing
services.

2
Data PWS terkait beban penyakit dan cakupan pelayanan akan
dianalisa oleh klaster 3 dan 4, kemudian memberikan notifikasi tindak
lanjut yang diperlukan, yaitu:
• Posyandu Prima sebagai jaringan di tingkat desa
• Kunjungan rumah oleh nakes/ kader
• Pemantauan rutin dalam kegiatan Posyandu dusun/RT/RW

3 Hasil tindak lanjut kemudian dievaluasi kembali dan diinput


kembali pada PWS.
FKTP lain di wilayah kerja Puskesmas juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi berupa laporan data terkait penyakit
yang ditangani dan cakupan layanan ke dalam PWS.

24
Instrumen

Terlampir link instrument :


https://bit.ly/Instrumenskrininglansia

29
PAKET LAYANAN KESEHATAN
JIWA PADA KLASTER 3
Direktorat Kesehatan Jiwa

Disampaikan pada Orientasi Integrasi Layanan Primer


1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
2. Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan
Jiwa
3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa
OUTLINE
4. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
Jiwa

2
Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
Kesehatan
• Pembangunan Kesehatan Jiwa terintegrasi dalam setiap fase dari siklus hidup (terutama di Klaster 2: Ibu
dan
Anak dan Klaster 3 : Usia Produktif dan Lanjut Usia)
• Tenaga kesehatan diharapkan mampu untuk:
1. Memberikan pelayanan promotif berupa pemberian penyuluhan tentang menjaga kesehatan jiwa bagi
perorangan, keluarga dan di masyarakat
2. Memberikan pelayanan preventif berupa skrining kesehatan jiwa untuk ibu, anak, usia produktif dan lanjut
usia dengan mempergunakan SRQ-20, SDQ, dan ASSIST.
3. Memilah hasil skrining (normal dan abnormal) dan tindak lanjutnya (memberikan KIE untuk hasil yang
normal dan
merujuk jika ditemukan hasil abnormal)
4. Melakukan konseling awal bagi pasien yang diduga memiliki masalah kesehatan Jiwa
• Instrumen skrining kesehatan jiwa BUKAN merupakan alat untuk penegakan diagnosis
penyakit/gangguan jiwa tertentu, namun untuk membantu pasien memahami dan
mengenali masalah yang mungkin sedang dialami dan membantu petugas kesehatan
menemukan indikasi 73

akan adanya masalah kesehatan jiwa secara dini.


1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
2. Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan
Jiwa
3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa
OUTLINE
4. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
Jiwa

2
Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Skrining
Memberikan penjelasan
singkat terkait skrining
yang akan dilakukan
Menyiapkan kuesioner (tujuan, asas kerahasiaan,
(Manual/aplikasi) instruksi pengisian) Interpretasi
hasil

Melengkapi Memastikan Pengisian kuesioner Melakukan


data kesiapan individu tindak lanjut
Demografi melalui pendekatan (edukasi,
interpersonal/rapport konseling, rujuk)

Skrining masalah kesehatan jiwa ditunda pada kondisi berikut (kriteria


eksklusi):
• Pasien membutuhkan pelayanan gawat darurat
75
• Pasien sedang menderita atau kesakitan secara fisik
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa
(1/3)
• Sasaran: anak & remaja usia 4-18 tahun
• Menggambarkan kondisi 6 bulan terakhir
• Berisi 25 pertanyaan dari 5 domain: Emosi (E), perilaku (C), hiperaktivitas (H), masalah hubungan teman sebaya (P),
perilaku prososial (Pro)
• SDQ 4-10 th diisi orang tua/pengasuh
• SDQ 11-18 th dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

SD
Q

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 76
2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa
(2/3) • Sasaran: usia di atas 18 tahun
• Menggambarkan kondisi 30 hari terakhir
• Berisi 20 pertanyaan untuk mengetahui adanya masalah kesehatan jiwa seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala
kognitif, gejala somatik, dan gejala penurunan energi.
• Pertanyaan berkaitan dengan apa yang dialami individu, bukan terkait apa yang seharusnya dialami
• Dapat diisi sendiri atau melalui wawancara oleh nakes/non-nakes terlatih
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (google form/aplikasi SIJIWA)
• Dilakukan minimal 1 tahun sekali

SR
Q

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 77
2021 Modul Pelatihan Kesehatan Jiwa: Tenaga Kesehatan Terpadu Kesehatan Jiwa. Kementerian Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan Jiwa
(3/3)
• Sasaran: usia di atas 10 tahun dengan indikasi penyalahgunaan NAPZA
• Dirancang untuk mengidentifikasi pola penggunaan NAPZA yang menunjukkkan adanya masalah berisiko &
ketergantungan serta masalah yang berhubungan dengan penggunakan NAPZA dan RTL
• Terdiri dari 8 pertanyaan
• Dilaksanakan di Fasyankes oleh tenaga kesehatan
• Dapat diberikan dalam bentuk kuesioner cetak atau elektronik (aplikasi SINAPZA)

Semua zat selain


Interpretasi Alkohol Intervensi
ASSIS alkohol

T Risiko rendah 0-10 0-3 Pemberian KIE pencegahan NAPZA

Pemberian KIE dan konseling, rujuk ke


Risiko sedang 11-26 4-26
IPWL
untuk pemeriksaan lanjutan

Rujuk ke IPWL untuk pemeriksaan lanjutan


Risiko tinggi ≥27 ≥27
dan rehabilitasi medis

Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI: 78
Buku
2021 Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
2022
Aplikasi Skrining Kesehatan Jiwa

Sistem
Masyarakat umum

SD pencatatan
Q berbasis elektronik

• S
D
Q
SRQ • S

Nake
s
R
Q

SIMKESWA
Nake
s

ASSIS
ASSIST
T

SELARAS
Sumber:
Pedoman Manajemen Pencegahan dan Tatalaksana Gangguan Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Saku Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA. Kementerian Kesehatan RI:
Buku *Pencatatan & pelaporan hasil skrining 79
dengan kuesioner cetak (manual) tetap
2022 diinput dalam SIMKESWA
1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
2. Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan
Jiwa
3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa
OUTLINE
4. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
Jiwa

2
Alur Skrining Kesehatan
Sasaran
: Usia
4-10
Jiwa Deteksi Dini
Sasaran
Usia 11- :
18
Usia
SDQ SRQ-20 >18

Normal Borderline Abnormal ≥6 <6 namun soal <6


no. 17 diisi “YA”

• Konseling oleh guru • KAP Kesehatan • KAP


Edukasi • KAP Kesehatan Jiwa Jiwa Kesehatan Edukasi
• Prevensi Jiwa
Kesehatan • Prevensi Gangguan Jiwa • Prevensi
Kesehata
Jiwa Gangguan Jiwa • Rujuk ke Gangguan Jiwa n Jiwa
• Rujuk ke Fasyanke • Rujuk ke
Fasyankes s Fasyanke
Fasyank s
es Pemeriksaan Sasaran:
lanjutan, Individu dengan

wawancara ASSIST indikasi


penyalahgunaan
psikiatrik NAPZA
berusia >10
multidisiplin tahun

Tidak Ada Diagnosis gangguan Risiko Risiko Risiko


Gangguan Jiwa jiwa Renda Sedang
h Tingg

Pemberian Pemberian KIE Rujuki ke IPWL


• KAP dan konseling, untuk
Tatalaksana KIE
Kesehatan rujuk ke IPWL asesmen
pencegah
Jiwa Multidisiplin untuk lanjutan dan
an NAPZA asesemen
• Prevensi Rehabilitasi
lanjutan
gangguan jiwa medis
81
1. Pendekatan Siklus Hidup sebagai
Platform Integrasi Pelayanan
2. Kesehatan
Instrumen Skrining Kesehatan
Jiwa
3. Alur Skrining Kesehatan Jiwa
OUTLINE
4. Tindak Lanjut Skrining Kesehatan
Jiwa

2
Materi Edukasi Berdasarkan Kelompok
Umur
Remaja Dewasa Lansia
• Tugas perkembangan usia • Tugas perkembangan usia • Tugas perkembangan usia
remaja (membangun identitas, dewasa (menjalin kedekatan, lansia (kematangan/integrity,
aspek perkembangan fisiologis, aspek perkembangan aspek perkembangan
kognitif, fisiologis, kognitif, sosial, fisiologis, kognitif, sosial, emosi,
sosial, emosi, moral, spiritual emosi, moral, spiritual & moral, spiritual & kepribadian
& kepribadian masa kepribadian masa dewasa). masa lansia).
remaja). • Pengertian sehat jiwa, • Pengertian sehat jiwa,
• Pengertian sehat jiwa, risiko/ masalah kesehatan risiko/ masalah kesehatan
risiko/ masalah kesehatan jiwa, gangguan jiwa jiwa gangguan jiwa
jiwa, gangguan jiwa (ODGJ). (ODGJ).
(ODGJ). • Stimulasi perkembangan. • Stimulasi perkembangan.
• Stimulasi perkembangan. • Manajemen stress. • Manajemen stress.
• Manajemen stress. • Keterampilan pemecahan • Keterampilan pemecahan
• Keterampilan pemecahan masalah (problem masalah (problem
masalah (problem solving). solving).
solving).

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 83
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
Komunikasi Antar Pribadi
(KAP)
KAP merupakan komunikasi tatap muka, Langkah dalam melakukan KAP:
antara petugas kesehatan dan pasiennya,
1)Sampaikan salam, sambut pasien dengan ramah
terjadi proses pertukaran informasi, pikiran, 2)Tanyakan atau gali permasalahan kesehatan pasien
pendapat atau perasaan baik melalui 3)Ajak pasien untuk melakukan identifikasi penyebab terjadinya
kata- kata maupun bahasa non-verbal masalah kesehatan (perilaku dan non-perilaku).
4)Sampaikan informasi secara singkat dan tepat tentang upaya
Kompetensi Umum: mengatasi/mencegah masalah kesehatan yang dialami oleh
• Memahami keinginan dan kebutuhan pasien. Gunakan media KIE agar informasi yang disampaikan
pasien mudah untuk dipahami pasien.
• Memperhatikan hak pasien 5)Bantu/ajak pasien untuk mampu berpikir tentang keuntungan
• Menghormati pasien dan keluarganya maupun konsekuensi apabila upaya untuk mengatasi/mencegah
• Menjadi komunikator yang efektif terjadinya masalah tersebut dilakukan/tidak dilakukan.
6)Minta/motivasi pasien untuk memilih dan menetapkan
Kompetensi Khusus: upaya
• Melakukan observasi saat komunikasi mengatasi/mencegah masalah tersebut
• Memantapkan hubungan yang baik 7)Bantu/ajak pasien untuk mengingat kembali hal-hal penting yang
• Mengajukan pertanyaan telah dibahas dan akan dilakukannya.
• Mendengar secara aktif 8)Sampaikan kepada pasien bahwa anda selaku petugas
• Membantu pasien dalam menetapkan kesehatan siap membantu apabila ada kesulitan atau merujuk
keputusan kepada petugas yang berkompeten.

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI: 84
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 85
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa
b. Faktor Psikologis
Faktor risiko:
1)Regulasi emosi rendah
2)Kemampuan regulasi diri rendah yang termanifestasikan dalam kontrol perilaku yang
buruk 3)Konsep diri negatif
4)Efikasi diri rendah
5)Resiliensi diri rendah

c. Faktor Sosial
Faktor risiko:
1)Lingkungan Keluarga
2)Perekonomian keluarga
3)Pekerjaan
6)Relasi Suportif
7)Relasi dengan
pasangan 6)Kedukaan
7)Permasalahan Hukum
8)Krisis pada orang yang memiliki arti penting dalam kehidupan
individu 9)Akses pada layanan kesehatan
Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 86
Prevensi Masalah Kesehatan
Jiwa

Sumber:
Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Mental Emosional. Kementerian Kesehatan RI:
2021 Tautan KIE Direktorat Kesehatan Jiwa: https://link.kemkes.go.id/mediaedukasikesehatanjiwa 87
PAKET LAYANAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA KLASTER
3

DISAMPAIKAN PADA ORIENTASI


FASILITATOR INTEGRASI LAYANAN
PRIMER

88
A.Tujuan
Pembelajaran
B.Pendahuluan
C.Alur Pelayanan
OUTLIN D.Paket pelayanan
E E.Penjelasan teknis
F. PWS dan tindak lanjutnya
G.Contoh kasus (untuk diskusi dan
simulasi)
H.Referensi

89
Tujuan Pembelajaran
Umum mengikuti materi ini, peserta mampu menjadi fasilitator
Setelah
dalam melakukan alur pelayanan kesehatan terintegrasi
klaster usia produktif dan lansia (klaster 3)

TUJUAN Tujuan Pembelajaran Khusus


PEMBELAJARA Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Memahami alur pelayanan klaster usia produktif
N dan lanjut usia
2. Memahami pelayanan usia produktif
3. Memahami pelayanan lanjut usia
4.Melakukan alur pelayanan terintegrasi klaster usia
produktif dan lansia (klaster 3)

90
Alur Pelayanan Klaster Usia Produktif dan Lansia

Pada pilot project penerapan integrasi pelayanan di klaster 3 akan melihat:


Penguatan pelayanan terpadu PTM termasuk deteksi faktor risiko dan kepatuhan pengobatan PTM (Hipertensi dan DM) serta skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G). 91
Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif dan Lansia -
PTM

92 92
• Pengunjung Puskesmas usia ≥15 tahun
• Rujukan Posyandu/Puskesmas Pembantu
• Intervensi Lanjut PIS-PK
• Pasien Rujuk Balik FKRTL

Anamnesa Faktor Risiko


• Riwayat Penyakit keluarga & diri sendiri Untuk Lansia :
• Pola makan tinggi gula, garam dan • Skrining
lemak Geriatri
• Merokok
• Kurang aktifitas fisik
• BB Berlebih Alur Pelayanan
Terpadu
• Kurang konsumsi sayur buah
• Skrining Gejala PM: Instrumen PUMA
• Lingkungan

Pemeriksaan • Paket Pelayanan Penilaian Prediksi Risiko PTM


• IMT (BB,TB) Kesehatan usia *
• Lingkar Perut Produktif Terdiagnosis PTM / PM / Masalah kesehatan lainnya
• Tekanan Darah • Paket Pelayanan
• Gula darah Kesehatan
• Fisik lainnya Lansia Ya Tidak

• DIOBATI Penyampaian KIE


Fasilitas • Deteksi dini tentang:
Kesehatan Komplikas • Diet sehat gizi seimbang,
Pasien Rujukan Tingkat i Penyakit • Aktifitas fisik,
Rujuk Balik • Rehabilita • Upaya berhenti merokok,
anjut (FKRTL ) si terbatas bila • Cek kesehatan berkala,
diperlukan Pengelolaan stress
• Batasi Konsumsi GGL,
• Kesehatan Lingkungan
K O N T R O L Melalui: Materi KIE Dapat diakses di:
Puskesmas /FKTP 1.Instagram @p2ptmkemenkesRI
Lainnya Pustu 2. Twitter @p2ptmkemenkesRI
PIS PK 3.Fa c ebook 93
* Sesuai kriteria Kunjungan Rumah @p2ptmkemenkesri 4.Website
Cara penggunaan tabel prediksi risiko PTM
(Dengan hasil laboratorium)

1. Tentukan dahulu apakah orang 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah tekanan
yang diperiksa penyandang DM darah sistolik – lihat nilai sistolik pada lajur paling
atau tidak. Gunakan kolom yang kanan.
sesuai dengan statusnya. 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur
2. Kemudian tentukan kolom jenis bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l, sedangkan
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri di Indonesia umumnya menggunakan satuan mg/dl,
dan perempuan di kolom kanan). angka konversi tercantum).
3. Tentukan status merokok apakah 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian tarik
merokok atau tidak, sesuaikan di garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol ke atas,
kolomnya masing-masing angka dan warna kotak yang tercantum pada titik temu
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. antara kolom umur, TD, dan kolom kolesterol menentukan
Lihat lajur angka paling kiri besarnya risiko untuk mengalami penyakit kardiovaskular
(misalnya untuk usia 46 tahun pakai dalam kurun waktu 10 tahun mendatang.
blok usia 45-49 tahun, 68 tahun 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
pakai blok 65-69 tahun, dst
dengan tata laksana
Cara penggunaan tabel prediksi risiko PTM
(tanpa hasil laboratorium)

4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah


1. Tentukan dahulu kolom tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik
jenis kelaminnya (laki-laki pada lajur paling kanan.
kolom kiri dan perempuan 5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada
kolom kanan). lajur bawah.
2. Tentukan status merokok 6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam,
apakah merokok atau tidak, kemudian tarik garis dari titik tekanan darah ke
sesuaikan di kolomnya arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan
masing-masing warna kotak yang tercantum pada titik temu
3. Selanjutnya tetapkan blok antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT
usia. Lihat lajur angka paling menentukan besarnya risiko untuk mengalami
kiri (misalnya untuk usia 46 penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun pakai blok usia 45-49 tahun mendatang.
tahun, 68 tahun pakai blok 7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini
65-69 tahun, dst dilanjutkan dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO

Tatalaksana berdasarkan Tatalaksana berdasarkan Tatalaksana berdasarkan Tatalaksana berdasarkan


Tingkat Risiko tabel Tingkat Risiko tabel Tingkat Risiko tabel Tingkat Risiko tabel
dengan Hasil dengan Hasil dengan Hasil dengan Hasil
Laboratoriun Laboratoriun Laboratoriun Laboratoriun
Risiko Kardiovaskular <5 % Risiko Kardiovaskular 5 -10% Risiko Kardiovaskular 10 - Risiko Kardiovaskular > 20 %
20%
Memberikan Diet sehat dan seimbang,
KIE aktifitas fisik. Upaya
berhenti merokok dan
menghindari konsumsi
alkohol berlebih

Obati Pemberian obat anti


hipertensi sesuai indikasi
Pemberian Antidiabetik
sesuai indikasi

Follow Up • Lakukan follow up


prediksi risiko dalam 3
bulan hingga mencapai
target, dilanjukan 6-9
bulan kemudian
• Bagi penyandang
hipertensi dan atau DM
dilakukan kontrol
minimal 1 bulan sekali
dan pemeriksaan
skrining penyakit
kardiovaskular dan
stroke minimal 1 tahun
sekali
PENCATATAN /PELAPORAN

SISTEM PENCATATAN MATERI DAPAT


PELAPORAN DIAKSES MELALUI:
APLIKASI SEHAT INDONESIA KU http://bit.ly/MateriDeteksiDiniPTM
SISTEM INFORMASI PENYAKIT https://drive.google.com/drive/folder
TIDAK MENULAR (SI PTM) s/1Sr74DXljFDNbt1tEs6zeMzivkFr2
8b8c?usp=sharing
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Diabetes Melitus (1x/tahun)


- Sasaran Seluruh Usia > 40 tahun Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan Gula Darah Pemeriksaan Gula Darah Pelaksana : Kader terlatih
Edukasi kepada keluarga
- Usia 15-<40 tahun dengan Obesitas dan Pelaksana ; Tenaga kesehatan Pelaksana : Tenaga Pelaksana : Kader Terlatih untuk modifikasi gaya
atau hipertensi melalui Kesehatan Alat : Glukometer Alat : Glukometer hidup dan deteksi dini
- Semua Penderita TBC PANDU PTM faktor risiko
Tatalaksana & Tindak Lanjut Tatalaksana & Tindak
Alat : Clinical Chemistry Analyzer
Normal : Pertahankan Lanjut
Tatalaksana & Tindak Lanjut gaya hidup sehat Normal : Pertahankan
- Skrining 1 tahun sekali Normal : Pertahankan gaya Prediabetes : Edukasi dan gaya hidup sehat
hidup sehat pantau perubahan gaya hidup Prediabetes : Edukasi
Prediabetes : Edukasi dan pantau selama 3 Bulan dan pantau perubahan
perubahan gaya hidup selama 3 Diabetes : Rujuk Ke gaya hidup selama 3
Bulan Puskesmas/FKTP Bulan
Diabetes : penegakkan Diagnosa untuk penegakkan Diabetes : Rujuk Ke
dan tataksana sesuai standar Diagnosa Puskesmas/FKTP
untuk penegakkan
Diagnosa
Skrining Obesitas (1x/tahun) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Tinggi Badan dan Pelaksana : Kader
- Sasaran usia > 15 tahun Tinggi Badan dan Berat Badan (Mengukur IMT), Berat Badan terlatih Edukasi
Badan (Mengukur IMT), Lingkar Perut (Mengukur IMT), keluarga
Pelaksana : Tenaga Lingkar Perut
Lingkar Perut
Kesehatan Pelaksana : Kader
Pelaksana ; Tenaga kesehatan
Alat : Timbang Terlatih
melalui PANDU PTM
Badan, Microtoise,, Alat : Timbang
Alat : Timbang Badan, Microtoise,,
Pita ukur Badan, Microtoise,,
Pita
Pita ukur
ukur
Tatalaksana :
Pengaturan Aktivitas dan Latihan
Fisik, Pengaturan waktu Tidur,
Pengaturan perilaku mengelola
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA
Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/
Masyarakat)
Skrining Hipertensi (1x/tahun)
Pelaksana : Kader
- Sasaran Seluruh Usia 15 tahun ke Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran
terlatih Sweeping
atas Pelaksana ; Dokter dan Pelaksana : Tenaga Tekanan Darah
sasaran skrining
- Skrining minimal 1 tahun sekali Perawat melalui PANDU Kesehatan Alat : Tensimeter Pelaksana : Kader Hipertensi
PTM Terlatih Edukasi keluarga
Tatalaksana & Tindak Lanjut
Alat : Tensimeter Hasil Skrining Alat : Tensimeter dengan penderita
Tatalaksana & Tindak Tatalaksana & hipertensi
Normal : Edukasi gaya hidup
Lanjut sehat Tindak Lanjut Hasil
Normal : Edukasi gaya Skrining
Normal Tinggi : Edukasi dan pantau perubahan
hidup sehat gaya hidup setiap Bulan Normal : Edukasi
Normal Tinggi : Edukasi dan gaya hidup sehat
Hipertensi : Rujuk Ke Puskesmas/FKTP untuk
pantau perubahan gaya hidup penegakkan Diagnosa Normal Tinggi :
setiap Bulan Edukasi dan pantau
Monitoring tekanan darah minimal satu kali sebulan
Hipertensi :Tatalaksana sesuai pada penyandang Hipertensi yang telah didiagnosis perubahan gaya hidup
standar yang berlaku setiap Bulan
diPuskesmas/FKTP lainnya
Monitoring tekanan darah Hipertensi : Rujuk Ke
Petugas kesehatan dapat meneruskan pemberian
minimal satu kali sebulan pada obat hipertensi sesuai peresepan dokter selama 3 Puskesmas/FKTP
penyandang Hipertensi untuk penegakkan
bulan dengan syarat:
Diagnosa
• Penyandang hipertensi minimal sebulan sekali
menerima pelayanan Kesehatan sesuai standard
• Penyandang hipertensi tekanan darahnya terkendali
• Tidak ada gejala dan keluhan pada penyandang
hipertensi (lemas, sakit kepala, detak jantung
cepat/lambat, hipotensi ortostatik dan lain-lain
• Bila tekanan darah tidak terkendali dan atau
ditemukan gejala dan tanda perburukan segera
rujuk ke Puskesmas
• Bila penyandang hipertensi tidak datang untuk
melakukan monitoring tekanan darah maka petugas
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Faktor Risiko


Pelaksana : Kader
Stroke (1-2x/tahun) Pemeriksaan Profil Lipid
terlatih Edukasi
- Sasaran Penderita Hipertensi dan Pelaksana ; ATLM dan Dokter keluarga
atau Diabetes Melitus Usia ≥40 melalui PANDU PTM
tahun Alat : Fotometer atau Rapid tes
- Metode : Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil
1.Anamnesa faktor risiko dan Skrining
pemeriksaan Fisik - Dislipidemia : Tatalaksana
2.Pemeriksaan lipid profil sesuai pedoman yang berlaku

Skrining Faktor Risiko Penyakit Pemeriksaan EKG


Jantung Pelaksana ; Dokter dan
Pelaksana : Kader
(1x/tahun) Perawat melalui PANDU PTM terlatih Edukasi
- Sasaran Penderita Hipertensi dan Alat : EKG keluarga
atau Diabetes Melitus Usia ≥40
Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil
tahun
Skrining
- Metode :
- Berdasarkan hasil anamnesa Faktor
1.Anamnesa faktor risiko risiko, pemeriksaan fisik dan hasil
dan pemeriksaan Fisik interpretasi EKG, tatalaksana
2.Pemeriksaan EKG mengacu pada PPK1 dan standar
lainnya yang berlaku

7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Kanker Payudara (1x/ 3 ahun)


Pelaksana : Kader
- Sasaran Skrining Kanker Payudara Pemeriksaan payudara dengan Pemeriksaan payudara
SADANIS dengan SADANIS terlatih Edukasi
perempuan usia > 15 tahun
keluarga
Pelaksana ; Dokter atau Bidan Pelaksana : Bidan terlatih
Terlatih Alat : USG (dokter terlatih) Tatalaksana & Tindak Lanjut
Tatalaksana & Tindak Lanjut Juka ditemukan Kelainan
Juka ditemukan Kelainan seperti seperti benjolam,
benjolam, gambaran abnormal pada gambaran abnormal pada
kulit payudara/putting --🡪 Rujuk kulit payudara/putting --🡪
ke FKRTL
Rujuk ke Puskesmas
Skrining Kanker Leher Pemeriksaan payudara dengan IVA Pemeriksaan leher
Rahim (1x/ 3 tahun) dan atau DNA HPV rahim dengan IVA Pelaksana :
- Sasaran Skrining kanker Leher Rahim Pelaksana : Dokter dan Bidan Pelaksana : Bidan Kader terlatih
perempuan usia > 30 tahun dengan terlatih terlatih Edukasi keluarga
riwyat sudah pernah kontak seksual Tatalaksana & Tindak Lanjut Tatalaksana & Tindak
- Dapat dilakukan 1x/ tahun pada Juka ditemukan Lesi Pra kanker Lanjut
kelompok beresiko tinggi positif maka nilai apakah bisa lesi Juka ditemukan Ke --🡪
memenuhi syarat untuk krioterapi, Rujuk ke Puskesmas
Bila iya maka dapat ditawarkan
untuk krioterepi
- Bila tidak memenuhi syarat
krioterapi maka sarankan untuk
merujuk ke FKRTL

7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Kanker Paru (1x/ tahun) Anamnesis faktor risiko


Anamnesis faktor risiko kanker Paru kanker Paru Pelaksana : Kader terlatih
- Sasaran Skrining
Edukasi keluarga
1.Pasien usia > 40 tahun dengan Riwayat Pemeriksaan fisik : auskultasi ronkhi kasar Pelaksana : Bidan
merokok ≥ 30 tahun dan berhenti dan atau sesak atau Perawat
merokok dalam kurun waktu 15 tahun Pelaksana : Dokter, Bidan atau Perawat Tatalaksana & Tindak
sebelum pemeriksaan Lanjut
Tatalaksana & Tindak Lanjut
2.Pasien ≥50 tahun dengan Riwayat Juka ditemukan salah
Jika ditemukan salah satu kriteria
merokok satu kriteria sasaran
sasaran maka Rujuk ke FKRTL untuk
≥ 20 tahun dan ada 1 faktor risiko maka Rujuk ke
konfirmasi hasil skrining
lainnya seperti pajanan radiasi, Puskesmas untuk
paparan okupasi bahan kimia konfirmasi hasil skrining
karsinogenik, Riwayat kanker paru, dll
3.Riwayat kanker paru pada keluarga

Skrining Talasemia (1x Seumur hidup) Anamnesis kepada keluarga pasien tentang
- Sasaran Skrining : :
Saudara kandung penyandang Riwayat anggota keluarga penyandang
talasemia mayor (keluarga ring 1)mulai Talasemia
umur 2 tahun ke atas Riwayat anggota keluarga yang
rutin melakukan transfusi darah
Bila jawabannya iya maka lakukan
Pemeriksaan darah lengkap (Hb, MCV
dan MCH) dan membuat sediaan apus
darah tepi
Alat : Hematologi analyzer, gelas objek
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil
Skrining
7
Bila hasil pemeriksaan positif
menunjukkan curiga Talasemia ---Rujuk
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) Pembantu (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)
(Desa/Kelurahan
)
Skrining Kanker Kolorektal Pemeriksaan colok dubur dan atau darah Pelaksana :
(1x/ tahun) samar feses Kader terlatih
Pelaksana : Dokter Edukasi keluarga
- Sasaran Skrining:
1.Individu beresiko sedang : Alat : Gelas obyek, Benzidin tes
• Berusia 50 tahun atau lebih Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining :
• Tidak punya Riwayat kanker kolorektal • Hail pemeriksaan colok dubur positif
atau inflammatory Bowel disease bila ditemukan benjolan/ hambatan
pada perabaan -🡪 Rujuk
• Tanpa Riwayat keluarga kanker Kolorektal
FKRTL
• Terdiagnosa adenoma atau kanker
• Haisl pemeriksaan colok dubur negative -🡪
kolorektal setelah berusia 60 pemeriksaan darah samar faeces, bila
tahun hasilnya positif -🡪 Rujuk ke FKRTL
2.Individu beresiko tinggi :
• Riwayat polip adenomatosa
• Riwayat reseksi kuratif kanker
kolorektal
• Riwayat keluarga tingkat pertama
kanker kolorektal atau adenoma
kolorektal
• Riwayat inflammatory Bowel Disease
yang lama dan
• Diagnosis atau kecurigaan sindrom
Heredetary Non-polyposis Colorectal
Cancer (HNPCC) atau Lynch atau Familial
Adenomatous Polyposis (FAP)

7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining PPOK (1x/ tahun)


- Sasaran Skrining Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan Wawancara menggunakan
1.Individu usia ≥ 40 tahun dan instrument PUMA instrument PUMA instrument PUMA instrument PUMA
merokok atau Pelaksana : Dokter Pelaksana : Tenaga kesehatan Pelaksana : Tenaga kesehatan Pelaksana :
2. usia ≥ 40 tahun dengan Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Tatalaksana & Tindak Lanjut Hasil Tenaga kesehatan
gejala sesak, batuk kronik, Skrining Skrining Skrining Tatalaksana &
batukkronik berdahak dan 1.Skor < 6 ; Risiko rendah 1.Skor < 6 ; Risiko rendah 1.Skor < 6 ; Risiko rendah Tindak Lanjut
Riwayat terpajan faktor risiko lakukan edukasi dan lakukan edukasi dan lakukan edukasi dan Hasil Skrining
(asap rokok, debu, asap dapur, dianjurkan UBM dilayanan dianjurkan UBM dilayanan dianjurkan UBM dilayanan
bahan kimia di tempat kerja) Primer Primer Primer 1.Skor < 6 ; Risiko
2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi
rendah lakukan edukasi
PPOK, lakukan edukasi dan PPOK, lakukan edukasi dan PPOK, lakukan edukasi dan dan dianjurkan UBM
anjuran konseling UBM. anjuran konseling UBM. anjuran konseling UBM. dilayanan Primer
Bila hasil pemeriksaan Lakukan Rujukan ke Lakukan Rujukan ke 2.Skor ≥ 6 ; Risiko tinggi
Spirometer positif -🡪 Puskesmas untuk konfirmasi Puskesmas untuk konfirmasi PPOK, lakukan edukasi dan
Rujuk FKRTL hasil skriniing hasil skriniing anjuran konseling UBM.
Tatalaksana PPOK di Lakukan Rujukan ke
uskesmas, mengacu pada Puskesmas untuk
PPK 1 konfirmasi hasil skriniing

7
PAKET PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Kunjungan Rumah
(Kecamatan) ( Kelurahan/ Desa) (Dusun/RT/RW) (Rumah/Masyarakat)

Skrining Indera Penglihatan • Pemeriksaan kelainan refraksi (visus) Pemeriksaan tajam Pemeriksaan tajam Pemeriksaan tajam
(1x/ tahun) menggunakan Snellen chart/E chart penglihatan sederhana penglihatan sederhana penglihatan sederhana
- Sasaran Skrining usia produktif dan • Pemeriksaan katarak menggunakan dengan metode hitung jari dengan metode hitung dengan metode hitung jari
lansia senter/penlight dan ophthalmoskop Pelaksana : Kader terlatih jari Pelaksana : Kader terlatih
(usia ≥15 tahun) direk Edukasi keluarga Pelaksana : Kader terlatih Edukasi keluarga
Petugas : Dokter ⮚ Pemeriksaan tajam Edukasi keluarga ⮚ Pemeriksaan tajam
Alat : Snellen Chart, penlight, penglihatan sederhana ⮚ Pemeriksaan penglihatan sederhana

✔ Tidak ada gangguan ✔ Tidak ada gangguan


opthalmoskop indirek tajam penglihatan
Tatalaksana dan Tindak Lanjut Hasil Skrining sederhana
- Jika ditemukan minimal –sferis 0,5 D penglihatan : menjawab ✔ Tidak ada gangguan penglihatan :
dan – silindris minimal 0,25 D maka benar dalam hitung jari penglihatan : menjawab menjawab benar
dilakukan rujuk ke FKRTL atau ke sebanyak 3 kali berturut- benar dalam hitung jari dalam hitung jari
Dokter spesialis mata untuk peresepan turut. sebanyak 3 kali berturut-turut. sebanyak 3 kali
kacamata berturut- turut.
✔ Gangguan penglihatan : ✔ Gangguan penglihatan :
- Kriteria rujukan :
minimal 2 jawaban salah ✔ Gangguan penglihatan
▪ Jika dari hasil pemeriksaan shadow minimal 2 jawaban salah dari
test dan pemeriksaan refleks fundus dari 5 5 pertanyaan 🡪 dilakukan : minimal 2 jawaban
ditemukan katarak matur pertanyaan 🡪 rujukan ke Puskesmas. salah dari 5 pertanyaan
▪ Jika pasien telah mengalami dilakukan rujukan □ dilakukan rujukan ke
gangguan penglihatan yang Puskesmas.
signifikan ke
▪ Jika timbul komplikasi Puskesmas.
o Perlu dilakukan edukasi dan konseling
terkait perawatan katarak, serta dapat
melakukan perawatan pasca operasi
katarak (rujuk balik

7
SKENARIO
SIMULASI
Kebutuhan Simulasi untuk Layanan Klaster 3
• Usia Produktif Seorang perempuan berusia 35 tahun belum mendapatkan skrining, datang ke puskesmas dengan keluhan pusing
sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan hilang timbul, sesak nafas dan nyeri dada di sangkal. Demam, batuk, mudah
lemas, BB turun, menderita TBC sejak 2 bulan lalu dan sudah mendapat tatalaksana TBC. Pasien diketahui memiliki
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, merokok satu bungkus per hari.
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan: TD 170/100 mmHg, nadi 90 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt dan Suhu 37,2
°C.
Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut: Kolesterol total pasien 305 mg/dl, gula darah puasa
• Lansia 180 mg/dl dan gula darah 2 jam PP 250 mg/dl.

Seorang laki-laki usia 65 tahun dengan keluhan penglihatan kabur dan kontrol tekanan darah. Riwayat kencing
manis sejak 5 tahun lalu. Batuk, lemas, tidak nafsu makan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: TD 150/100 mmHg, nadi 88x/mnt, pernafasan 18x/mnt, suhu 37 °C. Pemeriksaan
jantung, paru, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Hasil pemeriksaan P3G: tingkat ketergantungan ringan.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sbb: kolesterol total 200 mg/dl, gula darah puasa 200 mg/dl, dan
gula darah 2 jam PP 300 mg/dl. Hasil pemeriksaan katarak ditemukan tidak terdapat red refleks dan shadow test
positif.
Pasien 1 orang pasien Laki-laki/ Roleplay nakes 1 orang pasien Ibu-ibu/ Roleplay nakes

Nakes 1
Dokter
1Bidan
2Perawat
1 Petugas Lab
1 Farmasi
1 Gizi
Sarana 25
Form Deteksi Dini FR PTM, Glukometer, alat antropometri, tensi meter, instrument P3G, aplikasi PWS, buku kesehatan
lansia, aplikasi ASIK/e kohor, SI PTM, formulir2 pencatatan manual, Snellen chart, penlight, ophthalmoscope
PAKET LAYANAN TUBERCULOSIS, HIV,
MALARIA PADA KLASTER 3

Oleh:
Direktorat Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Disampaikan pada Orientasi Integrasi Layanan Primer

1
1. Pendahuluan
OUTLINE 2. Alur Skrining Penyakit Menular Klaster Usia
Produktif dan Lansia
3. Tatalaksana Skrining Penyakit Menular
Peta jalan eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan target global

2022 2025 2030

Target Insidensi turun 50% Insidensi turun 80%


Nasional 163 per 100 ribu penduduk 65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*

Indikator • Treatment coverage 90% • Treatment coverage 90% • Treatment coverage ≥ 90%
• Success Rate 90% • Success Rate 90% • Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT) • Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48% kontak serumah 70% kontak serumah ≥ 80%
Target Global • Insidensi turun 50% • Insidensi turun 80%
END TB • Kematian akibat TBC turun • Kematian akibat TBC turun
Strategy** 75% 90%

Catatan:
*Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325 per 100 ribu penduduk
Tuberkulosis (TBC) masih
merupakan masalah
kesehatan utama di Indonesia

• Berdasarkan Global TB Report Tahun 2022,


Indonesia saat ini berada pada peringkat
kedua negara dengan beban TBC terbanyak
di dunia setelah India, dengan perkiraan
kasus baru sebanyak 969.000 kasus dan
incidence rate 354/100.000 penduduk.

• Berdasarkan arahan Menteri Kesehatan, 90%


dari kasus tersebut harus dapat ditemukan
dan diobati pada awal tahun 2024.
SITUASI TUBERKULOSIS INDONESIA 2021-2023
Sumber data:
•• Estimasi Kasus TBC
Data 2022: Data Dashboard SITB per 30 Jan 2023, *data per 2 Feb 2023
969.000*
• Data 2023: Data SITB & WIFI per 6 Maret 2023, *data kohort TW1 2022, **data khort TW1-4 2022

Ternotifikasi TBC Kasus TBC Anak

2021 2022 2023 2021 2022* 2023

443.235 717.941 118.438 42.187 100.726


18.144
Treatment Coverage (TC) Kasus
TBC HIV

2021 2022 2023 2021 2022*


2023

46% 74% 12% 8.344 12.450


1.841
Terkonfirmasi TBC RR/MDR Treatment
Success Rate
2021 2022* 2023 2021 2022
Jumlah Kasus TBC berdasarkan Jenis Kelamin
dan Kelompok Usia Tahun 2023

65+ 35.587 16282

55-64 47.272 26600


Kasus TBC terbanyak
45-54 49.014 31617
pada jenis kelamin laki-
laki 35-44 43.144 28043
• 288.741 kasus pada 25-34 40.246 31117
Laki-laki
20-24 20.759 21217
• 208.930 kasus pada
Perempuan 15-19 12.249 15857

10-14 5.639 6744


Kasus TBC terbanyak
5-9 11.426 10326
pada usia produktif
0-4 23.405 21127

60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 10.000 20.000 30.000 40.000
Perempuan Laki-laki

Sumber : data olah SITB per 4 September 2023


Kegiatan Program Penanggulangan Tuberkulosis
Target 20301,2 : Incidence Rate (IR): 65 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 6 per 100.000
≥90% kasus ditemukan dan diobati; ≥90% berhasil diobati; 80% pemberian TPT pada kontak
penduduk
serumah Capaian 20213 : Incidence Rate (IR): 354 per 100 ribu penduduk; Angka kematian: 52 per 100.000 penduduk
Capaian 20224 : 74% kasus ditemukan dan diobati; 84% berhasil diobati; 1.4% pemberian TPT
pada kontak serumah

1 Pencegahan 2 Surveilans 3 Penanganan Kasus


• Imunisasi BCG • Investigasi kontak (contact tracing) • Penyediaan sarana atau jejaring
• Pencegahan dan Pengendalian Infeksi • Penemuan aktif (ACF) di populasi umum diagnosis TBC di semua layanan rujukan
TBC dan populasi berisiko • Penyediaan logistik TBC yang
• Pemberian Terapi Pencegahan • Penyediaan akses untuk skrining, sarana mencukupi dan berkesinambungan
TBC diagnosis laboratorium dan penunjang • Tatalaksana efek samping obat
(TPT) pada Kontak Serumah • Surveilans aktif di Puskesmas • Pemantauan minum obat
dan Rumah Sakit, Klinik, DPM, layanan • Dukungan biaya transport pasien TBC
Kesehatan lainnya termasuk pintu Resisten Obat
negara dan Pelabuhan • Peningkatan kapasitas nakes dalam
• Penyediaan SDM yang memadai pencegahan, pengobatan dan perawatan kasus
di layanan

4 Promosi Kesehatan5
• Pemanfaatan media cetak, media elektronik, dan tatap muka yang memuat pesan pencegahan dan pengendalian TBC
• Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program melalui kemitraan dengan lintas program atau sektor terkait dan jejaring pelayanan TBC di fasyankes
pemerintah maupun swasta (public private mix)
• Pemberdayaan masyarakat melalui pemberian informasi, penyuluhan, dan membantu masyarakat agar berperan aktif dalam pencegahan TBC
1) Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;
2) Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis tahun 2020-2024;
3) Global Tuberculosis Report 2022 (WHO, 2022);

4) Sistem Informasi Tuberkulosis; data per 21 Januari 2023;

5) Rancangan Revisi Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Alur Layanan TBC pada Usia Produktif dan Lansia
Observasi dan
m e m p e r ti m b a n g k a n
Ko nta k Erat sasaran ya ng layak
diberikan TP T

Bukan
Edukasi P H BS
Me la kuka n Skrining terduga TB C dan Obsevasi
U s i a P r o d u k ti f gejala d a n tanda T B C kemungkinan
da n Lansia Te r d u g a T B C penyakit lain

PUSKESMAS
Pemeriksaan menggunakan T C M
KUNJUNGAN RUMAH PUSTU POSYA ND U

 Kader dan petugas P o s iti f N e g a ti f


kesehatan melakukan
kunjungan
M e la kuka n Skrining gejala
rumah untuk F o t o R o n t g e n To r a k s
dan tanda TBC Ta t a l a k s a n a
P M O dan
O AT sesuai
edukasi TB C
Te r d u g a T B C standar
 Kader dan petugas
juga melakuka n S u g e s ti f T B C Tidak
Bukan
skrinning anggota Edukasi P H BS S u g e s ti f T B C
terduga TB C
keluarga sebagai
terduga
Ko nta k Erat
P e r t im b a n g k a n Edukasi dan
Observasi
T B C Klinis
K e m u n g k inan
Penyakit lain

TINDAK LANJUT SKRINING


SASARAN ● Apabila dapat mengeluarkan dahak di Puskesmas maka dilanjutkan dengan
usia produktif ( ≥15 – 59 tahun) dan lanjut usia (≥ pemeriksaan TCM
60 tahun ke atas) yang berkunjung ke ● pengambilan, pengemasan dan pengiriman sampel dahak melalui pustu
Puskesmas, Pustu, Posyandu atau yang selanjutnya dikirim ke puskesmas untuk pemeriksaan bakeriologis
menggunakan TCM
ditemui pada kunjungan rumah baik sehat
● Jika sarana memadai skrining dilakukan menggunakan pemeriksanan
maupun sakit ronsen dada
METODE ● Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) atau Mikroskopis
● Pengobatan yang sesuai baik obat rutin atau pemberian Terapi Pencegahan
wawancara menggunakan tanda dan gejala serta Tuberkulosis (TPT)
edukasi hasil skrining ● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk melakukan
pemantauan kepatuhan minum obat dan edukasi terkait TBC
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (TBC)

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW)
Masyarakat)
Skrining Tuberkulosis Wawancara Skrining TBC
- Sasaran : usia produktif ( Wawancara Skrining TBC Pelaksana : Tenaga Kesehatan Wawancara Skrining - Kader dan Petugas
≥15 – 59 tahun) dan Pelaksana : Alat : Formulir skrining dan TBC Pelaksana : Kader kesehatan melakukan
lanjut usia (≥ 60 tahun Tenaga Kesehatan Pot Dahak Terlatih Alat : Formulir kunjungan rumah
ke atas) baik yang sakit Alat : Formulir skrining untuk PMO dan
Tatalaksana & Tindak skrining
maupun tidak sakit dan Pot Dahak edukasi terkait TBC
Lanjut Tatalaksana &
- Kelompok risiko TBC: Tatalaksana & Tindak - Kader dan Petugas
Terduga Tbc: jika jarak Tindak Lanjut:
ODHIV, penyandang DM, Lanjut kesehatan juga
puskesmas jauh maka Terduga Tbc: Rujuk
Lansia, kontak erat dan Terduga Tbc: melakukan skrining
pengambilan specimen Ke Puskesmas/FKTP
kontak serumah pasien pemeriksaan TBC pada anggota
dahak dpt dilakukan di untuk penegakkan
TBC, pasien menggunakan TCM dan keluarga sebagai
Pustu, kemudian di kemas Diagnosa
immunokompremais tataksana sesuai standar terduga
ke Puskesmas untuk
- Skrining di Puskesmas, Bukan terduga Tbc:
Bukan terduga Tbc: pemeriksaan TCM. Namun,
Pustus, Posyandu dan Edukasi mengenai
Edukasi PHBS dan jika Pustu berada di bawah
kegiatan kunjungan PHBS
observasi kemungkinan puskesmas yg bukan Faskes
rumah Penyakit lain TCM, sebaiknya merujuk Kontak erat: Rujuk ke
- Skrining 1x dalam langsung terduga ke Puskesmas untuk
Kontak erat: Observasi observasi sasaran yang
sebulan dan setiap kali dan mempertimbangan puskesmas untuk
kunjungan rumah pengambilan specimen layak diberikan TPT
sasaran yang layak
diberikan TPT dahak
Bukan terduga Tbc:
Edukasi mengenai PHBS
Kontak erat: Rujuk ke
Puskesmas untuk observasi
SITUASI EPIDEMI HIV

531,947* Orang Infeksi baru HIV Secara Nasional Epidemi HIV terkonsentrasi pada Populasi Kunci
dengan HIV di pada tahun 2023
Indonesia pada dengan angka Prevalensi 0,26
Tahun 2023 sebesar 22,254*

23,728* ODHIV 179,659**


diperkirakan ODHIV
meninggal di Tahun terdistribusi di
2022 dimana 6.012 502
Kabupaten/
terlaporkan pada Kota
bulan Sep. 2022 mendapatkan
ARV
968,170* kasus HIV
sejak Epidemi HIV,
dimana diperkirakan 46%
telah meninggal sejak
Epidemi tersebut * Spectrum Model 2022
** SIHA 2022 (Sep)
SITUASI EPIDEMI HIV

Penurunan Infeksi Baru HIV secara Nasional sebesar 54%


Jumlah infeksi HIV baru pada
populasi MSM relatif tidak berubah
sehingga proporsinya menunjukkan
trend meningkat


Proporsi infeksi HIV baru di antara wanita
berisiko rendah seperti pasangan populasi
kunci menunjukkan gambaran sedikit
meningkat

Source: AEM Model 2021


STRATEGI PENGENDALIAN HIV
AIDS
TARGET BY 2030: 95% ODHIV mengetahui statusnya |95% ODHIV mendapatkan pengobatan ARV | 95% ODHIV on ARV dengan virus HIV
tersupresi

Permenkes No. 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS
Capaian Test and Treat Kasus HIV Baru di Indonesia Tahun 2018 – 2022
Rata-rata 1.22% individu yang dites HIV terdiagnosis positif dengan ~78.4%-nya memulai ARV

121
Capaian Tes & Penanganan HIV dan Sifilis pada ibu hamil ANC belum optimal
Hanya 55% ibu hamil tes HIV, 25% ibu hamil diskrining Sifilis, dan 60% ibu hamil diskrining Hep B;
Angka positif ibu hamil HIV 0,3%; ibu hamil sifilis 0,5%; dan ibu hamil HBsAg 1,56%;
Baru 24% ibu hamil HIV mendapat pengobatan ARV dan 41% ibu hamil sifilis yang diobati

95%

122
Alur Layanan HIV Pada Usia Produktif dan Lansia

SASARAN

usia produktif ( ≥15 th) dan berisiko yang berkunjung ke Puskesmas


dan Pustu baik yang sakit maupun tidak sakit

METODE

wawancara menggunakan tanda dan gejala serta edukasi hasil


skrining

TINDAK LANJUT SKRINING

● Pengambilan darah untuk dilakukan pemeriksaan 3 rapid test untuk


diagnostic yang bisa dilakukan di layanan PDP (HIV), yang mudah
dilakukan oleh Nakes di Puskesmas dan RS.
● Pengobatan HIV dengan ARV (Anti Retroviral) yang diminum
seumur hidup.
● Pemeriksaan Viral Load (Jumlah Virus) dengan TCM setelah
ODHIV (Orang dengan HIV) minum ARV 6 bulan, untuk kontrol
keberhasilan pengobatan.
Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 Bulan

Lakukan Pemeriksaan R1

R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif


(LAPORKAN HIV
Lakukan NEGATIF) • R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1); R2:
Pemeriksaan R2 Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
• R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
• Reagen HIV Rapid atau EIA
R1 + R2 + R1 + R2 - • Reagensia yang digunakan
• R1 Sensitivitas min. 99%
• R2 Spesifisitas min 98%.
Lakukan R3 Ulangi R1 • R3 Spesifisitas min 99%.
• Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti oleh
R1+, R2+, R3- R1+, R2+, R1 + R1 – Reagen kedua dan ketiga dengan
(LAPORKAN HIV R3+ (LAPORKAN HIV (LAPORKAN spesifisitas tertinggi.
INKONKLUSIF, (LAPORKAN
pemeriksaan ulang INKONKLUSIF, HIV NEGATIF)
14 HIV POSITIF) pemeriksaan ulang
hari) 14 hari)
STANDAR DETEKSI DINI PADA IBU HAMIL
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B

Pelayanan ANC

PENCEGAHAN PENULARAN DARI IBU KE


HIV + SIFILIS + HEP B +

ELIMINASI HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B


• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
• T1. Tinggi & berat badan
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU Rujuk untuk
ARV (FDC) BPG 2.4 juta IU

RS/PUSKESMAS
• T5. Tentukan DJJ Janin pengobatan di
IBU seumur hidup Boka - Boki
• T6. sTatus Imunisasi (TT) RS
• T7. Tablet Fe (90 tablet)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, Persalinan di Fasyankes
Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria,
• ARV Profilaksis
Proteinuri, sputum BTA) BPG 50.000IU/Kg Rujuk untuk
• AFASS: ASI
• T9. Tata laksana kasus BBL BB pengobatan di

ANAK
ekslusif atau
• T10. Temu wicara dan konseling Boka - Bo RS
PASI

• 6 – 8 Minggu Pemeriksaan
BAYI Pemeriksaan

POSYANDU
: EID Titer RPR bayi
• 6 Minggu HBsAg bayi

PRIMA
ditambah
pada usia Bayi
pada usia 9 –
Profilaksis 3,6 dan 9 bulan
12 bulan
Kotrimoxasol

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DAN PENGIRIMAN


UNTUK PEMERIKSAAN di LAB YANG DI TUJUK
RS/PKM
JEJARING RUJUKAN LAB PEMERIKSA PCR HIV-DNA
untuk Early Infant Diagnosis (EID) (usia 6-8 minggu)
dan diagnosis HIV PADA BAYI < 18 bln

LAB RUJUKAN REGIONAL UNTUK EID

RS.SUTOMO BLK JAYAPURA,


RSHS Bandung RS. KANKER DHARMAIS
Cp. dr.Munawaroh Firiyah , Ibu Yayuk 082399591571,
Cp. Dr. Agnes, Sp.PK Cp. dr. Christin, Sp.PK Sp.PK
0816608918, Ningsih Pak Beni 082257221638
08112257928, Via 085722754000 0811342141, Stefany
0817714189 085735026400

Seluruh DKI, Sumatera dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Seluruh PAPUA , Maluku dan
Jawa Barat dan Sulawesi
Banten Bali, NTT,NTB dan Kalimantan Maluku Utara
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (HIV)

Delivery Unit
Layanan Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
Kesehatan (Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/R Masyarakat
W) )
Skrining HIV Pemeriksaan Rapid Wawancara perilaku Wawancara perilaku Petugas kesehatan
R0 (Skrining HIV berisiko Puskesmas untuk
Sasaran: berisiko Pelaksanan :
AIDS) memantau kondisi
- Orang belum tahu status Pelaksanan : Nakes
Pelaksana : Tenaga ODHIV yang tidak
HIV nya tapi berisiko Nakes Alat : Alat :
Kesehatan datang control ke
(populasi kunci : PSK, Konseling Konseling
Alat : puskesmas. Ditakutkan
penasun, WBP, LSL, Kegiatan :
Tatalaksana & Tindak Kegiatan : ada masalah terkait
Waria) dan Ibu Hamil.
- Penyuluhan dan - Penyuluhan kondisi klinisnya.
- orang dengan HIV-AIDS, Lanjut
Edukasi dan Edukasi
ODHIV, pasien Hasil skrining positif:
- Untuk ibu hamil
immunokompremais pemeriksaan R1, R2 dan
R3 Positif maka pasien dilakukan
dinyatakan sebagai orang skrining HIV
penderita HIV (ODHIV)
dan bisa diberikan ARV
Hasil pemeriksaan
negatif: edukasi
mengenai HIV AIDS
SITUASI MALARIA
95
Sekitar 234 juta (95%) dari 247
GLOBAL
juta kasus malaria global

%
berasal dari Afrika pada tahun
2021

Indonesia menyumbangkan kasus


terbesar ke-2 setelah India di
Asia dengan estimasi kasus
sebesar 811.636 kasus positif
pada tahun 2021 (WHO, 2022)

Indonesia merupakan salah satu dari 9


2 negara endemik malaria di wilayah
Asia yang
% menyumbang
Tenggarasekitar 2% dari beban
negara malaria secara global.
128
Capaian Eliminasi Malaria Per Regional di Indonesia Tahun 2022*
381 kab/kota telah
Regional Sumatera, Sulawesi, National: 372 dari 514 Kab/kota sertifikasi elima
Regional Kalimantan-North
NTB: 193 dari 245 kab/Kota 74 kab/kota
Maluku: (72%) merupakan wilayah endemis rendah
(79%) 30 kab/kota
41 dari of 66 Kab/Kota (62%) Eliminasi endemis sedang
29 kab/kota
endemis tinggi

Regional Papua:
1 dari 42 kab/Kota (2%)
1. Regional Jawa-Bali 2023

2. Regional Sumater a,
Sulawesi, NTB 2025

3. Regional Kalimantan
& Malut
2027

4. Regional Maluku & NTT


2028

5. Regional Papua
& Papua Barat
2029
Regional Jawa-Bali:
127 dari128 kab/kota Regional Maluku, NTT: ELIMINASI MALARIA
NASIONAL
2030
(99%) 10 dari of 33 kab/kota (30%)
INTERVENSI SPESIFIK PENANGGULANGAN MALARIA PER TAHAPAN

Tahapan Tujuan Sasaran Kegiatan utama


Akselerasi Menurunkan jumlah Kab/kota - Pembagian kelambu massal
kasus secepat mungkin endemis tinggi - IRS pada desa dengan API > 20
API >5‰ - Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian
kelambu rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah Kab/kota - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah
fokus endemis sedang fokus
API 1-5 ‰ - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS pada situasi peningkatan kasus dan pengendalian vektor
lain sesuai bukti lokal
Pembebasan Menghentikan penularan Kab/kota - Surveilans migrasi malaria
setempat/kasus endemis rendah - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
indigeneous API < 1‰ - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana
Pemeliharaan Mencegah munculnya Kab/kota bebas - Surveilans migrasi malaria
penularan malaria malaria - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
kembali - Pemetaan & pengamatan daerah reseptif
- Surveilans Vektor
- Peguatan jejaring diagnosis dan tatalaksana 130
Strategi Penanggulangan Malaria

Kebijakan yang Pemberdayaan


1 Universal Akses 2 Surveilans 3 4
mendukung Masyarakat
• Penjaminan mutu
diagnostic • Peningkatan penemuan • komitmen
• Diagnosis dan kasus malaria
Pemerintah Pusat • Penemuan kasus
Pengobatan sesuai • sistem dan manajemen
dan Daerah eliminasi secara aktif oleh
standar data
• • Penyelidikan
malaria serta kader malaria
Penguatan public
Private Mix pencegahan • Perubahan
• Integrasi pelayanan epidemiologi penularan kembali perilaku
malaria dengan • Sistem Kewaspadaaan • Penguatan dukungan
Kesehatan Ibu dan Anak Dini dan KLB- lintas program dan
• Pengendalian vektor Bencana lintas sektor
terpadu (kelambu • Surveilans migrasi termasuk swasta
berinsektisida, IRS
• Surveilans vektor
• Malaria pada populasi
5 khusus Penguatan sistem kesehatan
• Penguatan manajemen program
• Penguatan manajemen dalam upaya sertifikasi • Peningkatan koordinasi lintas batas wilayah
eliminasi malaria
6 Pengembangan Penelitian dan Inovasi
131
• Pengembangan vaksin Malaria • Percepatan penurunan kasus dengan MDA

131
Alur Layanan Malaria pada Usia Produktif dan Lansia

SASARAN

usia produktif ( ≥15 – 59 tahun) dan lanjut usia (≥ 60 tahun ke atas) yang
berkunjung ke Puskesmas dan Pustu baik yang sakit maupun tidak
sakit

METODE
wawancara terkait adanya tanda dan gejala serta riwayat sakit ,tinggal di daerah
endemis malaria atau minum obat sebelumnya atau berkunjung ke daerah endemis
malaria dan memberikan edukasi terhadap hasil skrining

TINDAK LANJUT SKRINING

● Hasil pemeriksaan skrining ditemukan parasit malaria (positif malaria)


maka diberikan pengobatan malaria sesuai jenis parasit
● Hasil pemeriksaan skrining tidak ditemukan parasit malaria (negative
malaria) maka diberikan edukasi terkait pencegahan penularan malaria
● Kasus yang mendapatkan therapy malaria dilakukan pemantauan
pengobatan
● Kader dan petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah untuk
pemantauan pengobatan
SKRINING DAN TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR (MALARIA)

Delivery Unit
Layanan Kesehatan
Puskesmas Pustu Kegiatan Kunjungan Rumah
(Kecamatan) (Dusun/RT/RW) Posyandu (Rumah/
(Dusun/RT/RW)
Masyarakat)
Skrining Malaria Wawancara : skrining Wawancara : Wawancara : Kader melakukan
Sasaran: usia produktif ( malaria skrining malaria skrining malaria kunjungan rumah
≥15 – 59 tahun) dan Pelaksana : Pelaksana : Tenaga Pelaksana : Kader untuk melakukan
Tenaga kesehatan kesehatan terlatih skrining dan
lanjut usia (≥ 60 tahun
Alat : RDT atau Alat : RDT Alat : RDT melakukan
ke atas) yang datang
mikroskop Tatalaksana Tatalaksana dan Tindak Tatalaksana dan Tindak pemantauan
dengan gejala, tinggal
dan Tindak Lanjut : Lanjut : Lanjut : kepatuhan minum
di daerah malaria dan
Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan obat dan edukasi
mempunyai riwayat
positif malaria maka positif malaria maka positif malaria maka terkait malaria
sakit sebelumnya atau
tatalaksana malaria tatalaksana malaria rujuk ke Puskesmas /
berkunjung ke daerah
sesuai standar sesuai standar FKTP untuk
endemis malaria
Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan pengobatan
- Anggota yang tinggal
negative malaria negative malaria Hasil pemeriksaan
serumah ataupun maka diberikan
pada kelompok ada maka diberikan negative malaria
edukasi pencegahan edukasi pencegahan maka diberikan
yang sakit malaria terhadap malaria terhadap malaria edukasi pencegahan
- Srining malaria di
terhadap malaria
Puskesmas, Pustu
atau Posyandu
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai