CARA PERTAMA:
Mencantukan langsung sumber kutipan di akhir
kutipan yang ditulis tanda kurung.
Contoh: (Herawan Sauni, 2006: 12), artinya:
Kutipan tersebut diambil dari buku karangan
Herawan Sauni yang terbit tahun 2006 pada
halaman 12.
CARA KEDUA:
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian
melihat sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus
yang disebut catatan. Cara menuliskan sumber sama seperti
menulis pada catatan kaki.
Contoh:
1 Herawan Sauni, Politik Hukum Agraria (Medan:
Pustaka Bangsa, 2006), hal. 27.
2. Herawan Sauni, Hukum Agraria, Akses Petani
Untuk Menguasai Tanah Pertanian (Jakarta: Cipta
Grafika, 2014), hal. 156.
CARA KETIGA:
1. Cara ketiga dengan menulis nomor urut pada setiap
akhir kutipan.;
2. Kemudian sumber kutipan diketik pada catatan
kaki;
3. Catatan kaki diketik menjorok 5-7 ketikan dari
margin kiri dengan satu spasi, kemudian baris
kedua dimulai pada margin tepi kiri;
4. Antara sumber pertama dan sumber berikutnya
diberi jarak dua spasi.
5. Cara ini lebih banyak keuntungannya dibanding
cara pertama dan kedua.
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA &
CATATAN KAKI
DAFTAR PUSTAKA
BUKU.
SATU ORANG PENGARANG:
Sauni, Herawan. Politik Hukum Agraria. Cet. 1, Medan: Pustaka
Bangsa, 2006.
BADAN KOORPORASI:
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Lokakarya
Sistem Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan. Bandung: Binacipta, 1977.
ARTIKEL
Majalah/Jurnal:
Sauni, Herawan. “Model Pelaksanaan Landreform Di
Indonesia,” Jatiswara (Nopember 2006): 20-
31
Harian:
Rahardjo, Satjipto. “Batas-batas Kemampuan
Bekerjanya Hukum,” Suara Pembaruan, 30
Desember, 1988: 6
SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
Sauni, Herawan. “Kajian Atas Landreform Dalam Rangka Pembangunan
Hukum Ekonomi Indonesia”. Disertasi Doktor Universitas
Sumatera Utara, Medan, 2003.
MAKALAH:
Sauni, Herawan. “Masalah Pengamanan Kawasan Hutan Lindung”.
Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hasil Penelitian
Hukum, Jambi, 21 Januari 1994.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia. Undang Undang Dasar 1945.
Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
Diterjemahkan oleh R..Subekti dan R. Tjiptosudibio. Cet. 8.
Jakarta: Pradnya Paramita, 1976.
SUMBER INTERNET
Sauni, Herawan. “Masalah Pengamanan
Kawasan Hutan Lindung”. Makalah,
http:/www.unib.co.id. Diakses tanggal 21
Januari 1994.
Catatan Kaki
Buku.
Herawan Sauni, Politik Hukum Agraria, Cet. 1, (Medan:
Pustaka Bangsa, 2006), hal. 12.
Editor:
Herawan Sauni, ed. Hukum Agraria Beberapa Pemikiran
Prof. Dr. AP. Parlindungan, S.H. (Medan: USU Press, 1997),
hal 45.
Buku Editorial:
Mariam Gold Gallagher,. “Legal Encylopidier” dalam
How To Find The Law, 7th ed. Edited by Morris L. Cohen. (St.
Paul, Minnisota: West Publishing, 1976), P. 264.
TERJEMAHAN/SADURAN:
J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional. [An Introduction to
International Law], Diterjemahkan oleh F. Isjwara. (Bandung: Aumni, 1972),
hal. 59.
Majalah/Jurnal:
Herawan Sauni, “Model Pelaksanaan Landreform Di Indonesia,”
Jatiswara (Nopember 2006): 20-31
Harian:
Satjipto Rahardjo, “Batas-batas Kemampuan Bekerjanya Hukum,”
Suara Pembaruan, 30 Desember, 1988: 6
KRIPSI/TESIS/DISERTASI
Herawan Sauni, “Kajian Atas Landreform Dalam Rangka
Pembangunan Hukum Ekonomi Indonesia,” (Disertasi Doktor
Universitas Sumatera Utara, Medan, 2003), hal. 375.
MAKALAH:
Herawan Sauni, “Masalah Pengamanan Kawasan Hutan
Lindung”, (Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hasil
Penelitian Hukum, Jambi, 21 Januari 1994), hal. 75.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia, Undang Undang Dasar 1945, Pasal 33.
Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek),
diterjemahkan oleh R..Subekti dan R. Tjiptosudibio, cet. 8, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 1976), Pasal 1338.
PENGULANGAN
1. Ibid (ibiden) berarti Pada Tempat Yang sama; ibid,
atau ibid., hal.
2. Op. cit. (opere citato), artinya karya yang telah
dikutip. Digunakan apabila sumber pertama ingin
di ulang, padahal ada sisipan dari sumber lain.
3. Loc. Cit (loco Citato), artinya pada tempat yang
telah dikutip. Hal ini digunakan apabila sumber
pertama dengan halaman yang sama diulang,
padahal ada sisipan sumber lain.
4. Catatan: penulisan Ibid, Op.Cit, dan Loc. Cit. harus
dicetak italic (miring)
Penulisan Nomor Kutipan
Penulisan Nomor Kutipan harus menyatu dengan
kutipan.
Penulisan Nomor Kutipan sebelum tanda titik,
sebab nomor kutipan merujuk pada naskah yang
dikutip.