MELIBATKAN KELUARGA
Ketua : Jamilah Bahmudah (PMB202308327)
Sekretaris : Silvani (PMB 202309213)
Anggota : Eriska (PMB 202309384)
Widjayanti (PMB20230084)
FAMILY MEETING
SEBAGAI UPAYA MELIBATKAN
KELUARGA
• Tn. W berusia 62 tahun mengalami stroke iskemik. Pasien terdiagnosis DM dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu akan tetapi
kesulitan melakukan pengobatan rutin karena pekerjaannya sebagai satpam yang terkadang mengharuskan shift malam. Selain
itu anggota keluarga lain yaitu istri dan kedua anaknya yang bekerja dan memiliki kesibukan sehingga jarang mengingatkan
minum obat maupun menjaga konsumsi makanan.
• Saat ini kondisi pasien sudah stabil dan diperbolehkan pulang dari RS. Keluarga Tn. W ingin bertanya kepada Anda mengenai
perawatan Tn. W selama di rumah. Anda sebagai dokter keluarga berencana melibatkan keluarga (family engagement) untuk
mendukung Tn. W dengan terlebih dahulu melakukan pertemuan keluarga (family meeting).
KATA-KATA SULIT
1. STROKE ISKEMIK
Stroke yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak karena adanya
penyumbatan atau obstruksi pada pembuluh darah yang mengarah ke otak.
2. DIABETES MELLITUS
Penyakit yang disebabkan karena gangguan metabolisme tubuh ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah
3. HIPERTENSI
tekanan darah tinggi yang dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung,
4. SHIFT MALAM
Jadwal kerja yang melibatkan bekerja pada malam hari.
KATA-KATA SULIT
5. KONDISI STABIL
Kondisi dimana tidak ada perkembangan berbahaya atau perburukan yang
terjadi dalam kondisi fisik atau kesehatan individu
6. FAMILY ENGAGEMENT
Keterlibatan keluarga dalam memberikan dukungan emosional & membantu
mengingatkan pasien dalam perawatan serta manajemen kondisi kesehatan pasien
7. FAMILY MEETING
Pertemuan yang diadakan antara pasien, keluarga pasien, dan anggota tim perawatan
konsumsi makanan.
Tentu saja keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam kesembuhan pasien
• Dukungan emosional yang tak ternilai harganya. Kehadiran mereka, perhatian, dan kasih sayang membantu pasien
• Usia : Pasien lebih muda cenderung memiliki laju kesembuhan yang lebih baik.
• Gaya Hidup : Pola makan sehat , olah raga & hindari merokok
• Kondisi Penyakit : Tingkat keparahan penyakit & adanya komplikasi mempengaruhi kesembuhan
Ya, sudah tepat karena pasien kesulitan dalam menjaga pola makan
yang sehat, kepatuhan minum obat, pola hidup sehat (cukup tidur)
karena tuntutan pekerjaan sehingga dokter membutuhkan dukungan
keluarga pasien dalam perencanaan terapi pasien tersebut
PERTANYAAN DAN JAWABAN
6. Apa tujuan family meeting?
• Koordinasi Perawatan :
• Pemahaman Bersama :
- Memungkinkan keluarga pasien memahami kondisi kesehatan anggota keluarga secara lebih
• Edukasi Keluarga
• Dukungan Emosional : Dokter dapat membantu mengatasi kekhawatiran kecemasan yang mungkin dirasakan oleh
keluarga
• Perencanaan Jangka Panjang : mengatur strategi untuk mengelola kondisi ini seiring waktu
PERTANYAAN DAN JAWABAN
7. Langkah apa saja yang dilakukan dalam family meeting?
• Menjadwalkan pertemuan
• Mempersiapkan materi
• Melakukan diskusi terbuka
• Dukungan instrumental : bantuan material spt memberikan tempat tinggal, bantuan keuangan
• Pola tidur sehat : mengupayakan pola tidur sehat atau teratur meskipun bekerja pd shift malam
• Manajemen stress
HIPOTESIS
Keterlibatan dan dukungan keluarga dapat ditingkatkan melalui family meeting untuk
membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
FAKTOR-FAKTOR DARI KELUARGA & PEKERJAAN
YANG MEMEPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN
FAKTOR
• Dukungan emosional : melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat,
PEKERJAAN
• Beban kerja : kelelahan & stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental
• Bidang kerja : dapat memengaruhi pengetahuan pasien tentang penyakit & pengobatan. Jika pasien bekerja di
• Kondisi lingkungan kerja : jika kondisinya berisiko tinggi (misalnya paparan bahan kimia) dapat
• Jika pekerjaan membatasi akses ke fasilitas kesehatan, pasien mungkin kesulitan mendapatkan perawatan yang diperlukan
FAMILY ENGAGEMENT dalam KESEMBUHAN PASIEN
deskrIPSI
konsep kolaboratif yang melibatkan keluarga pasien, staf kesehatan, dan pasien dalam membangun
hubungan positif dan tujuan-orientasi. Ini melibatkan tanggung jawab bersama antara keluarga, staf
kesehatan, dan pasien pada semua tingkat pelayanan kesehatan, di mana setiap pihak memiliki peran
dan kekuatan yang berkontribusi
TUJUAN
untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien dengan melibatkan
pasien dan keluarga sebagai mitra dalam proses perawatan
Sumber:
http://merita.staff.umy.ac.id/2016/02/20/patient-and-family-engagement-pfe-dalam-meningkatkan-patient-safety-di-fasilitas-kesehatan-primer/
1. ECLKC - Family Engagement
2. AHRQ - Guide to Patient and Family Engagement in Hospital Quality and Safety
Level family engagement
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK561674/figure/ch2.fig1/
FAMILY MEETING
DEFINISI
• Dalam konteks perawatan pasien, "family meeting" adalah pertemuan yang diadakan antara pasien,
keluarga pasien dan anggota tim perawatan kesehatan (seperti dokter, perawat, pekerja sosial, dan terapis)
untuk membahas perawatan pasien, mengidentifikasi tujuan perawatan dan membuat keputusan bersama
tentang rencana perawatan.
• Family meeting sangat penting karena memfasilitasi komunikasi yang efektif antara semua pihak yang
terlibat dan memastikan bahwa pasien dan keluarga memiliki pemahaman yang jelas tentang perawatan
yang sedang dilakukan.
TUJUAN
1. Perencanaan perawatan
4. Dukungan Psikososial
6. Pemantauan Progres
S Summarize or strategize
Buckman R. How to break bad news. A guide for health care professionals. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press; 1992. p. 15. [Google Scholar]
LANGKAH-LANGKAH FAMILY MEETING
1. Identifikasi Tujuan & Peserta
2. Jadwalkan pertemuan
3. Persiapan materi
• Kumpulkan info ttg masalah kesehatan individu & keluarga sebelum pertemuan
• Siapkan data medis, riwayat penyakit & rencana perawatan
4. Pendekatan Empati
• Memulai pertemuan dengan salam & ungkapan empati
• Mendengar dgn seksama setiap anggota keluarga yg berbicara
5. Diskusi Terbuka
• Ajukan pertanyaan terbuka utk memahami perasaan & kebutuhan setiap anggota
keluarga
• Diskusikan masalah kesehatan, perawatan & harapan bersama
LANGKAH-LANGKAH FAMILY MEETING
6. Perencanaan Perawatan
• Berdasarkan info yg didapat, buat rencana perawatan yg melibatkan seluruh
keluarga
• Tentukan tugas & tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
7. Edukasi & Pencegahan
• Sampaikan info ttg pencegahan & gaya hidup sehat
• Diskusikan kebiasaan makan, olahraga & manajemen stres
8. Catat hasil Pertemuan
• Buat catatan mengenai apa yg telah dibahas & keputusan yg diambil
• Jadwalkan pertemuan berikutnya jika diperlukan
Sumber :
Integrasi Kedokteran Keluarga dan Islam dalam Praktik Kedokteran Layanan Primer, 2023, Publisher: Muhammadiyah
University Press Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setting of the interview
• memilih ruangan yang nyaman, tenang, duduk melingkar
• mempersiapkan tim yang terlibat : dokter keluarga, dokter
spesialis neurologis, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi
dan fisioterapis
• memperkenalkan diri, memberikan waktu untuk keluarga Tn.W
menceritakan mengenai kondisi kesehatan Tn.W sebelum
terkena stroke
• Keluarga Tn.W menceritakan bahwa Tn.W menderita DM &
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun karena pekerjaannya
sebagai satpam terkadang mengharuskan shift malam sehingga
Tn.W tidak rutin berobat
• Keluarga juga menceritakan istri dan kedua anaknya yang bekerja
dan memiliki kesibukan sehingga jarang mengingatkan minum
obat maupun menjaga konsumsi makanan.
assesment of the patients or family Perceptions of the situation
• melakukan review bersama anak Tn.W terkait diagnosis dan kondisi Tn.W saat ini
• menanyakan pemahaman anak Tn.W mengenai kondisi Tn.W
Invitation to share knowledge
• dokter keluarga menawarkan diskusi dengan dokter spesialis neurologis, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi, dan fisioterapis
mengenai penalaksanaan yang akan dilakukan kepada pasien seperti kunjungan fisioterapi ke rumah pasien.
• dokter keluarga memberikan informasi tentang penyebab, pencetus dan pencegahan serta
kompilkasi DM & hipertensi, termasuk kondisi stroke yang dialami Tn.W saat ini
Emotions address with empathy
1. Empati terhadap pasien (Tn. W)
•Mendengarkan dengan sabar : Ketika berbicara dengan Tn. W dan
keluarganya dengarkan dengan penuh perhatian. Biarkan ia berbicara
tentang perasaannya, kekhawatirannya, dan pengalamannya selama di RS.
•Validasi Perasaan: sampaikan bahwa kita memahami perasaan Tn.W
“Saya mengerti bahwa ini adalah momen yang berat untuk anda dan
keluarga”
•Jangan Menyalahkan: hindari menyalahkan Tn. W atas ketidakpatuhannya
terhadap pengobatan sebelumnya
2. Empati terhadap Keluarga Pasien
•Beri Pengertian: Jelaskan pentingnya peran mereka dalam perawatan Tn.
W. Berbicaralah dengan lembut dan tanpa menyalahkan. Misalnya, “Peran
Anda sangat berarti bagi Tn. W. Dengan dukungan Anda, dia dapat pulih
lebih baik.”
•Ajak Bekerjasama: Undang keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
Tn. W. Ajak mereka untuk hadir dalam pertemuan keluarga dan berdiskusi
tentang peran masing-masing.
Summarize or strategize
• Edukasi Keluarga:
Berikan penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya menjalani pengobatan
rutin untuk mengontrol diabetes dan hipertensi. Sampaikan informasi mengenai
dan manfaat dari menjaga pola makan yang sehat
• Penjadwalan:
Buat jadwal yang memperhitungkan jadwal kerja Tn. W sebagai satpam. Pastikan waktu minum obat dan makan
sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Apabila keluarga tidak bisa mengingatkan maka akan diingatkan oleh
petugas RS melalui WA
• Pembagian Tugas:
Bagi tanggung jawab antara anggota keluarga. Misalnya, salah satu anggota keluarga bertugas mengingatkan Tn.
W untuk minum obat, sementara yang lain memantau pola makan dan aktivitasnya.
• Dukungan Medis Profesional:
Jika diperlukan, eksplorasi opsi dukungan medis profesional, seperti kunjungan rutin ke dokter atau perawat di
rumah.
http://www.health.gov/DietaryGuidelines
DIET PADA DM
Karbohidrat
o dianjurkan 20 - 25% kebutuhan kalori & tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi
o Lemak jenuh (SAFA) < 7 % kebutuhan kalori
Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) < 10 %
Lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) 12-15%
o Rekomendasi perbandingan lemak jenuh:
lemak tak jenuh tunggal: lemak tak jenuh ganda = 0.8 : 1.2: 1
o Makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung
lemak jenuh & lemak trans seperti daging berlemak & susu fullcream
o Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah < 200 mg/hari.
Natrium
o Anjuran asupan natrium untuk pasien DM sama dengan orang sehat yaitu < 1500 mg per hari
o Pasien DM yang juga menderita hipertensi perlu dilakukan pengurangan natrium secara individual
o Pada upaya pembatasan asupan natrium ini, perlu juga memperhatikan bahan makanan yang mengandung tinggi natrium antara
lain adalah garam dapur, monosodium glutamat, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
Serat
o Pasien DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
o Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per hari.
Pemanis Alternatif
o Aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI).
o Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.
o Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol dan
fruktosa.
o Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.
o Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada pasien DM karena dapat meningkatkan kadar LDL, namun tidak ada alasan
menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami.
o Pemanis tak berkalori termasuk aspartam, sakarin, acesulfame potasium, sukrose, neotame
WHAT ABOUT SPORTS
AND EXERCISE?
• 3-5 hari seminggu selama 30 – 45 menit, total 150 menit
per minggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut.
• Dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti
jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi
220 dengan usia pasien.
Manajemen Stroke Ischemik Akut
• Antihipertensi
–Pada stroke ischemik, TD diturunkan 15% (sistolik
maupun diastolik) dalam 24 jam pertama apabila
TDS>220 mmHg atau TDD>120 mmHg
–Pada pasien stroke ischemik akut yang akan mendapat
trombolitik, tekanan darah diturunkan hingga
TDS<185 mmHg dan TDD<110 mmHg.
Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau hingga
TDS<180 mmHg dan TDD<105 mmHg selama 24 jam
paska pemberian rTPA.
–Obat antihipertensi yang dapat digunakan : labetalol,
nitropaste, nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem IV
• Antiplatelet
–Aspirin dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah
onset dianjurkan untuk setiap stroke ischemik akut
–Jika akan dilakukan trombolitik, tunda pemberian
antiplatelet
• Antikoagulan
–Secara umum, pemberian heparin, LMWH, dan
heparinoid tidak bermanfaat pada stroke ischemik
akut
Lifestyle Modification
Antiplatelet Therapy
•Long-term antiplatelet therapy diberikan pada semua penderita stroke iskemik/TIA yang tidak
mendapat terapi antikoagulan
•Dapat diberikan cilostazole,aspirin, Aspirin+dipyridamole ATAU Clopidogrel
Anticoagulant Therapy
•Diberikan pada penderita stroke iskemik/TIA yang memiliki atrial fibrilation/cardioembolic
stroke
Cholesterol Lowering
DIET PASIEN STROKE
https://ahligizi.id/blog/2020/12/26/diet-pada-stroke/
Thank
You