Anda di halaman 1dari 48

FAMILY MEETING SEBAGAI UPAYA

MELIBATKAN KELUARGA
Ketua : Jamilah Bahmudah (PMB202308327)
Sekretaris : Silvani (PMB 202309213)
Anggota : Eriska (PMB 202309384)
Widjayanti (PMB20230084)
FAMILY MEETING
SEBAGAI UPAYA MELIBATKAN
KELUARGA
• Tn. W berusia 62 tahun mengalami stroke iskemik. Pasien terdiagnosis DM dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu akan tetapi

kesulitan melakukan pengobatan rutin karena pekerjaannya sebagai satpam yang terkadang mengharuskan shift malam. Selain
itu anggota keluarga lain yaitu istri dan kedua anaknya yang bekerja dan memiliki kesibukan sehingga jarang mengingatkan
minum obat maupun menjaga konsumsi makanan.
• Saat ini kondisi pasien sudah stabil dan diperbolehkan pulang dari RS. Keluarga Tn. W ingin bertanya kepada Anda mengenai

perawatan Tn. W selama di rumah. Anda sebagai dokter keluarga berencana melibatkan keluarga (family engagement) untuk
mendukung Tn. W dengan terlebih dahulu melakukan pertemuan keluarga (family meeting).
KATA-KATA SULIT
1. STROKE ISKEMIK
Stroke yang terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak karena adanya
penyumbatan atau obstruksi pada pembuluh darah yang mengarah ke otak.

2. DIABETES MELLITUS
Penyakit yang disebabkan karena gangguan metabolisme tubuh ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah

3. HIPERTENSI
tekanan darah tinggi yang dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung,

dan gangguan ginjal

4. SHIFT MALAM
Jadwal kerja yang melibatkan bekerja pada malam hari.
KATA-KATA SULIT
5. KONDISI STABIL
Kondisi dimana tidak ada perkembangan berbahaya atau perburukan yang
terjadi dalam kondisi fisik atau kesehatan individu

6. FAMILY ENGAGEMENT
Keterlibatan keluarga dalam memberikan dukungan emosional & membantu
mengingatkan pasien dalam perawatan serta manajemen kondisi kesehatan pasien

7. FAMILY MEETING
Pertemuan yang diadakan antara pasien, keluarga pasien, dan anggota tim perawatan

kesehatan untuk membahas perawatan pasien


PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Apa yang menjadi hambatan pasien dalam pengobatannya ?
• Pekerjaan : Sulit melakukan pengobatan rutin karena pekerjaannya

terkadang mengharuskan shift malam.


• Dukungan keluarga : Istri dan kedua anaknya bekerja sibuk

sehingga jarang mengingatkan minum obat maupun menjaga

konsumsi makanan.

2. Bagaimana hubungan sosial pasien dengan keluarganya ?

Kurang komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga


PERTANYAAN DAN JAWABAN
3. Apakah keluarga memiliki peran besar untuk kesembuhan pasien ?

Tentu saja keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam kesembuhan pasien
• Dukungan emosional yang tak ternilai harganya. Kehadiran mereka, perhatian, dan kasih sayang membantu pasien

merasa lebih baik secara psikologis.


• Pengelolaan Pola Makan : Keluarga dapat membantu mengatur pola makan pasien yang sehat
• Pengawasan Obat : Keluarga dapat membantu memastikan pasien minum obat secara teratur. Terkadang, pasien

mungkin lupa atau mengalami kesulitan mengingat jadwal minum obat.


• Mengurangi Stres : Lingkungan keluarga yang positif dan mendukung membantu mengurangi stres pasien karena

stres dapat memperburuk kondisi penyakit.


• Kolaborasi dengan Tim Medis : Keluarga dapat berkomunikasi dengan dokter dan tim medis untuk memahami kondisi

pasien dan mengikuti rencana pengobatan dengan baik.


PERTANYAAN DAN JAWABAN
4. Faktor apa saja yang berpengaruh dalam kesembuhan pasien ?

• Usia : Pasien lebih muda cenderung memiliki laju kesembuhan yang lebih baik.

• Jenis Kelamin : resiko penyakit jantung lebih tinggi pada pria.

• Gaya Hidup : Pola makan sehat , olah raga & hindari merokok

• Kondisi Penyakit : Tingkat keparahan penyakit & adanya komplikasi mempengaruhi kesembuhan

• Riwayat Pengobatan : Kepatuhan pasien dalam minum obat

• Dukungan Sosial : Dukungan dari keluarga, teman &lingkungan sosial


PERTANYAAN DAN JAWABAN
5. Apakah tindakan dokter keluarga untuk mengadakan family meeting sudah
tepat ?

Ya, sudah tepat karena pasien kesulitan dalam menjaga pola makan

yang sehat, kepatuhan minum obat, pola hidup sehat (cukup tidur)
karena tuntutan pekerjaan sehingga dokter membutuhkan dukungan
keluarga pasien dalam perencanaan terapi pasien tersebut
PERTANYAAN DAN JAWABAN
6. Apa tujuan family meeting?
• Koordinasi Perawatan :

- Dokter keluarga berperan sebagai koordinator

- Memastikan bahwa perawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien

• Pemahaman Bersama :

- Memungkinkan keluarga pasien memahami kondisi kesehatan anggota keluarga secara lebih

mendalam shg membantu keluarga berpartisipasi aktif dalam proses perawatan

• Edukasi Keluarga

• Dukungan Emosional : Dokter dapat membantu mengatasi kekhawatiran kecemasan yang mungkin dirasakan oleh

keluarga

• Perencanaan Jangka Panjang : mengatur strategi untuk mengelola kondisi ini seiring waktu
PERTANYAAN DAN JAWABAN
7. Langkah apa saja yang dilakukan dalam family meeting?

• Identifikasi tujuan & peserta

• Menjadwalkan pertemuan

• Mempersiapkan materi
• Melakukan diskusi terbuka

• Melakukan edukasi tentang penyakit & cara pencegahannya


• Mencatat hasil pertemuan
• Menjadwalkan pertemuan berikutnya bila diperlukan
PERTANYAAN DAN JAWABAN
8. Apa tujuan family meeting?

• Meningkatkan kondisi kesehatan & kualitas hidup pasien

• Memberi dukungan emosional & spiritual utk pasien & keluarga


• Mengedukasi keluarga, agar dapat memberikan dukungan dalam pengobatan pasien
PERTANYAAN DAN JAWABAN
9. Bagaimana bentuk dukungan & keterlibatan keluarga?

• Dukungan emosional : melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan

pribadi, cinta, atau bantuan emosional


• Dukungan informasional : nasehat, saran , diskusi ttg bgmn cara mengatasi masalah

• Dukungan instrumental : bantuan material spt memberikan tempat tinggal, bantuan keuangan

dan bantuan mengerjakan tugas sehari-hari


• Dukungan penghargaan : melalui ekspresi penghargaan yg positif, melibatkan pernyataan yg

setuju terhadap ide-ide, perasaan


PERTANYAAN DAN JAWABAN
10. Apa yang perlu diadvokasi pada tempat kerja ?

• Pola tidur sehat : mengupayakan pola tidur sehat atau teratur meskipun bekerja pd shift malam

berperan penting utk Kesehatan tubuh


• Pengaturan jadwal : usahakan agar frekuensi jadwal shift malam berkurang dan waktunya

konsiten agar mengikuti pola sirkadian


• Istirahat yang cukup : pastikan ada waktu istirahat yang memadai pada shift malam
• Konsumsi makanan sehat

• Manajemen stress
HIPOTESIS
Keterlibatan dan dukungan keluarga dapat ditingkatkan melalui family meeting untuk
membantu meningkatkan kualitas hidup pasien
FAKTOR-FAKTOR DARI KELUARGA & PEKERJAAN
YANG MEMEPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN

FAKTOR
• Dukungan emosional : melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat,

kehangatan pribadi, cinta atau bantuan emosional


KELUARGA
• Dukungan informasional : nasehat, saran , diskusi ttg bgmn cara mengatasi masalah

• Dukungan instrumental : bantuan material spt memberikan tempat tinggal, bantuan

keuangan dan bantuan mengerjakan tugas sehari-hari


• Dukungan penghargaan : melalui ekspresi penghargaan yg positif, melibatkan

pernyataan yg setuju terhadap ide-ide, perasaan


FAKTOR
• Jam kerja : dapat mempengaruhi metabolism tubuh & konsistensi minum obat

PEKERJAAN
• Beban kerja : kelelahan & stress dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental

• Bidang kerja : dapat memengaruhi pengetahuan pasien tentang penyakit & pengobatan. Jika pasien bekerja di

sektor kesehatan, pengetahuan mereka mungkin lebih baik

• Kondisi lingkungan kerja : jika kondisinya berisiko tinggi (misalnya paparan bahan kimia) dapat

memperburuk kondisi kesehatan

• Dukungan dari atasan & rekan kerja juga berperan

• Jika pekerjaan membatasi akses ke fasilitas kesehatan, pasien mungkin kesulitan mendapatkan perawatan yang diperlukan
FAMILY ENGAGEMENT dalam KESEMBUHAN PASIEN

deskrIPSI
konsep kolaboratif yang melibatkan keluarga pasien, staf kesehatan, dan pasien dalam membangun
hubungan positif dan tujuan-orientasi. Ini melibatkan tanggung jawab bersama antara keluarga, staf
kesehatan, dan pasien pada semua tingkat pelayanan kesehatan, di mana setiap pihak memiliki peran
dan kekuatan yang berkontribusi

TUJUAN
untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien dengan melibatkan
pasien dan keluarga sebagai mitra dalam proses perawatan

Sumber:
http://merita.staff.umy.ac.id/2016/02/20/patient-and-family-engagement-pfe-dalam-meningkatkan-patient-safety-di-fasilitas-kesehatan-primer/
1. ECLKC - Family Engagement
2. AHRQ - Guide to Patient and Family Engagement in Hospital Quality and Safety
Level family engagement

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK561674/figure/ch2.fig1/
FAMILY MEETING
DEFINISI
• Dalam konteks perawatan pasien, "family meeting" adalah pertemuan yang diadakan antara pasien,
keluarga pasien dan anggota tim perawatan kesehatan (seperti dokter, perawat, pekerja sosial, dan terapis)
untuk membahas perawatan pasien, mengidentifikasi tujuan perawatan dan membuat keputusan bersama
tentang rencana perawatan.

• Family meeting sangat penting karena memfasilitasi komunikasi yang efektif antara semua pihak yang
terlibat dan memastikan bahwa pasien dan keluarga memiliki pemahaman yang jelas tentang perawatan
yang sedang dilakukan.
TUJUAN
1. Perencanaan perawatan

2. Penjelasan Informasi Medis

3. Pengambilan Keputusan Bersama

4. Dukungan Psikososial

5. Komunikasi Keluarga ke Tim Perawatan

6. Pemantauan Progres

FA M I LY M E E T I N G 7. Mengatasi Konflik / Ketidaksepakatan


FA M I LY M E E T I N G SPIKES Protocol
S Setting of the interview

P Assessment of the patient’s or


family’s perception of the situation

I Invitation to share knowledge

K Knowledge (or information) sharing

E Emotions addressed with empathy

S Summarize or strategize

Buckman R. How to break bad news. A guide for health care professionals. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press; 1992. p. 15. [Google Scholar]
LANGKAH-LANGKAH FAMILY MEETING
1. Identifikasi Tujuan & Peserta
2. Jadwalkan pertemuan
3. Persiapan materi
• Kumpulkan info ttg masalah kesehatan individu & keluarga sebelum pertemuan
• Siapkan data medis, riwayat penyakit & rencana perawatan
4. Pendekatan Empati
• Memulai pertemuan dengan salam & ungkapan empati
• Mendengar dgn seksama setiap anggota keluarga yg berbicara
5. Diskusi Terbuka
• Ajukan pertanyaan terbuka utk memahami perasaan & kebutuhan setiap anggota
keluarga
• Diskusikan masalah kesehatan, perawatan & harapan bersama
LANGKAH-LANGKAH FAMILY MEETING
6. Perencanaan Perawatan
• Berdasarkan info yg didapat, buat rencana perawatan yg melibatkan seluruh
keluarga
• Tentukan tugas & tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
7. Edukasi & Pencegahan
• Sampaikan info ttg pencegahan & gaya hidup sehat
• Diskusikan kebiasaan makan, olahraga & manajemen stres
8. Catat hasil Pertemuan
• Buat catatan mengenai apa yg telah dibahas & keputusan yg diambil
• Jadwalkan pertemuan berikutnya jika diperlukan

Sumber :
Integrasi Kedokteran Keluarga dan Islam dalam Praktik Kedokteran Layanan Primer, 2023, Publisher: Muhammadiyah
University Press Universitas Muhammadiyah Surakarta
Setting of the interview
• memilih ruangan yang nyaman, tenang, duduk melingkar
• mempersiapkan tim yang terlibat : dokter keluarga, dokter
spesialis neurologis, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi
dan fisioterapis
• memperkenalkan diri, memberikan waktu untuk keluarga Tn.W
menceritakan mengenai kondisi kesehatan Tn.W sebelum
terkena stroke
• Keluarga Tn.W menceritakan bahwa Tn.W menderita DM &
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu namun karena pekerjaannya
sebagai satpam terkadang mengharuskan shift malam sehingga
Tn.W tidak rutin berobat
• Keluarga juga menceritakan istri dan kedua anaknya yang bekerja
dan memiliki kesibukan sehingga jarang mengingatkan minum
obat maupun menjaga konsumsi makanan.
assesment of the patients or family Perceptions of the situation

• melakukan review bersama anak Tn.W terkait diagnosis dan kondisi Tn.W saat ini
• menanyakan pemahaman anak Tn.W mengenai kondisi Tn.W
Invitation to share knowledge
• dokter keluarga menawarkan diskusi dengan dokter spesialis neurologis, dokter spesialis penyakit dalam, ahli gizi, dan fisioterapis
mengenai penalaksanaan yang akan dilakukan kepada pasien seperti kunjungan fisioterapi ke rumah pasien.

• dokter keluarga menawarkan diskusi mengenai kepatuhan Tn.W dalam


konsumsi obat, apabila anggota keluarga sibuk dokter keluarga menyarankan
untuk diberikan wa pengingat kepada pasien untuk mengingatkan pasien
untuk mengkonsumsi obat

• dokter keluarga menawarkan diskusi kepada pasien & keluarga mengenai


masalah ekonomi pd keluarga pasien sehingga anggota keluarga lainnya
harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga Tn.W dan menyarankan
pasien & keluarga untuk mendaftar asuransi BPJS

• Menyarankan keluarga Tn.W menjaga pola makan rendah kalori, rendah


garam, rendah lemak dan memperbanyak makan buah & sayuran
Knowledge or information sharing

• dokter keluarga memberikan informasi tentang penyebab, pencetus dan pencegahan serta
kompilkasi DM & hipertensi, termasuk kondisi stroke yang dialami Tn.W saat ini
Emotions address with empathy
1. Empati terhadap pasien (Tn. W)
•Mendengarkan dengan sabar : Ketika berbicara dengan Tn. W dan
keluarganya dengarkan dengan penuh perhatian. Biarkan ia berbicara
tentang perasaannya, kekhawatirannya, dan pengalamannya selama di RS.
•Validasi Perasaan: sampaikan bahwa kita memahami perasaan Tn.W
“Saya mengerti bahwa ini adalah momen yang berat untuk anda dan
keluarga”
•Jangan Menyalahkan: hindari menyalahkan Tn. W atas ketidakpatuhannya
terhadap pengobatan sebelumnya
2. Empati terhadap Keluarga Pasien
•Beri Pengertian: Jelaskan pentingnya peran mereka dalam perawatan Tn.
W. Berbicaralah dengan lembut dan tanpa menyalahkan. Misalnya, “Peran
Anda sangat berarti bagi Tn. W. Dengan dukungan Anda, dia dapat pulih
lebih baik.”
•Ajak Bekerjasama: Undang keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
Tn. W. Ajak mereka untuk hadir dalam pertemuan keluarga dan berdiskusi
tentang peran masing-masing.
Summarize or strategize
• Edukasi Keluarga:
Berikan penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya menjalani pengobatan
rutin untuk mengontrol diabetes dan hipertensi. Sampaikan informasi mengenai
dan manfaat dari menjaga pola makan yang sehat

• Penjadwalan:
Buat jadwal yang memperhitungkan jadwal kerja Tn. W sebagai satpam. Pastikan waktu minum obat dan makan
sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Apabila keluarga tidak bisa mengingatkan maka akan diingatkan oleh
petugas RS melalui WA
• Pembagian Tugas:
Bagi tanggung jawab antara anggota keluarga. Misalnya, salah satu anggota keluarga bertugas mengingatkan Tn.
W untuk minum obat, sementara yang lain memantau pola makan dan aktivitasnya.
• Dukungan Medis Profesional:
Jika diperlukan, eksplorasi opsi dukungan medis profesional, seperti kunjungan rutin ke dokter atau perawat di
rumah.
http://www.health.gov/DietaryGuidelines
DIET PADA DM
Karbohidrat

 Dianjurkan 45 - 65% total asupan energi


 Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga pasien diabetes
dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain
 Sukrosa < 5% total asupan energi
 Dianjurkan makan 3xsehari & bila perlu dapat diberikan makanan
selingan seperti buah / makanan lain sebagai bagian dari
kebutuhan kalori sehari
 Cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan pasien DM,
antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut
ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu:
jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan dan lain-lain
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :
ƒ Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori basal per hari untuk perempuan 25 kal/kgBB sedangkan untuk pria 30 kal/kgBB.
ƒ Umur
o Pasien usia > 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk setiap dekade antara 40 dan 59 tahun.
o Pasien usia 60 - 69 tahun, dikurangi 10%.
o Pasien usia > 70 tahun, dikurangi 20%.
ƒ Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
o Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.
o Penambahan sejumlah 10% dari kebutuhan basal diberikan pada keadaan istirahat.
o Penambahan sejumlah 20% pada pasein dengan aktivitas ringan : pegawai kantor, guru, ibu rumah tangga
o Penambahan sejumlah 30% pada aktivitas sedang : pegawai industri ringan, mahasiswa
o Penambahan sejumlah 40% pada aktivitas berat: petani, buruh, atlet
o Penambahan sejumlah 50% pada aktivitas sangat berat : tukang becak, tukang gali.
ƒ Stres Metabolik
o Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolik (sepsis, operasi, trauma).
ƒ Berat Badan
o Pasien DM yang gemuk, kebutuhan kalori dikurangi 20 -30% tergantung kepada tingkat kegemukan.
DIET PADA DM
Lemak

o dianjurkan 20 - 25% kebutuhan kalori & tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi
o Lemak jenuh (SAFA) < 7 % kebutuhan kalori
Lemak tidak jenuh ganda (PUFA) < 10 %
Lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) 12-15%
o Rekomendasi perbandingan lemak jenuh:
lemak tak jenuh tunggal: lemak tak jenuh ganda = 0.8 : 1.2: 1
o Makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung
lemak jenuh & lemak trans seperti daging berlemak & susu fullcream
o Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah < 200 mg/hari.
Natrium
o Anjuran asupan natrium untuk pasien DM sama dengan orang sehat yaitu < 1500 mg per hari
o Pasien DM yang juga menderita hipertensi perlu dilakukan pengurangan natrium secara individual
o Pada upaya pembatasan asupan natrium ini, perlu juga memperhatikan bahan makanan yang mengandung tinggi natrium antara
lain adalah garam dapur, monosodium glutamat, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.

Serat
o Pasien DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
o Jumlah konsumsi serat yang disarankan adalah 20 - 35 gram per hari.

Pemanis Alternatif
o Aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily Intake/ADI).
o Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.
o Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol dan
fruktosa.
o Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.
o Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada pasien DM karena dapat meningkatkan kadar LDL, namun tidak ada alasan
menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang mengandung fruktosa alami.
o Pemanis tak berkalori termasuk aspartam, sakarin, acesulfame potasium, sukrose, neotame
WHAT ABOUT SPORTS
AND EXERCISE?
• 3-5 hari seminggu selama 30 – 45 menit, total 150 menit
per minggu, dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut.
• Dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobik dengan
intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti
jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi
220 dengan usia pasien.
Manajemen Stroke Ischemik Akut

• Antihipertensi
–Pada stroke ischemik, TD diturunkan 15% (sistolik
maupun diastolik) dalam 24 jam pertama apabila
TDS>220 mmHg atau TDD>120 mmHg
–Pada pasien stroke ischemik akut yang akan mendapat
trombolitik, tekanan darah diturunkan hingga
TDS<185 mmHg dan TDD<110 mmHg.
Selanjutnya, tekanan darah harus dipantau hingga
TDS<180 mmHg dan TDD<105 mmHg selama 24 jam
paska pemberian rTPA.
–Obat antihipertensi yang dapat digunakan : labetalol,
nitropaste, nitroprusid, nikardipin, atau diltiazem IV

Guideline Stroke tahun 2020. POKDI Stroke PERDOSSI


Manajemen Stroke Ischemik Akut

• Antiplatelet
–Aspirin dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah
onset dianjurkan untuk setiap stroke ischemik akut
–Jika akan dilakukan trombolitik, tunda pemberian
antiplatelet
• Antikoagulan
–Secara umum, pemberian heparin, LMWH, dan
heparinoid tidak bermanfaat pada stroke ischemik
akut

Guideline Stroke tahun 2020. POKDI Stroke PERDOSSI


Manajemen Stroke Ischemik Akut

• Trombolisis r-TPA (recombinat tissue plasminogen


activator)
– Rekomendasi kuat untuk diberikan sesegera mungkin setelah
diagnosis stroke ischemik akut ditegakkan
– Trombolitik dengan t-PA intravena, bila diberikan dalam 3
jam paska onset, dapat memberikan benefit untuk stroke
ischemik ( stroke atherothombotik/atheroembolik,
cardioembolik, dan lacunar
– Dosis r-TPA- = 0,9 mg/Kg, 10% sebagai bolus inisial, 90%
dalam infus selama 60 menit
– Antikoagulan atau antiplatelet tidak boleh diberikan dalam
24 jam

Guideline Stroke tahun 2011. POKDI Stroke PERDOSSI


SECONDARY PREVENTION

Lifestyle Modification

Blood Pressure Lowering


•Semua pasien stroke/TIA mendapat antihipertensi kecuali terdapat hipotensi simptomatik.
DOC -> ACE inhibitor (ramipril , perindopril) dan diuretic

Antiplatelet Therapy
•Long-term antiplatelet therapy diberikan pada semua penderita stroke iskemik/TIA yang tidak
mendapat terapi antikoagulan
•Dapat diberikan cilostazole,aspirin, Aspirin+dipyridamole ATAU Clopidogrel

Anticoagulant Therapy
•Diberikan pada penderita stroke iskemik/TIA yang memiliki atrial fibrilation/cardioembolic
stroke
Cholesterol Lowering
DIET PASIEN STROKE

https://ahligizi.id/blog/2020/12/26/diet-pada-stroke/
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai