Anda di halaman 1dari 20

ETIKA LINGKUNGAN

(2)

r.soekmadi@ipb.ac.id
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN &
EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN IPB - 2009
“Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal,
manusia dapat berkembang dengan baik, dan
hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan
berkembang ke arah yang optimal”
PENGANTAR
Bumi dan isinya diciptakan Tuhan untuk
kemakmuran umat manusia – penuh makna
Selalu terjadi hubungan timbal balik antara
manusia – lingkungan
Dianggap penting sejak tahun 1950-an, akibat
ancaman pencemaran (industri, transportasi,
pertanian)  negara maju
GERAKAN LINGKUNGAN  Swedia
mengambil inisiasi  Konferensi PBB untuk
menanggulangi masalah lingkungan hidup (Juni
1972)  DEKLARASI STOKHOLM (titik tolak
gerakan lingkungan dunia)
PERMASALAHAN GLOBAL

1. Permasalahan Lingkungan Hidup


2. Permasalahan Hak Asasi Manusia
3. Demokratisasi

Aktivitas dan Interaksi Manusia


•Manusia – Pencipta  Agama dan aturan ritual
•Manusia – Manusia  Etika/Pranata/Norma sosial
•Manusia – Alam  Etika lingkungan
PENGERTIAN
ETIKA LINGKUNGAN
Mengapa perlu ETIKA LINGKUNGAN?
Apa pentingnya diskusi ETIKA LINGKUNGAN?
Apa relevansi ETIKA LINGKUNGAN?
Apa gunanya memahami ETIKA LINGKUNGAN?

MASALAH LINGKUNGAN  MASALAH MORAL DAN


PERILAKU MANUSIA  Bukan semata-mata permasalahan
TEKNIS

ETIKA ANTROPOSENTRIS
ANTROPOSENTRIS

Etika yang memandang MANUSIA SEBAGAI


PUSAT DARI ALAM SEMESTA dan hanya
manusia yang memiliki nilai, sedangkan alam dan
isinya sekadar alat pemuasa kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia.
Manusia dipahami sebagai PENGUASA alam
yang boleh melakukan apa saja.
Hasilnya: sikap dan perilaku EKSPLOITATIF
terhadap alam dan isinya, karena dianggap tidak
mempunyai nilai selain dirinya.
KESALAHAN FUNDAMENTAL
ETIKA ANTROPOSENTRIS
1. Manusia hanya dipahami sebagai makhluk
sosial yang hanya berinteraksi dengan
sesamanya.
2. Etika hanya berlaku bagi komunitas sosial
manusia
3. Dukungan paradigma ilmu pengetahuan dan
teknologi modern yang Cartesian (ciri:
mekanistik-reduksionistik)  ada pemisahan
tegas antara alam sebagai OBYEK ilmu
pengetahuan dan manusia sebagai SUBYEK.
MENGATASI KRISIS LINGKUNGAN

Menggeser paradigma ETIKA


ANTROPOSENTRIS

Pendekatan HOLISTIK – EKOLOGIS


(manusia menjadi bagian dari alam)

ETIKA BIOSENTRIS dan EKOSENTRIS


KOMITMENT MORAL
1. Menempatkan etika lingkungan sebagai sentral
pembangunan nasional
2. Mengembangkan good and clean environmental
governance
3. Perubahan paradigma pembangunan nasional yang
memihak lingkungan (pro-lingkungan)  tidak sekadar
sebagai alat politik dan ekonomi semata

GERAKAN
PERUBAHAN RADIKAL MASSAL
SAVE THE
DEEP ECOLOGY EARTH
FUNGSI ETIKA

Untuk membantu dalam mengembangkan


perilaku (individual dan komunal) –
sebagai benchmark/standar/acuan
Membantu sistem sosial dan politik (dalam
decision making processes) yang ramah
lingkungan
ETIKA atau MORALITAS?
Dalam konteks lingkungan  sama!
Etika – ethos = adat-istiadat atau kebiasaan 
kebiasaan hidup yang baik; tata cara hidup yang baik

Kebiasaan ini  “dibakukan” ke dalam kaidah,


norma atau aturan untuk mempertahankan nilai
tertentu yang baik dan penting oleh masyarakat.
 ajaran yang berisikan aturan tentang bagaimana
seharusnya manusia berbuat sebagai manusia
atau ajaran tentang perintah dan larangan yaitu
perintah yang harus dipatuhi dan larangan yang
harus dihindarkan.
Kriteria untuk menilai baik – buruknya sebuah nilai
disebut prinsip moral
TEORI ETIKA

1. Etika DEONTOLOGI

2. Etika TELEOLOGI

3. Etika KEUTAMAAN
ETIKA DEONTOLOGI
Deon: kewajiban; logos: ilmu/teori
 lakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai
dengan norma dan nilai moral yang berlaku.
Etika deontologi tidak mempersoalkan “akibat” dari
tindakan tersebut  hal ini seringkali
menyebabkan terjadinya peng-ingkaran
Dalam etika ini: membuang limbah ke sungai akan
dinilai buruk secara moral BUKAN karena
akibatnya yang dapat merugikan, melainkan
karena tidak sesuai dengan kewajiban moral untuk
respek/menghargai alam.
Etika ini menekankan pada motivasi,
kemauan baik dan watak yang kuat untuk
bertindak sesuai kewajiban
Tiga prasyarat:
1. Agar tindakan bernilai moral, maka harus
dilaksanakan berdasarkan KEWAJIBAN
2. Nilai moral suatu tindakan bukan tergantung
dari tercapainya tujuan, melainkan pada
kemauan baik
3. Kewajiban untuk mematuhi hukum universal
adalah keniscayaan bagi tindakan moral
ETIKA TELEOLOGI
Teleos: tujuan; logos: ilmu atau teori
Etika yang berorientasi pada tujuan atau
akibat dari suatu perbuatan  menilai
baik-buruk suatu tindakan berdasarkan
tujuan atau akibat yang ditimbulkan
Sifat etika ini: situasional dan subyektif
(egositis)
ETIKA KEUTAMAAN
Virtue ethics  lebih mengutamakan
pengembangan karakter moral pada diri
setiap orang
Menurut etika ini, nilai moral BUKAN
muncul dalam bentuk adanya ATURAN
(larangan dan perintah), melainkan dalam
bentuk TELADAN MORAL yang
dipraktikkan oleh tokoh2 tertentu.
Penting: sejarah dan cerita (termasuk
dongeng dan wayang).
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai