Anda di halaman 1dari 46

KEBIJAKAN

INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


oleh
Dr. Dwi Pawitra Wulan, Sp.KKLP

Disampaikan pada:
Rabu Belajar Puskesmas Cempaka Putih
7 Februari 2024

1
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan

2
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022
masih rendah—target 100%
Data sampai tanggal 13 Maret 2023 Meningkat Menurun

​Capaian (%)
​No ​Indikator SPM ​2020 ​2021 ​20221
​1 ​Pelayanan kesehatan ibu hamil ​84,51 ​82,54 ​75,83

​2 ​Pelayanan kesehatan ibu bersalin ​84,29 ​83,65 ​76,29


Tidak ada indikator SPM yang
​3 ​Pelayanan kesehatan bayi baru lahir ​87,54 ​86,33 ​78,03
mencapai target 100%
​4 ​Pelayanan kesehatan balita ​87,54 ​79,07 ​71,98

​5 ​Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar ​62,26 ​60,47 ​72,3

​6 ​Pelayanan kesehatan usia produktif ​49,56 ​52,07 ​61,38


Target SPM akan tercapai jika
pelayanan kesehatan primer
​7 ​Pelayanan kesehatan usia lanjut ​60,20 ​62,85 ​68,4 kuat dengan kemudahan akses
​8 ​Pelayanan kesehatan penderita hipertensi ​48,22 ​49,53 ​59,69 masyarakat akan pelayanan yang
berkualitas
​9 ​Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus ​72,12 ​71,86 ​73,56

​10 ​Pelayanan kesehatan ODGJ berat ​77,20 ​76,55 ​72,94

​11 ​Persentase orang terduga Tuberkulosis ​61,52 ​58,33 ​68,56

​12 ​Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi ​62,80 ​63,19 ​69,26
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(HIV)

​ umber: Sekber SPM, Ditjen Bangda, Kementerian Dalam Negeri


S 3
Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang
dapat dicegah
Penyebab kematian utama per kelompok usia Dapat dicegah Sebagian dapat dicegah Kecelakaan dan lainnya

​Peringkat ​Bayi ​Anak-anak ​Remaja ​Usia Produktif ​Lansia

1 Neonatal disorder Neonatal disorder Kecelakaan transportasi Kanker Stroke

2 Congenital birth defects Congenital birth defects Kanker Penyakit jantung Penyakit jantung

Sexually transmitted infections


3 exc. HIV
Diarrheal Tuberkulosis Stroke Kanker

4 Lower respiratory infections Lower respiratory infections Cedera yang tidak disengaja Lower respiratory infections Diabetes Melitus

5 Diarrheal Cedera yang tidak disengaja Tifus dan paratifoid Diabetes Melitus Penyakit paru obstruktif kronis

Sirosis dan penyakit hati kronis Sirosis dan penyakit hati kronis
6 Cedera yang tidak disengaja Demam berdarah
lainnya
Tuberkulosis
lainnya

Sexually transmitted infections Self-harm and inter-personal


7 Tetanus
exc. HIV violence
Kecelakaan transportasi Tuberkulosis

​% dari total
96,8% 76,4% 63,9% 72,6% 73,5%
kematian

​Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019 4


Penyakit kronis yang sebagian besar dapat dicegah menjadi penyebab utama
kematian dan beban fiskal

​Indonesia mengalami perubahan pola penyakit ​4 penyakit ini menyebabkan beban


penyebab kematian tertinggi pembiayaan terbesar
​% change,
​Cardiovascular
​2009 ​2019 2009-2019 ​diseases
​10.300

​Stroke 1 1 ​Stroke ​25.9%


​Cancer ​3.500
​Ischemic heart disease 2 2 ​Ischemic heart disease ​28.3%

​Tuberculosis 3 3 ​Diabetes ​49.9% ​Stroke ​2.500

​ irrhosis
C 4 4 ​ irrhosis
C 8​ .2%
​Kidney failure ​2.300
​Diarrheal diseases 5 5 ​Tuberculosis ​-26.8%

​Thalassaemia ​0.509
​Diabetes 6 6 ​COPD ​10.7%

​Neonatal disorders 7 7 ​Diarrheal diseases ​-21.2% ​Haemophilia ​0.405

​COPD 8 8 ​Hypertensive heart disease ​23.8%


​Leukaemia ​0.361
​Lower respiratory infect 9 9 ​Lung cancer ​42.4%

​Hypertensive heart disease 10 10 ​Lower respiratory infect ​-14.4% ​Hepatic Cirrhosis ​0.310

​Lung cancer 13 12 ​Neonatal disorders ​-43.6% ​0 ​2 ​4 ​6 ​8 ​10 ​12

​Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), BPJS Kesehatan (2020) 5
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan

6
Kemenkes berkomitmen untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia—
salah satunya berfokus pada layanan primer
​Fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan ibu, Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Memperkuat sistem
Outcome anak, keluarga berencana dan masyarakat penyakit Hidup Sehat (GERMAS) kesehatan & pengendalian
RPJMN kesehatan reproduksi obat dan makanan
bidang
kesehatan

1 ​Transformasi Layanan Primer ​ ransformasi


2 T 3 ​Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
Layanan Rujukan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
Penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan tanggap
Penguatan peran kader, kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat darurat
Penambahan imunisasi Screening 14 penyakit
kampanye, dan layanan primer kesehatan
rutin menjadi 14 penyebab kematian Pengembangan jejaring Tenaga cadangan
6 Pilar membangun gerakan,
antigen dan perluasan tertinggi di tiap sasaran Revitalisasi jejaring dan layanan penyakit Produksi dalam negeri 14 tanggap darurat, table-
Transformasi melalui platform digital dan
cakupan di seluruh usia, screening stunting, standardisasi layanan prioritas, perbaikan tata antigen vaksin imunisasi top exercise
tokoh masyarakat
Indonesia & peningkatan ANC Puskesmas, Posyandu, kelola RS pemerintah rutin, top 10 bahan baku kesiapsiagaan krisis
untuk kesehatan ibu & Labkesmas & kunjungan obat, top 10 alkes by
bayi rumah volume & by value

4 Transformasi Sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi Teknologi


Pembiayaan Kesehatan Kesehatan Kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dalam & luar negeri, kemudahan bioteknologi di sektor kesehatan
dan pemanfaatan yang efektif dan efisien penyetaraan nakes lulusan luar negeri
a Teknologi informasi b Bioteknologi

7
Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer diarahkan pada
Penguatan Promotif dan Preventif

Imunisasi rutin: Peningkatan kesehatan ibu dan


Perluasan deteksi dini
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin anak
​BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Polio Screening penyakit penyebab kematian Pemantauan tumbuh kembang anak di
(OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, tertinggi di setiap sasaran usia: Posyandu dengan alat antropometri
Rotavirus • Hipotiroid kongenital terstandar
• Thalasemia
Kanker Serviks merupakan satu- • Anemia
satunya kanker yang bisa dicegah dengan • Stroke Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali
• Serangan jantung menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG
imunisasi Human Papillomavirus (HPV) • Hipertensi dengan dokter pada trimester 1 dan 3
​Pneumonia dan diare merupakan 2 dari • Penyakit paru obstruksi kronik
5 penyebab tertinggi kematian balita di • Tuberkulosis
• Kanker paru
Indonesia* yang dapat dicegah dengan • Hepatitis
imunisasi (PCV dan Rotavirus) • Diabetes
• Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus

8
Kemenkes telah menetapkan 3 fokus
​+270 juta penduduk Indonesia
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Primer berkualitas

​1. Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan


sekaligus sebagai fokus penguatan promosi dan pencegahan

​+300 ribu unit penyedia


​2. Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga pelayanan kesehatan rimer dengan
tingkat desa dan dusun, termasuk untuk memperkuat promosi
dan pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi
fasilitas dan SDM terstandardisasi

​3. Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi
kesehatan per desa, serta kunjungan keluarga
​100% wilayah dan kondisi
kesehatan penduduk termonitor secara
berkala
1. PWS: Pemantauan Wilayah Setempat

9
Salah satu Penguatan Penting dalam Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
adalah Penguatan Struktur yang Menjangkau Masyarakat
Kondisi Eksisting Kondisi yang diharapkan
Masih terfragmentasi
KECAMATAN
7,281 PUSKESMAS PUSKESMAS

DESA/
KELURAHAN
83,794 Unit Pelayanan Kesehatan
POSKESRI POLINDES PUSTU POSKESDES
PUSTU
PUSKESMAS di Desa/Kelurahan
PEMBANTU (PUSTU)

DUSUN/
RT/RW Berbagai jenis UKBM (belum terintegrasi)

~300,000
Posyandu Posyandu Lansia Posbindu PTM Pos UKK

POSYANDU

Posyandu Remaja Pos Malaria Pos TB

~273.5 juta KELUARGA / MASYARAKAT KUNJUNGAN RUMAH


penduduk

10
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
Penguatan Struktur disertai Standardisasi Paket Pelayanan Kesehatan
Unit Pemberi Pelayanan
Sasaran Masalah
Puskesmas
Kesehatan Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW)
(Kecamatan)
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) 1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil
2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Pemberian Tambahan Asupan
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Gizi pada Ibu Hamil Kurang
Ibu hamil, bersalin, 4. Persalinan normal Kronik (KEK) Energi Kronik (KEK)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
nifas 6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 6. Pengobatan sederhana
8. Pengobatan

1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Pelayanan Neonatal Esensial 1. Kelas Ibu Balita


2. Kelas Ibu Balita 2. Kelas Ibu Balita 2. Pemantauan Pertumbuhan dan
3. Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah Perkembangan
4. Pengambilan dan pengiriman sampel SHK (BBLR) 3. Imunisasi Rutin Lengkap
5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemberian Vitamin A dan obat
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap cacing
Bayi dan anak pra- 7. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 6. Pemberian Vitamin A dan obat cacing 5. Deteksi dini, Pendampingan
sekolah 8. Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan balita weight serta rujukan balita weight
underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting faltering, underweight, gizi
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) kurang, gizi buruk dan
10. Skrining kasus TBC 9. Skrining kasus TBC stunting
11. Skrining Talasemia 10. Skrining Talasemia 6. Skrining kasus TBC
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 11. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 12. Pengobatan sederhana
14. Pengobatan
1. Skrining kesehatan (PTM & PM) 1. Skrining kesehatan 1. KIE Kesehatan Remaja
2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Vaksinasi / Imunisasi 2. Pencegahan anemia
3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja 3. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Usia sekolah dan
4. Fasilitasi UKS 4. Pencegahan anemia
remaja 5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 5. Pengobatan sederhana
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
Unit Pemberi Pelayanan
Sasaran
Puskesmas Pustu
Masalah Kesehatan Posyandu (Dusun/RT/RW)
(Kecamatan) (Desa/Kelurahan)
1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas
2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi
3. Skrining DM 3. SKrining DM 3. Skrining DM
4. Skrining faktor risiko stroke 4. Skrining kanker (Kanker payudara, Kanker Leher 4. Skrining TBC
5. Skrining faktor risiko penyakit jantung Rahim, Kanker Paru) 5. Skrining PPOK
6. Skrining kanker ( Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara, Kanker 5. Skrining Talasemia 6. Skrining Malaria
Kolorektal, Kanker Paru) 6. Skrining PPOK 7. Skrining Indera Penglihatan
7. Skrining PPOK 7. Skrining TBC 8. Skrining masalah kesehatan jiwa
8. Skrining TBC 8. Skrining Malaria 9. Skrining layak hamil bagi PUS
9. Skrining Indera Penglihatan 9. Skrining Indera Penglihatan 10. Pelayanan KB
Usia Dewasa dan 10. Skrining Malaria 10. Skrining masalah kesehatan jiwa 11. Skrining Geriatri
Lansia 10. Skrining kebugaran 11. Skrining layak hamil bagi PUS
11. Skrining Talasemia 12. Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan
12. Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan 13. Pelayanan KB
13. Skrining masalah kesehatan jiwa 14. Skrining Geriatri
14. Pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin 15. Pengobatan sederhana
15. Skrining layak hamil bagi PUS
16. Pelayanan KB
17. Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
18. Skrining Geriatri
19. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
20. Pelayanan Pengobatan
1. Pencegahan, Kewaspadaan Dini, Respon
Pengendalian 2. Pengawasan Kualitas Lingkungan
Penyakit Menular
1. Laboratorium 1. Laboratorium dengan RDT 1. Laboratorium dengan RDT
2. Farmasi
Layanan lain 3. Kegawatdaruratan
4. Rawat inap
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi

Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster
X Ibu Hamil-Remaja

​ uskesmas
P
​(Kecamatan)
Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS)
Dashboard hingga tingkat desa
Klaster Manajemen

Klaster Usia Klaster Penanggulangan


Klaster Ibu - Anak
Dewasa-Lansia Penyakit Menular

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di
7
Desa melakukan evaluasi
ANC rendah; Bumil KEK tinggi; Cakupan bulanan
1
imunisasi rendah ​Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi cakupan lanjut
Unit di Desa dan Dusun ​Kunjungan terjadwal untuk kader melakukan
berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi mingguan 5
pengecekan catatan home based record (buku
KIA) saat kunjungan rumah dan
Pustu ​Tindak lanjut mengidentifikasi missing services

Unit Kesehatan
Desa/Kelurahan
​Puskesmas meneruksan data Dusun/RT/RW
2
evaluasi capaian ke unit di Desa

​Kader menindaklanjuti
4
permasalahan evaluasi capaian dan
masalah yang ditemukan dengan
​Posyandu meneruskan data Posyandu
3 melakukan kunjungan rumah
evaluasi capaian ke Kader di
Dusun/RT/RW Dusun/RT/RW
Posyandu melayani semua
siklus hidup
13
Penataan organisasi dan sumber daya Puskesmas berdasarkan klaster
 Klaster 1 mengkoordinir
manajemen dan ketatausahaan
Kepala Puskesmas  Klaster 2 dan 3 memberikan
pelayanan komprehensif
Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 (prom,prev, kuratif, rehab dan/atau
Klaster 1 (Manajemen) (Usia Dewasa dan (Penanggulangan Lintas Klaster paliatif) serta PWS
(Ibu dan Anak) Penyakit Menular)
Lansia)
 Klaster 4 menghentikan penularan
Ibu Hamil, Kesehatan penyakit dengan surveilans dan
Ketatausahaan Usia Dewasa Kegawatdaruratan
Bersalin, Nifas Lingkungan pengawasan kualitas lingkungan
 Dalam hal keterbatasan SDM,
Manajemen Balita dan Anak
Lanjut Usia Surveilans Rawat Inap1 pelayanan dapat diberikan oleh
Sumber Daya Pra-sekolah
petugas dari klaster lainnya
yang memiliki kompetensi dan
Manajemen Anak Usia Sekolah
Laboratorium kewenangan yang sesuai. Salah
Puskesmas dan Remaja satu kompetensi yang dimiliki
oleh PJ dan anggota Klaster 2
Manajemen Mutu
Kefarmasian
dan Klaster 3 adalah Perkesmas
dan Keselamatan
 Pembagian ruang pelayanan
Manajemen mengikuti sistem klaster dan
Jejaring dan sasaran pelayanan, diutamakan
Jaringan
Puskesmas ruangan tersebut berdekatan
dalam 1 klaster.
Sistem Informasi
Puskesmas dan
Dashboard PWS
1. Pada Puskesmas Rawat Inap
14
Kepala Puskesmas
dr.Murni L Naibaho ,MKM

Pj. Klaster 1 Pj. Klaster 2 Pj. Klaster 3 Pj. Klaster 4


Pj. Lintas Klaster Puskesmas Pembantu
(Manajemen) (Ibu Dan Anak ) (Usia Dewasa Dan Lansia)

Ibu Hamil, Bersalin, Nifas Usia Dewasa (Penanggulangan Penyakit


1.Dr.Melia T Menular) Pustu Cempaka
Ketatausahaan 1.dr.A.Elisabeth Kegawatdaruratan
2.dr.Ahmad M 2. dr.Mezha Putih Barat
1.dr.Trismawaty
3. dr. Aryo 3. dr.Rudi
4. dr.Ranica 2. dr.Fitrisia R
4. Bd. Naya
5. Bd. Ruth 5. dr. Rimasari 3. dr. Aryo
Manajemen 6. Bd. Meisa 6. Maryam Amd.Kep 4. dr.Rimasari Pustu Cempaka
Rawat Inap
Sumber Daya 7. Bd. Putri 7. Ovin Amd.Kep Putih Timur
5. dr. Febrina
8. bd. Asa 8. M.Taufik Amd.Kep
9. Bidan RB 9. Dzul Amd.Kep 6.Desy Amd Kep
10. Bd. Rinta 7.Rini Amd.Kep
11. Bd. Nuraini
8. Weildsrie
Manajemen 12. Bd. Tiara
Balita & Anak Prasekolah 9. Ely N Laboratorium Pustu Rawasari
Puskesmas 13. Nining
1. dr.Ahmad M 10. Leni S Amd.Kep
2. Bd. Yane
11. Bd Yane
3. Bd.Ayu R
4. Bd. Nabil 12. bd. Nabilla
Manajemen Mutu 5. Leni S Lanjut Usia 13. Bd. Ayu R
6. Desy 1. dr. Rusmadi Kefarmasian
Dan Keselamatan
2. Hanny Amd Kep
3. Yarhamuna Amd.Kep
Anak Usia Sekolah Dan 4. Ns.Rodiah P
Remaja
Manajemen Jejaring 1.dr Nanda M Kesehatan Lingkungan Gigi Gizi
Puskesmas 2. dr. Febrina Ayu Damayanti
3. Yara Amd.Kep
4.Bd. Hexa
5. Bd.Bunga Surveilans
6. Dini Amd.Kep 1.dr.Ranica
Sistem Informasi Puskesmas 7. Ns. Siti Rukhana S.Kep 2. Weildsrie
Dan Dashboard PWS 8. Ns.Ati Turman 3. Ely N
Unit Pelayanan Kesehatan di Desa/Kelurahan memberikan pelayanan kesehatan
dan mengoordinasikan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
SDM / tenaga pelaksana
Minimal :
• 2 Tenaga Kesehatan
(1 perawat dan 1 bidan),dan
• 2 Kader Kegiatan
Layanan kesehatan pemberdayaan
setiap hari masyarakat di bidang
kesehatan

Ruangan untuk evaluasi mingguan kunjungan


rumah kader dan kegiatan partisipasi masyarakat
Sarana, prasarana, dan alkes sesuai standar
Unit Pelayanan Kesehatan di
Paket layanan terstandar sesuai siklus hidup: Desa/Kelurahan tersedia di Kegiatan pemberdayaan di bidang kesehatan:
1. Skrining, edukasi kesehatan seluruh desa/kelurahan 1. Perencanaan desa & pemberdayaan masyarakat desa
2. Pengobatan terbatas 2. Manajemen kader Posyandu
3. Laboratorium dengan PoCT1 Waktu buka: 3. Kunjungan rumah
• Pk. 08.00 – 11.00: Pelayanan
4. Perencanaan desa dan pendampingan Posyandu 4. PWS
• Pk. 11.00 – 15.00: Pemberdayaan
5. Kunjungan rumah masyarakat atau kunjungan rumah—atau
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) sesuai dengan kondisi setempat

16
1. Point-of-Care Testing
Pustu bertanggung jawab atas hasil status kesehatan masyarakat di desa/kelurahan
Masalah Kesehatan di setiap siklus hidup yang ingin diatasi
Ibu Hamil, bersalin, nifas Bayi dan balita Remaja Usia Produktif Lansia
PTM (hipertensi, DM, Stroke, PPOK) , PTM (hipertensi, DM,
Status gizi Ibu Hamil Kehamilan, Status gizi, tumbuh Status gizi, Anemia remaja, Karies
kanker, penyakit menular/ infeksi stroke, PPOK), kanker,
persalinan dan nifas beresiko. kembang, infeksi gigi, Penglihatan pendengaran,
Perilaku berisiko, obesitas, maslaah
(TBC,dll), masalah gizi (anemia, masalah gizi, penglihatan,
obesitas) gangguan mental emosional demensia. tingkat
kebugaran dan depresi, masalah kebugaran,
masalah layak hamil
kemandirian lansia,
gangguan mental emosional

Pustu dan Posyandu


• Semua Ibu Hamil
memeriksakan kandungan Bayi dan • Seluruh sasaran dilakukan • Seluruh sasaran • Seluruh sasaran
(ANC) Balita mendapatkan skrining mendapatkan skrining
skrining kesehatan.
• Semua Ibu hamil mengikuti mendapatkan Hipertensi, Diabetes
kelas ibu hamil
• Memastikan sasaran yang Hipertensi, Diabetes
: bermasalah kesehatan Melitus, jantung dan
• Semua ibu hamil • ASI Ekslusif
Melitus, kanker, PPOK,
mendapatkan pelayanan stroke, kanker, PPOK,
mendapatkan edukasi gizi • Imunisasi dasar dan obesitas, gejala TBC,
geriatri terpadu, gejala
seimbang kesehatan
lanjutan masalah kesehatan jiwa, TBC, katarak,
• Semua Ibu Hamil • Seluruh remaja
mendapatkan dan konsumsi
• Pemantauan tumbuh putri kebugaran, layak hamil kebugaran
TTD kembang mengkonsumsi TTD • Memastikan usia subur • Pemantauan kepatuhan
• Ibu Hamil KEK mendapatkan dan • Memastikan sasaran yang • Seluruh remaja pengobatan pada
menjadi akseptor KB
mengonsumsi makanan sakit mendapatkan mendapatkan sasaran dengan
tambahan layanan kesehatan edukasi kesehatan
• Semua ibu pasca bersalin penyakit kronis
reproduksi
mendapatkan pelayanan
nifas
• Semua ibu memberikan ASI
Kunjungan rumah oleh kader: memastikan keluarga sudah mendapatkan layanan kesehatan, penemuan dini masalah kesehatan
dan tanda bahaya, monitoring kepatuhan dalam pengobatan
2134
Kemenkes terus mendorong pelayanan posyandu terintegrasi untuk mendukung
transformasi pelayanan primer
Sebelum Transformasi ​Langkah2
Harapan di Era Transformasi
Masih terfragmentasi Terintegrasi

1 ​Pemetaan posyandu programatik


DUSUN/
RT/RW Terdapat Berbagai jenis UKBM

~300,000 BUKA SETIAP BULAN


2 ​Penetapan posyandu per wilayah
Posyandu Posbindu Posyandu
Posyandu Lansia PTM Remaja kerja (KK)
-​ Peleburan posyandu programatik,
SELURUH SIKLUS atau
KEHIDUPAN
​- Penambahan jumlah posyandu, atau
​- Penambahan jumlah kader, dll

3 ​Pembinaan posyandu terintegrasi


~273.5 juta
Keluarga / masyarakat yang datang ke UKBM dan Fasyankes KUNJUNGAN ​- Pelatihan kader 25 keterampilan
penduduk
RUMAH dasar
​- Penyediaan layanan siklus hidup
​- Pelaksanaan kunjungan rumah

18
Posyandu di Era Transformasi Layanan Primer

​Hari Buka Posyandu ​Di Luar Hari Buka Posyandu


1 Setiap bulan 1 Kunjungan rumah

Pelaksanaan serentak atau terjadwal untuk menjangkau • Kunjungan rutin: seluruh KK


seluruh sasaran: • Kunjungan khusus: sesuai kebutuhan untuk sasaran

Pelaksana: • Ibu hamil


• Balita
Usia produktif
Usia lanjut
tidak akses, belum lengkap layanan, dsb

• Remaja
•1 Kader sedikitnya
5 orang
2 Sasaran seluruh siklus hidup 2 Pemberdayaan masyarakat
• Didampingi oleh Layanan kesehatan terintegrasi: Membantu kader kesehatan/fasiiitator pemberdayaan
2 Tenaga kesehatan • Ibu hamil Usia produktif masyarakat dalam melakukan:
• Balita Usia lanjut • Survey mawas diri
• Remaja • Musyawarah masyarakat desa

3 Layanan promotif preventif 3 Koordinasi Puskesmas Pembantu


• Penyuluhan Imunisasi,
• Manajemen kader
• Deteksi dini Suplementasi • Pemantauan wilayah setempat
• Rapid test

19
Peningkatan keterampilan kader dengan 25 keterampilan dasar kesehatan
Puskesmas melakukan supervise dan menyematkan ‘tanda kecakapan’ jika kader memenuhi keterampilan pelayanan kesehatan di Posyandu. Penyematan dapat diagendakan
bersama Kades/Luarh/TP PKK/dsb

Keterampilan Pengelolaan Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &
Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Posyandu Remaja Lansia

Menjelaskan pengelolaan Melakukan penyuluhan


Posyandu Melakukan penyuluhan Isi Melakukan penyuluhan
1 menggunakan Buku KIA Melakukan penyuluhan isi Germas
Piringku Ibu Hamil dan Ibu
bagian balita Menyusui piringku dan aktivitas fisik

Melakukan penyuluhan ASI Melakukan penyuluhan Melakukan penyuluhan


2 Melakukan kunjungan rumah Eksklusif, MP ASI dan Pemberian menggunakan Buku KIA Menjelaskan program
pencegahan anemia (TTD penyakit tidak menular dan
Makan Kaya Protein Hewani sesuai bagian ibu hamil, nifas penyakit menular
umur balita remaja putri dan skrining Hb)

Melakukan penimbangan, Melakukan penyuluhan Menjelaskan skrining usia


3 Melakukan pencatatan dan
pengukuran panjang/ tinggi badan Pemeriksaan Ibu Hamil dan Melakukan penyuluhan produktif (hipertensi, DM,
pelaporan Ibu Nifas bahaya merokok dan napza kolesterol, asam urat,
dan lingkar kepala serta ploting dalam
Buku KIA kesehatan jiwa)

Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil Menjelaskan skrining usia
4 Melekukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang, stunting perlu memantau status gizi dan lanjut (hipertensi, DM,
dan tindaklanjut tekanan darah dengan kurva Buku kolesterol, asam urat,
KIA kesehatan jiwa, geriatri)

Melakukan penyuluhan stimulasi


5 perkembangan, vit A dan obat cacing Menjelaskan anjuran minum Melakukan penyuluhan
sesuai umur anak TTD setiap hari selama hamil keluarga berencana

6 Melakukan penyuluhan layanan Melakukan penyuluhan


imunisasi rutin lengkap dan PD3i pemantauan tanda bahaya ibu
hamil, ibu nifas

7 Melakukan penyuluhan pemantauan


tanda bahaya bayi dan balita

AU

AU

AU
AT

AT

AT
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan

21
Struktur tersebut telah dicoba di 9 lokasi di Indonesia
dengan Keberhasilan yang Tinggi Kick Off Ujicoba Integrasi
Kolaborasi dengan Kemendagri dan Kemendes PDTT Pelayanan Kesehatan Primer, 10
Juni 2022

​Apa? ​Period
 Pergeseran fokus pada perawatan primer berbasis siklus hidup serta
upaya sadar dalam memperkuat promotif dan preventif. 18 Juli – 15 Oktober 2022
 Mendekatkan layanan kesehatan melalui jaringan perawatan di desa dan
dusun, termasuk memperkuat promotif, preventif, dan ketahanan
pandemi
 Perkuat Pemantauan Wilayah Lokal melalui pemantauan dengan dasbor
situasi kesehatan tingkat desa

​Lokus
​Dari masing-masing
puskesmas, ujicoba
dilakukan di 2 desa dan
seluruh Posyandu di
desa tersebut

22
…selain itu kader
Secara umum, perubahan jumlah kunjungan ke fasyankes juga melakukan
antara sebelum dan setelah ILP memiliki tren yang
​Meningkatpositif…
​Tidak berubah kunjungan rumah
​Menurun % ​% peningkatan
​Perubahan kunjungan sebelum dan setelah pilot berdasar fasyankes 1
​Kunjungan rumah sudah dilakukan oleh
​Kab/Ko Provinsi ​Puskesmas ​Posyandu Prima ​Posyandu kader ke >90% sasaran?

​Ogan Ilir ​Sumatera Selatan


+42% ++* +128%

​Surabaya ​Jawa Timur


+10% +66% +84%

​Tual ​Maluku
-40% ++* +67%

​Maros ​Sulawesi Selatan


+34% ++* +239%

​Sumbawa ​Nusa Tenggara Barat


-5% +197% +19%
Barat
​ eerom
K ​ apua
P
-12% ++* +16%

​Garut ​Jawa Barat


+457% ++* +214%

​Banjar ​Kalimantan Selatan


+13% ++* +26%

​TTS ​Nusa Tenggara Timur


+91% +187% +74%

1. % peningkatan adalah perbedaan jumlah kunjungan sebelum pilot (Jun – Jul) dan median dari jumlah kunjungan setelah pilot (Jul – Oct); jumlah kunjungan 1 servis per siklus hidup dipakai sebagai proxy jumlah kunjungan:
bumil – ANC, bayi & anak – pantuan tumbang, remaja – PKPR, uspro & lansia – skrining hipertensi/DM; perbandingan hanya bisa secara temporal (sebelum v sesudah ILP) dalam 1 lokus; perbandingan antar lokus tidak
dimungkinkan akibat variasi implementasi DO
* Peningkatan sebesar >500% atau tidak bisa dikuantifikasi karena posyandu prima yang tidak beroperasi baik sebelum pilot dan hanya menerima <5 kunjungan
23
Metode: time series jumlah kunjungan fasyankes di 2 desa pilot
Jumlah kunjungan ke fasyankes: posyandu prima mempunyai perubahan jumlah
kunjungan tertinggi dari semua fasyankes
​Perubahan kunjungan sebelum dan setelah pilot 1 berdasar kelompok siklus hidup
​Ibu hamil ​Bayi dan anak ​Remj. ​Uspro dan lansia
​Kab/Ko Provinsi ​PKM ​Posprim ​PKM ​Posprim ​Posy. ​ KM
P ​PKM ​Posprim ​Posy.
​ gan Ilir
O ​ umatera Selatan
S ​Meningkat ​Tidak berubah
N/A N/A 0 N/A -6% ++* -30% ++* ++*
​Menurun % ​% peningkatan
​Surabaya ​Jawa Timur +14% N/A +22% +150% -64% N/A +6% +58% ++*
​Tidak ada pasien

​Tual ​Maluku +12% -8% N/A ++* +29% +84% -52% ++* ++*

​Maros ​Sulawesi Selatan +158% 0 -5% +250% +117% +64% +16% ++* ++*

​Sumbawa ​Nusa Tenggara -4% +250% +39% +200% +3% -15% +5% +196% +257%
Barat Barat
​Keerom ​Papua -39% +100% -9% N/A +40% -17% +133% ++* -28%

​Garut ​Jawa Barat +138% ++* 0 ++* +73% ++* ++* ++* ++*

​Banjar ​Kalimantan -57% ++* ++* ++* +22% 0 +33% ++* +19%
Selatan
​TTS ​Nusa Tenggara -60% -11% N/A +36% +61% +167% ++* +245% +125%
Timur

1. % peningkatan adalah perbedaan jumlah kunjungan sebelum pilot (Jun – Jul) dan median dari jumlah kunjungan setelah pilot (Jul – Oct); jumlah kunjungan 1 servis per siklus hidup dipakai sebagai proxy jumlah kunjungan: bumil – ANC, bayi &
anak – pantuan tumbang, remaja – PKPR, uspro & lansia – skrining hipertensi/DM; perbandingan hanya bisa secara temporal (sebelum v sesudah ILP) dalam 1 lokus; perbandingan antar lokus tidak dimungkinkan akibat variasi implementasi DO
* Peningkatan sebesar >500% atau tidak bisa dikuantifikasi karena posyandu prima yang tidak beroperasi baik sebelum pilot dan hanya menerima <5 kunjungan
24
Metode: time series jumlah kunjungan fasyankes di 2 desa pilot
Kunjungan rumah oleh kader: kader di 7 dari 9 lokus sudah melakukan kunjungan
rumah ke >90% dari sasaran (1/2)

​Keluarga yang tidak dikunjungi ​Keluarga yang dikunjungi XX ​Total sasaran di wilayah tersebut

1,575 2,982 1,577 388 669 539 931


1,281 1,120

​0% ​0% ​0% ​1% ​3% ​5% 10%


25% 27%

100% 100% 100% 99% 97% 95% 90%


75% 73%

​NTB ​Jawa Barat ​Sulawesi ​Jawa Timur ​NTT ​Maluku ​Kalimantan ​Papua ​Sumatera
Selatan Selatan Selatan

Secara agregat, kunjungan rumah telah dilakukan pada 92% keluarga


di semua lokus
Metode: jumlah kunjungan rumah yang dilakukan kader dibandingkan dengan total jumlah KK di wilayah tersebut 25
Kunjungan rumah oleh kader mampu mengidentifikasi missing ​Tinggi (>50%) ​Sedang (5-50%)

service, non-compliance, dan danger sign1 ​Rendah (<5%) X %​ dengan missing servis / non-
X compliance
X ​% dengan tanda bahaya
X
​Hasil temuan kunjungan rumah yang dilakukan di 9 lokus

​ issing service (layanan kesehatan yang belum diterima oleh


M ​ on-compliance
N ​Danger sign
​Sasaran sasaran) (ketidakpatuhan) (tanda bahaya)
​Ibu hamil
​14%
​Tidak punya buku ​Tidak ANC 1/2/3 ​Tidak minum TTD ​Tidak ikut kelas bumil
​Ibu Hamil
​Ibu KEK tidak dapat
KIA 22% ​ 87% PMT
​ 15% ​23% ​ 55%

​Ibu bersalin ​ idak punya buku


T
KIA
​ idak dapat KF
T

​ idak bersalin di faskes
T ​ idak minum vit. A
T
​8%
​ 15% ​ 52% ​ 21% ​ 44%

​Bayi, anak ​ ayi


B ​Tidak punya buku Tidak melakukan ​Tidak melakukan pemanatauan ​Tidak dapat KN1-KN3

​0-6 bulan
KIA
​ 18%
imunisasi 21% tumbang 27% ​ 60%
N/A ​7%
prasekolah
​Balita
​4%
​Tidak punya buku ​Tidak melakukan ​Tidak melakukan pemantauan
KIA imunisasi 21% tumbang

​6-72 bulan ​ 60% ​ 32%

​Remaja ​Remaja ​Tidak melakukan


BB/TB 52%
​Tidak melakukan
periksa Lila 88%
​Tidak minum TTD

​Tidak melakukan periksa
anemia
​Tidak melakukan
skrinning PT 95%
​44% ​ 60%

​Usia produktif ​Usia ​Hiper- ​Tidak punya buku


PTM
​Tidak melakukan skrining HT ​Periksa HT
​98%
​Tidak minum Obat HT

dan lansia ​produktif tensi


​ 94% ​ 84% ​ 63%

​DM ​Tidak punya buku


PTM
​Tidak melakukan skrining DM ​Periksa DM
​95%
​Tidak minum obat DM
​ 78%
​ 94% ​ 93%

N/A
​Lansia ​Hiper- Tidak punya buku
lansia
​Tidak melakukan skrining HT
​ 79%
​Periksa HT ​Tidak minum obat HT

99% ​ 21%
tensi 78%

​DM ​Tidak punya buku


lansia
​Tidak skrining DM

​Periksa DM Tidak minum Obat DM
31%
​ 80% ​ 91% ​94%

​P2P2 ​Semua umur ​Tidak melakukan


skrining TB
​Terdiagnosis TB3 ​Tidak minum Obat TB 3

​ 15% ​ 96% ​ 5%

1. Missing service: pasien yang belum menerima servis kesehatan utama; Non-compliance: pasien penderita penyakit (mis. HT, DM) yang tidak mengikuti peraturan dari perawatan Kesehatan (mis. Makan obat); Danger sign: pasien yang
menunjukkan gejala bahaya (mis. kaki bengkak, demam) | 2. PPP – Penanggulangan Penularan Penyakit | 3. Hanya berdasarkan ~30 pasien TB
26
Metode: jumlah masyarakat yang menerima servis Kesehatan dibandingkan dengan total jumlah masyarakat yang dikunjungi
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan

27
Launching Nasional Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer
31 Agustus 2023 bertempat di JIEXPO Kemayoran

1 2

1 Serah Terima KMK Juknis ILP


kepada Gubernur Sumbar sebagai
perwakilan daerah

Penandatanganan MoU Sinergisitas


2 Transformasi Kesehatan antara
Kemenkes, Kemendagri dan
Kemendes

3 4 3 Penghargaan mitra

4 Penghargaan 9 Lokus ILP

28
Pilar Transformasi
Layanan Primer untuk
memperkuat promotif
dan preventif salah
satunya dengan skrining

29
Jadwal skrining kesehatan
pada ibu hamil saat
kunjungan antenatal

30
Jadwal skrining kesehatan
pada bayi, balita dan anak
pra sekolah

31
Jadwal skrining kesehatan
pada anak usia sekolah
dan remaja

32
Jadwal skrining kesehatan
pada anak usia dewasa dan
lansia

33
Pengertian, Fungsi dan Manfaat Care Pathway Integrasi Layanan Primer (ILP)
Dalam penguatan primary health care di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu

FUNGSI
Care pathway mencakup area pelayanan yang Tools praktis bagi tenaga Puskesmas dan jaringannya
lebih luas, meliputi berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan di berbagai level (tenaga kesehatan dan kader) dalam pemberian
pelayanan sesuai dengan klaster integrasi layanan
primer

CARE PATHWAY
MANFAAT BAGI POSYANDU
Mencakup alur pelayanan rujukan baik ke Acuan kader posyandu dalam melakukan
level yang lebih tinggi maupun sebaliknya. kunjungan rumah, edukasi, deteksi, dan
pemantauan

ILP
MANFAAT BAGI PUSTU
Acuan dalam pelayanan kesehatan sesuai
Bertujuan untuk: dengan kemampuan pelayanan Pustu

1) meningkatkan kualitas perawatan yang MANFAAT BAGI PUSKESMAS


berkesinambungan,
2) meningkatkan kemampuan memperkirakan Acuan dalam penyusunan SPO lebih lanjut sesuai
risiko hasil perawatan sehingga meningkatkan
patient safety, kasus yang ditemui di setiap siklus berdasarkan
3) meningkatkan kenyamanan pasien ILP, termasuk penyusunan SPO bagi Pustu
4) optimalisasi penggunaan sumber daya.
Alur Layanan: Usia Dewasa
Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas FKTL
Usia Dewasa

Skrining Obesitas Skrining Talasemia


Kunjungan
Rumah oleh Cek Kesehatan
Kader Posyandu secara Mandiri Skrining Hipertensi Skrining Malaria (Daerah Endemis)

Skrining Diabetes Melitus Skrining Indera Penglihatan

Hasil Apakah
Terdapat Tidak Skrining Faktor Risiko Stroke Skrining Kebugaran Pemeriksaan Tidak
dapat Rujuk ke
Keluhan ditangani di FKTL
Kesehatan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa FKTP?
Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung
Ya
Ya Skrining PPOK Skrining Layak Hamil
Tata laksana di
FKTL
Skrining Tuberkulosis Skrining Status Imunisasi Tetanus
• Edukasi
• Pemantauan Skrining Kanker Payudara Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Kepatuhan
Pengobatan Kondisi Stabil
Skrining Kanker Leher Rahim Pelayanan KB

Skrining Kanker Paru Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Skrining Kanker Kolorektal Rujuk Balik

Tata Laksana sesuai dengan PPK

Pemantauan Hasil Pengobatan

35
Skrining Diabetes Melitus Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas FKTL

Sasaran Yang memenuhi Kriteria*

Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi gaya h Ya Ditemukan k Ya
Terdiagnosis DM omplikasi/ Rujuk ke
idup sehat faktor risiko FKTL
Tindak lanjut hasil
2. Sweeping sasaran
kunjungan rumah Pemeriksaan k
yang belum
1. Pencatatan hasil Lakukan kegiatan skrining: Lakukan pemeriksaan omplikasi/
terskrining
kunjungan rumah 1. Skrining faktor risiko DM komprehensif faktor risiko
3. Sweeping pasien
2. Pelaporan hasil 2. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar gangguan pembuluh
yang tidak kontrol
kunjungan rumah perut Tidak darah: Tata laksana di
4. Sweeping Pasien
ke Pustu • Funduskopi** FKTL
yang tidak patuh Tidak
• EKG
minum obat
18-<40 tahun 18-<40 tahun • Profil lipid
tanpa faktor dengan faktor Seluruh usia • Urinalisis
risiko risiko ≥ 40 tahun
Tata laksana sesuai
Pemantauan oleh
Alur Klinis Rujuk balik
kader
bila kondisi
stabil
Pemeriksaan kadar gula dengan glukometer Rujuk ke
puskesmas

Normal Prediabetes Diabetes


(disertai gejala
klasik) Normal Prediabetes
Edukasi dan intervensi

Edukasi dan intervensi

Skrining ulang Anjuran kontrol

Catatan:
*Sasaran Skrining Diabetes Melitus:
1. Usia 18-<40 tahun dengan faktor risiko DM
2. Seluruh Usia ≥ 40 tahun
3. Semua Penderita Tuberkulosis
**Funduskopi atau oftalmoskopi, salah satu bagian dari pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengecek bagian belakang dan dalam mata meliputi retina, pembuluh darah, saraf optik, serta cakram optik.
***Sumber: e-book PPK halaman 936
Timeline Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer

Mei – Juli – Oktober Januari –


10 Juni 2022 Nov – Des 2022 Agustus 2023
Juni 2022 2022 31 Agustus 2023 > Sept 2023

Kick Off Evaluasi Persiapan Launching Scale Up ILP


Persiapan Ujicoba
Ujicoba Pasca Scale Up Scale Up
Ujicoba ILP ILP
ILP
Ujicoba ILP ILP bertahap

 Pematangan • Revisi Regulasi • Penandatanganan


​Kick Off Ujicoba  Orientasi ILP  Penyusunan hasil
Permenkes 43 tahun 2019 MoU Sinergisitas
• Melengkapi regulasi
konsep ILP Integrasi Pelayanan  Pendampingan ujicoba ILP
 Koordinasi antar K/L Kesehatan Primer (ILP) Pelaksanaan Ujicoba Rekomendasi ILP
tentang Puskesmas Transformasi • Pemenuhan
• Sinkronisasi regulasi Kesehatan
 Penyiapan bahan-bahan
oleh Menko PMK,  Evaluasi  Diseminasi hasil antara K/L untuk • KMK Petunjuk Infrastruktur, alkes,
Menkes, Mendagri dan
ujicoba
Sekjen Kemendes PDTT
ujicoba ILP penguatan Pustu Prima Teknis ILP SDM
 Revisi Regulasi • Penyiapan Petunjuk
teknis ILP pasca ujicoba • Pendampingan
• Orientasi ILP tingkat pelaksanaan ILP
provinsi
• Monitoring dan
Evaluasi ILP

37
38 Provinsi dan 463 Kab/Kota sudah mendapatkan orientasi ILP secara luring (1/2)
Jumlah
Jumlah Jumlah Kab Jumlah Jumlah PKM Jumlah PKM
Jumlah PKM Jumlah PKM
No Provinsi Kab/Kota di melaksanakan PKM di tersosialisas melaksanakan
Kab/kota Orientasi BLUD
orientasi ILP Provinsi i ILP ILP
ILP
1 Aceh 23 0 0 365 0 46 0 4
2 Sumatera Utara 33 33 0 616 0 60 0 34
3 Sumatera Barat 19 19 0 280 0 95 0 217
38 Puskesmas sudah
4 Riau 12 0 1 238 0 145 1* 224
Menerapkan ILP
5 Jambi 11 11 0 208 0 0 0 93
6 Sumatera Selatan 17 17 1 348 1 67 1 228 • 9 Puskesmas Lokus
7 Bengkulu 10 10 1 179 0 20 3 30 Ujicoba
8 Lampung 15 15 0 319 0 42 0 232 • 27 Puskesmas atas inisiatif
9 Kep Bangka Belitung 7 7 1 64 0 0 12 13 dan dorongan setelah
10 Kepulauan Riau 7 7 0 94 0 0 0 18 ujicoba ILP
11 DKI Jakarta 6 6 0 44 0 0 0 44 • 1 Puskesmas di Bali
didukung Astra
12 Jawa Barat 27 27 1 1100 1 578 1 926
13 Jawa Tengah 35 35 1 880 0 303 2 853 • 1 Puskesmas di Riau
didukung Tanoto.
14 DI Yogyakarta 5 5 1 121 0 84 1 121
15 Jawa Timur 38 38 1 972 1 61 1 640
16 Banten 8 8 0 251 0 62 0 206
17 Bali 9 0 1 120 0 67 1** 91
18 NTB 10 10 1 176 1 109 9 103
19 NTT 22 22 1 433 1 228 1 10

: Kab/kota sudah di orientasi namun belum melaksanakan ILP


38
38 Provinsi dan 463 Kab/Kota sudah mendapatkan orientasi ILP secara luring (2/2)
Jumlah PKM
Jumlah Jumlah Kab Jumlah Jumlah PKM
Jumlah Jumlah PKM Jumlah PKM
No Provinsi Kab/Kota di melaksanakan PKM di tersosialisasi
Kab/kota Orientasi ILP melaksanaka BLUD
orientasi ILP Provinsi ILP
n ILP
20 Kalimantan Barat 14 14 0 249 0 32 0 128
21 Kalimantan Tengah 14 14 0 204 0 56 0 60
22 Kalimantan Selatan 13 13 1 241 1 0 1 90 38 Puskesmas sudah
23 Kalimantan Timur 10 10 0 188 0 0 0 89 Menerapkan ILP
24 Kalimantan Utara 5 5 0 58 0 0 0 10
• 9 Puskesmas Lokus
25 Sulawesi Utara 15 15 0 199 0 127 0 0
Ujicoba
26 Sulawesi Tengah 13 13 0 218 0 95 0 0
• 27 Puskesmas atas inisiatif
27 Sulawesi Selatan 24 24 1 474 24 173 1 135
dan dorongan setelah
28 Sulawesi Tenggara 17 17 1 306 0 106 1 22 ujicoba ILP
29 Gorontalo 6 6 0 95 0 77 0 21
• 1 Puskesmas di Bali
30 Sulawesi Barat 6 6 0 98 0 4 0 13 didukung Astra
31 Maluku 11 11 1 228 1 8 1 0
• 1 Puskesmas di Riau
32 Maluku Utara 10 10 0 149 0 45 0 2 didukung Tanoto.
33 Papua Barat 7 0 0 76 0 0 0 0
34 Papua 8 8 1 119 1 0 1 1
35 Papua Selatan 5 5 0 79 0 0 0 0
36 Papua Tengah 8 8 0 117 0 0 0 0
37 Papua Pegunungan 8 8 0 148 0 0 0 0
38 Papua Barat Daya 6 6 0 91 0 0 0 0
2690
TOTAL 514 463 (90%) 15 (2,9%) 10.415 24 (0,23 %) ( 25,93%) 26 (0,25%) 4658 (46%)

: Kab/kota sudah di orientasi namun belum melaksanakan ILP


39
Kesiapan Daerah dalam Pelaksanaan ILP

Adanya regulasi yang dikeluarkan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk komitmen ILP  berupa SK pelaksanaan ILP di

1 wilayahnya

Kick Off, sosialisasi, advokasi lintas sektor  untuk menggalang komitmen lintas sektor
2
3 Peningkatan kapasitas SDM dalam pelaksanaan ILP (nakes, kader)

Mapping Puskesmas, untuk menentukan pengembangan ILP secara bertahap, dapat didasarkan dari Sarana prasarana, alkes,

4 dan SDM yang memadai serta ketersediaan pustu di desa/kelurahan, komitmen yang baik dari pemangku kepentingan seperti
Camat, Kepala Puskesmas, Kades/lurah, dan unsur-unsur lainnya

40
Rencana Dukungan Anggaran 2024
​Rencana Kegiatan Pusat dan Dukungan bagi Kegiatan Daerah

APBN Pusat APBN Dekonsentrasi DAK Fisik dan Non Fisik (BOK)
Dit. Takelmas: Provinsi: Kabupaten:
1. Orientasi Manajemen Integrasi 1. Renovasi Pustu Rusak Berat (dengan SDM lengkap)
1. Penyusunan NSPK program
2. Persiapan pelaksanaan ILP a. koordinasi dan advokasi
integrasi layanan primer Layanan Primer Bagi Tenaga
b. soisalisasi
Kesehatan Dan Kader 3. Pendampingan pelaksanaan ILP
2. Pertemuan koordinasi kegiatan
2. Pemantauan dan Monev 4. Orientasi ILP bagi Puskesmas
program inisiatif integrasi layanan
Pelaksanaan Integrasi Layanan 5. Orientasi ILP bagi Pustu
primer
Primer
3. Sosialisasi diseminasi ILP
4. Orientasi Fasilitator Integrasi Puskesmas:
Layanan Primer Tingkat Pusat 1. Pendampingan PKM ke Pustu dan Posyandu
5. Monev Pendampingan pelaksanaan 2. Transport Kader untuk kunjungan rumah
3. Langganan Simpus
ILP
4. Dukungan Internet
6. Pertemuan Evaluasi ILP 5. Dukungan pemenuhan alkes PKM, Pustu, Posyandu

41
ILP dalam Akreditasi Puskesmas*

a. Memiliki SK Klaster sesuai siklus hidup


b. Memiliki SOP Pelayanan ILP
c. Memiliki SK Penetapan SDM di Pustu (minimal satu orang bidan dan satu orang perawat
serta dua orang kader) di minimal 1 desa/kelurahan
d. Memiliki SK Kader Posyandu terintegrasi di suleuruh posyandu di wilayah keserja Pustu
(sebagaimana point c)
e. Memiliki SK Penggunaan Sistem Informasi Puskesmas

*proses diusulkan dalam persyaratan akreditasi 42


APAKAH PUSKESMAS BAPAK/IBU SUDAH MENERAPKAN ILP ??

​ riteria ILP :
K
Puskesmas telah menerapkan pelayanan berbasis klaster dengan siklus hidup

minimal 1 Pustu dengan 2 nakes dan 2 kader ; seluruh Posyandu terintegrasi harus memiliki minimal 5
kader serta kader melaksanakan kunjungan rumah di bawah koordinasi Pustu

seluruh Posyandu di desa tersebut terintegrasi dengan memiliki minimal 5 kader

kader melaksanakan kunjungan rumah di bawah koordinasi Pustu

43
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan

44
​1 ​
​2 ​
​3 ​
​4 ​
​Integrasi Pelayanan ​Perluasan jangkauan ​Melalui integrasi pelayanan ​Pemerintah Pusat, Daerah,
Kesehatan Primer pelayanan kesehatan primer kesehatan primer, peran Desa serta seluruh mitra
memfokuskan pelayanan untuk mendekatkan akses Puskesmas sebagai potensial di bidang
pada pendekatan berbasis pelayanan dilakukan dengan penanggung jawab wilayah kesehatan memiliki peran
siklus hidup, bukan berbasis mendayagunakan Pustu dalam kesehatan di wilayah yang menentukan untuk
program dengan penerapan sebagai unit kesehatan di kerjanya akan semakin keberlangsungan integrasi
integrasi layanan guna desa/keluraha dan Lembaga diperkuat dengan aktifnya pelayanan kesehatan primer
mewujudkan pelayanan Kemasyarakatan Desa PWS tingkat desa/kelurahan
kesehatan yang lebih Posyandu di tingkat oleh petugas kesehatan
komprehensif, responsif, dan dusun/RT/RW bersama kader
terjangkau

45

Anda mungkin juga menyukai