Disampaikan pada:
Rabu Belajar Puskesmas Cempaka Putih
7 Februari 2024
1
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan
2
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022
masih rendah—target 100%
Data sampai tanggal 13 Maret 2023 Meningkat Menurun
Capaian (%)
No Indikator SPM 2020 2021 20221
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 84,51 82,54 75,83
12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi 62,80 63,19 69,26
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(HIV)
2 Congenital birth defects Congenital birth defects Kanker Penyakit jantung Penyakit jantung
4 Lower respiratory infections Lower respiratory infections Cedera yang tidak disengaja Lower respiratory infections Diabetes Melitus
5 Diarrheal Cedera yang tidak disengaja Tifus dan paratifoid Diabetes Melitus Penyakit paru obstruktif kronis
Sirosis dan penyakit hati kronis Sirosis dan penyakit hati kronis
6 Cedera yang tidak disengaja Demam berdarah
lainnya
Tuberkulosis
lainnya
% dari total
96,8% 76,4% 63,9% 72,6% 73,5%
kematian
irrhosis
C 4 4 irrhosis
C 8 .2%
Kidney failure 2.300
Diarrheal diseases 5 5 Tuberculosis -26.8%
Thalassaemia 0.509
Diabetes 6 6 COPD 10.7%
Hypertensive heart disease 10 10 Lower respiratory infect -14.4% Hepatic Cirrhosis 0.310
Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), BPJS Kesehatan (2020) 5
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan
6
Kemenkes berkomitmen untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia—
salah satunya berfokus pada layanan primer
Fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan ibu, Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Memperkuat sistem
Outcome anak, keluarga berencana dan masyarakat penyakit Hidup Sehat (GERMAS) kesehatan & pengendalian
RPJMN kesehatan reproduksi obat dan makanan
bidang
kesehatan
7
Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer diarahkan pada
Penguatan Promotif dan Preventif
8
Kemenkes telah menetapkan 3 fokus
+270 juta penduduk Indonesia
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Primer berkualitas
9
Salah satu Penguatan Penting dalam Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
adalah Penguatan Struktur yang Menjangkau Masyarakat
Kondisi Eksisting Kondisi yang diharapkan
Masih terfragmentasi
KECAMATAN
7,281 PUSKESMAS PUSKESMAS
DESA/
KELURAHAN
83,794 Unit Pelayanan Kesehatan
POSKESRI POLINDES PUSTU POSKESDES
PUSTU
PUSKESMAS di Desa/Kelurahan
PEMBANTU (PUSTU)
DUSUN/
RT/RW Berbagai jenis UKBM (belum terintegrasi)
~300,000
Posyandu Posyandu Lansia Posbindu PTM Pos UKK
POSYANDU
10
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup
Penguatan Struktur disertai Standardisasi Paket Pelayanan Kesehatan
Unit Pemberi Pelayanan
Sasaran Masalah
Puskesmas
Kesehatan Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW)
(Kecamatan)
1. ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) 1. ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) 1. Kelas ibu hamil
2. Kelas ibu hamil 2. Kelas ibu hamil 2. Pemberian Tambahan Asupan
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Gizi pada Ibu Hamil Kurang
Ibu hamil, bersalin, 4. Persalinan normal Kronik (KEK) Energi Kronik (KEK)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
nifas 6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) 5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut 6. Pengobatan sederhana
8. Pengobatan
Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster
X Ibu Hamil-Remaja
uskesmas
P
(Kecamatan)
Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS)
Dashboard hingga tingkat desa
Klaster Manajemen
Laboratorium
Puskesmas dan Unit di
7
Desa melakukan evaluasi
ANC rendah; Bumil KEK tinggi; Cakupan bulanan
1
imunisasi rendah Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi cakupan lanjut
Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader melakukan
berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi mingguan 5
pengecekan catatan home based record (buku
KIA) saat kunjungan rumah dan
Pustu Tindak lanjut mengidentifikasi missing services
Unit Kesehatan
Desa/Kelurahan
Puskesmas meneruksan data Dusun/RT/RW
2
evaluasi capaian ke unit di Desa
Kader menindaklanjuti
4
permasalahan evaluasi capaian dan
masalah yang ditemukan dengan
Posyandu meneruskan data Posyandu
3 melakukan kunjungan rumah
evaluasi capaian ke Kader di
Dusun/RT/RW Dusun/RT/RW
Posyandu melayani semua
siklus hidup
13
Penataan organisasi dan sumber daya Puskesmas berdasarkan klaster
Klaster 1 mengkoordinir
manajemen dan ketatausahaan
Kepala Puskesmas Klaster 2 dan 3 memberikan
pelayanan komprehensif
Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 (prom,prev, kuratif, rehab dan/atau
Klaster 1 (Manajemen) (Usia Dewasa dan (Penanggulangan Lintas Klaster paliatif) serta PWS
(Ibu dan Anak) Penyakit Menular)
Lansia)
Klaster 4 menghentikan penularan
Ibu Hamil, Kesehatan penyakit dengan surveilans dan
Ketatausahaan Usia Dewasa Kegawatdaruratan
Bersalin, Nifas Lingkungan pengawasan kualitas lingkungan
Dalam hal keterbatasan SDM,
Manajemen Balita dan Anak
Lanjut Usia Surveilans Rawat Inap1 pelayanan dapat diberikan oleh
Sumber Daya Pra-sekolah
petugas dari klaster lainnya
yang memiliki kompetensi dan
Manajemen Anak Usia Sekolah
Laboratorium kewenangan yang sesuai. Salah
Puskesmas dan Remaja satu kompetensi yang dimiliki
oleh PJ dan anggota Klaster 2
Manajemen Mutu
Kefarmasian
dan Klaster 3 adalah Perkesmas
dan Keselamatan
Pembagian ruang pelayanan
Manajemen mengikuti sistem klaster dan
Jejaring dan sasaran pelayanan, diutamakan
Jaringan
Puskesmas ruangan tersebut berdekatan
dalam 1 klaster.
Sistem Informasi
Puskesmas dan
Dashboard PWS
1. Pada Puskesmas Rawat Inap
14
Kepala Puskesmas
dr.Murni L Naibaho ,MKM
16
1. Point-of-Care Testing
Pustu bertanggung jawab atas hasil status kesehatan masyarakat di desa/kelurahan
Masalah Kesehatan di setiap siklus hidup yang ingin diatasi
Ibu Hamil, bersalin, nifas Bayi dan balita Remaja Usia Produktif Lansia
PTM (hipertensi, DM, Stroke, PPOK) , PTM (hipertensi, DM,
Status gizi Ibu Hamil Kehamilan, Status gizi, tumbuh Status gizi, Anemia remaja, Karies
kanker, penyakit menular/ infeksi stroke, PPOK), kanker,
persalinan dan nifas beresiko. kembang, infeksi gigi, Penglihatan pendengaran,
Perilaku berisiko, obesitas, maslaah
(TBC,dll), masalah gizi (anemia, masalah gizi, penglihatan,
obesitas) gangguan mental emosional demensia. tingkat
kebugaran dan depresi, masalah kebugaran,
masalah layak hamil
kemandirian lansia,
gangguan mental emosional
18
Posyandu di Era Transformasi Layanan Primer
• Remaja
•1 Kader sedikitnya
5 orang
2 Sasaran seluruh siklus hidup 2 Pemberdayaan masyarakat
• Didampingi oleh Layanan kesehatan terintegrasi: Membantu kader kesehatan/fasiiitator pemberdayaan
2 Tenaga kesehatan • Ibu hamil Usia produktif masyarakat dalam melakukan:
• Balita Usia lanjut • Survey mawas diri
• Remaja • Musyawarah masyarakat desa
19
Peningkatan keterampilan kader dengan 25 keterampilan dasar kesehatan
Puskesmas melakukan supervise dan menyematkan ‘tanda kecakapan’ jika kader memenuhi keterampilan pelayanan kesehatan di Posyandu. Penyematan dapat diagendakan
bersama Kades/Luarh/TP PKK/dsb
Keterampilan Pengelolaan Keterampilan Usia Sekolah & Keterampilan Usia Produktif &
Keterampilan Bayi dan Balita Keterampilan Ibu Hamil, Menyusui
Posyandu Remaja Lansia
Menjelaskan hasil pengukuran berat dan Menjelaskan bahwa ibu hamil Menjelaskan skrining usia
4 Melekukan komunikasi efektif tinggi badan normal, kurang, stunting perlu memantau status gizi dan lanjut (hipertensi, DM,
dan tindaklanjut tekanan darah dengan kurva Buku kolesterol, asam urat,
KIA kesehatan jiwa, geriatri)
AU
AU
AU
AT
AT
AT
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan
21
Struktur tersebut telah dicoba di 9 lokasi di Indonesia
dengan Keberhasilan yang Tinggi Kick Off Ujicoba Integrasi
Kolaborasi dengan Kemendagri dan Kemendes PDTT Pelayanan Kesehatan Primer, 10
Juni 2022
Apa? Period
Pergeseran fokus pada perawatan primer berbasis siklus hidup serta
upaya sadar dalam memperkuat promotif dan preventif. 18 Juli – 15 Oktober 2022
Mendekatkan layanan kesehatan melalui jaringan perawatan di desa dan
dusun, termasuk memperkuat promotif, preventif, dan ketahanan
pandemi
Perkuat Pemantauan Wilayah Lokal melalui pemantauan dengan dasbor
situasi kesehatan tingkat desa
Lokus
Dari masing-masing
puskesmas, ujicoba
dilakukan di 2 desa dan
seluruh Posyandu di
desa tersebut
22
…selain itu kader
Secara umum, perubahan jumlah kunjungan ke fasyankes juga melakukan
antara sebelum dan setelah ILP memiliki tren yang
Meningkatpositif…
Tidak berubah kunjungan rumah
Menurun % % peningkatan
Perubahan kunjungan sebelum dan setelah pilot berdasar fasyankes 1
Kunjungan rumah sudah dilakukan oleh
Kab/Ko Provinsi Puskesmas Posyandu Prima Posyandu kader ke >90% sasaran?
Tual Maluku
-40% ++* +67%
1. % peningkatan adalah perbedaan jumlah kunjungan sebelum pilot (Jun – Jul) dan median dari jumlah kunjungan setelah pilot (Jul – Oct); jumlah kunjungan 1 servis per siklus hidup dipakai sebagai proxy jumlah kunjungan:
bumil – ANC, bayi & anak – pantuan tumbang, remaja – PKPR, uspro & lansia – skrining hipertensi/DM; perbandingan hanya bisa secara temporal (sebelum v sesudah ILP) dalam 1 lokus; perbandingan antar lokus tidak
dimungkinkan akibat variasi implementasi DO
* Peningkatan sebesar >500% atau tidak bisa dikuantifikasi karena posyandu prima yang tidak beroperasi baik sebelum pilot dan hanya menerima <5 kunjungan
23
Metode: time series jumlah kunjungan fasyankes di 2 desa pilot
Jumlah kunjungan ke fasyankes: posyandu prima mempunyai perubahan jumlah
kunjungan tertinggi dari semua fasyankes
Perubahan kunjungan sebelum dan setelah pilot 1 berdasar kelompok siklus hidup
Ibu hamil Bayi dan anak Remj. Uspro dan lansia
Kab/Ko Provinsi PKM Posprim PKM Posprim Posy. KM
P PKM Posprim Posy.
gan Ilir
O umatera Selatan
S Meningkat Tidak berubah
N/A N/A 0 N/A -6% ++* -30% ++* ++*
Menurun % % peningkatan
Surabaya Jawa Timur +14% N/A +22% +150% -64% N/A +6% +58% ++*
Tidak ada pasien
Tual Maluku +12% -8% N/A ++* +29% +84% -52% ++* ++*
Maros Sulawesi Selatan +158% 0 -5% +250% +117% +64% +16% ++* ++*
Sumbawa Nusa Tenggara -4% +250% +39% +200% +3% -15% +5% +196% +257%
Barat Barat
Keerom Papua -39% +100% -9% N/A +40% -17% +133% ++* -28%
Garut Jawa Barat +138% ++* 0 ++* +73% ++* ++* ++* ++*
Banjar Kalimantan -57% ++* ++* ++* +22% 0 +33% ++* +19%
Selatan
TTS Nusa Tenggara -60% -11% N/A +36% +61% +167% ++* +245% +125%
Timur
1. % peningkatan adalah perbedaan jumlah kunjungan sebelum pilot (Jun – Jul) dan median dari jumlah kunjungan setelah pilot (Jul – Oct); jumlah kunjungan 1 servis per siklus hidup dipakai sebagai proxy jumlah kunjungan: bumil – ANC, bayi &
anak – pantuan tumbang, remaja – PKPR, uspro & lansia – skrining hipertensi/DM; perbandingan hanya bisa secara temporal (sebelum v sesudah ILP) dalam 1 lokus; perbandingan antar lokus tidak dimungkinkan akibat variasi implementasi DO
* Peningkatan sebesar >500% atau tidak bisa dikuantifikasi karena posyandu prima yang tidak beroperasi baik sebelum pilot dan hanya menerima <5 kunjungan
24
Metode: time series jumlah kunjungan fasyankes di 2 desa pilot
Kunjungan rumah oleh kader: kader di 7 dari 9 lokus sudah melakukan kunjungan
rumah ke >90% dari sasaran (1/2)
Keluarga yang tidak dikunjungi Keluarga yang dikunjungi XX Total sasaran di wilayah tersebut
NTB Jawa Barat Sulawesi Jawa Timur NTT Maluku Kalimantan Papua Sumatera
Selatan Selatan Selatan
service, non-compliance, dan danger sign1 Rendah (<5%) X % dengan missing servis / non-
X compliance
X % dengan tanda bahaya
X
Hasil temuan kunjungan rumah yang dilakukan di 9 lokus
0-6 bulan
KIA
18%
imunisasi 21% tumbang 27% 60%
N/A 7%
prasekolah
Balita
4%
Tidak punya buku Tidak melakukan Tidak melakukan pemantauan
KIA imunisasi 21% tumbang
N/A
Lansia Hiper- Tidak punya buku
lansia
Tidak melakukan skrining HT
79%
Periksa HT Tidak minum obat HT
99% 21%
tensi 78%
15% 96% 5%
1. Missing service: pasien yang belum menerima servis kesehatan utama; Non-compliance: pasien penderita penyakit (mis. HT, DM) yang tidak mengikuti peraturan dari perawatan Kesehatan (mis. Makan obat); Danger sign: pasien yang
menunjukkan gejala bahaya (mis. kaki bengkak, demam) | 2. PPP – Penanggulangan Penularan Penyakit | 3. Hanya berdasarkan ~30 pasien TB
26
Metode: jumlah masyarakat yang menerima servis Kesehatan dibandingkan dengan total jumlah masyarakat yang dikunjungi
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan
27
Launching Nasional Integrasi Pelayanan Kesehatan
Primer
31 Agustus 2023 bertempat di JIEXPO Kemayoran
1 2
3 4 3 Penghargaan mitra
28
Pilar Transformasi
Layanan Primer untuk
memperkuat promotif
dan preventif salah
satunya dengan skrining
29
Jadwal skrining kesehatan
pada ibu hamil saat
kunjungan antenatal
30
Jadwal skrining kesehatan
pada bayi, balita dan anak
pra sekolah
31
Jadwal skrining kesehatan
pada anak usia sekolah
dan remaja
32
Jadwal skrining kesehatan
pada anak usia dewasa dan
lansia
33
Pengertian, Fungsi dan Manfaat Care Pathway Integrasi Layanan Primer (ILP)
Dalam penguatan primary health care di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Posyandu
FUNGSI
Care pathway mencakup area pelayanan yang Tools praktis bagi tenaga Puskesmas dan jaringannya
lebih luas, meliputi berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan di berbagai level (tenaga kesehatan dan kader) dalam pemberian
pelayanan sesuai dengan klaster integrasi layanan
primer
CARE PATHWAY
MANFAAT BAGI POSYANDU
Mencakup alur pelayanan rujukan baik ke Acuan kader posyandu dalam melakukan
level yang lebih tinggi maupun sebaliknya. kunjungan rumah, edukasi, deteksi, dan
pemantauan
ILP
MANFAAT BAGI PUSTU
Acuan dalam pelayanan kesehatan sesuai
Bertujuan untuk: dengan kemampuan pelayanan Pustu
Hasil Apakah
Terdapat Tidak Skrining Faktor Risiko Stroke Skrining Kebugaran Pemeriksaan Tidak
dapat Rujuk ke
Keluhan ditangani di FKTL
Kesehatan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa FKTP?
Skrining Faktor Risiko Penyakit Jantung
Ya
Ya Skrining PPOK Skrining Layak Hamil
Tata laksana di
FKTL
Skrining Tuberkulosis Skrining Status Imunisasi Tetanus
• Edukasi
• Pemantauan Skrining Kanker Payudara Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Kepatuhan
Pengobatan Kondisi Stabil
Skrining Kanker Leher Rahim Pelayanan KB
35
Skrining Diabetes Melitus Keluarga Posyandu Pustu Puskesmas FKTL
Kunjungan rumah
oleh kader
1. Edukasi gaya h Ya Ditemukan k Ya
Terdiagnosis DM omplikasi/ Rujuk ke
idup sehat faktor risiko FKTL
Tindak lanjut hasil
2. Sweeping sasaran
kunjungan rumah Pemeriksaan k
yang belum
1. Pencatatan hasil Lakukan kegiatan skrining: Lakukan pemeriksaan omplikasi/
terskrining
kunjungan rumah 1. Skrining faktor risiko DM komprehensif faktor risiko
3. Sweeping pasien
2. Pelaporan hasil 2. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar gangguan pembuluh
yang tidak kontrol
kunjungan rumah perut Tidak darah: Tata laksana di
4. Sweeping Pasien
ke Pustu • Funduskopi** FKTL
yang tidak patuh Tidak
• EKG
minum obat
18-<40 tahun 18-<40 tahun • Profil lipid
tanpa faktor dengan faktor Seluruh usia • Urinalisis
risiko risiko ≥ 40 tahun
Tata laksana sesuai
Pemantauan oleh
Alur Klinis Rujuk balik
kader
bila kondisi
stabil
Pemeriksaan kadar gula dengan glukometer Rujuk ke
puskesmas
Catatan:
*Sasaran Skrining Diabetes Melitus:
1. Usia 18-<40 tahun dengan faktor risiko DM
2. Seluruh Usia ≥ 40 tahun
3. Semua Penderita Tuberkulosis
**Funduskopi atau oftalmoskopi, salah satu bagian dari pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengecek bagian belakang dan dalam mata meliputi retina, pembuluh darah, saraf optik, serta cakram optik.
***Sumber: e-book PPK halaman 936
Timeline Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
37
38 Provinsi dan 463 Kab/Kota sudah mendapatkan orientasi ILP secara luring (1/2)
Jumlah
Jumlah Jumlah Kab Jumlah Jumlah PKM Jumlah PKM
Jumlah PKM Jumlah PKM
No Provinsi Kab/Kota di melaksanakan PKM di tersosialisas melaksanakan
Kab/kota Orientasi BLUD
orientasi ILP Provinsi i ILP ILP
ILP
1 Aceh 23 0 0 365 0 46 0 4
2 Sumatera Utara 33 33 0 616 0 60 0 34
3 Sumatera Barat 19 19 0 280 0 95 0 217
38 Puskesmas sudah
4 Riau 12 0 1 238 0 145 1* 224
Menerapkan ILP
5 Jambi 11 11 0 208 0 0 0 93
6 Sumatera Selatan 17 17 1 348 1 67 1 228 • 9 Puskesmas Lokus
7 Bengkulu 10 10 1 179 0 20 3 30 Ujicoba
8 Lampung 15 15 0 319 0 42 0 232 • 27 Puskesmas atas inisiatif
9 Kep Bangka Belitung 7 7 1 64 0 0 12 13 dan dorongan setelah
10 Kepulauan Riau 7 7 0 94 0 0 0 18 ujicoba ILP
11 DKI Jakarta 6 6 0 44 0 0 0 44 • 1 Puskesmas di Bali
didukung Astra
12 Jawa Barat 27 27 1 1100 1 578 1 926
13 Jawa Tengah 35 35 1 880 0 303 2 853 • 1 Puskesmas di Riau
didukung Tanoto.
14 DI Yogyakarta 5 5 1 121 0 84 1 121
15 Jawa Timur 38 38 1 972 1 61 1 640
16 Banten 8 8 0 251 0 62 0 206
17 Bali 9 0 1 120 0 67 1** 91
18 NTB 10 10 1 176 1 109 9 103
19 NTT 22 22 1 433 1 228 1 10
Adanya regulasi yang dikeluarkan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk komitmen ILP berupa SK pelaksanaan ILP di
1 wilayahnya
Kick Off, sosialisasi, advokasi lintas sektor untuk menggalang komitmen lintas sektor
2
3 Peningkatan kapasitas SDM dalam pelaksanaan ILP (nakes, kader)
Mapping Puskesmas, untuk menentukan pengembangan ILP secara bertahap, dapat didasarkan dari Sarana prasarana, alkes,
4 dan SDM yang memadai serta ketersediaan pustu di desa/kelurahan, komitmen yang baik dari pemangku kepentingan seperti
Camat, Kepala Puskesmas, Kades/lurah, dan unsur-unsur lainnya
40
Rencana Dukungan Anggaran 2024
Rencana Kegiatan Pusat dan Dukungan bagi Kegiatan Daerah
APBN Pusat APBN Dekonsentrasi DAK Fisik dan Non Fisik (BOK)
Dit. Takelmas: Provinsi: Kabupaten:
1. Orientasi Manajemen Integrasi 1. Renovasi Pustu Rusak Berat (dengan SDM lengkap)
1. Penyusunan NSPK program
2. Persiapan pelaksanaan ILP a. koordinasi dan advokasi
integrasi layanan primer Layanan Primer Bagi Tenaga
b. soisalisasi
Kesehatan Dan Kader 3. Pendampingan pelaksanaan ILP
2. Pertemuan koordinasi kegiatan
2. Pemantauan dan Monev 4. Orientasi ILP bagi Puskesmas
program inisiatif integrasi layanan
Pelaksanaan Integrasi Layanan 5. Orientasi ILP bagi Pustu
primer
Primer
3. Sosialisasi diseminasi ILP
4. Orientasi Fasilitator Integrasi Puskesmas:
Layanan Primer Tingkat Pusat 1. Pendampingan PKM ke Pustu dan Posyandu
5. Monev Pendampingan pelaksanaan 2. Transport Kader untuk kunjungan rumah
3. Langganan Simpus
ILP
4. Dukungan Internet
6. Pertemuan Evaluasi ILP 5. Dukungan pemenuhan alkes PKM, Pustu, Posyandu
41
ILP dalam Akreditasi Puskesmas*
riteria ILP :
K
Puskesmas telah menerapkan pelayanan berbasis klaster dengan siklus hidup
minimal 1 Pustu dengan 2 nakes dan 2 kader ; seluruh Posyandu terintegrasi harus memiliki minimal 5
kader serta kader melaksanakan kunjungan rumah di bawah koordinasi Pustu
43
1. Latar Belakang
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Hasil Ujicoba ILP
TOPIK 4. Scale – Up ILP
5. Kesimpulan
44
1
2
3
4
Integrasi Pelayanan Perluasan jangkauan Melalui integrasi pelayanan Pemerintah Pusat, Daerah,
Kesehatan Primer pelayanan kesehatan primer kesehatan primer, peran Desa serta seluruh mitra
memfokuskan pelayanan untuk mendekatkan akses Puskesmas sebagai potensial di bidang
pada pendekatan berbasis pelayanan dilakukan dengan penanggung jawab wilayah kesehatan memiliki peran
siklus hidup, bukan berbasis mendayagunakan Pustu dalam kesehatan di wilayah yang menentukan untuk
program dengan penerapan sebagai unit kesehatan di kerjanya akan semakin keberlangsungan integrasi
integrasi layanan guna desa/keluraha dan Lembaga diperkuat dengan aktifnya pelayanan kesehatan primer
mewujudkan pelayanan Kemasyarakatan Desa PWS tingkat desa/kelurahan
kesehatan yang lebih Posyandu di tingkat oleh petugas kesehatan
komprehensif, responsif, dan dusun/RT/RW bersama kader
terjangkau
45