Anda di halaman 1dari 8

Hak dan kewajiban imamah

Pokok pembahasan
1.Pengertian imamah
2.Hak imamah
3.Kewajiban imamah
Konsep imamah berasal dari kata umat, jamaknya umam yang artinya
umat, rakyat atau bangsa. Dalam bahasa Inggrisnya disebut nation,
people. Menurut Kamus Munawwir, imamah bermakna imam atau
pemimpin. Dari akar kata itulah muncul perkataan imamah Makna
imam berarti pemimpin atau orang yang di depan. Kata imam dalam
bahasa Arab tidak menunjukkan arti kesucian hidup, dan imam adalah
orang yang mempunyai pengikut, baik dia saleh maupun tidak. al-
Qur’an sendiri menggunakan kata ini dalam kedua arti itu, seperti
diisyaratkan dalam QS. Al-anbiya’/21: 73.
‘Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada
mereka agar berbuat kebaikan mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat dan hanya kepada Kamilah mereka menyembah
1

Imamah adalah istilah yang digunakan dalam konteks agama Islam


untuk merujuk pada kepemimpinan atau jabatan imam. Secara
umum, imamah mengacu pada posisi kepemimpinan dalam konteks
keagamaan, terutama dalam shalat berjamaah di masjid. Imam
adalah orang yang dipilih atau diangkat untuk memimpin shalat dan
memberikan khutbah kepada jamaah. Dalam konteks sejarah Islam,
istilah imamah juga digunakan untuk merujuk pada kepemimpinan
politik dan spiritual yang diwariskan dari Nabi Muhammad saw.
kepada para Imam Syiah. Bagi komunitas Syiah, imamah adalah
konsep penting yang mengacu pada pewarisan otoritas spiritual dan
kepemimpinan dari Imam pertama, Ali bin Abi Thalib, dan
dilanjutkan oleh sebelas Imam Syiah berikutnya.
2

Dalam perspektif Sunni, imamah memiliki makna yang berbeda dari yang
dianut oleh komunitas Syiah. Dalam konteks Sunni, imamah Merujuk pada
peran dan tanggung jawab seorang imam dalam memimpin shalat
berjamaah di masjid. Seorang imam dalam konteks Sunni adalah seseorang
yang dipilih atau ditunjuk oleh jamaah untuk memimpin shalat sebagai
perwakilan mereka. Dalam hal ini, imamah dalam perspektif Sunni lebih
bersifat fungsional dan berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab
imam sebagai pemimpin shalat. Imamah tidak terkait dengan pewarisan
otoritas atau kepemimpinan politik seperti yang terjadi dalam konsep
imamah dalam tradisi Syiah. Dalam Islam Sunni, otoritas keagamaan dan
kepemimpinan politik diserahkan kepada pemimpin umum, seperti khalifah
atau pemimpin negara, yang dipilih atau diangkat berdasarkan konteks atau
mekanisme lain yang ditetapkan dalam tradisi Sunni.
HAK IMAMAH
1. Memimpin shalat: Seorang imam memiliki hak dan tanggung jawab untuk
memimpin shalat berjamaah di masjid atau tempat ibadah lainnya. Ini melibatkan
mengimami shalat, mengarahkan jamaah, dan memimpin pelaksanaan shalat dengan
mematuhi tata cara yang ditetapkan.

2. Memberikan khutbah: Imam juga memiliki hak untuk memberikan khutbah Jumat
atau khutbah lainnya kepada jamaah. Dalam khutbah, mereka dapat menyampaikan
ceramah agama, memberikan nasehat, dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada
jamaah.

3. Menafsirkan Al-Quran dan memberikan pengajaran: Sebagai pemimpin keagamaan,


seorang imam dapat memiliki hak untuk menafsirkan Al-Quran dan memberikan
pengajaran agama kepada jamaah. Mereka dapat menjelaskan makna ayat-ayat Al-
Quran, memberikan penjelasan tentang hukum dan prinsip-prinsip agama, serta
memberikan nasihat keagamaan kepada umat.
4. Memberikan nasihat dan bimbingan: Imam dapat memberikan nasehat,
bimbingan, dan konseling kepada jamaah dalam hal keagamaan, etika, dan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat menjadi
sumber inspirasi dan bantuan spiritual bagi umat yang membutuhkan.

5. Mewakili komunitas: Seorang imam dapat memiliki hak dan tanggung


jawab untuk mewakili komunitas Muslim di dalam dan di luar masjid. Mereka
dapat berperan dalam berbagai kegiatan sosial, dialog antaragama, dan
memperjuangkan kepentingan umat Islam di masyarakat.
KEWAJIBAN IMAMAH
1. Menjaga prinsip-prinsip Agama yang mapan dan menjadi konsensus generasi Islam awal;
2. Melaksanakan hukum (peradilan) dikalangan masyarakat dan melerai pertengkaran antara dua
kelompok yang bertikai
; 3. Memelihata kehidupan perekonomian masyarakat, sehingga rakyat memiliki rasa aman atas diri
dan hartanya;
4. Menegakkan hukuman untuk menjaga hak-hak manusia dari penindasan dan perampasan;

5. Membentengi perbatasan Negara untuk mencegah serbuan (serangan) musuh;


6. Melakukan jihad melawan musuh, melalui dakwah agar mereka menjadi muslim atau ahl al-źimmah
(non muslim yang tinggal di bawah kekuasaan Islam)
7. Mengumpulkan fay’ (rampasan dari musuh bukan perang) dan zakat baik yang wajib maupun
menurut syari’ah maupun yang wajib menurut ijtihad.
8. Mengatur kekayaan Negara yang ada di bait al-Mal, dengan memperhatikan keseimbangan (tidak
boros dan tidak pelit, tapi seimbang dan proporsional)
9. Mengikuti nasihat orang yang bijaksana dan menyerahkan urusan pemerintahan dan keuangan
kepada orang-orang yang bias dipercaya;

Anda mungkin juga menyukai