PIUTANG NEGARA
BUKAN PAJAK PADA K/L
Pasal 8
Pasal 1 (6)
Pasal 1 (1)
Pasal 1
Kewajiban bayar
Hak Pemerintah
kepada pemerintah
Disebabkan
Dapat dinilai dengan peraturan, perjanjian
uang atau sebab apapun
yang sah.
PENGELOLAAN PIUTANG NEGARA
(PMK 163/PMK.06/2020 Jo PMK 150/PMK.06/2022)
4. Pembatalan
pengakuan
(koreksi akuntansi)
PERMASALAHAN
Powerpoint Templates
Page 7
PENYELESAIAN PIUTANG
(Pasal 29 PMK 163/2020)
LUNAS, TERMASUK LUNAS DENGAN KERINGANAN
Di K/L Di PUPN
01 02 03 04 05
menatausahakan menatausahakan melakukan pembebanan
dokumen Piutang melakukan penentuan menyelenggarakan
dokumen kepemilikan jaminan kebendaan,
Negara kualitas dan akuntansi dan pelaporan
Barang Jaminaan atau dalam hal dalam proses pembentukan Piutang Negara sesuai
Harta Kekayaan Lain, pengelolaan Piutang penyisihan Piutang standar akuntansi
dalam hal terdapat negara terdapat Barang Negara tidak tertagih pemerintahan
Barang Jaminan atau Jaminan atau Harta
Harta Kekayaan Lain Kekayaan Lain yang
yang diserahkan diserahkan
Pasal 7
Dokumen Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf a terdiri atas:
dokumen dokumen
sumber pendukung
Piutang Piutang
Negara Negara
perjanjian kredit, akta pengakuan utang, perjanjian ikatan dinas, perjanjian
penyaluran dana, surat keputusan/keterangan/penunjukan pejabat yang
Pasal 8 menimbulkan Piutang Negara, surat kontrak, surat keputusan kerugian
01
negara, perhitungan pungutan ekspor /bea keluar, beserta perubahan/
addendum, dokumen pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak, surat
tagihan berdasarkan laporan hasil verifikasi/monitoring Penerimaan Negara
Bukan Pajak, surat tagihan dan surat ketetapan kurang bayar berdasarkan
laporan hasil pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan Pajak, serta surat
tagihan berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;
dokumen identitas Penanggung Utang atau penJamm utang yang dapat berupa KTP, SIM, KK, Paspor, KITAS, Akta Pendirian Perusahaan atau
dokumen sejenisnya
bukti kepemilikan jaminan dapat berupa sertifikat tanah dan/ atau bangunan BPKB, STNK atau dokumen sejenisnya
bukti pengikatan jaminan antara lain berupa hak tanggungan, hipotek, fidusia, dan gadai
surat kuasa untuk menjual/menjaminkan Barang Jaminan atau Harta Kekayaan Lain milik Penanggung Utang
surat bukti asuransi, penjaminan, surety bond, bank garansi, atau surat sejenisnya
menatausahakan Pasal 9
dan mengamankan penatausahaan lainnya sesuai pera
dokumen
a e perundangundangan
kepemilikan
Pembebanan jaminan kebendaan terhadap Barang Jaminan atau Harta
Pasal 10 Kekayaan Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi:
Hak
01 Tanggungan 03 Fidusia
02 Hipotek 04 Gadai
Pasal 11
Kegiatan akuntansi dan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e antara lain berupa
01 pengakuan, pencatatan, pengukuran, penyajian, pengungkapan, dan kegiatan lain yang menyangkut
akuntansi dan pelaporan Piutang Negara.
Tata cara pelaksanaan akuntansi dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
02 standar akuntansi pemerintahan.
Pasal 12
Ketentuan lebih lanjut mengenai penatausahaan Piutang Negara diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal atau
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan berdasarkan koordinasi dengan Direktur Jenderal.
Pasal 73-74
Kementerian Negara/Lembaga dan PPA BUN wajib melakukan penentuan kualitas piutang negara dengan
mempertimbangkan paling sedikit: jatuh tempo Piutang Negara dan upaya penagihan
Kementerian Negara/Lembaga dan PPA BUN wajib melakukan pembentukan penyisihan Piutang Negara
tidak tertagih berdasarkan prinsip kehati-hatian
Pasal 75
Tata cara penentuan kualitas Piutang Negara dan pembentukan penyisihan Piutang Negara tidak tertagih dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan.
PARAGRAF 3
Penagihan Piutang
Negara pada
Kementerian
Negara/Lembaga
Penagihan Piutang oleh
Kementerian/Lembaga
(Pasal 13 PMK 163/2020)
-Restrukturisasi
-Kerjasama penagihan dengan pihak ketiga
-Pelaksanaan parate executie jaminan kebendaan
-Crash Program Penyelesaian Piutang Negara
Penagihan I Penagihan II Penagihan III -Gugatan melalui lembaga peradilan
-Penghentian layanan
-Hibah
-PMN
-Penjualan Piutang
-Debt to Asset Swap
19
Pasal 13
1 2 3
Penagihan Piutang Negara pada Penagihan secara tertulis Penagihan dengan kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga dengan surat tagihan optimalisasi Piutang Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada
huruf b dilakukan dengan: pada ayat (1) huruf a wajib ayat (1) huruf b dilaksanakan
a. penagihan secara tertulis dengan dilakukan untuk seluruh dengan mempertimbangkan
surat tagihan; dan jenis, besaran dan aspek efisiensi dan efektivitas
b. penagihan dengan kegiatan kualifikasi Piutang Negara. serta memperhatikan ketentuan
optimalisasi Piutang Negara peraturan perundang-undangan.
sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.
Kegiatan penagihan Piutang Negara secara tertulis dengan surat tagihan oleh Kementerian
1
Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi:
apabila dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal surat tagihan kedua, Penanggung
Utang tidak melunasi seluruh Piutang Negara, Kementerian Negara/Lembaga menerbitkan dan
menyampaikan surat tagihan ketiga atau tagihan terakhir dengan tembusan kepada PUPN
sesuai wilayah kerja
apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
c tanggal surat tagihan ketiga, Penanggung Utang
tidak melunasi seluruh Piutang Negara:
apabila dalam jangka waktu 1 (satu) 1) Kementerian Negara/Lembaga menerbitkan
bulan sejak tanggal surat tagihan surat penyerahan pengurusan piutang macet
pertama, Penanggung Utang tidak kepada PUPN; atau
2) dalam hal surat tagihan diterbitkan oleh mitra
melunasi seluruh Piutang Negara,
yang bekerja sama dengan Kementerian
Kementerian Negara/Lembaga d
menerbitkan dan menyampaikan surat
b Negara/Lembaga dalam mengelola Piutang
Negara, mitra menerbitkan surat penerusan
tagihan kedua Pasal 14 tagihan Piutang Negara kepada
Kementerian Negara/Lembaga, untuk
selanjutnya dilakukan penyerahan
pengurusan Piutang Negara macet kepada
PUPN
menerbitkan dan menyampaikan
surat tagihan pertama paling lambat
a e Penyerahan ke PUPN sesuai huruf d
10 (sepuluh) hari kerja sejak jatuh
dilakukan jika upaya optimalisasi tidak
tempo atau sejak laporan yang
dapat dilaksanakan
menjadi dokumen sumber Piutang
Negara diterima
Kementerian Dalam hal Penanggung Utang
Negara/Lembaga tidak melakukan pemenuhan
mendokumentasikan, kewajiban atas surat tagihan
mengadministrasikan, dan
mengamankan surat 2 ayat
ayat 3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dapat menjadi dasar
tagihan, bukti pengiriman bagi Kementerian
dan bukti lain yang terkait, Negara/Lembaga untuk
baik secara manual menghentikan layanan kepada
maupun elektronik Penanggung Utang
a Pembiayaan/ penyaluran dana
Pasal 15
Tata Cara
Penagihan
Hasil pemeriksaan Penerimaan Negara Bukan
tertulis
mengikuti
b Pajak
perjanjian/
peraturan
c
Pasal 16
Penyampaian surat tagihan kepada Dalam hal jumlah Piutang Negara lebih dari Dalam hal jumlah Rp1.000.000. 000,00
Penanggung Utang sebagaimana dimaksud Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) Piutang (satu Negara lebih miliar
dalam Pasal 13 ayat (1) dilakukan: sampai dengan Rpl.000.000.000,00 (satu rupiah) dari Penanggung Utang, surat
a. secara manual melalui surat tercatat; miliar rupiah) per Penanggung Utang, surat tagihan pertama diantar langsung oleh
dan/ atau tagihan pertama diantar langsung oleh pegawai yang ditugaskan oleh
pegawai yang ditugaskan oleh Kementerian Kementerian Negara/Lembaga dengan
b. secara elektronik melalui surat
Negara/Lembaga dengan membuat tanda membuat berita acara.
elektronik
terima.
Dalam hal Penanggung Utang tidak dijumpai Proses penyampaian surat tagihan yang Bentuk dan format surat, tanda terima,
saat penyampaian surat tagihan memerlukan tanda terima atau berita acara berita acara berikut tata cara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan penyampaian surat tagihan dapat dilakukan penyampaian surat tagihan, dan tanda
ayat (3), surat tagihan disampaikan kepada secara manual atau elektronik. terima/berita acara berpedoman pada
orang dewasa yang bertempat tinggal ketentuan yang diterbitkan oleh
bersama atau yang bekerja di kantor/tempat Menteri/Pimpinan Lembaga dengan
usaha Penanggung Utang atau kepala memperhatikan ketentuan peraturan
lingkungan setempat untuk disampaikan perundangundangan.
kepada Penanggung Utang.
Pasal 17
a b c d
01 Penagihan dengan optimalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dan
optimalisasi lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dilakukan sebelum penyerahan
ke PUPN.
02 Dalam hal Piutang Negara telah diserahkan ke PUPN namun terdapat alasan untuk
melakukan optimalisasi atau optimalisasi lainnya, Kementerian Negara/Lembaga selaku
penyerah Piutang Negara:
a. melakukan penarikan pengurusan Piutang Negara dari PUPN dalam hal upaya
optimalisasi dilakukan dengan restrukturisasi; atau
b. meminta kepada PUPN untuk melakukan pengembalian Piutang Negara dalam hal
upaya optimalisasi dilakukan selain dengan restrukturisasi.
03 Piutang Negara yang telah disetujui oleh PUPN untuk dilakukan penarikan atau
pengembalian, selanjutnya dapat dilakukan penagihan dengan optimalisasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) atau optimalisasi lainnya se bagaimana dimaksud dalam
Pasal 19.
Pasal 21
01 Restrukturisasi Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a
dilakukan secara selektif dalam rangka meningkatkan kemampuan Penanggung Utang
melakukan pembayaran kembali.
Perubahan
persyaratan b
Keringanan utang
yang meliputi
c pengurangan
pokok dan/atau
kewajiban selain
Pembayaran Sebagian
pokok
utang dengan pencairan
Barang Jaminan yang
d
disertai dengan penjadwalan
Kembali sisa utang Jenis restrukturisasi
lainnya sesuai dengan
e ketentuan peraturan
perundang-undangan
Kerjasama penagihan dengan pihak
ketiga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) huruf b dituangkan
dalam nota kesepahaman/ perjanjian
kerja sama.
PASAL
22
Nota kesepahaman/perjanjian kerja
sama sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) paling sedikit memuat:
a. daftar rincian Penanggung Utang
yang akan dilakukan penagihan
bersama;
b. pola kerja penagihan bersama;
c. pendanaan; dan
d. jangka waktu kegiatan.
Kementerian Negara/Lembaga selaku pengelola Piutang Negara yang akan melaksanakan parate executie jaminan kebendaan,
terlebih dahulu menerbitkan dan menyampaikan surat peringatan tersendiri sebanyak 3 (tiga) kali bahwa akan dilakukan penjualan
Lelang, kecuali dalam surat penagihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat ( 1) telah ditegaskan akan dilaksanakan
kewenangan parate executie Jaminan kebendaan melalui penjualan Lelang.
4 kepada PUPN.
Dalam hal Barang Jaminan pada Lelang ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b tidak terjual, Kementerian
Negara/Lembaga menyerahkan pengurusan Piutang Negara macet kepada PUPN
Ketentuan lebih lanjut yang mengatur tata
cara pelaksanaan crash program secara
Pasal 25 Optimalisasi Piutang Negara melalui crash
program sebagaimana dimaksud dalam
nasional diatur oleh Menteri berdasarkan Pasal 18 ayat (2) huruf d dilaksanakan:
ketentuan peraturan perundangundangan. a. masing-masing Kementerian
5 Negara/Lembaga; atau
PASAL 32
PASAL 33
(1) Pelunasan Piutang Negara dilakukan secara angsuran atau pembayaran sekaligus, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan atau perjanjian yang mengaturnya.
(2) Setiap pelunasan Piutang Negara yang pembayarannya dilakukan secara angsuran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, unit di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga yang mengelola Piutang Negara wajib
menerbitkan bukti pelunasan.
(3) Setiap pelunasan Piutang Negara yang pembayarannya dilakukan sekaligus se bagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, Bukti Penerimaaan Negara (BPN) berfungsi sebagai bukti pelunasan.
(4) Dalam rangka penerbitan bukti pelunasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), petugas pada unit
Kementerian Negara/Lembaga yang mengelola Piutang Negara wajib mengonfirmasi kebenaran setoran
Piutang Negara kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
(5) Konfirmasi kebenaran setoran Piutang Negara dalam rangka penerbitan bukti pelunasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk Piutang Negara yang jangka waktu pembayarannya kurang dari 1 (satu) tahun, konfirmasi kebenaran atas
setoran dilakukan sebelum penerbitan bukti pelunasan; dan
b. untuk Piutang Negara yang jangka waktu pembayarannya lebih dari 1 (satu) tahun, konfirmasi kebenaran atas
setoran dilakukan setiap 1 (satu) tahun.
PARAGRAF 7
Penyerahan Pengurusan
Piutang Negara pada
Kementerian
Negara/Lembaga kepada
PUPN
Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36
1. Piutang Negara sebagaimana dimaksud dalam 1. Piutang Negara yang telah
Piutang Negara pada Pasal 34, dengan kategori macet dan telah diserahkan kepada PUPN
tingkat pertama dilakukan penagihan secara tertulis dan/ atau sebagaimana dimaksud dalam
diselesaikan sendiri penagihan secara optimalisasi pada tingkat Pasal 35 ayat (1) tetap dicatat
oleh Kementerian pertama namun tidak berhasil, wajib sebagai Piutang Negara pada
Negara/Lembaga. diserahkan pengurusannya kepada PUPN. Kementerian Negara/Lembaga
2. Penyerahan pengurusan kepada PUPN yang mengelola Piutang Negara.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2. Nilai Piutang Negara yang dicatat
dikecualikan terhadap: sebagaimana dimaksud pada ayat
a. Piutang Negara yang tata cara pengurusannya (1) sesuai dengan nilai pada saat
diatur dalam Undang-Undang tersendiri; dan diserahkan kepada PUPN.
b. Piutang Negara yang tidak dapat diserahkan
pengurusannya kepada PUPN berdasarkan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
PENYERAHAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
1. Berkas penyerahan piutang negara berupa surat penyerahan, resume dan dokumen piutang, bukti upaya penagihan
oleh penyerah piutang dan dokumen penjaminan (bila ada).
2. Penyerahan dilakukan kepada Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kedudukan Penyerah Piutang.
3. Pengecualian tempat penyerahan:
a. Harus dilakukan kepada Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan yang wilayah kerjanya meliputi domisili hukum yang ditunjuk dalam
perjanjian dimaksud.
b. Dapat dilakukan kepada Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan yang wilayah kerjanya meliputi tempat dibuatnya perjanjian kredit/tempat
terjadinya piutang dimaksud
c. Dapat dilakukan kepada Panitia Cabang melalui Kantor Pelayanan yang wilayah kerjanya meliputi domisili Penanggung Hutang dimaksud.
4. Setiap berkas kasus dilengkapi surat penyerahan dengan nomor surat tersendiri.
5. Piutang negara terdiri atas hutang pokok, bunga, denda, ongkos dan/atau beban lainnya sesuai
perjanjian/peraturan/putusan pengadilan.
DOKUMEN PERSYARATAN PENYERAHAN PENGURUSAN
PIUTANG NEGARA KEPADA PUPN (1)
1. Fotokopi perjanjian kredit dan perubahannya, atau dokumen lain sejenis yang membuktikan adanya piutang;
2. Fotokopi rekening koran, prima nota, mutasi piutang, dan/atau dokumen sejenis yang membuktikan besarnya
piutang;
3. Fotokopi surat menyurat antara Penyerah Piutang dengan Penanggung Utang dan/atau Penjamin Utang yang
berkaitan dengan upaya-upaya penagihan;
4. Fotokopi surat pemberitahuan dari Penyerah Piutang kepada Penanggung Utang bahwa pengurusan Piutang
Negara diserahkan kepada PUPN;
5. Fotokopi bukti kepemilikan dan pengikatan barang jaminan (bila ada);
6. Fotokopi bukti penjaminan kredit oleh pihak ketiga atau bukti lain sejenis (bila ada);
DOKUMEN PERSYARATAN PENYERAHAN PENGURUSAN
PIUTANG NEGARA KEPADA PUPN (2)
7. Fotokopi akta pendirian perusahaan, pengumuman akta pendirian perusahaan dalam Tambahan
Berita Negara beserta akta perubahannya, dan/atau identitas lainnya;
8. Fotokopi izin usaha, IMB dan atau surat-surat izin lainnya;
9. Fotokopi kartu identitas Penanggung Utang dan/atau Penjamin Utang
10. Fotokopi daftar kekayaan lain dari Penanggung Utang (selain barang jaminan);
11. Surat pernyataan kesanggupan penyerah Piutang untuk melakukan permohonan Roya;
12. Bukti lain upaya optimalisasi penagihan piutang (misalnya Berita acara kunjungan lapangan,
Kerjasama penagihan dengan melibatkan pihak ketiga, bukti pernah rerstrukturisasi dll);
DOKUMEN PERSYARATAN PENYERAHAN PENGURUSAN
PIUTANG NEGARA BERUPA TGR PNS BENDAHARA
KEPADA PUPN
53
DEFINISI PSBDT DAN PPNTO
54
PERSANDINGAN ALUR PSBDT DAN PPNTO
PERINCIAN PIUTANG NEGARA/DAERAH
YANG TIDAK DAPAT DISERAHKAN
PENGURUSANNYA KEPADA PUPN
(OBJEK PPNTO/PPDTO)
1 2 3 4 5
jumlah sisa kewajiban tidak didukung dokumen tidak dapat dipastikan Piutang Daerah yang masih Piutang Daerah yang telah
paling banyak Rp8 juta per sumber yang memadai jumlah/besarannya karena menjadi objek sengketa di diserahkan ke PUPN namun
PU dan tidak ada Barjam sehingga tidak dapat tidak ada atau tidakjelas lembaga peradilan; dikembalikan atau ditolak
dibuktikan siapa subjek dokumen sumber atau oleh PUPN berdasarkan
yang diserahkan atau bukti-bukti pendukungnya
hukum yang harus peraturan perundang-
barjam tidak mempunyai bertanggung jawab undangan.
nilai ekonomis terhadap
penyelesaiannya
Pasal 61 s.d 62 PMK 163/2020
Pasal 3 s.d 4 PMK 137/2022
Pasal 66
Penerbitan PPNTO dilakukan setelah Piutang
Negara memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. telah disampaikan surat penagihan sesuai Dalam hal jumlah sisa kewajiban paling
Piutang Negara dengan jumlah sisa banyak Rp500.000,00, bukti bahwa
ketentuan;
kewajiban paling banyak per-Penanggung Penanggung Utang tidak mempunyai
b. kualitas Piutang Negara telah macet;
Utang Rp8.000.000,- dan tidak ada Barang kemampuan untuk menyelesaikan utang
c. usia pencatatan Piutang Negara telah lebih dari 5
Jaminan yang diserahkan atau Barang dapat berupa surat pernyataan pimpman unit
(lima) tahun dan tidak terdapat angsuran atau
Jaminan tidak mempunyai nilai ekonomis, di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga
terdapat angsuran kurang dari 10% (sepuluh
dapat diterbitkan PPNTO. yang mengelola Piutang Negara.
persen);
d. Penanggung Utang tidak mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan utang yang
dibuktikan dengan paling sedikit dokumen
berupa (boleh salah satu):
01 02 03 04 05
kartu keluarga miskin putusan pailit surat keterangan dari Lurah/Kepala Desa/Kepala bukti penerimaan bukti kunjungan penagihan
Lingkungan/Instansi yang berwenang yang menyatakan asuransi kesehatan bagi oleh petugas unit di lingkungan
Penanggung Utang tidak mempunyai kemampuan untuk masyarakat miskin Kementerian Negara/Lembaga
menyelesaikan utang atau tidak diketahui tempat yang mengelola Piutang
tinggalnya Negara
Pasal 70
Kualitas piutang negara
Piutang Negara yang tidak memenuhi syarat diserahkan kepada PUPN
dengan sisa kewajiban lebih dari Rpl.000.000.000,00 per Penanggung
b telah macet
Utang, dapat diterbitkan surat pernyataan PPNTO setelah dipenuhi
syarat usia pencatatan Piutang
Negara telah lebih dari
lebih dari Rp10 miliar sampai lebih dari Rp100 miliar oleh
dengan Rp100 miliar ditetapkan Presiden Republik Indonesia
oleh Presiden Republik Indonesia dengan persetujuan DPR
68
PROSES PENYAJIAN AKUN
PIUTANG
Kualitas Piutang :
1. Lancar
2. Kurang Lancar
3. Diragukan
4. Macet
PENENTUAN
PENYAJIAN
KUALITAS PIUTANG
JUMLAH PIUTANG
DAN
PIUTANG PADA SEBESAR NILAI
PEMBENTUKAN
K/L DAN BUN REALISASI
PENYISIHAN
(BRUTO) BERSIH (NRB)
PIUTANG TIDAK
PADA NERACA
TERTAGIH