MBS
Management
And Instructional
Coordination Strategy and Apa
Evaluation
QUALITY Pendidikan?,
OF EDUCATION
Life skills?,
LIFE MBS?,
BBE BBE?
Curr/Program Development SKILLS
Gambar:
Gambar: Keterkaitan Life Skills dan Kualitas pendidikan Secara
Keseluruhan (Suryadi,
Suryadi, Ace, 2003)
APA?
BBE: Broad Based Education/Pendidikan berbasis
luas: Pendidikan yang memperhatikan kebutuhan
masyarakat luas (Lokal Global).
MBS: Adalah Cara Mengelola Pendidikan Untuk Mewujudkan
Life Skills. berfungsi sebagai metode untuk
menanamkan kebutuhan
Life Skills: Kemampuan dan keberanian untuk menghadapi
problema kehidupan, kemudian secara proaktif dan
kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk
mengatasinya (Esensi Pendidikan)
UU Sisdiknas 2003 Pasal 26 ayat (3) menjelaskan bahwa Pendidikan
kecakapan hidup (life skills) adalah pendidikan yang
memberikan:
- kecakapan personal,
- kecakapan sosial,
- kecakapan intelektual atau kecakapan
intelektual, dan
- kecakapan vokasional untuk bekerja atau
usaha mandiri.
Implementasi Tujuan Pendidikan jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani
dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional
KOMPETENSI GENERIK
KOMPETENSI SPISIFIK
SD SLTP SLTA S1 S2
STRATEGI PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN MENGAJAR /TEACHING SKILL
Atmosfir Penataan Format Pendekatan Berdasarkan Sistematika Pembelajaran Model
Pembelajaran Lingkungan Mengajar pembelajaran Pembelajaran
Pemanasan
Penyampaian tujuan
PENDAHULUAN
Instruksi dan Contoh
• Fitness Ed
• Pembinaan Mengecek Pemahaman • Movement Ed
disiplin siswa • Sport Ed
Keseluruhan
(Hellison, Alat Teknis Gaya Mengajar • Advntre Ed
Kelompok
Assertif, kreasi Waktu Taktis • Kinesiological Ed
Pasangan
sendiri Ruang Competitive Teknik Memotivasi
• Pengembanga Individu • Eklektik Ed
INTI
n sikap positif (BIMBINGAN Pengembangan Materi • Social Rekons Ed
• Pengawasan BELAJAR)
Peragaan/pinpointing
Feedback
PENUTUPAN Penutupan
Disiplin Model Hellison
• Tujuan:
– Meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari
irresponsibility, self control, involvement, self direction dan caring melalui
berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai kurikulum yang berlaku.
• Asumsi:
– Siswa secara alami berkeinginan untuk melakukan sesuatu yang baik
dan penghargaan ekstrinsik adalah “counter productive
• Realisasi:
– Pada saat siswa berperilaku menyimpang, siswa tersebut mendapat “time
out” dan diberi tugas untuk memikirkan mengapa perilaku menyimpang
adalah level 0. Selanjutnya setelah siswa tahu perilaku siswa pada level 1
atau level yang lebih tinggi serta cukup meyakinkan guru bahwa ia mampu
berperilaku pada level yang lebih tinggi, maka gurunya mengijinkan siswa
itu untuk kembali mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya.
Perkembangan Personal Dan Responsibility
Level Deskripsi
Level 0; Siswa tidak mampu bertanggung jawab atas perilaku yang diperbuatnya dan biasanya suka
Irresponsibility mengganggu orang lain dengan mengejek, menekan orang lain, dan mengganggu orang lain
secara fisik, missal: mendorong orang lain pada saat mendapatkan peralatan olahraga
Level 1: Siswa terlibat dalam aktivitas belajar tetapi sangat minim sekali. Siswa didik akan melakukan
Self-Control apa-apa yang disuruh guru tanpa mengganggu yang lain.
Anak didik nampak hanya melakukan aktivitas tanpa usaha yang sungguh-sungguh.
Contohnya: berlatih tapi tidak terus-menerus
Level 2: Anak didik pada level ini secara aktif terlibat dalam belajar. Mereka bekerja keras,
Involvement menghindari bentrokan dengan orang lain, dan secara sadar tertarik untuk belajar dan untuk
meningkatkan kemampuannya. Misalnya: mencoba sesuatu yang baru tanpa mengeluh dan
mengatakan tidak bisa
Level 3: Self- siswa belajar tanpa harus diawasi langsung oleh gurunya dan siswa mampu membuat
responsibility keputusan secara independen tentang apa yang harus dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya, missal: berusaha belajar keterampilan baru melalui berbagai sumber di luar
pelajaran Pendidikan Jasmani dari sekolah
Level 4: Siswa tidak hanya senang kerja sama, tetapi juga mendorong dan membantu temannya belajar.
Caring. Misalnya: menjadi sukarelawan, antusias untuk kerja sama dengan siapa saja.
Model Disiplin Canter
• Semua siswa dapat berperilaku baik
• Pengawasan ketat namun tidak pasif dan menakutkan adalah wajar .
• Perilaku siswa yang sesuai dengan perkembangan dan yang diharapkan
tercermin dalam keseharian harus dibuat dalam peraturan dan
diberitahukan kepada siswa.
• Guru harus mengharapkan siswa berperilaku secara layak, pantas, dan
mendapat dukungan dari orang tua siswa, guru lain, dan kepala sekolah.
• Tingkahlaku siswa yang baik harus segera didukung atau dihargai
sementara tingkahlaku yang tidak baik harus mendapat konsekuensi
yang logis.
• Konsekuensi logis akibat penyimpangan perilaku harus ditetapkan dan
disampaikan kepada siswa.
• Konsekuensi harus dilaksanakan secara konsisten tanpa bias.
• Komunikasi verbal dan non verbal harus disampaikan dengan kontak
mata antara guru dan siswa.
• Guru harus melatih keinginan-keinginan atau harapkan-harapan dan
konsekuensi secara mental dengan konsisten kepada siswa.
Contoh Harapan dan konsekuensinya
• Pemilihan Aktivitas
– Cara seleksi team
– Permainan gugur
– Estafet
– Keputusan berdasarkan suara terkeras
• Kompetisi
– Pilihan permainan
– Memodifikasi sistem penskoran
– Aktivitas yang dibuat oleh siswa
• Pengetesan
– Cara menginterpretasikan hasil tes (gain)
– Penentuan target siswa
Pengawasan Untuk meningkatkan
Aktivitas Belajar
• Berdiri di Pinggir lapangan
• Mendekati Siswa
• Pengawasan Melekat
• Mengabaikan Kasus tertentu
• Secara Terpadu
• Mengingat Nama
• Pemodelan
Penggunaan Alat, Waktu, dan Ruang
POTENSI
SISWA
Physical Emosional
Skills and
Fitness
Intelektual
• Teknik Memotivasi
– Teaching by Invitation
– Intratask Variation
– Task Sheets (kertas tugas)
– Stations atau Learning Centers
– Child Designed Activities
– Videotaping
PBM Adegan PBM Teknik Konsep Strategi
• Dipimpin gurunya Usahakan siswa langsung melakukan aktivitas
• Poster Usahakan pemberian instruksi setelah pemanasan
Pemanasan • Penjelasan
• Musik
• Orientasi minat siswa Memancing minat belajar siswa dgn cara
mengungkap sesuatu yang disenangi siswa
P Menanamkan pemahaman tujuan pembelajaran
E (Why)
Dilakukan sebelum pembelajaran
N Penyampaian
D tujuan • Orientasi tujuan Memancing minat belajar siswa dgn cara
• peta tujuan Pembel mengungkap pembelajaran sebelum atau
A • catatan-catatan guru berikutnya
H • kata-kata kunci Menanamkan pemahaman tujuan pembel (Why)
U pembel Dilakukan sebelum pembelajaran
L • Instruksi/Perintah Sederhana/simpel
• Manajemen Singkat
U • Substansi Mengandung kata kunci yang dipahami siswa
Instruksi dan
A Demonstrasi • Demosntrasi Whole-Part
N Normal-Slow
Fokus Belajar secara eksplisit
• Part/whole children Tes singkat pemahaman siswa
• Sebelum Inti Siswa secara keseluruhan
Cek Pemahaman • Saat Pembel Inti Observasi singkat
• Penutupan
PBM Adegan PBM Teknik Konsep Strategi
Problem Solving Gaya mengajar tidak langsung
Gaya mengajar Eksplorasy, discopery, creasi,
Permainan maupun urutan gerak