Belajar dalam
Penyelenggaraan
Pembelajaran yang Berpusat
pada Mahasiswa (Student
Center Learning/ SCL)
Alasan Pentingnya Memahami
Teori Pembelajaran
➢ Dapat meningkatkan keprofesionalan guru/Dosen
dalam melaksanakan pembelajaran
➢ Bukan hanya mengetahui tingkat kedalaman konsep
yang harus diberikan kepada siswa/mahasiswa,
tetapi juga cara penyampaiannya harus diketahui.
➢ Dengan mengetahui teori belajar mengajar,
guru/dosen dapat menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan teori-teori
yang dikemukakan oleh ahli pendidikan/psikologi.
➢ Dengan menguasai psikologi pembelajaran, guru
bisa mengetahui kemampuan yang telah dimiliki
siswa dan bagaimana proses berpikirnya, selain itu
dapat mengetahui tentang bagaimana menciptakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa
dan tujuan pembelajarannya.
Pengertian Teori Belajar-Mengajar
Teori belajar adalah teori yang mempelajari
perkembangan intelektual (mental) siswa.
Terdiri dari uraian tentang apa yang terjadi
dan diharapkan terjadi pada intelektual
siswa, dan uraian tentang kegiatan
intelektual siswa mengenai hal-hal yang
bisa dipikirkan pada usia tertentu.
Teori mengajar berisi tentang petunjuk
bagaimana mestinya mengajar siswa pada
usia tertentu, bila ia siap belajar. Jadi pada
teori mengajar terdapat prosedur dan
tujuan mengajar
Pendidikan Sebagai Penggerak Perubahan
IPTEKS
Manusia Indonesia
Pendidikan Sebagai
berkualitas yang memiliki
Penggerak
daya saing tinggi
Perubahan
Pendidikan
“Insan Cerdas
Transformati
f Komprehensif &
Kompetitif”
IPTEKS
Masyarakat
t
globalisasi
BELAJAR
Pembentukan makna
dari:
cognitive processing
Pembelajaran pada dasarnya
adalah:
Aspek Kognitif
Kurikulum Standar Kompetensi PENGUASAAN
KONSEP DAN
KEMAMPUAN
NALAR PESERTA
Active learning berfikir
integratif dan DIDIK
Critical learning komprehensif (Student Complex
Etc. Thinking*)
Aspek
Teaching and Psikomotor
learning approaches
& strategies Aspek Afektif
* Marzano, 1993
Perubahan Cara Pandang
Terhadap Pembelajaran
Aspek Pandangan
Pandangan Baru
Pembelajaran Lama
Teori Piaget
Teori Bruner
Teori Gestalt
Teori Dienes
Teori Van Hiele
Teori Vygotsky
Teori Piaget
Empat tahap perkembangan kognitif Piaget:
❑ Tahap sensori motor, umur 0- 2 th.
❑ Tahap pra operasi, sekitar umur 2-7 th.
❑ Tahap operasi konkrit, sekitar 7-11 tahun.
❑ Tahap operasi formal, 11 tahun dst.
Teori Jean Piaget
• Dalam mengkonstruksi pemikiran mereka, anak-anak memakai
skema-skema
• Menurut Piaget, skema adalah konsep atau kerangka pikir yang
ada dalam individu yang berfungsi dalam mengorganisir atau
menginterpretasikan informasi
• Piaget tertarik pada skema pikiran tersebut yang memampukan
anak-anak mengorganisir pengalaman-pengalaman mereka
sehari-hari
• Piaget (1952) mengemukakan bahwa ada dua proses sangat
penting dalam pembentukan skema pikir seorang anak, yaitu
ASIMILASI dan AKOMODASI
Bina Nusantara
KONSEP KERJA TEORI PIAGET
Environment
Filtered
The Functional Invarians: 1. Adaption:
a. Asimilasi
b.Akomodasi
2. Organization
Cognitive Structure
Stimuli datang dari lingkungan dan difilter melalui
fungsional invariant dengan asimilasi dan akomodasi
Schenes untuk membentuk struktur kognitif baru atau mengubah
struktur yang telah ada
• Asimilasi terjadi ketika seorang anak menerima informasi baru
dan menyatukannya dengan pengetahuan yang telah ada.
Artinya anak-anak mengasimilasi lingkunganya terhadap
skema pikirannya
• Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri terhadap
informasi baru. Artinya anak-anak menyesuaikan skema
pikirnya dengan lingkungan
• Jean Piaget yakin bahwa kemampuan kognitif yang
memungkinkan pembentukan pengertian berkembang dalam
empat tahapan
• 0-2 tahun : Tahap sensorimotor
• 2-7 tahun : Tahap Pra-Operasional
• 7-11 tahun : Tahap Operasional-Kongkrit
• 11 - …. Tahun : Tahap Operasional Formal
Teori Bruner (1)
Belajar akan lebih berhasil jika proses pengajaran
diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur
yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan,
disamping hubungan yang terkait antar konsep-
konsep dan struktur-struktur.
Proses belajar anak melalui tiga tahap: enaktif, ikonik,
dan simbolik.
Enaktif: secara langsung memanipulasi (mengotak-atik) objek
Ikonik: kegiatan yang dilakukan anak berhubungan dengan
mental, yang merupakan gambaran dari objek, tidak langsung
memanipuasikan objek.
Simbolik: anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-
lambang tertentu.
Teori Bruner (2)
Dalil-dalil Bruner:
❑ Dalil penyusunan: cara belajar paling baik belajar
konsep, dalil, dll, dalam matematika dengan
melakukan penyusunan representasinya.
❑ Dalil notasi: permulaan suatu konsep disajikan supaya
mempergunakan notasi yang sesuai dengan
perkembangan mental siswa.
❑ Dalil pengkontrasan: diperlukan contoh-contoh yang
banyak sehingga siswa mampu mengetahui
karakteristik konsep matematika.
❑ Dalil pengaitan: agar siswa dalam belajar matematika
lebih berhasil, maka harus lebih banyak diberikan
kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan antara topik
dengan topik, antara cabang dengan cabang
matematika lainnya.
Teori Bruner (3)
Implikasi dari teori Bruner ini,
pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan spiral.
Pendekatan spiral adalah jalan yang
ditempuh untuk mengembangkan konsep,
mulai dari cara intuitif ke analisis, dari
eksplorasi ke penguasaan.
Siswa dituntut untuk menemukan sendiri
lagi, bukan menemukan sama sekali baru.
Teori Gestalt
Tokoh teori ini adalah John Dewey dan
Brownel
Pelaksanaan pembelajaran harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penyajian konsep harus memperhatikan
belajar bermakna dan pengertian
b. pelaksanaan pembelajaran harus
memperhatikan kesiapan siswa.
c. mengatur suasana kelas agar siswa siap
belajar.
Teori Belajar Z.P. Dienes
Terdapat 6 tahap belajar dan mengajarkan
matematika menurut Dienes:
a. Bermain bebas: aktivitas belum terstruktur dan tidak
diarahkan.
b. Permainan: mulai menelaah pola-pola yang terdapat dalam
konsep tertentu
c. Penelaahan sifat bersama: diarahkan pada menemukan
sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang diikuti.
d. Representasi: menentukan representasi dari konsep-konsep
tertentu, bersifat abstrak.
e. Penyimbolan: simbol matematika atau perumusan verbal
f. Pemformalan: mengurutkan sifat-sifat kemudian
merumuskan konsep baru dari konsep tersebut.
Implikasi dari pandangan Dienes (1)
Belajar matematika harus mulai dari benda
konkrit dan membuat abstraksinya dari
konsep atau strukturnya
Proses wajar yang harus dialami siswa
dalam belajar matematika: tahap bermain
dengan benda konkrit, mengurutkan
pengalaman menjadi bermakna, tahap
pemahaman konsep, tahap pengaplikasian.
Matematika adalah ilmu kreatif, karena itu
harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu
seni.
Implikasi dari pandangan Dienes (2)
Konsep yang diajarkan harus
berhubungan dengan konsep yang
sudah dipahami
Agar siswa memperoleh sesuatu dari
hasil belajar matematika, siswa harus
mampu mengubah suasana konkrit
ke perumusan abstrak dengan
menggunakan simbol.
Lima tahap pemahaman Geometri
menurut van Hiele
Tahap pertama, pengenalan. Siswa sudah
mengenal bentuk-bentuk geometri seperti:
segitiga, segiempat, dll
Tahap kedua, analisis. Siswa sudah
memahami sifat-sifat konsep atau bentuk
geometri.
Tahap ketiga, pengurutan. Siswa sudah
memahami tahap pertama dan kedua, juga
sudah bisa mengurutkan benda-benda
geometri yg saling berhubungan.
Lima tahap pemahaman Geometri
menurut Van Hiele … (lanjutan)
Tahap keempat, deduksi. Berpikir
deduktifnya sudah tumbuh, tetapi
belum berkembang dengan baik.
Tahap kelima, keakuratan. Siswa
sudah dapat memahami bahwa
adanya ketepatan itu penting.
Misalnya, ketepatan dari aksioma-
aksioma yang menyebabkan
Geometri Euclied itu lengkap.
Dalil mengenai pengajaran
Geometri Van Hiele:
Kombinasi antara waktu, materi pelajaran,
dan metode mengajar yang dipergunakan
untuk tahap tertentu dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa ke tahap
berikutnya.
Dua orang yang tahap berpikirnya berbeda
dan bertukar pikiran satu sama lain tidak
akan saling mengerti.
Kegiatan belajar siswa itu harus
disesuaikan dengan tahap berpikir siswa.
Teori Vygotsky (1)
Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan
pada hakekat pembelajaran sosiokultural.
Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi
antara aspek “internal” dan “eksternal” dari
pembelajaran dan lingkungan sosial pembelajaran.
Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari
interaksi sosial masing–masing individu dalam
konsep budaya.
Siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep
perlu memperhatikan lingkungan sosial. Ada dua
konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of
Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
Teori Vygotsky (2)
Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi
saat siswa bekerja menangani tugas–tugas yang
belum dipelajari namun tugas-tugas itu berada
dalam “zone of proximal development” mereka.
Zone of proximal development adalah jarak antara
tingkat perkembangan sesungguhnya yang
ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan
masalah secara mandiri dengan tingkat
kemampuan perkembangan potensial yang
ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih mampu.
Teori Vygotsky (...lanjutan)
Scaffolding adalah memberikan kepada seorang
anak sejumlah besar bantuan selama tahap–tahap
awal pembelajaran dan kemudian mengurangi
bantuan tersebut dan memberikan kesempatan
kepada anak tersebut mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah ia
mampu mengerjakan sendiri.
Bantuan yang diberikan guru dapat berupa
petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan
masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan
siswa dapat mandiri.
Implikasi Teori Vygotsky
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori
pembelajarannya yaitu:
menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat
saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi–
strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing–
masing zone of proximal development mereka;
Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran
menekankan scaffolding.
Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar
sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif
terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan
siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha
menemukan konsep–konsep dan pemecahan masalah.
3. Teori Belajar
Konstruksivisme
▪ Teori Belajar konstruktivisme mendasarkan
pada teori belajar Piaget. Menurut Piaget,
manusia memiliki struktur kognitif yang
berupa skemata, yaitu kotak-kotak informasi
(skema) yang berbeda-beda.
▪ Setiap pengalaman akan dihubungkan
dengan kotak-kotak informasi ini. Struktur
kognitif seseorang berkembang melalui dua
cara, yaitu asimilasi dan akomodasi, sebagai
hasil interaksinya dengan lingkungan
Karakteristik utama Menurut
teori belajar Konstruksivisme