Anda di halaman 1dari 14

Membangun Desa Wisata

Berbasis Experiential Tourism

Asosiasi Experiential Learning Indonesia


DPD AELI JAWA TENGAH
2021
What I hear, I forget.

What I hear and see, I remember a little.

What I hear, see, and ask questions about or


discuss with someone else, I begin to understand.

What I hear, see, discuss and do, I acquire


knowledge and skill.

What I teach to another, I master


William Glasser

dari apa yang kita ajarkan ke orang lain 95% 10% dari apa yang kita baca

dari apa yang kita alami 80% 20% dari apa yang kita dengar

dari apa yang kita lihat dan dengar 50% 30% dari apa yang kita lihat


Big Vision

Desa Wisata menjadi :

• media pendidikan karakter,

• meneruskan nilai luhur budaya bangsa,

• menyebarkan nilai-nilai kearifan lokal

dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis pengalaman


(Experiential Learning) Yang berkesinambungan.


Mission
 Desa Wisata mampu merumuskan program pembelajaran berbasis pengalaman
(Experiential Learning) dengan mengembangkan potensi lokal (potensi alam &
sosial masyarakat) & kearifan lokal (nilai budaya) sehingga dapat menjadi produk
pembelajaran berbasis wisata (Experiential Tourism) yang unik dan spesifik.

 Desa Wisata mampu menciptakan produk/ program yang sesuai dengan


potensi desa sebagai penunjang media belajar berbasis pengalaman
(Experiential Tourism).

 Desa Wisata memiliki SDM yang kompeten dalam mengelola program


Experiential Tourism.

Target Workshop

Peserta dapat menjadikan desa mereka menjadi Desa Wisata yang berbasis
Experiential Tourism yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh desa
tersebut secara berkesinambungan.

Desa Wisata memiliki produk program dan fasilitator Desa Wisata berbasis
Experiential Tourism yang paham mengenai alur program, teknik fasilitasi,
dan memiliki kesadaran untuk selalu berpedoman kepada aturan
keselamatan..


RERANGKA PEMIKIRAN
Penyusunan Roadmaps

1 2 3 4 5

Identifikasi Menyiapkan Menyiapkan Goal


potensi & Menyiapkan potensi wisata
Konten SDM Promosi
wilayah (3P)
SDM Yang Langkah awal yang Produk Program
Masyarakat dan Pengurus/Pengelola bisa dilakukan
Pengurus Desa Desa Wisata AELI disiapkan meliputi: Pariwisata
Pemandu Lokal, dengan Experiential
Wisata dan Tim mengoptimalkan
AELI bersama Pengelola tiap Tourism yang
kawasan/Obyek, jejaring digitil yang berkelanjutan
sama melakukan ada dg membentuk
Identifikasi ini Pelaku UMKM dengan
Pelatihan Tentang tim broadcast desa melibatkan semua
Pemanduan dan aspek potensi
Fasilitasi Program Desa dan
ET Masyarakat
1. Identivikasi Potensi
POLA PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BERBASIS KAWASAN DENGAN EKPLORASI AWAL KONTEN
DIMULAI DARI DESA YANG DIKONSOLIDASIKAN BERSAMA LINTAS SEKTOR

Pembangunan desa selama


ini masih sering menganut
konsep “membangun desa”
dan bukan “desa
membangun”. pada konsep
membangun desa, faktor
eksternal lebih berperan
besar menentukan arah
pembangunan desa dan ini
menyebabkan desa semakin
tergantung pada bantuan
luar. sebaliknya, pada konsep
desa membangun peran
masyarakat justru menjadi
utama guna membangun
desa yang berketahanan.
9 PORTOFOLIO PRODUK
PARIWISATA

Sumber: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia


Bentuk Produk Wisata (Experiential Tourism) yang Potensial
Suwantoro, 2009

Budaya Ekowisata Petualangan Agro

Gastronomi (Culinary) Spiritual Bahari Pedesaan


EXPERIENTIAL TOURISM

Experiential Tourism adalah sebuah metode pendekatan wisata yang menggunakan


media apapun selama ada interaksi manusia secara langsung baik dengan manusia
lainnya mapun dengan budaya, kebiasaan, adat istiadat, cerita masa lalu, dsb.
Pengunjung/ peserta tidak hanya dijadikan obyek namun subyek dari semua aktivitas
dijalankan. Peserta akan diajak untuk merasakan pengalaman dengan berinteraksi
secara langsung dengan aktivitas/ atraksi/ produk wisata yang disajikan.

Experiential Tourism ini dipercaya dapat memberikan nilai lebih dari kegiatan yang
disajikan terhadap peserta/ pengunjung.
EXPERIENTIAL TOURISM

Perpaduan antara Tourism Acitivity dengan model pembelajaran Eperiential Education


Experience tour lebih mengedepankan Penarikan Pengalaman dari aktivitas wisata ke arah
pembelajaran untuk mengasah social skill pelakunya sehing dari pengalaman tersebut peserta
akan bisa lebih bijak dalam bersikap.
Yang membedakan Experience tour dengan tour biasa adalah:
1.Experience
tour dipandu oleh Experiential Learning Facilitator yang paham akan bagaimana
mengolah sebuah experience menjadi pembelajaran. Bukan dipandu oleh guide umum.
2.Pelaku experience toure akan terlibat dalam aktifitasnya bukan hanya mengunjungi dan
menikmati.
3.Proses experiential Learning diterapakan.
Kesimpulan Dari Pmetaan Potensi dan Pemahaman Tentang Experiential Learning, maka
akan menghasilkan Produk berupa Konten Experiential Tourism
Desa Wisata berbasis Experiential Tourism dimana peserta tidak hanya sekedar melihat
namun juga terlibat secara aktif di dalam aktivitas/ produk Desa Wisata tersebut.

Menjadi Desa Wisata yang berbasis Experiential Tourism wajib melibatkan unsur
masyarakat, kebiasaan, budaya, adat istiadat, dan nilai-nilai luhur yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri.

Kolaborasi apik antara masyarakat bersama dengan perangkat organisasi yang terlatih
dan pemerintah akan dapat meningkatkan nilai jual dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Menemukan hal unik dan spesifik sesuai dengan potensi desa adalah pekerjaan rumah
pertama yang mesti dikerjakan. Meskipun kegiatan ini dilakukan di desa dan dilakukan
oleh masyarakat desa, namun untuk pengelolaan harus memiliki pola pikir, sikap kerja
dan perilaku kerja yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai