Update-2022-Beberapa Konsep Dan Teori Multikulturalisme
Update-2022-Beberapa Konsep Dan Teori Multikulturalisme
MULTIKULTURALISME
Mata Kuliah Masyarakat Multikulturalisme dan Politik Identitas
Prasangka/Prejudice:
• membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah
ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa
dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras.
Stereotype:
• Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana
orang tersebut dapat dikategorikan. stereotipe adalah setiap pemikiran yang diadopsi secara luas
tentang tipe individu tertentu atau cara berperilaku tertentu yang dimaksudkan untuk mewakili seluruh
kelompok individu.
• Stereotipe timbul karena adanya kecenderungan untuk menggeneralisasi secara berlebihan tanpa
diferensiasi sehingga menimbulkan bias dan sikap negatif yang dialamatkan kepada suatu kelompok
sosial (ras,suku atau agama) dan anggotanya.
Stigma:
• Stigma sosial adalah tidak diterimanya seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut
melawan norma yang ada. Stigma sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok.
Rasisme:
• serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, dan tindakan yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok
masyarakat terutama karena identitas ras.
• Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan rasisme sebagai rasialisme. Di mana rasialisme adalah
prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda.
Diskriminasi:
• adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya
bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau
keanggotaan kelas-kelas sosial.
Out group:
• ialah kelompok yang berada di luar suatu kelompok yang ditandai oleh adanya antagonisme, prasangka atau
antipati.
Kesenjangan sosial:
• merupakan suatu kondi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat, entah itu secara
personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi
banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat.
• Perbedaan (Difference)
• Dalam multikulturalisme ide ini memiliki dua aspek. Ada perbedaan dari luar, perbedaan yang
dipaksakan pada orang-orang, perbedaan negatif yang dianggap berasal dari, seperti misalnya rasisme,
yang mengatakan 'kami putih, kamu hitam, dan kamu lebih rendah'. Ilustrasi kontemporer lainnya adalah
Islamofobia sebagai bentuk rasisme budaya
• Aspek kedua disebut 'perbedaan' yang dialami dari dalam, perbedaan subjektif atau intersubjektif yang
dirasakan orang tentang diri mereka sendiri, rasa identitas mereka.
• Multikulturalis menekankan bahwa rasa identitas yang diungkapkan orang akan berubah – identitas itu
cair dan tentu saja tidak homogen – namun gagasan tentang pengenalan identitas merupakan gagasan
penting dalam multikulturalisasi kewarganegaraan dan sebagainya.
• Persamaan/Kesetaraan (Equality):
• konsep kesetaraan/persamaan memiliki dua aspek. Aspek pertama adalah non-diskriminasi atau
toleransi. Ini adalah konsep liberal klasik. Konsep kesetaraan dalam pandangan multikulturalis yang khas
adalah gagasan tentang rasa hormat, tidak mengharuskan memperlakukan semua orang dengan
standar yang seragam atau bahwa semua kebijakan tidak harus diterapkan dengan cara yang sama
untuk semua kelompok.
• Aspek kedua, mengikutsertakan mereka yang memiliki 'perbedaan' dengan rasa hormat. Bukan seperti
asimilasi, yang menawarkan kesetaraan pada minoritas dengan persyaratan-persyaratan tertentu.
Contoh yang paling konkrit adalah penyediaan makanan halal di sekolah atau lembaga publik lainnya
menerapakan prinsip non-diskriminasi.
• Kelompok Etno-Agama (Ethno Religious Group)
• Konsep ini secara khusus berkembang di Eropa Barat dan Inggris. Mereka memasukkan gagasan
bahwa kelompok agama, atau kelompok etnis-agama, orang-orang seperti Sikh, Muslim, Hindu dan
sebagainya harus dimasukkan dalam multikulturalisme.
• Di Eropa Barat ketika orang-orang berbicara tentang multikulturalisme, mereka hampir selalu
berbicara tentang agama dan kebanyakan tentang Muslim.
• Identitas Nasional
• Will Kymlicka, Bhikhu Parekh dan Charles Taylor selalu berbicara tentang kewarganegaraan nasional
dan multikulturalisme sebagai sesuatu yang mengubah identitas nasional kita. Kewarganegaraan
nasional kita telah dipahami sebagai wahana multikulturalisme. keragaman harus dipikirkan dalam
bingkai identitas nasional.
• Dialog
• Parekh (Parekh, 2000/2006: bab 9) secara eksplisit menjadikan dialog antarbudaya sebagai pusat
konsepsinya tentang multikulturalisme. Demikian pula, James Tully terus menekankan bahwa
kerjasama di bawah kondisi keragaman yang mendalam atau 'multiplisitas' membutuhkan 'multilog'
(Tully, 1995).
• Contoh intervensi multikulturalis yang menyerukan dialog seputar hijab (jilbab), dan pelarangan hijab
khususnya di Prancis dan beberapa bagian benua Eropa. Atau contoh yang lain lagi, menekankan
perlunya membuka dialaog tentang apa artinya menjadi orang Inggris, jadi itu bukan pemaksaan
yang bersifat top-down tetapi menciptakan pemahaman dialogis tentang Inggris kontemporer di
masa depan. Dialog seperti itu sangat penting bagi multikulturalisme.
• Jarak sosial (social distance):