Anda di halaman 1dari 28

STRUKTUR BAJA

Sifat Mekanis Baja Struktural


SIFAT MEKANIS BAJA STRUKTURAL
 Hubungan antara tegangan dan regangan
 Pengujian kuat tarik baja
menggunakan alat Universal
Testing Machine (UTM).
 OA = linier
 A = tegangan batas proporsional
(fp)
 B = tegangan batas elastis bahan
(fe)
 Tegangan di titik B adalah
tegangan leleh baja (fy)
 C = pengerasan regangan
 D = kuat tarik
 E = spesimen mengalami retak
(fracture)
 Regangan pada saat spesimen baja putus sering dikaitkan
dengan sifat liat atau ulet baja.

 Baja yang mempunyai kuat tarik tinggi pada umumnya


regangan batasnya rendah atau getas, sedang baja yang kuat
tariknya rendah mempunyai regangan batas yang tinggi
sehingga dapat dinyatakan daktail.
 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
di Indonesia diatur dalam Standar Nasional Indonesia yaitu
SNI 03-1729-2002.

 Sifat mekanis baja berdasarkan SNI 2002 :


- Modulus Elastisitas, E = 200.000 Mpa
- Modulus Geser, G = 80.000 Mpa
- Angka Poisson, µ = 0,3
- Koefisien Pemuaian, α = 12 x 10-6/°C
 Berdasarkan tinggi tegangan leleh, ASTM (American Society
of Testing Material) membagi baja menjadi beberapa kelas :
1. Baja karbon (carbon steels), dengan tegangan leleh 210 –
280 Mpa.
2. Baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high-strength low-
alloy steel), dengan tegangan leleh 280 – 490 Mpa.
3. Baja paduan rendah dengan perlakuan karbon panas (heat
treated carbon and high-stregth low-alloy steels), dengan
tegangan leleh 322 – 700 Mpa.
4. Baja struktural paduan rendah dengan perlakuan panas
(heat-treated constructional alloy steels), dengan tegangan
leleh 630 – 700 Mpa.
 SNI 2002 membedakan baja struktural menjadi 5 kelas :

Tegangan leleh
Tegangan putus Peregangan
minimum, fy
Jenis Baja minimum, minimum,
(Mpa)
fu (Mpa) %

BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
PENGARUH TEMPERATUR

 Pada temperature tinggi, elemen struktur dapat putus sekalipun


tegangan yang terjadi masih rendah
PENGARUH PENGERJAAN SECARA
DINGIN
 Jenis baja :
- Hot Rolled : baja giling panas
- Cold Rolled : baja yang dibentuk dalam keadaan dingin.
 Dalam fabrikasi elemen struktur, berbagai macam bentuk profil
seringkali dibuat dari pelat datar yang dilekukkan secara dingin
pada temperatur ruang. Pelaksanaan semacam ini akan
menyebabkan perubahan bentuk inelastis yang menimbulkan
regangan sisa (residual strain) dan disertai dengan tegangan
sisa (residual stress)
PENGARUH PEMBEBANAN BERULANG
 Dalam praktek sering dijumpai batang-batang struktur yang
dibebani secara berulang ulang sehingga suatu saat tegangan
yang terjadi positif dan tinggi, sedang saat lain tegangannya
rendah atau nol, atau bahkan sampai negatif. Pembebanan
secara berulang ulang semacam ini dapat mengakibatkan
batang struktur putus sekalipun tegangan yang terjadi masih
jauh dari tegangan leleh. Putusnya batang karena tegangan
berulang-ulang ini disebabkan oleh kelelahan (fatigue).
TEGANGAN SISA (RESIDUAL STRESS)

 Tegangan sisa (residual


stress) adalah tegangan
yang tertinggal pada
batang struktur setelah
proses fabrikasi. Hal ini
dapat dijelaskan oleh (a)
pendinginan setelah
penggilasan profil, (b)
pengerjaan secara
dingin, (c) pelubangan
atau pemotongan, dan (d)
pengelasan.
SIFAT METALURGI BAJA
 Baja yang biasa dipakai untuk struktur rangka (frame)
bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik
sekitar 400 Mpa, sedang baja dengan kuat tarik lebih dari 500
MPa sampai 1000 MPa disebut dengan baja kekuatan tinggi
(high strength steel).

 Dalam banyak hal, fabrikasi struktur baja dilakukan dengan


las, agar tidak terjadi perlemahan akibat lubang baut.
 Beberapa pengaruh komponen baja terhadap sifat mekanis dan
kemudahan pengelasan :
a. Karbon (C) adalah komponen kimia pokok yang
menentukan sifat baja. Semakin tinggi kadar karbon di dalam
baja, semakin tinggi kuat tarik serta tegangan leleh, tetapi
koefisien muai bahan turun, dan baja semakin getas.
b. Mangan (Mn) menaikkan kekuatan dan kekerasan baja dan
sedikit menurunkan koefisien muai bahan, dan melawan
terhadap kegetasan yang ditimbulkan oleh sulfur.
c. Silikon (Si) meningkatkan tegangan leleh, tetapi
mengakibatkan kegetasan jika kadar terlalu tinggi (2% atau
lebih).
d. Posfor (P) dan sulfur (S) meningkatkan kegetasan baja
sesuai dengan peningkatan kadarnya.
FABRIKASI BAJA
 Baja diproduksi dengan cara melebur biji besi yang diperoleh dari
tambang dalam tanur tinggi atau melebur kembali baja scraps dalam
tanur pengolahan baja dengan bahan dasar biji besi atau besi tua
ditambah arang kayu, kokas, oksigen dan bahan imbuh diolah dalam
tanur temperatur tinggi. Arang kayu akan bertindak sebagai bahan bakar
dan sekaligus bahan reduksi, sesudah bereaksi dengan udara panas yang
dihembuskan lewat pemanas udara. Disini pemanasan diperoleh dengan
pembakaran gas buang dari tanur. Hasil keluaran dari tanur berupa
massa-massa besi mentah dalam ukuran besar yang disebut pigs dan pig
irons. Besi mentah ini masih kotor dan mengandung karbon yang
berlebihan. Kotoran dan kelebihan karbon ini dihilangkan dengan cara
menghaluskan besi tersebut. Untuk memperoleh mutu tinggi yang
berkaitan dengan kekuatan, keliatan, sifat mampu las, dan ketahanan
terhadap karat, perlu ditambahkan elemen-elemen paduan. Beberapa
elemen paduan ini antara lain adalah tembaga, nikel, krom, mangan,
molibden, posfor, silikon, belerang, titan, columbium, dan vanadium.
Pengolahan di dalam tanur ini menghasilkan ingot baja.
PROSES FABRIKASI BAJA
BENTUK TAMPANG BAJA
Size and Section Propertis
Wide Flange (WF) Shapes

Moment Radius of Modulus of


Thickness
Depth of Flange Corner Sectional of Inertia Giration Section
Section Index Weight Section Width Radius Area
(d) (b) Web Flange (r) (A) Ix Iy rx ry Sx Sy
(tw) (tf)

mm Kg/m mm mm mm mm cm2 cm2 cm4 cm4 cm cm cm3 cm3

200 406 403 16 24 22 254,9 78.000 26.200 17,5 10,1 3.840 1.300

400 x 400 197 400 408 21 21 22 250,7 70.900 23.800 16,8 9,75 3.540 1.170

168 394 405 18 18 22 214,4 59.700 20.000 17,5 9,65 3.030 985

Dan seterusnya……
KOROSI DAN PENCEGAHANNYA
 Teori tentang terjadinya korosi :
Dalam proses pembuatan baja, oksigen dipisahkan dari bijih
besi secara paksa. Oleh karena itu, secara alami ada suatu
kecenderungan baja berusaha kembali mencapai bentuk yang
lebih stabil yaitu oksida besi (karat). Perubahan bentuk dari
logam menjadi oksida dalam lingkungan yang induktif
dinamakan korosi.
 Jika pada permukaan baja gilas terdapat air yang mengandung
oksigen, maka akan terjadi reaksi yang mengubah biji besi
yang mempunyai potensi korosi rendah menjadi ferro
hidroksida yang larut dalam air. Larutan ini bercampur dengan
oksigen yang ada di dalam air menghasilkan ferri hidroksida
(karat).
 Keadaan lingkungan dengan kombinasi air dan oksigen
yang berubah-ubah, mempengaruhi kecepatan dan
perkembangan korosi.
METODA PENCEGAHAN KOROSI
PRIMER

 Dengan cara menambahkan elemen logam tertentu untuk


meningkatkan ketahanan terhadap korosi.
 Contoh : stainless steel dan weathering steel.
METODA PENCEGAHAN KOROSI
SEKUNDER
1. Coating, dilakukan dengan cara mengisolasi permukaan baja
terhadap air yang mengandung oksigen.
- Perlindungan sementara : minyak / paslin atau dengan
pengecatan secara periodik.
- Perlindungan yang lebih permanen : disepuh dengan zink,
timah atau tembaga dan lining dengan karet dan plastik.

2. Electric protection, dilakukan jika elemen struktur tidak dapat


direparasi. Dalam hal ini pencegahan dengan perlindungan
katodik (chatodic protection).
 Faktor-faktor yang berperan dalam proses korosi :
1. Suhu udara
2. Kelembaban Relatif Udara
3. Arah kecepatan angin
4. Curah hujan
5. Derajat polusi udara
6. Percikan air garam dari laut
7. Pipa penyaluran air terpendam
- Korosi sel makro : akibat perbedaan potensial
lokal.
- Korosi elektrolit, terjadi pada pipa yang berdekatan
dengan jalur kereta rel bawah tanah yang memakai tenaga
listrik.
PENCEGAHAN KOROSI PADA JEMBATAN
BAJA
 Kebanyakan jembatan baja dilindungi terhadap korosi dengan
pengecatan secara berkala. Pengecatan ulang pada jembatan
dengan laju korosi sedang biasanya dilakukan setiap lima
tahun.
KOROSI PADA BANGUNAN LEPAS
PANTAI
 Empat metoda untuk mencegah terjadinya korosi pada baja di
lingkungan lautan:
(a) pemakaian lapis pelindung,
(b) perlindungan katodik,
(c) peningkatan mutu rancangan, dan
(d) modifikasi mutu baja.
KOROSI PADA BANGUNAN LEPAS
PANTAI

 Zona atmosfer : diberi


lapis pelindung dari
cat.
 Zona dibawah
permukaan air laut :
dilindungi dengan
memakai catodic
protection.
KOROSI PADA FONDASI TIANG
 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi korosi pada tiang
pancang antara lain adalah komposisi tanah, aerasi (suatu
proses dimana udara di dalam tanah digantikan oleh udara dari
atmosfer ), kelembaban, pH, keasaman, bakteri, temperatur,
dan sel-sel makro

 Korosi pada pondasi tiang dapat diantisipasi dengan catodic


protection pemakaian isolasi pada sambungan antara fondasi
tiang dengan struktur bawah tanah yang lain.
PERLINDUNGAN TERHADAP API

 Cara I :
Untuk melindungi
batang struktur baja
dari bahaya kebakaran
adalah
menyelubunginya
dengan beton ringan.
Agar beton tidak retak
karena muai/susut,
maka perlu dipasang
tulangan membujur dan
sengkang non struktural
PERLINDUNGAN TERHADAP API

 Cara 2 :
Dilakukan dengan
jaringan kawat ayam
yang dipasang
menyelubungi batang
struktur

Anda mungkin juga menyukai