Anda di halaman 1dari 59

Roh Hati dan

Akal Dalam
Psikologi Islam
Nama Kelompok 4 :

• Febiola Eva Prasasti - 20201770074


• Abu Rizal Nawawi - 20211770098
• Triana Nuur Aini - 20211770108
• Siti Chusnul Chotimah - 20211170126
Sub-Bab Pembahasan

01 02 03 04
Hakikat Roh, Hati Definis Hati Hati Sebagai Muara Makna Dan
Dan Akal Keimanan & Kekayaan Hakikat Batin

05 06 07 08
Makna Dan Hakikat Psikologi tentang Psikologi islam Kedudukan dan
Inteligensi penyakit hati tentang akal potensi akal
01
Hakikat Roh,
Hati Dan Akal
A. Hakikat Roh, Hati dan
Akal
● Analisis psikologi islam banyak dilakukan oleh kaum “sufi” dan “ahli tasawuf” Analisis kaum sufi seputar jiwa tidak lepas
dari analisis seperti (Roh, Hati, dan Akal). Para sufi adalah manusia paling jeli dalam memahami roh, hati dan akal
sebagaimana sangat jeli terhadap “Pernik – Pernik jiwa” sampai pada masalah ujuran tiba-tiba , pikiran pertama dan
perkara-perkara yang biasa masuk ke dalam jiwa.
● Sebelum menyentuh masalah makna roh di kalangan para sufi, ada beberapa yang akan dijelaskan lafazh roh dalam al-
quran, dimana lafazh roh disebutkan sebanyak 25 kali. Penggunaan kata roh dalam al-quran sangat beragam maknanya.
Diantaranya sebagai berikut :

o ‫) ُثَّم َسَّو اُه َو َنَفَخ ِفيِه ِم ْن ُروِحِه َو َج َعَل‬8( ‫) ُثَّم َج َعَل َنْس َلُه ِم ْن ُسالَلٍة ِم ْن َم اٍء َمِهيٍن‬7( ‫اَّلِذ ي َأْح َس َن ُك َّل َش ْي ٍء َخ َلَقُه َو َبَد َأ َخ ْلَق اإلْنَس اِن ِم ْن ِط يٍن‬
)9( ‫} َلُك ُم الَّسْمَع َو األْبَص اَر َو األْفِئَد َة َقِليال َم ا َتْشُك ُروَن‬
o “Yang memerintah segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam (tubuh)wya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
A. Hakikat Roh, Hati dan
)28( Akal ‫ٰٓل‬
‫َو ِا ْذ َقا َل َر ُّبَك ِلْلَم ِئَك ِة ِاِّنْي َخ ا لِـٌۢق َبَش ًرا ِّم ْن َص ْلَص ا ٍل ِّم ْن َح َم ٍا َّم ْس ُنْو ٍن‬
)29( ‫َفِا َذ ا َس َّو ْيُتٗه َو َنَفْخ ُت ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ْي َفَقُع ْو ا َلٗه ٰس ِج ِد ْيَن‬
● Artinya : "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh, Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. "Maka apabila Aku telah
menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud."(QS. Al-Hijr 15: 28 -29)
● Ayat – ayat diatas menjelaskan bawah manusia diciptakan dari dua anasir yaitu anasir tanah dan anasir roh
● Kalimat roh digunakan untuk makna yang menyerupai makna pertama ( unsur manusia yang bersifat rohani),
walaupun kadang – kadang lebih khsusu sebagai contoh adalah penggunaan kalimat roh yang menunnjukan
makna penciptaan isa.
A. Hakikat Roh, Hati dan
Akal ‫۝‬١٧ ‫فََاْر َس ْلَنٓا ِاَلْيَها ُر ْو َح َنا َفَتَم َّثَل َلَها َبَش ًر ا َس ِوًّيا‬
“Dia (Maryam) memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka. Lalu, Kami mengutus roh Kami (Jibril)
kepadanya, kemudian dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna”

‫۝‬٩١ ‫َو اَّلِتْٓي َاْح َص َنْت َفْر َج َها َفَنَفْخ َنا ِفْيَها ِم ْن ُّر ْو ِح َنا َو َج َعْلٰن َها َو اْبَنَهٓا ٰا َيًة ِّلْلٰع َلِم ْيَن‬
“Dan (Ingatlah pula Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami meniupkan (roh) dari Kami ke dalam
(tubuh)-nya. Kami menjadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Kami) bagi seluruh alam.”

 Kadang-kadang kalimat roh digunakan untuk menunjukan makna Al-Quran

‫َو َك ٰذ ِلَك َاْو َح ْيَنٓا ِاَلْيَك ُر ْو ًح ا ِّم ْن َاْمِرَنۗا‬


“Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami.”
A. Hakikat Roh, Hati dan
Akal
 Al-Quran menjelaskan bawah roh akan hidup setelah mati, baik dalam keadaan diberi nikmat maupun disiksa
Allah SWT. Berfirman :

‫َفَلْو ال ِإَذ ا َبَلَغِت اْلُح ْلُقْو َم َو َأْنُتْم ِح يَنِبٍر َتْنُظُر وَن َو َنْح ُن َأْقَر ُب ِإَلْيِه ِم ْنُك ْم َو َلِكْن ال ُتْبِص ُر وَن َفَلْو اَل ِإْن ُك ْنُتْم َغ ْيَر َم ِد يِنيَن َتْر ِج ُعوَنَها ِإن ُك نُتْم‬
‫َص ِدِقيَن َفَأَّم ا َأْن َك اَن ُت َنِع يٍم ِم َن اْلُم َقَّر ِبيَن َفَر ْو ٌح َو َر ْيَح اُن َو َج َّنُت َو َأَّم ا ِإْن َك اَن ِم ْن َأْص ُح ِب اْلَيِم يِن َفَس َّلَم َلَك ِم ْن َأْص ُح ِب اْلَيِم يِن َو َأَّم ا ِإْن‬
‫َك اَن ِم َن اْلُم َك ِّذ ِبيَن الَّض اِّليَن َفُنُز ُل ِم ْن َح ِم يٍم َو َتْص ِلَيٌة َج ِح يِم ِإَّن َهَذ ا ُهَو َح ُّق اْلَيِقيِن َفَسِّبح‬
٩٦٠ ٨٣ : ‫“ِباْس ِم َر ِّبَك اْلَعِظ يِم الواقعة‬
Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan, dan kamu ketika itu
melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu
memang tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar? Jika
dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki
serta surga (yang penuh) kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka 'Salam bagimu (wahai)
dari golongan kanan!' Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan sesat, maka dia
disambut siraman air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. Sungguh, inilah keyakinan yang benar. Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Mahabesar. (Q.S. Al-Waqi'ah [56]: 83-96)
A. Hakikat Roh, Hati dan
● Akal
At Tarmidzi adalah seorang sufi yang sangat penting di anatara sufi – sufi abad ketiga hijriah yang
membicarakan jelas “seputar roh, tabiat dan hubungannya dengan jiwa” dalam buku Nawadir Al Ushul., At –
Tarmidzi berkata “ Roh Adalah sesuatu yang sangat lembut bersifat kealam-luhuran.

● Menurut At – Tarmidzi roh adalah Kumpulan berbagai jenis keistimewaan yaitu pengetahuan, kehidupan abadi,
dan sekumpulan Cahaya, air dan udara, Roh berbeda-beda dalam fungsinya untuk kehidupan “ (1) ada yang
berfungsi untuk hidup dan mengetahui (2) ada yang berfungsi untuk kehidupan, mengetahui dan keabadian.
Namun semua itu hanyalah roh yang menuju pada arah luhur “ suatu wujud yang menjadi sumber melimpahnya
sisi bawah yang berupa materi dan jiwa” yang terbentunya sedikit demi dari pertikel – pertikel utama
pengetahuan dan kehidupan abadi adalah seperti yang terlepas dari anasir –anasir Cahaya, air dan udara.
“Tabiat Roh adalah keluhuran sedangkan tabiat lawannya (nafsu) adalah kerendahan”

● At Tarmidizi berkata “ keadaan roh seperti itu dikarenakan tempat tinggalnya berda di kepala lalu menyebar ke
seluruh badan” Roh bersifat kealamluhuran sedangkan jiwa bersifat kebumian kebiasan roh adalah taat
sedangkan kebiasaan jiwa adalahnya syahwat
A. Hakikat Roh, Hati dan
● Akal
Roh didorong oleh “cinta” berbagai unsurnya disatukan oleh cinta , cinta tergambar nyata dalam dua keadaan yaitu :
(1)Selalu menyatu dan berkumpul setelah berpisah, (2) Roh senantiasa naik dari arah bawah ke atas atau selalu
berorientasi ke arah langit, Adapun Cahaya jika masuk ke dalam hati roh selamat dari tawanan jiwa dan masuk ke
tabiatnya bersifat kelangitan.

● At Tarmidzi berpendapat bawah roh dan jiwa adalah dua lokus kebaikan dan keburukan dala diri manusia. At Tarmidzi
juga berpendapat bawah roh dan jiwa sangat mencolok perbedaannya dalam tabiat dan unsur esensialnya – jiwa dari roh,
sedangkan pengembusan napas dari jiwa. Hubungan keduanya “roh bersifat dingin sedangkan jiwa bersifat panas,
roh bersifat kelangitan sedangkan jiwa bersifat kebumian, kebiasaan roh adalah taat sedangkan kebiasaan jiwa
adalah syahwat”

● At Tarmidzi menyatakan sangat penting membersihkan roh dari kotoran jiwa, roh adalah hakikat kelangitan
yang suci, roh menjadi berat jika diselimuti oleh jiwa melalui kelegapan syahwatnya. Jika jiwa dilatih disiplin
dan dibeningkan dari kotoran syahwat ia akan kembali ringan dan suci
02
Definisi Hati
B. Definisi Hati
● Kata "hati" dalam psikologi Islam dikenal dengan istilah qalb. Dalam Al-Quran, kata qalb (hati) disebutkan pada 144
tempat. Hampir seluruh makna kata qalb tersebut berkisar sekitar makna daya rasa terdalam dan akal manusia. Sehingga,
kita mengetahui bahwa hati adalah tempat watak primordial suci dan kecenderungan batin yang beragam, kecenderungan
berunsur cinta atau kebencian, sarang hidayah, iman, pengetahuan, kehendak, dan kendali.

● Bukti nyata bahwa makna hati “qalb” dalam Al-Quran lebih spesifik dibandingkan makna jiwa (nafs), seperti yang
dikatakan oleh Dr. Abdulkarim Al-Utsman. Kata qalb tidak menunjukkan makna kecenderungan gharīzi (naluri) atau unsur
hewani, namun menunjukkan bagian perasaan.”Hati menurut bahasa adalah intisari dan puncak segala sesuatu. Penulis
Mu'jam Maqāyīs Al-Lughah berkata, “Qaf, lâm, dan ba’ adalah lafadzh orisional yanh sahih (tanpa huruf 'ilat') mempunyai
dua makna. (1)merupakan hakikat dan puncak dari sesuatu (2) bermakna hati manusia atau makhluk lainnya. dinamakan
hati karena hati merupakan hakikat dan puncak dari sesuatu.

● Hati memiliki peran penting bagi manusia. Hati adalah sesuatu yang jika manusia mengenalnya, ia akan mengenal dirinya.
Jika manusia tidak mengenalnya, ia tidak akan mengenal dirinya. Jika manusia tidak mengenal dirinya, ia tidak akan
mengenal Tuhannya. Jika seseorang tidak mengenal hatinya, kepada yang lainnya lebih tidak mengenal, sedangkan
sebagian besar manusia tidak mengenal hati dan dirinya.
B. Definisi Hati
 Hati dikatakan sebagai tempat watak primordial suci karena firman Allah SWT. Menyebutkan :

‫۝‬٨٩ ‫ِااَّل َم ْن َاَتى َهّٰللا ِبَقْلٍب َسِلْيٍۗم‬


“Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” ( Q.S Asy – Syu’ara [26] : 89)

 Adapun kata qalp yang bermakna “iktibar, paham, dan hidayah” terdapat dalam beberapa ayat berikut :

‫۝‬٣٧ ‫ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك َلِذ ْك ٰر ى ِلَم ْن َك اَن َلٗه َقْلٌب َاْو َاْلَقى الَّس ْمَع َو ُهَو َش ِهْيٌد‬
“Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau
yang menggunakan pendengarannya dan dia menyaksikannya” (Q.S Qaf [50] 37)

‫۝‬١١ ‫َو َم ْن ُّيْؤ ِم ْۢن ِباِهّٰلل َيْهِد َقْلَبۗٗه َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم‬
Dan barang Siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..
(Q.S At – Tagabun [64]11)
B. Definisi Hati
‫ٰٓيَاُّيَها الَّرُس ْو ُل اَل َيْح ُز ْنَك اَّلِذ ْيَن ُيَس اِرُع ْو َن ِفى اْلُك ْفِر ِم َن اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ٰا َم َّنا ِبَاْفَو اِهِهْم َو َلْم ُتْؤ ِم ْن ُقُلْو ُبُهْۛم‬
“Wahai Rasul (Muhammad), janganlah engkau disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam kekufuran,
yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka
belum beriman” (Q.S Al Ma’idah [5] 41)

‫…َو ٰل ِكَّن َهّٰللا َح َّبَب ِاَلْيُك ُم اِاْل ْيَم اَن َو َز َّيَنٗه ِفْي ُقُلْو ِبُك ْم‬.
Akan tetapi, Allah menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu....
(Q.S Al- Hujarat [49] 7)

‫ٰۤل‬
‫۝‬٢ ‫ُيَنِّز ُل اْلَم ِٕىَك َة ِبالُّر ْو ِح ِم ْن َاْم ِرٖه َع ٰل ى َم ْن َّيَش ۤا ُء ِم ْن ِع َباِد ٖٓه َاْن َاْنِذ ُر ْٓو ا َاَّنٗه ٓاَل ِاٰل َه ِآاَّل َاَن۠ا َفاَّتُقْو ِن‬
“Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu atas perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya, yaitu (dengan berfirman), “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku) bahwa tidak ada tuhan selain
Aku. Maka, bertakwalah kepada-Ku.” (Q.S An Nahl [16] 2)
B. Definisi Hati
 Dan tidak selamanya hati menjadi tempat iman dan hidayat Al –Quran mengidentifikasi hati sebagai tempat
dosa dan maksiat sebagaimana dalam ayat :

‫۝‬١٢ ‫َك ٰذ ِلَك َنْس ُلُك ٗه ِفْي ُقُلْو ِب اْلُم ْج ِر ِم ْيَۙن‬


“Kami memasukkannya (olok-olok itu) ke dalam hati orang-orang yang berdosa” (Q.S Al Hijr [15] 12)

 Firman Allah Yang Lainnya :

‫۝‬٢٨٣ ‫َو اَل َتْك ُتُم وا الَّش َهاَد َۗة َو َم ْن َّيْك ُتْمَها َفِاَّنٓٗه ٰا ِثٌم َقْلُبۗٗه َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َع ِلْيٌࣖم‬
“Janganlah kamu menyembunyikan kesaksian karena siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya hatinya
berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al Baqarah [2]283)
B. Definisi Hati
 Adapun kata “Qalp” yang mengandung makna beberapa kecenderungan terdapat dalam beberapa ayat berikut :

‫ْلَنا ُقُلْو اَّل ْيَن اَّت ُع ْو ْأَفًة َّو ْح ًۗة‬


‫َر َم‬ ‫َب ُه َر‬ ‫َو َجَع ِفْي ِب ِذ‬
“Dan Kami menjadikan kesantunan dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya” (Q.S Al-Hadid [57] 27)

‫۝‬١٥٦ ‫ِلَيْج َعَل ُهّٰللا ٰذ ِلَك َح ْس َر ًة ِفْي ُقُلْو ِبِهْۗم َو ُهّٰللا ُيْح ٖي َو ُيِم ْيُۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َبِص ْيٌر‬
“karena Allah hendak menjadikan itu (kelak) sebagai penyesalan di hati mereka”(Q.S Ali – Imran [3] 156)

‫َس ُنْلِقْي ِفْي ُقُلْو ِب اَّلِذ ْيَن َك َفُروا الُّر ْع َب ِبَٓم ا َاْش َر ُك ْو ا ِباِهّٰلل َم ا َلْم ُيَنِّز ْل ِبٖه ُس ْلٰط ًنۚا َو َم ْأٰو ىُهُم الَّناُۗر َو ِبْئَس َم ْثَو ى‬
‫۝‬١٥١ ‫الّٰظ ِلِم ْيَن‬
“Kami akan memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur karena mereka mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. Tempat kembali mereka adalah neraka.
(Itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim. (Q.S Ali Imran [3]151)
B. Definisi Hati
 Berikut beberapa Diantaranya ayat ayat yang berkaitan dengan hati :

‫ٰۤل‬
‫۝‬٢٢ ‫َفَو ْيٌل ِّلْلٰق ِس َيِة ُقُلْو ُبُهْم ِّم ْن ِذ ْك ِر ِۗهّٰللا ُاو ِٕىَك ِفْي َض ٰل ٍل ُّم ِبْيٍن‬
“Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
(Q.S Az Zumar [39] : 22)

‫۝‬٥٧ ‫ِاَّنا َج َع ْلَنا َع ٰل ى ُقُلْو ِبِهْم َاِكَّنًة َاْن َّيْفَقُهْو ُه َو ِفْٓي ٰا َذ اِنِهْم َو ْقًر ۗا َو ِاْن َتْد ُع ُهْم ِاَلى اْلُهٰد ى َفَلْن َّيْهَتُد ْٓو ا ِاًذ ا َاَبًد ا‬
“Sesungguhnya Kami telah meletakkan penutup pada hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya dan
(meletakkan pula) sumbatan di telinga mereka. (Dengan demikian,) kendatipun engkau (Nabi Muhammad) menyeru
mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya”
(Q.S Al Kafh [18]57)

‫۝‬١٢ ‫َّو ُز ِّيَن ٰذ ِلَك ِفْي ُقُلْو ِبُك ْم َو َظَنْنُتْم َظَّن الَّس ْو ِۚء َو ُكْنُتْم َقْو ًم اۢ ُبْو ًرا‬
dan dijadikan terasa indah yang demikian itu di dalam hatimu. Kamu telah berprasangka buruk. Oleh sebab itu, kamu
menjadi kaum yang binasa.
B. Definisi Hati
‫۝‬٤٥ ‫َو اْر َتاَبْت ُقُلْو ُبُهْم َفُهْم ِفْي َر ْيِبِهْم َيَتَر َّدُد ْو َن‬
“dan hati mereka ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguan” (Q.S At Taubah [9]: 45)

‫۝‬٣ ‫َفُطِبَع َع ٰل ى ُقُلْو ِبِهْم َفُهْم اَل َيْفَقُهْو َن‬


“Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti” (Q.S Al Munafiqun [63]: 3)

‫۝‬٢٦ ‫َو َقَذ َف ِفْي ُقُلْو ِبِهُم الُّر ْع َب َفِر ْيًقا َتْقُتُلْو َن َو َتْأِس ُر ْو َن َفِر ْيًقۚا‬
“Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebagian yang lain kamu
tawan” (Q.S Al Ahzab [33] 26)

‫۝‬١٦٧ ‫َيُقْو ُلْو َن ِبَاْفَو اِهِهْم َّم ا َلْيَس ِفْي ُقُلْو ِبِهْۗم َو ُهّٰللا َاْع َلُم ِبَم ا َيْك ُتُم ْو َۚن‬
“Mereka mengatakan dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. Allah lebih mengetahui segala
sesuatu yang mereka sembunyikan”
03
Hati Sebagai
Muara Keimanan
Dan Keyakinan
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
● Hati adalah tempat iman. Menurut Al-Ghazali, “di antara manusia ada orang yang sinar kalimat la ilaha
illallah dalam hatinya seperti cahaya matahari, ada yang seperti cahaya bulan purnama, ada yang
seperti obor besar, ada yang seperti lampu terang, dan ada yang seperti lampu yang lemah cahayanya”
‫َو ٰل ِكْن ُّيَؤ اِخ ُذ ُك ْم ِبَم ا َك َسَبْت ُقُلْو ُبُك ْۗم‬
… tetapi dia menghukum kamu karena niat yang terkandung dalam hatimu.. (Q.S Al Baqarah [2] 225)

● Seorang muslim hatinya wajib selamat dari berbagai penyakit dan berbagai kesyubhatan, karena hal ini
disebabkan keteraturan dan keselamatan hati, hati adalah makna dari ketertataan seluruh jasad. Ibnu Rajab Al-
Hanbali berkata, “Jika hati selamat – tidak ada apa-apa di dalamnya, kecuali cinta kepada Allah, cinta
terhadap apa yang dicintai Allah, takut kepada Allah, dan takut terjerumus ke dalam hal-hal yang dibenci-Nya,
seluruh gerak Langkah anggota badan akan tetata benar. Dari hati akan muncul amalan menjauhi segala
sesuatu yang haram karena takut terjebak pada hal-hal yang haram itu dikuasai oleh hawa nafsu dan mencari
apa yang disukainya (walaupun Allah membencinya)”
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
o Hati terbagi tiga, yaitu hati sehat, hati sakit, dan hati mati. Ibnu Qayyim berkat bawah :
a. Hati Sehat Akan Selamat Karena Tidak Ada Jarak Antara Dia Dengan Penerimaan Al-haqq, Cinta Pada-
nya Dan Mendahulukan-nya, Kecuali Mengetahuinya. Pengetahuan Hati Pada Al-haqq Sangat Valid,
Ketundukan Dan Penerimaannya Sempurna.
b. Hati Yang Mati (Keras), Tidak Menerima Al-haqq Dan Tidak Berserah Diri Kepada-nya. Sedangkan Bagi
c. Hati Yang Sakit, Bila Penyakitnya Sudah Sangat Parah Maka Akan Menjadi Hati Yang Mati Sekaligus
(Keras). Jika Dia Sembuh, Dia Akan Menjadi Han Yang Sehat Dan Aman. Apa Yang Dilemparkan Oleh
Setan, Baik Berupa Ucapan, Pendengaran, Dan Hati, Berupa Syubhat (Kecurigaan) Dan Keragu-raguan,
Adalah Fitnah Bagi Hati Yang Mati Dan Hati Yang Sakit, Sedangkan Bagi Hati Yang Hidup Dan Aman, Itu
Adalah pertambahan. Kekuatan.
o Ibnu Qayyim dalam sebagian konsep pengobatan beberapa penyakit hati berkata, "Hati terkadang
mengalami sakit seperti halnya badan. Obat penyakit tersebut adalah tobat dan melakukan pantangan.
Hati terkadang buram, seperti halnya cermin. Cara membersihkannya adalah dengan zikir. Hati terkadang
telanjang, seperti halnya badan. Pakaiannya adalah takwa. Hati terkadang lapar dan dahaga, sebagaimana
badan Makanan dan minumannya adalah pengetahuan, mahabbah (cinta yang luhur tanpa syarat), tawakal,
inābah (kembali dari dosa-dosa kecil menuju cinta), dan khidmah (mengabdi)."
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
o Sarana terpenting yang membantu seseorang menjernihkan hatinya dan menyehatkannya selamanya adalah
dengan menjauhi hal-hal yang mencurigakan dan haram. Abdullah bin Umar berkata, “Aku senang sekali
meninggalkan pembatas antara aku dengan sesuatu yang haram (syubhat), agar aku tidak melanggarnya.”18
Rasulullah SAW. menasihati kami mengenai hal-hal yang meragukan. Beliau bersabda, “Seorang hamba
tidak akan mencapai derajat orang shaleh, hingga ia meninggalkan sesuatu yang tidak haram karena takut
terjerumus ke dalam haram.

o Para sufi tidak menggunakan nama hati (qalb) untuk menyebut segumpal daging mati di dada (hati), karena
yang mereka maksud dengan hati adalah unsur esensial yang lembut dan non-materi yang dapat mengetahui
hakikat berbagai hal. Seluruh hakikat segala sesuatu terpantul di dalam hati, seperti pantulan bayangan di
cermin.

o Menurut para sufi, hati adalah pusat ilmu pengetahuan. Allah SWT. melemparkan ilmu itu ke dalam hati
maka pemiliknya menjadi orang bijak yang penuh ilmu agama Allah. Oleh karena itu, para sufi menjadikan
hati sebagai alat pengetahuan sebab menurut mereka indra lahir banyak sekali menipu, begitu juga akal
sering mengalami error.
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
o At-Tirmidzi, seorang sufi besar abad ketiga Hijriah,berkata, "Kekuatan seluruh anggota badan bergantung pada hati jika
pikiran dan akal bersatu dengannya. Oleh sebab itu, kita melihat seseorang yang dalam keadaan terhentak atau takut- ia
menjadi lemah terkulai. Akan tetapi, dengan hatinya ia bisa berjalan dengan kedua kakinya.

o Menurut At-Tirmidzi, hati adalah markas seluruh daya rasa, daya tahu, dan pusat aktivitas badan manusia. Seluruh daya
tersebut datang pada hati dari berbagai sarana ragawi yang beragam. Hati menampakkan daya tersebut pada seluruh
bagian badan. Aktivitas tidak bisa mendominasi jasad, tetapi harus melewati wilayah hati. Peranan hati adalah peranan
mekanis yang seluruh aliran melewatinya. Setiap aliran yang muncul pada hati disalurkan olehnya ke seluruh bagian
badan. Dengan kata lain, hati berkedudukan seperti titik pusat, yang berbagai aliran beragam menebar darinya ke seluruh
bagian badan. Hati berkedudukan seperti pintu yang dilewati oleh seluruh aliran yang menuju anggota-anggota badan.

o Maksud ungkapan At-Tirmidzi adalah hati sebagai penguasa (musaithir) seluruh anggota badan. Di tangannyalah kendali
seluruh anggota badan. Hati adalah panglima seluruh anggota badan. Selain itu, hati pun seperti sebuah kota. Ia akan
tunduk kepada setiap orang yang dapat menguasainya. Ketika hati terkalahkan, seluruh anggota badan pun terkalahkan.
Bahkan, dapat dikatakan bahwa hati adalah markas pemerintah pada kerajaan badan. Siapa saja yang dapat menaklukkan
pusat pemerintahan, ia dapat menguasai kerajaan. Sebagaimana At-Tirmidzi menganggap bahwa dada adalah istana raja,
tempat mengatur segala urusan, ia pun menganggap bahwa hati adalah yang mengatur perjalanan seluruh anggota badan.
Seluruh bentuk tindakan, mengetahui, dan perasaan kembali ke markasnya.
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
1. Markas paling dekat pada hati - sekaligus paling kuat kekuasaannya adalah markas syahwat. Markas syahwat terletak
di bagian perut. Syahwat naik dari perut ke dada sambil membawa asap, awan, dan kegelapan. Kenaikan syahwat ke atas
dapat menjadikan rabun pandangan hati sehingga ia tidak dapat melihat apa yang harus diaturnya. Hasrat nafsu ini
dianggap sebagai keburukan, dilihat dari sudut pandang hukum akhlak. Syahwat inilah yang dapat menihilkan
pengetahuan dan menghalanggi akal, persis menghalangi seluruh piranti mengetahui karena tunduk terhadap pengaruhnya.
2. Markas kedua yang dekat dengan markas utama (hati) - dalam hal kekuatan dan kekuasaannya adalah kumpulan
rasa, markas liver, jantung, dan limpa. Kumpulan rasa ini adalah musuh yang ingin dikalahkan oleh syahwat. Di sana, hati
berperan sebagai markas bagi berbagai markas rasa dengan apa yang ada padanya, yaitu cinta, bahagia, dan hidup.
Penguasaan hati pada posisi ini terhadap berbagai anggota badan terjadi melalui jalur batin (fuad) dan penguasaannya
terhadap berbagai bagian badan.
3. Markas ketiga, dari sederetan markas di atas, adalah nafsu atau alat indriawi. Markas ini lebih rendah kekuatannya dari
dua markas yang telah disebutkan, Markas ini adalah markas yang kadang-kadang dikuasai oleh syahwat dan tunduk di
bawah pengaruhnya. Kadang-kadang ia ditundukkan oleh hati (qalb).
4. Markas ke empat menurut pendapat At Tarmidzi yaitu terdapat pikiran, daya simpan, dan daya paham. Kumpulan
daya tahu dan ilmu ini lebih mirip dengan kekuatan independen. Kumpulan ini dapat merespons berbagai objek ilmu dan
pengalaman, menguraikan dan setelah itu - menyimpannya sehingga sebagian anggota badan sibuk mengaplikasikannya.
Selanjutnya, kumpulan daya tersebut menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh hati ketika sang hati meminta kepadanya.
Hati melirik daya simpan, kemudian daya simpan tersebut menyerahkan apa yang ada padanya ketika hati
membutuhkannya. Kumpulan daya itu mirip dengan kekuatan yang diminta oleh hati.
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
 Diantara bukti kepandaian At-Tirmidzi adalah bahwa ilmu manfaat ('ilm nafi') adalah ilmu yang bersemayam di dalam
dada. Pengetahuan tersebut berupa cahaya yang memancar di dada. Dengan ilmu yang bermanfaat itu muncullah berbagai
hal yang baik dan buruk, (pemilik) ilmu yang bermanfaat itu segera melaksanakan hal-hal yang baik dan menghindari hal-
hal yang buruk. Demikianlah ilmu manfaat hubungannya dengan cahaya hati dan ilmu yang dipelajarinya. Pengetahuan
tersebut merupakan pengetahuan lisan sebagai sesuatu yang tersimpan dalam ingatan. Sebagaimana Al - Quran
Menjelaskan :

‫ِااَّل َمِن اۡر َتٰض ى ِم ۡن َّرُس ۡو ٍل َفِاَّنٗه َيۡس ُلُك ِم ۢۡن َبۡي ِن َيَد ۡي ِه َو ِم ۡن َخ ۡل ِفٖه َرَص ًد ا‬
“Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di
belakangnya. (Q.S Al – Jin [72] ; 27)

 Nabi isa pernah berkata kepada kaumnya dalam Al-Quran

‫َو ُاَنِّبُئُك ْم ِبَم ا َتْأُك ُلْو َن َو َم ا َتَّد ِخ ُر ْو َۙن ِفْي ُبُيْو ِتُك ْۗم ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل َيًة َّلُك ْم ِاْن ُك ْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَۚن‬
“Aku beri tahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kerasulanku) bagimu jika kamu orang-orang mukmin”
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
 Dada adalah tempat masuknya rasa dengki, syahwat, angan-angan, dan berbagai kebutuhan. Dada kadang-
kadang sempit dan kadang-kadang lebar. Dada adalah wilayah kekuasaan nafsu yang selalu menyuruh
pada keburukan. Nafsu mempunyai pintu masuk ke dalam dada. Kadang-kadang nafsu menekan dada
untuk melakukan berbagai hal. Kadang-kadang ia bersikap arogan dan menampakkan kekuatan dirinya.
Akan tetapi, pada satu sisi, dada adalah tempat cahaya Islam. la merupakan tempat menyimpan setiap
perkara, sebagaimana terambil dari akar kata aslinya, yaitu shadr al-nahr (awal siang). Dari dada muncul
berbagai waswas keinginan dan pikiran menyibukkan.

 Hati ada di dalam dada. Hati adalah cahaya ketaqwaan, ketakwaan, cinta, kepuasan, keyakinan, optimisme
(rajā), kesabaran, dan qanā'ah. Hati adalah tempat penyimpanan ilmu. Hati adalah asal usulnya, sedangkan
dada adalah cabangnya. Dengan analisa psikologis yang sangat indah, At-Tirmidzī menjelaskan tentang
perasaan sedih yang biasa menerpa dada. Beliau bersabda, “Dada setiap orang terkadang menyempit
sesuai dengan derajat kebodohan dan amarahnya. Jika dada sempit untuk menerima kebenaran, maka
akan terbuka lebar untuk menerima kebatilan. Jika dada sempit untuk menerima kepalsuan, maka akan
terbuka lebar menerima keadaan.
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
‫َأَلْم َنْش َر ْح َلَك َص ْد َر َك‬
Artinya : “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu (Muhammad)?” (Q.S Al Insyirah [94]1)

 Dalam ayat lainnya dia berfirman :

‫َفَم ْن ُّيِرِد ُهّٰللا َاْن َّيْهِد َيٗه َيْش َر ْح َص ْد َرٗه ِلِاْلْس اَل ِۚم َو َم ْن ُّيِرْد َاْن ُّيِض َّلٗه َيْج َعْل َص ْد َرٗه َضِّيًقا َح َر ًج ا َك َاَّنَم ا َيَّصَّعُد ِفى الَّس َم ۤا ِۗء َك ٰذ ِلَك َيْج َعُل ُهّٰللا الِّر ْج َس َع َلى‬
‫اَّلِذ ْيَن اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬

“Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima
Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan
dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”
(Q.S Al an’am [6]125)
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
 At-Tirmidzi berpendapat bahwa cahaya ma'rifat berada dalam hati dan semburan cahayanya berada dalam dua mata batin
(fuad). Dengan zikir kepada Allah, hati akan basah dan luluh. Dengan mengingat syahwat dan berbagai kelezatan, hati akan
menjadi keras dan kering. Jika hati tersibukan dari mengingat Allah oleh mengingat-ingat berbagai kelezatan, a persis pohon
yang hanya basah dan bisa luluh dengan air. Jika tidak disiram air, akar-akarnya akan kering dan ranting-rantingnya akan
layu. Jika pohon tersebut tidak disiram dan terlanda oleh cuaca panas musim kering, ranting- rantingnya akan mengering
serta - jika terus-menerus dalam keadaan seperti itu - akan berjatuhan satu per satu sehingga pohon tersebut tidak pantas,
kecuali untuk kayu bakar. Hati dihubungkan dengan rahmat sebab tidak ada sebuah cahaya pun dalam hati, melainkan ia
bersama rahmat dari Allah seukuran besar dan kecilnya cahaya tersebut.

 Al-Hakim At-Tirmidzi mengaitkan antara mencegah nafsu dari syahwat dengan kesehatan dan keselamatan hati. Ketika
penghuni berbagai markas - yang telah disebutkan di atas menahan lajunya syahwat, Allah memberikan berbagai ilmu yang
dapat mencegah syahwat dan merupakan cahaya dalam hati sehingga hati menjadi kuat dan nafsu melemah. Kehidupan hati
oleh Allah dan nafsu akan mati dari syahwat sehingga hati penuh dengan berbagai cahaya dan nafsu kosong dari syahwat.
Dengan demikian, dada memancarkan cahaya dan menebarkan rasa takut, cemas, dan malu pada hati. Karena hati dapat
menekan nafsu, ia meraih wilayah dan kekuasaan. Hati hanya akan khusyuk dengan apa yang muncul kepadanya, yaitu
keagungan Allah bergetarnya nafsu, takut, cemas, dan malu kepada-Nya sehingga menimbulkan rasa terkesima dalam hati.
Jika nafsu merasa takut atau cemas, hati akan terkesima dan malu, serta seluruh anggota badan terdiam, hati menahan
berbagai anggota badan dan mengarahkannya pada batasan-batasan yang ditentukan.
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
 Tujuh kota yang dimaksud membentang dari bagian luar sampai ke dalam dan dari bagian lahir ke bagian batin-
adalah sebagai berikut :
1. Fuad (batin). Pintu kota ini adalah cahaya rahmat. Hijab dan tirai kota ini adalah keindahan. Kuncinya adalah
ikrar.
2. Dhamir (sanubari). Pintu gerbang kota ini adalah cahaya rahmat (ra'fah). Jilbab dan tirai kota ini adalah
keagungan. Kuncinya adalah monoteisme.
3. Ghalaf (sukma). Pintu kota ini adalah cahaya kederma- wanan. Hijab dan tirai pintu ini adalah kekuasaan.
Kuncinya adalah keimanan.
4. Qalb (hati). Pintu kota ini adalah keagungan. Hijab dan tirai pintu ini adalah ghibah. Kuncinya adalah Islam.
5. Syafaf (kejelasan). Gerbang kota ini memberi. Hijab dan cadar adalah kekuatan. Kuncinya adalah keikhlasan.
6. Mahabbah (cinta). Pintu kota ini adalah cahaya kewibawaan. Hijab dan tirai pintu ini adalah keagungan.
Kuncinya adalah ketulusan.
7. Lubbab, yaitu tempat cahaya dan sebagai kota utama. Pintu kota ini adalah cahaya simpatik ('athf). Hijab dan
tirai pintu ini adalah malu. Malu ini adalah sebagian tirai sang raja, sedangkan kuncinya adalah ma'rifat. Cahaya
simpatik (nür al-'athaf) adalah pintu kota utama. Cahaya simpatik ini muncul dari cahaya qurbah (kedekatan
kepada Allah). Cahaya qurbah muncul dari cahaya syafaqah (kecemasan spiritual). Cahaya syafaqah muncul dari
cahaya irādah (kehendak sukma). Cahaya irādah muncul dari mahabbah. Cahaya mahabbah muncul dari cahaya
rahbah (merasa terteror secara langsung oleh suatu pengetahuan bahwa seluruh yang telah diketahui
C. Hati Sebagai Muara Keimanan Dan Keyakinan
 Dinding dan parit (khadaq) beserta fondasi dan marmernya ini membentang dari luar sampai ke dalam.
Bentuk dan perinciannya sebagai berikut.

1. Isti'adzah (meminta perlindungan). Parit dinding ini adalah keuntungan, fondasinya syukur, dan
perawatannya dengan tahlil
2. Zikir (zikir). Parit dinding ini adalah zikir, fondasinya rida, dan perawatannya menggunakan tahmid.
3. Istighfar (meminta ampun). Parit dinding ini adalah pertolongan, fondasinya sabar, dan perawatannya
dengan takbir.
4. Isti'anah (meminta bantuan). Parit dinding ini adalah pertolongan ('aun), fondasinya ikhlas, dan
perawatannya adalah tamjid (mengagungkan).
5. Mujahadah (perjuangan spiritual). Parit dinding ini adalah hidayah, fondasinya niat, dan perawatannya
adalah ketundukan (istislam).
6. Tawakkal (menyerahkan keputusan kepada Allah setelah melakukan usaha maksimal). Parit dinding ini
adalah puji, fondasinya perkataan, dan perawatannya adalah tasbih.
7. Taslim (menyerah diri). Parit dinding ini adalah keselamatan, fondasinya ikrar, dan perawatannya adalah
istighfar serta membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
04
Makna Dan
Hakikat Batin
D. Makna dan Hakikat Batin
 Dalam Kajian Psikologi islam, batin lebih dikenal dengan istilah “Fuad” Sebagian pendapat menyatakan bawah
“fuad” adalah Tengah-Tengah hati. Sebagian ahli menyebutkan bawah “fuad” adalah kulit tipis hati sedangkan
hati adalah bijinya. Ibnu Katsir mengomentari firman Allah SWT :
‫َّو َج َعَل َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۙة َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُر ْو َن‬
“dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur” (Q.S An-Nahl
[16];78)

 Menurutnya maksud kata afi’dah adalah akal yang markasnya adalah hati. Pendapat ini menurut ibnu katsir
adalah paling sahih, ada Sebagian pendapat yang menyatakan bawah fuad – bentuk jamaknya afi’dah – adalah
dimagh (otak). Akal dengan kebaradaan fuad dapat memilah perkara yang manfaat dan perkara yang mudarat..
Kemungkinan besar diantara sifat fuad yang paling mencolok sebagaimana dituturkan oleh Al-Quran adalah
cenderung dan berhasrat.
‫َفاْج َعْل َاْفِٕـَد ًة ِّم َن الَّناِس َتْه ِو ْٓي ِاَلْيِهْم َو اْر ُز ْقُهْم ِّم َن الَّثَم ٰر ِت َلَعَّلُهْم َيْش ُك ُر ْو َن‬
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan
berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan
salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan.
Mudah-mudahan mereka bersyukur”
D. Makna dan Hakikat Batin
 At-Tirmidzi memberikan gambaran tentang fuad. Beliau bersabda, “Bayangan fuad (batin) di hati ibarat bola
mata berwarna hitam mata, atau ibarat adanya Majidil Haram di kota Mekkah, atau ibarat sebuah ruangan dan
lemari dalam sebuah rumah, atau, seperti sumbu lampu yang terletak di tengah-tengah lampu, atau seperti benih
di dalam buah badam lauz). Batin adalah tempat pengetahuan dan tempat pikiran yang masuk (khawatir), dan
tempat pandangan (ru'yah). Ketika seseorang akan meminta (melakukan) sesuatu, yang paling pertama tersentuh
adalah batin (fuad)-nya, kemudian hati. Fuad berada di tengah-tengah hati, seperti hati yang berada di tengah-
tengah dada, seperti permata yang berada di dalam cangkoknya."Fuad (batin) adalah tempat pandang”. Allah
SWT. Berfirman :

١‫َم ا َك َذ َب اْلُفَؤاُد َم ا َر ٰا ى‬
“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya” (Q.S An-Najm [53 ; 11])

 Fuad diambil dari kata al-faidah (faedah/bermanfaat), karena batin (fuad) melihat dari Tuhan manfaat cinta. Pikiran
merasakannya dan hati terasa nikmat ilmunya. Apa yang tidak diinginkan oleh pikiran, maka hati tidak dapat memperoleh
manfaat dengan mengetahuinya.
 Jika batin (fuad) merupakan tempat memandang, hati adalah tempat ilmu. Jika ilmu dan pandangan bersatu, perkara gaib
bagi pemiliknya terlihat sebagai sesuatu yang kasat mata. Seorang hamba bisa menemukan keyakinan melalui ilmu,
musyahadah, dan hakikat pandangan iman
D. Makna dan Hakikat Batin
 Nama fuad (batin), maknanya lebih pelik daripada nama qalb (hati). Makna keduanya memang hampir mirip,
hampir mirip makna dua nama Al-Ralıman dan Al-Rahim-pemelihara hati adalah Al-Rahman sebab hati adalah
tempat menetap keimanan. Seorang Mukmin menyerahkan kesahihan imannya kepada Al-Rahman. Perhatikan
firman Allah SWT.

‫۝‬٢٩ ‫ُقْل ُهَو الَّرْح ٰم ُن ٰا َم َّنا ِبٖه َو َع َلْيِه َتَو َّك ْلَنۚا‬
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Zat Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan hanya kepada-
Nya kami bertawakal.” (Q. S Al Mulk [67]29)

 Adapun pemelihara Fuad (batin) adalah Ar-Rahim (yang maha pengasih). Allah SWT berfirman :

‫۝‬١٥٦ ‫َو َر ْح َم ِتْي َو ِس َع ْت ُك َّل َش ْي ٍۗء َفَس َاْك ُتُبَها ِلَّلِذ ْيَن َيَّتُقْو َن َو ُيْؤ ُتْو َن الَّز ٰك وَة َو اَّلِذ ْيَن ُهْم ِبٰا ٰي ِتَنا ُيْؤ ِم ُنْو َۚن‬
“dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa” (Q.S Al
A’raf [7]:156)
D. Makna dan Hakikat Batin
 Hati dapat mengetahui sedangkan orang yang mengetahui membutuhkan dukungan kekuatan sehingga dirinya merasa
tenteram dengan mengingat (zikir) kepada Allah SWT :

‫۝‬١٤ ‫َّو َرَبْطَنا َع ٰل ى ُقُلْو ِبِهْم ِاْذ َقاُم ْو ا َفَقاُلْو ا َر ُّبَنا َر ُّب الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َلْن َّنْدُع َو ۟ا ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه ِاٰل ًها َّلَقْد ُقْلَنٓا ِاًذ ا َش َطًطا‬
“Kami meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi.
Kami tidak akan menyeru Tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, kami telah mengucapkan
perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.” (Q.S Al Kafh [18]14)

 Berkaitan dengan musa, Allah SWT berfirman

‫۝‬١٠ ‫َلْو ٓاَل َاْن َّر َبْطَنا َع ٰل ى َقْلِبَها ِلَتُك ْو َن ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬
seandainya Kami tidak meneguhkan hatinya agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
(Q.S Al Qasas [28]10)

 Maksud teguhkan adalah mengukuhkan hati dengan Cahaya taudih sebagaimana dikatakan oleh ahli tafsir
D. Makna dan Hakikat Batin
 Batin memandang dan melihat dengan sendirinya sehingga ia kosong dan tidak membutuhkan pengukuh, ia hanya
membutuhkan bantuan hidayah. Allah SWT berfirman

‫۝‬١٠ ‫َو َاْص َبَح ُفَؤ اُد ُاِّم ُم ْو ٰس ى ٰف ِر ًغ ۗا ِاْن َك اَد ْت َلُتْبِد ْي ِبٖه َلْو ٓاَل َاْن َّر َبْطَنا َع ٰل ى َقْلِبَها ِلَتُك ْو َن ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬
“dan hati ibu Musa menjadi hampa. Sungguh, hampir saja dia mengungkapkan (bahwa bayi itu adalah anaknya)”
(Q.S Al Qasas [28]:10)

 Allah menyifati batin (fuad) sebagai sesuatu yang kosong (firagh) dan berfirman lebih dari hati karena hati perlu
dikuatkan, sedangkan pikiran (fuad) mampu melihat dan melihat sendiri. Hati mengetahui dari data (berita),
sedangkan pikiran menyaksikan secara visual dengan penglihatannya sendiri. 40 Terkadang melihat secara
langsung juga dikaitkan dengan hati. Namun hati melihat dengan cahaya, seperti terlihat pada jawaban Abu Jafar
Muhammad bin Muhammad bin Ali kepada seorang Arab pedalaman ketika ia bertanya, “Apakah kamu melihat
Tuhanmu?” Abu Jafar menjawab, “Saya tidak menyembah sesuatu yang tidak dapat saya lihat.” Orang Arab
pedalaman itu bertanya lagi, “Bagaimana kamu memandang Dia?” Abu Jafar menjawab, “Sesungguhnya Dia
tidak terlihat dengan mata telanjang, namun Dia hanya terlihat oleh hati dengan iman yang benar.”
D. Makna dan Hakikat Batin
 Hati dan batin (fuad) kadang kadang disebut dengan sebutan bashar (pandangan) sebab keduanya merupakan
tempat untuk pandangan. Allah SWT berfirman “

‫۝‬٤٤ ‫ُيَقِّلُب ُهّٰللا اَّلْيَل َو الَّنَهاَۗر ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك َلِع ْبَر ًة ُاِّلوِلى اَاْلْبَص اِر‬
“Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (yang tajam)” (Q.S An-Nur [24]: 44)

 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

‫۝‬٢ ‫َفاْع َتِبُر ْو ا ٰٓيُاوِلى اَاْلْبَص اِر‬


“Maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati)”

 orang yang mempunyai pandangan diminta meakukan ikhtiar ( mengambil pelajaran) dengan cara memandang
esensi lembut pekerjaan Allah.
05
Makna Dan
Hakikat Inteligensi
E. Makna dan Hakikat Batin
 dan sukma) seorang hamba menjadi sah begitu juga daya sorot tamjid (pengagungan dan penyDalam
psikologi Islam, inteligensi dikenal dengan sebutan “lubb”. Lubb adalah sesuatu yang dikenal dari setiap
perkara. Lubb adalah saripati dan esensi yang paling bersih dari suatu entitas. Oleh karena itu, akal disebut
dengan lubb (karena ia sebagai intisari manusia). Ada juga ungkapan, “rajul labīb (orang yang inteligensinya
tinggi sekali)." Puncak segala sesuatu adalah intisari (lubb)-nya. Lubb (inteligensi) dinamai lubb (intisari)
karena ia merupakan intisari manusia. Ia tidak dinamai lubb, kecuali jika bersih dari haw (hasrat) dan
lamunan yang kerdil. Inteligensi adalah intisari entitas manusia.

 Dalam Al-Quran, kata lubb disebutkan sebanyak 16 kali. Seluruhnya mengandung makna pemilik akal (ulu
al-'ugul) dan pikiran (al-mazhar). At-Tirmidzi menjelaskan mengenai lubb (inteligensi), la berkata, "Lubb
adalah gunung yang besar, maqam yang paling tinggi, dan poros yang tidak pernah bergeser dan bergerak.
Dengan lubb, agama menjadi kukuh. Seluruh cahaya kembali pada lubb (inteligensi) dan berada di
sekitarnya. Seluruh cahaya tidak akan sempurna dan tampak kekuatannya, kecuali dengan ketertataan dan
stabilnya inteligensi. Cahaya-cahaya tersebut tidak kukuh, kecuali jika lubb berada dalam keadaan kukuh.
Cahaya-cahaya tersebut tidak akan eksis, kecuali jika inteligensi eksis. Inteligensi adalah sumber tauhid dan
cahaya musyahadah taghrid (lantunan spiritualitas sukma yang bergetar). Dengan inteligensi tersebut,
hakikat tajrid (penarikan diri sepenuhnya dari segala sesuatu selain Allah dalam hati anjungan Allah).
E. Makna dan Hakikat Batin
 Cahaya inteligensi adalah cahaya yang disertai cahaya, tanaman yang ditanam, dan akal yang dicetak.
Lubb bukan formula, melainkan cahaya yang dibentangkan, seperti perkara- perkara orisinal. Lubb-
dalam hal ini akal- adalah tanaman yang ada di bumi tauhid. Tanahnya adalah cahaya taghrid
(lantunan spiritualitas sukma yang bergetar), disiram dengan air kelembutan dari laut tamjid
(pengagungan dan penyanjungan Allah) sehingga akar-akarnya penuh dengan cahaya keyakinan.
Allah Swt adalah pengurus "tanaman" tersebut secara langsung tanpa perantara dengan kekuasaan-
Nya. Dia meletakkan "tanaman" tersebut di taman rida dan memagarnya dengan dinding penjagaan-
Nya. Dia mengukuhkan lubb dalam keazalian, keabadian, dan keawalan-Nya sehingga hamper saja
"tanaman lubb" ini tidak terjamah oleh binatang nafsu -syahwat dan kebodohannya atau binatang
buas "hutan kesasaran", atau salah satu jenis binatang melata, yaitu karakter nafsu seperti takabur,
dungu dan bahaya bahayanya. Allah swt berfirman

● ‫……وََٰل ِكَّن ٱَهَّلل َح َّبَب ِإَلْيُك ُم ٱِإْل يَٰم َن َو َز َّيَن ۥُه ِفى ُقُلوِبُك م‬
Artinya : tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di
dalam hatimu (QS Surat al Hujarat 49:7 )
E. Makna dan Hakikat Batin
 Selanjutnya, At-Tirmidzi menjelaskan pemilik inteligensi (ahl al-albib). Ia berkata, "Ketahuilah bahwa lubb
(inteligensi) tidak akan ada, kecuali pada ahli iman, yaitu orang-orang 'eksklusif' dari kalangan hamba Maha
Penyayang('ibād al-rahmān). Mereka adalah orang-orang yang serius menaati Tuhan dan berpaling dari
nafsu dan dunia sehingga Allah membusanai mereka dengan 'pakaian' takwa dan menyingkirkan musibah
dari mereka. Allah SWT. menamai mereka dengan sebutan ulu al-albāb (pemilik inteligensi), meng-khitab-
secara dan memujinya dalam beberapa ayat Al-Quran." Perhatikan beberapa firman Allah SWT.:
‫َو اَّتُقْو ِن ٰٓيُاوِلى اَاْلْلَباِب‬
Artinya (QS Surat al baqarah 197 )
ࣖ ‫َفاَّتُقوا َهّٰللا ٰٓيُاوِلى اَاْلْلَباِب َلَعَّلُك ْم ُتْفِلُح ْو َن‬
Artinya : bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang berakal sehat (QS Surat al Maidah : 5: 100)

‫ُاوٰۤل َك اَّلِذ ْيَن َهَد ى ُهّٰللا َفِبُهٰد ىُهُم اْقَتِد ْۗه‬


‫ِٕى‬
Artinya : Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. (QS
Surat Al An-Nam 90)
E. Makna dan Hakikat Batin
‫۝‬٢ ‫ُّيْؤ ِتى اْلِح ْك َم َة َم ْن َّيَش ۤا ُۚء َو َم ْن ُّيْؤ َت اْلِح ْك َم َة َفَقْد ُاْو ِتَي َخ ْيًر ا َك ِثْيًر ۗا َو َم ا َيَّذ َّك ُر ِآاَّل ُاوُلوا اَاْلْلَباِب‬
Artinya : Dia (Allah) menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki.
Siapa yang dianugerahi hikmah, sungguh dia telah dianugerahi kebaikan yang banyak.
Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran (darinya), kecuali orang-orang yang
mempunyai akal sehat.
‫۝‬٢ ‫ِّلَيَّد َّبُر ْٓو ا ٰا ٰي ِتٖه َو ِلَيَتَذ َّك َر ُاوُلوا اَاْلْلَباِب‬
Artinya : "Allah SWT. memuji kepada orang-orang yang memiliki inteligensi (uli al-
albab), menjelaskan martabat dan rahasia mereka bersama Tuhannya, kelebihan
mereka dalam kepintaran, pemahaman, dan kearifan sehingga orang seperti kita tidak
mampu mengetahui keberadaan mereka. Sebab,Allah mengistimewakan mereka dengan
cahaya inteligensi (lubb), sebagai keistimewaan yang tidak diberikan kepada
selain mereka (QS Surat sad 29)
06
Psikologi Tentang
Penyakit Hati
F. Psikologi Tentang Penyakit Hati
 Dendam (Ghill), Imam Al-Fakhrur Rāzī berkata, “Ghill (dendam) adalah hiqd (dengki). Dendam adalah rasa
dengki dari ucapan sampai ke relung hati. Dari kata ghill, muncul kata ghulül,yaitu menjangkau dosa yang
sangat lembut dengan cara merekayasa (hilah).“ Ghill semakna dengan daghinah (dendam), hasud, dan
permusuhan. Allah swt berfirman

‫َو َنَز ْع َنا َم ا ِفْي ُص ُد ْو ِر ِهْم ِّم ْن ِغ ٍّل َتْج ِرْي ِم ْن َتْح ِتِهُم ااْل ْنٰه ُۚر‬

Artinya : Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, (di surga) mengalir di bawah mereka sungai-
sungai. (QS Surat al a'raf 43), Dalam ayat lain disebutkan :

‫َو اَل َتْج َعْل ِفى ُقُلوِبَنا ِغ اًّل ِّلَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َر َّبَنٓا ِإَّنَك َر ُء وٌف َّرِح يٌم‬
Artinya : dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya
tuhan kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" (QS Surat al Hasyr 10)
o Rasulullah SAW. mengingatkan kita untuk menjauhi sikap mendendam (ghill). Beliau bersabda, “Ada tiga
hal yang tidak akan menjadikan dendam hati seorang Muslim selamanya. Pertama,tulus beramal untuk
Allah; kedua, menyampaikan nasihat kepada pemerintah; ketiga, konsisten dalam kesatuan Kaum Muslimin,
sebab doa mereka merudung dari arah belakangnya."
F. Psikologi Tentang Penyakit Hati
 Marah Besar., Ghaizh (marah besar) adalah marah yang berlebihan.Marah ini merupakan efek dari panas yang
dirasakan oleh seseorang karena bergolaknya darah dalam hatinya. Marah besar yang berkelanjutan merupakan salah
satu ciri khas orang munafik. Allah swt berfirman

‫َو ِإَذ ا َلُقوُك ْم َقاُلٓو ۟ا َء اَم َّنا َو ِإَذ ا َخ َلْو ۟ا َعُّض و۟ا َع َلْيُك ُم ٱَأْلَناِم َل ِم َن ٱْلَغْيِظ ۚ ُقْل ُم وُتو۟ا ِبَغْيِظ ُك ْم ۗ ِإَّن ٱَهَّلل َع ِليٌۢم ِبَذ اِت ٱلُّص ُدوِر‬
Artinya : Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka
menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu
karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS Surat ali imran 119)
o Sebaliknya menahan rasa marah adalah salah satu ciri khas orang orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman
‫۞ وََس اِر ُع ٓو ۟ا ِإَلٰى َم ْغ ِفَر ٍة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو َج َّنٍة َعْر ُضَها ٱلَّس َٰم َٰو ُت َو ٱَأْلْر ُض ُأِع َّدْت ِلْلُم َّتِقيَن‬
‫۞ ٱَّلِذ يَن ُينِفُقوَن ِفى ٱلَّسَّر ٓاِء َو ٱلَّضَّر ٓاِء َو ٱْلَٰك ِظ ِم يَن ٱْلَغْيَظ َو ٱْلَعاِفيَن َع ِن ٱلَّناِسۗ َو ٱُهَّلل ُيِح ُّب ٱْلُم ْح ِس ِنيَن‬
Artinya: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang
yang berbuat kebaikan,
F. Psikologi Tentang Penyakit Hati
 Kemunafikan (Nifaq), Secara bahasa, nifāq diambil dari akar kata nafq. Nafq mengandung makna putus dan
hilangnya sesuatu.Akan tetapi,nafq kadang-kadang menunjukkan makna menyembunyikan dan memendam
sesuatu. Nafq kadang-kadang dipakai untuk menyebut sebuah lubang dalam tanaia masuk dalam agama dari satu
pintu dan keluar dari pintu yang Iain.
o Munafik adalah orang yang mempunyai muka dan lidah dua. Orang munafik selamanya selalu menampakkan
sikap yang berbeda dengan batinnya. Rasulullah SAW. bersabda,"Tanda orang munafik ada tiga. Pertama, jikn
bicara berdusta;kedua, jika berjanji suka ingkar; ketiga, jikn diberi kepercayann suka berkhianat.“
o Rasulullah SAW. bersabda, "Empat hal, jika ada pada seseorang, in termasuk orang munafik tulen. Atau, jika salah
satu dari keempat hal tersebut ada pada seseorang, pada diri dia terdapat Salah satu kemunafikan, kecuali
meninggallannya. Empat hal tesebut berdusta; (3) jika berjanji suka melanggar; (4) jika bermusuhan suka licik.“
o Ibnu Al-Qayim berkata mengenai sifat-sifat orang walaupun badan lahirnya tampak menjalaninya, sedangkan
hatinya enggan untuk mendengarkannya. Jika menghadiri terbuka lebar dan telinganya sangat peka. Itulah/-demi
Allah- ciri-ciri kemunafikan. Hati-hatilah dengan kemunafikan tersebut. Jika mengadakan perjanjian, mereka tidak
pernah mengindahkannya. Jika berjanji, mereka suka menyalahinya.Jika berkata, mereka tidak pernah seimbang.
Jika diajak taat,mereka suka berdiam diri. Jika dikatakan kepada mereka,'Marilah kita kembali kepada apa yang
diturunkan oleh Allah dan kembali kepada Rasulullah SAW., mereka menolaknya.Jika hawa nafsunya mengajak
pada keuntungan untuk semangat."
F. Psikologi Tentang Penyakit Hati
o Kemunafikan adalah penyakit individu dan sosial.percaya pada diri sendiri dan kepada orang lain Buah enyean
uyikan apa yang ada dalam dirinya. Pad menutupi keberadaan dirinya yang sebenarnya.Allah SWT.berfirman,

‫َو ِإَذ ا َلُقو۟ا ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َقاُلٓو ۟ا َء اَم َّنا َو ِإَذ ا َخ َلْو ۟ا ِإَلٰى َش َٰي ِط يِنِهْم َقاُلٓو ۟ا ِإَّنا َم َعُك ْم ِإَّنَم ا َنْح ُن ُم ْس َتْه ِز ُء وَن‬
Artinya : Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah
beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".(Surat Al-Baqarah Ayat 14)
o Di antara tabiat orang munafik adalah bergoncang batinnya karena merasa takut keberadaan dan rahasianya
terbongkar, tetapi ia selalu menyembunyikan goncangan batinnya tersebut. Penguatan ungkapan orang2
munafik sebgaimana disebutkan ayat tersebut merupakan rekayasa mereka utk menyembunyaikan keadaan
Nurani yang mengakui kekurangan dirinya. Inilah rahasia kebiasaan sumpah orang munafik yang dinyatakan
oleh Allah SWT. dalam Al-Quran
‫َذ ا َج ۤا َء َك اْلُم ٰن ِفُقْو َن َقاُلْو ا َنْش َهُد ِاَّنَك َلَر ُس ْو ُل ِۘهّٰللا َو ُهّٰللا َيْع َلُم ِاَّنَك َلَر ُس ْو ُلۗٗه َو ُهّٰللا َيْش َهُد ِاَّن اْلُم ٰن ِفِقْيَن َلٰك ِذُبْو َۚن‬

Artinya: Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Nabi Muhammad), mereka berkata, “Kami bersaksi
bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah
pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. (QS Surat al Munafikun 1)
F. Psikologi Tentang Penyakit Hati
o Hati orang munafik tidak pernah sejalan dengan lidahnya.Mereka selalu berdusta walaupun kepada dirinya
sendiri.Keberanian melakukan sumpah merupakan usaha membuat perisai untuk menutupi diri dan mencoba
melibas nurani yang mengakui kekurangan. Allah SWT. berfirman,
‫ِاَّتَخ ُذ ْٓو ا َاْيَم اَنُهْم ُج َّنًة‬

Artinya: Mereka menjadikan sumpah-sumpahnya sebagai perisai,( QS Surat al Mujadilah 16)


o Di antara perilaku orang munafik adalahselalu berusaha menampakkan kesempurnaan dan menyembunyikan
kekurangan. Hal ini tampak jelas dalam jawaban mereka kepada orang-orang Mukmin,sebagaimana tertera
dalam firman Allah SWT.,
‫وَِإَذ ا ِقيَل َلُهْم اَل ُتْفِس ُدو۟ا ِفى ٱَأْلْر ِض َقاُلٓو ۟ا ِإَّنَم ا َنْح ُن ُم ْص ِلُح وَن‬
Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan" (Surat Al-Baqarah Ayat 11)
07
Psikologi Islam
Tentang Akal
G. Psikologi Islam Tentang Akal
 Sebagaimana telah diketahui bahwa lafazh 'aql adalah masdar (kata asal) yang digunakan dalam Al-
Quran tidak mutlak. Seluruh bentuk verbalnya - walaupun beragam pengambilannya- kata 'aql dalam Al-
Quran menunjukkan makna aktivitas berpikir dalam diri manusia. Di antaranya adalah:

٧٥ : ‫ البقرة‬.. ‫َيْس َم ُعوَن َكاَل َم ِهللا ُثَّم ُيَح ِّر ُفوَنُه ِم ْن َبْعِد َم ا َع َقُلوُه‬

“mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 75)

۞ ‫۝‬٧٥ ‫َاَفَتْطَم ُعْو َن َاْن ُّيْؤ ِم ُنْو ا َلُك ْم َو َقْد َك اَن َفِرْيٌق ِّم ْنُهْم َيْس َم ُعْو َن َكاَل َم ِهّٰللا ُثَّم ُيَح ِّر ُفْو َنٗه ِم ْۢن َبْعِد َم ا َع َقُلْو ُه َو ُهْم َيْع َلُم ْو َن‬

"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri,
padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?“ (Q.S. Al-Baqarah [2]: 44)
G. Psikologi Islam Tentang Akal
 Akal adalah ism mustarak (kata benda ragam makna) yang digunakan untuk empat makna dan masing-masing makna
tersebut menunjukkan dan mengarah pada makna akal. Empat makna tersebut adalah sebagai berikut.

 Sifat yang membedakan manusia dengan hewan lainnya. Sifat tersebut digunakan manusia untuk mengetahui
pengetahuan teoretis dan menata aktivitas nalar. Makna inilah yang dimaksud oleh Al-Harits Al-Muhasibi ketika
mendefinisikan akal: Garīzah (naluri) yang dipersiapkan untuk merespons pengetahuan-pengetahuan teoretis dan seolah-olah
cahaya yang diletakkan dalam hati untuk mengetahui berbagai perkara. Orang yang mengingkari akal dalam makna ini - alat
merespons pengetahuan teoretis - dan menyatakan bahwa akal hanya wahana pengetahuan dharuri (aksioma), menyimpang
dari kebenaran.

 Pengetahuan yang muncul secara aktual dalam diri manusia ketika menginjak umur tamyiz sehingga ia dapat
membedakan mana yang jaiz dan mana yang mustahil. Contohnya adalah mengetahui bahwa dua lebih besar daripada satu (2
> 1). Pengetahuan ini tampak secara aktual dan dinamainya dengan sebutan akal sangat jelas. Orang yang rusak pemikirannya
menolak garizah ini. Ada sebuah pernyataan, "Tidak ada (pengetahuan) yang wujud secara aktual, kecuali pengetahuan ini."
G. Psikologi Islam Tentang Akal
 Pengetahuan yang diderivasi dari hasil percobaan terhadap perjalanan situasi. Orang yang
hanyut dalam percobaan dan hanyut dalam mazhab tersebut biasanya - dinamai 'aqil (rasionalis).
Orang yang tidak memiliki sifat ini dikatakan sebagai orang dungu dan bodoh. Inilah salah satu
jenis pengetahuan yang disebut akal.

 Daya yang berujung pada mengetahui, akibat segala perkara dan dapat membendung syahwat
yang memprovokasi dan memaksa untuk mengecap kelezatan sementara. Jika daya tersebut ada
pada seseorang, ia dikatakan sebagai orang berakal karena maju dan melangkah untuk melakukan
sesuatu disesuaikan dengan analisis terlebih dahulu pada akibat yang akan dihadapi, bukan karena
pertimbangan syahwat. Ini adalah salah satu keistimewaan manusia yang dapat membedakan dirinya
dari binatang.
G. Psikologi Islam Tentang Akal
 Akal pada pengertian pertama adalah asal dan sumber. Akal dalam pengertian kedua merupakan cabang
yang paling dekat (mirip) pada akal makna pertama. Akal dalam pengertian ketiga adalah cabang akal
pertama dan kedua sebab dengan daya naluri (garizah) dan ilmu-ilmu dharūrī, ilmu-ilmu eksperimen
dapat diperoleh. Akal dalam pengertian keempat adalah buah yang paling akhir. Dua pengertian akal
pertama muncul secara alami, sedangkan dua akhir muncul sebagai perolehan melalui belajar (iktisab).

 Para sufi tidak menolak peranan positif akal dalam memperoleh ma'rifat (pengetahuan Ilahi). Akan
tetapi, mereka menjustifikasi bahwa akal yang sangat penting adalah akal yang tersinari oleh cahaya
iman. Mungkin saja yang oleh mereka adalah bahwa akal sampai kepada manusia pada ujung tertentu
yang maslahat dalam menciptakan damainya keimanan. Bagi akal dapat mengambil manfaat dengan
kedamaian iman tersebut serta tidak menolak dengan mengklaim bahwa dirinya tidak masuk pada
wilayah otoritas iman.
G. Psikologi Islam Tentang Akal
o Para sufi mengingatkan bahwa kadang-kadang akal dan iman - pada langkah permulaan- mengalami konfrontasi. Akibatnya
jika salah satu mempunyai kelebihan di atas yang lainnya — bisa menimbulkan kekurangan pada salah satunya. Akan tetapi,
mereka memberikan catatan bahwa keadaan semacam itu terjadi pada permulaan melangkah, ketika pertempuran yang
dihasilkan dari perbedaan yang mencolok muncul secara kuat. Pertempuran tersebut mereda seiring dengan tenteramnya
akal dan terjalinnya keterpaduan gradual yang melingkupi jiwa yang aman serta pelimpahan cahaya oleh iman pada akal.
Akal percaya sepenuhnya pada qadhiyah-qadhiyah dan mukasyafah iman. Inilah yang dimaksud oleh ungkapan sebagian
sufi, “Ketika cahaya hati semakin bertambah, cahaya kepala akan padam. Ketika cahaya hati telah menemukan
kesempurnaan, cahaya kepala kembali lagi dalam bentuk kilauan yang kilat.

o Seorang sufi cerdik, Al-Hakim At-Tirmidzi, membedakan antara akal ('aql) dan batin (dihn). Ia berkata, "Batin (dihn)
menerima pengetahuan secara global. Jika akal memilah-milah pengetahuan yang diberikan oleh pikiran secara global, batin
menjadikannya per bagian sehingga pengetahuan tersebut terbagi-bagi secara per kelompok. Inilah kerja akal dalam dada.“

o At-Tirmidzi menyatakan bahwa batin (dihn) merekam seluruh perkara secara global. Maka akallah yang memerinci seluruh
perkara tersebut. Dengan demikian, pengetahuan akal adalah pengetahuan analisis teoretis (ma'rifah nazhariyyah
tahliliyyah). Tempat pengetahuan ini adalah kepala. Adapun pengetahuan batin (dihn) adalah pengetahuan intuisi (ma'rifah
syu'uriyyah) yang mereka bentuk informasi secara global. Tempat pengetahuan ini adalah dada. Batin (dihn) berada dalam
dada, kemudian menyebar ke seluruh jasad. Adapun akal, tempat menetapnya adalah otak (dimagh) dan pengaturannya
melalui hati.
G. Psikologi Islam Tentang Akal
 Pengetahuan batin (dihn) berkorekasi dengan rasa, intuisi, dan akhlak. Pengetahuan ini tidak lepas dari aktivitas psikis
pada pemegangnya. Pengetahuan batin (dihn) bercampur dengan keinginan (al-hamm) dan kehendak (al-'azm), jika
muncul, dan bercampur dengan bahagia atau sedih jika datang. Pengetahuan batin dalam dua keadaan tersebut
tergambar dan menetap dalam dada dalam bentuk kesan psikis. Adapun pengetahuan akal adalah pengetahuan yang
lepas dan jauh dari kesan psikis. Ia merupakan "tema" pengetahuan yang berkorelasi dengan materi, atau alam luar.
Pengetahuan ini menetap dalam akal dan bersih dari segala sesuatu. Ia tidak pernah ditemani oleh aktivitas psikis.
Pengetahuan akal adalah jenis pengetahuan analisis. Pengetahuan akal ini berpijak di atas pengetahuan batin (dihn).
Pengetahuan akal berusaha menganalisis segala pengetahuan yang terekam dalam dada dan datang pada pikiran secara
global. Jika pengetahuan global tersebut telah diurai oleh akal, ia menjadi ilmu. Pengetahuan batin (dihn) ini oleh
Carutachi disebut dengan intuziane.

 Pengetahuan akal adalah pengetahuan teoretis. Posisi pengetahuan ini terhadap pengetahuan pertama (pengetahuan
batin) - persis posisi pengawal di pintu istana raja yang sedang berada di dalam. Pengetahuan teoretis adalah khadim
(pelayan) kecerdasan dan kecerdikan yang menuntun sanggurdinya.
08
Kedudukan dan
Potensi Akal
H. Kedudukan Dan Potensi Akal
 Kadang-kadang akal dinamai hilm, nuha, hijr, dan huja. Allah SWT. berfirman, "Sungguh
pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal"
(QS. Tähä [54]: 54 dan 128). Dalam ayat lain, Allah SWT. berfirman, "Adakah pada yang
demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal" (QS.
Al-Fajr [89]: 5). Rasulullah SAW. bersabda, "Sungguh ingin aku masuk di antara kalian,
yaitu orang-orang pemilik akal dan pikiran, kemudian orang- orang berikutnya.“

 Dari segi nama, akal hanya satu. Kekuatannya kadang- kadang bertambah dan kadang-
kadang berkurang. Akal adalah yang diikuti (matb'u) dan menjalar (mutafarr'i).
Kekuasaannya bertambah seiring dengan semakin kuatnya berbagai penyokongnya dan
bertambah kuat seiring dengan bertambah kekuasaannya. Ada beberapa jenis akal, yaitu
sebagai berikut.
H. Kedudukan Dan Potensi Akal
 Akal Fitrah, Akal fitrah adalah akal yang dapat mengeluarkan anak kecil atau seseorang dari sifat gila. Dengan akal fitrah tersebut, manusia
dapat memahami apa yang dikatakan kepadanya sebab ia dilarang dan diperintah. Dengan akal fitrah tersebut, manusia dapat membedakan
kebaikan dan keburukan, kemuliaan dan kehinaan, untung dan rugi, tetangga jauh dan tetangga dekat, dan dapat membedakan kerabat dan orang
lain.

 Akal Hujjah, Akal hujjah adalah akal yang menjadikan seorang manusia layak mendapat khithab (perintah atau larangan) dari Allah. Ketika
seseorang telah mencapai balig, cahaya akalnya semakin kukuh. Penyebutan untuk keterkukuhan cahaya akal ini adalah nur at-ta'yid (cahaya
dukungan). Dengan cahaya tersebut, akal manusia semakin kuat sehingga mampu menerima terhadap khithab Allah SWT.

 Akal Tajribah, Akal tajribah (pengalaman) adalah akal yang paling bernilai dan utama di antara dua akal sebelumnya. Melalui berbagai
pengalaman 'ini, manusia menjadi seorang yang bijak (hakim). Ia dapat mengetahui sesuatu yang tidak terketahui oleh dalil. Akal inilah yang
dimaksud oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya, "Tidak ada yang bijak, kecuali pemilik pengalaman (tajribah) dan tidak arif, kecuali orang yang
pernah tergelincir.“

 Akal Maurūts, Karakteristik akal maurūts (akal warisan) adalah seseorang berada dalam keadaan dewasa, cerdik, bijak, pintar, dan berwibawa,
tetapi ia diuji dengan seorang anak atau muridnya yang bodoh dan tidak bisa mengambil manfaat apa pun dalam menemaninya. Kemudian, orang
"pintar" tersebut meninggal dunia. Allah SWT. mewariskan - sebagai berkah orang tersebut - kepintaran, cahaya, kehebatan, wibawa, dan
kearifannya kepada anak atau muridnya yang bodoh tersebut. Seketika itu, keadaan anak atau muridnya berubah menjadi cerdas dan berwibawa
H. Kedudukan Dan Potensi Akal
 Bentuk-bentuk akal tersebut bernilai derajat yang diraih oleh seseorang. Seseorang menjadi baik melalui
pencapaiannya mereka mengambil manfaat darinya. Manfaat ini dapat pula diraih oleh orang yang tidak percaya
kepada Allah dan Hari Akhirat, seperti para filsuf, ahli hikmah India, Romawi, dan yang lainnya. Perolehan
kepintaran ini mereka gunakan untuk mendukung nafsu dan motif riya.

 Akal yang bermanfaat - di antara sederetan kedudukan akal di atas- adalah akal yang diukur dan dicetak oleh
cahaya hidayah Allah SWT. Akal ini disebut lubb walaupun kadang- kadang dinamai akal. Akal dalam
pengertian lubb dipergunakan untuk penyebutan pengetahuan secara metaforis. Ulu al-Albab (pemilik akal)
adalah orang-orang yang berpengetahuan mengenai Allah. Tidak selamanya setiap orang berakal
berpengetahuan mengenai Allah, sedangkan orang yang mengetahui Allah, dirinya sudah pasti berakal. Allah
SWT. berfirman,

.. ‫هـ‬١٤٣ : ‫َو َم ا َيعقُلَها ِإال اْلَعاِلُم وَن ) ( العنكبوت‬


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai