Guru Penerus Tugas Kenabian
Guru Penerus Tugas Kenabian
ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغ َة ِع َٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َأنَش ْأَٰن ُه
َخ ْلًقا َء اَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِقيَن
Artinya: Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
Shad : 72
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.Referensi : https://tafsirweb.com/37027-surat-al-mukminun-ayat-12-14.html
ٌۢق ٰۤل
َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِة ِاِّنْي َخ اِل َبَش ًر ا ِّم ْن َص َص اٍل ِّم ْن َح َم ٍا َّم ْس ُنْو ٍۚن
ْل
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
QS al-Hijr : 28
َفَاِقْم َو ْج َهَك ِللِّدْيِن َحِنْيًفۗا ِفْطَر َت ِهّٰللا اَّلِتْي َفَطَر الَّناَس َع َلْيَهۗا اَل َتْبِد ْيَل ِلَخ ْلِق ِهّٰللاۗ ٰذ ِلَك
الِّدْيُن اْلَقِّيُۙم َو ٰل ِكَّن َاْك َثَر الَّناِس اَل َيْع َلُم ْو َۙن
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, QS ar-
Rum : 30
ُكُّل َمْوُلوٍد ُيوَلُد َعَلى اْلِفْط َرِة: قَاَل َرُسْوُل اللِه صلى الله عليه وسلم
َفَأ َبَواُه ُيَهِّوَداِنِه َأ ْو ُيَنِّصَراِنِه َأ ْو ُيَمِّجَساِنِه.
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi orang Yahudi, orang Nasrani ataupun orang Majusi” HR
Bukhari Muslim
Sumber: https://www.nu.or.id/opini/pilihan-agama-dan-lingkungan-sosial-4Yrs2
Ditiupkan ruh Ilahiyyah kepada Janin
ُثَّم، ُثَّم َيُك ْو ُن َع َلَقًة ِم ْثَل َذ ِلَك،إَّن َأَح َد ُك م ُيْج َم ُع خلُقُه ِفْي َبْطِن ُأِّم ِه َأْر َبِع ْيَن َيْو ًم ا ُنْطَفًة
: َو ُيْؤ َم ُر ِبَأْر َبِع َك ِلَم اٍت، ُثَّم ُيْر َس ُل ِإَلْيِه اْلَم َلُك فَيْنُفُخ ِفْيِه الُّر ْو َح، َيُك ْو ُن ُم ْض َغ ًة ِم ثَل َذ ِلَك
َو َش ِقٌّي َأْو َسِع ْيٌد، َو َع َم ِلِه، َو َأَجِلِه،ِبَك ْتِب ِر ْز ِقِه،
Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat
puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi
segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin
tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan
kebahagiaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
ASUMSI ILMU LADUNI Imam Al-Ghazali
• Ada sesuatu di luar diri manusia yang memberikan atau
melimpahkan pengetahuan ke dalam dirinya.
• Manusia tidak perlu berusaha untuk memperoleh
pengetahuan tersebut, tetapi ia harus berusaha bagaimana
caranya agar ‘layak’ menerima pengetahuan tersebut.
• Karena sifatnya’pemberian’ atau ‘pelimpahan; maka isi dan
bentuk pengetahuan yang dimaksud bergantung kepada
Yang Melimpahkan atau Yang Memberi, tanpa harus
menyesuaikan dengan keinginan, kehendak maupun
kapasitas, dan perangkat pemahaman yang dimiliki manusia.
MEDIA ILMU LADUNI : KALBU
• Sarana paling pokok untuk memperoleh pengetahuan ini adalah
kalbu. Kalbu disini bukan berarti hati atau bagian tubuh secara
fisik yang terletak di bagian sebelah kiri dada manusia
• Kalbu di sini lebih bersifat rohaniah, al-Ghazali menggambarkan
kalbu ini sebagai cermin, sementara ilmu adalah pantulan realitas
yang terdapat di dalamnya. Jika cermin tidak bening maka
realitas ilmu tidak akan bisa ditangkap dengan jelas.
• Yang membuat kalbu tidak bening adalah hawa nafsu sementara
untuk membuatnya menjadi bening diperlukan ketaatan kepada
Allah dan keberpihakan dari tuntutan hawa nafsu
KETERBATASAN AKAL & LADUNI
• Akal dengan metoda rasionalnya diakui memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Dalam wilayah-wilayah kajian metafisika misalnya, akal banyak tidak berdaya,
sehingga produk akal dalam hal ini sering disebut sebagai pemikiran ‘spekulatif’.
• Sementara itu indera yang dinomorsatukan dalam empirisme ternyata lebih sempit
lagi wilayahnya. Indera hanya mampu berhubungan dengan apa yang bisa dilihat,
didengar, dicium, diraba dan dirasa. Indera tidak berdaya mengahadapi hal-hal yang
di luar semua itu. Kalau akal bisa diabstraksi, meskipun seringkali dalam bentuk
spekulasi terhadap hal-hal metafisik atau non-empiris, maka indera bisa dikatakan
menyerah sama sekali terhadap hal-hal yang demikian itu. Indera hanya mampu
merefleksikan sesuatu kalau ada bahan-bahan kongkrit yang bisa ‘disentuh’
• Keterbatasan-keterbatasan akal dan indera itu ternyata tidak menjadi masalah bagi
laduni. Laduni yang berpijak pada intuisi dengan sumber pengetahuan suatu kalbu
dan dipercaya berasal dari pemberian Tuhan secara langsung memiliki wilayah yang
bisa dikatakan tidak terbatas. Hal ini tidak mengherankan karena sumber
pengetahuannya adalah Tuhan sendiri yang pengetahuannya meliputi segala sesuatu.
TA’ALLUM RABBANI PROSES BELAJAR
• MENDAPAT WAHYU
• Para Nabi & Rasul
• MENDAPAT ILHAM
• Wali Allah
ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua
(benda) ini, jika kamu yang benar!” al-Baqarah : 31
َع َّلْم ٰن ُه َص ْنَع َة َلُبْو ٍس َّلُك ْم ِلُتْح ِص َنُك ْم ِّم ْۢن َبْأِس ُك ْۚم َفَهْل َاْنُتْم ٰش ِكُر ْو َن
Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi
kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)? QS anbiya : 80
َفَو َج َد ا َع ْبًد ا ِّم ْن ِعَباِد َنٓا ٰا َتْيٰن ُه َر ْح َم ًة ِّم ْن ِع ْنِد َنا َو َع َّلْم ٰن ُه ِم ْن َّلُد َّنا ِع ْلًم ا
Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah
Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari
sisi Kami. QS al-Kahfi : 65
• Ma’rifatul Kholiq
• Kaifiyatul ‘ibadah
• Minhajul hayah
• Tarbiyah, taujih dan Nasihat
Karakter Rasul
Basyariyah Tabligh
Ishmah Iltizam
Shiddiq Khuluqun ‘adhim
Fathanah Akhlak Quran
Amanah
Uswatun Hasanah
Karakter Ulama
Menyatu kesalehan & Keilmuan
Sumber:
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/takut-kepada-allah-yang-terpuji-dan-yang-tercela-q3m