Anda di halaman 1dari 19

Guru Penerus Tugas Kenabian

Satu Anak Satu Kurikulum


“Guru tidak pernah menemui
kelasnya dua kali. Karena
pasti guru yang berbeda dan
murid yang lain”

H. Rohmani, SPd., MA.


Perennialisme adalah sebuah sudut pandang
FILSAFAT PENDIDIKAN
dalam filsafat agama yang meyakini bahwa
setiap agama di dunia memiliki suatu
kebenaran yang tunggal dan universal yang
merupakan dasar bagi semua pengetahuan
dan doktrin religius. Kebenarannya
melampaui ruang dan waktu.
Perennialisme
Progresivisme bahwa siswa adalah makhluk Progresivisme
social, yang dengannya secara bertahap anak
dipersiapkan untuk menjadi bagian dari
masyarakat.

Humanisme bertolak dari kesadaran manusia


memiliki hakikat kebaikan dalam dirinya, jika
berada dalam lingkungan yang kondusif dan Humanisme
ruang kebebasan untuk mengaktualisasikan
diri dan mengembangkan potensinya secara
maksimal menjadi manusia seutuhnya.
Melanjutkan teori laduni
Imam al-Ghazali
• Melanjutkan teori fitrah tauhid
• Melanjutkan teori nativisme  fitrah tauhid
• Melanjutkan teori laduni imam al-Ghazali
• Memiliki karakter Rasul  siddiq, amanah, fathonah,
tabligh
• Menjadi orang yang paling takut kepada Allah  ulama 
menggabungkan keilmuan dan keshalehan
Setiap orang membawa fitrah Ilahiyyah
‫َٰل‬
‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن ِم ن ُس َلٍة ِّم ن ِط يٍن‬
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari

‫ُثَّم َجَع ْلَٰن ُه ُنْطَفًة ِفى َقَر اٍر َّمِكيٍن‬


Artinya: Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

‫ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغ َة ِع َٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َأنَش ْأَٰن ُه‬
‫َخ ْلًقا َء اَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِقيَن‬
Artinya: Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
Shad : 72
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.Referensi : https://tafsirweb.com/37027-surat-al-mukminun-ayat-12-14.html
‫ٌۢق‬ ‫ٰۤل‬
‫َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِة ِاِّنْي َخ اِل َبَش ًر ا ِّم ْن َص َص اٍل ِّم ْن َح َم ٍا َّم ْس ُنْو ٍۚن‬
‫ْل‬
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh, Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
QS al-Hijr : 28

‫َفِاَذ ا َس َّو ْيُتٗه َو َنَفْخ ُت ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ْي َفَقُع ْو ا َلٗه ٰس ِج ِد ْيَن‬


Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh
(ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” QS al-Hijr : 29

‫َفِاَذ ا َس َّو ْيُتٗه َو َنَفْخ ُت ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ْي َفَقُع ْو ا َلٗه ٰس ِج ِد ْيَن‬


Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh
(ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”
‫َو ِاْذ َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ْۢن َبِنْٓي ٰا َد َم ِم ْن ُظُهْو ِر ِهْم ُذ ِّر َّيَتُهْم َو َاْش َهَد ُهْم َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْۚم َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْۗم‬
‫َقاُلْو ا َبٰل ۛى َش ِهْد َناۛ َاْن َتُقْو ُلْو ا َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ْن ٰهَذ ا ٰغ ِفِلْيَۙن‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam
keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.”
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap ini. QS al-Arof : 172

‫َفَاِقْم َو ْج َهَك ِللِّدْيِن َحِنْيًفۗا ِفْطَر َت ِهّٰللا اَّلِتْي َفَطَر الَّناَس َع َلْيَهۗا اَل َتْبِد ْيَل ِلَخ ْلِق ِهّٰللاۗ ٰذ ِلَك‬
‫الِّدْيُن اْلَقِّيُۙم َو ٰل ِكَّن َاْك َثَر الَّناِس اَل َيْع َلُم ْو َۙن‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, QS ar-
Rum : 30
‫ ُكُّل َمْوُلوٍد ُيوَلُد َعَلى اْلِفْط َرِة‬: ‫قَاَل َرُسْوُل اللِه صلى الله عليه وسلم‬
‫َفَأ َبَواُه ُيَهِّوَداِنِه َأ ْو ُيَنِّصَراِنِه َأ ْو ُيَمِّجَساِنِه‬.
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang
tuanyalah yang membuatnya menjadi orang Yahudi, orang Nasrani ataupun orang Majusi” HR
Bukhari Muslim

Sumber: https://www.nu.or.id/opini/pilihan-agama-dan-lingkungan-sosial-4Yrs2
Ditiupkan ruh Ilahiyyah kepada Janin

‫ ُثَّم‬، ‫ ُثَّم َيُك ْو ُن َع َلَقًة ِم ْثَل َذ ِلَك‬،‫إَّن َأَح َد ُك م ُيْج َم ُع خلُقُه ِفْي َبْطِن ُأِّم ِه َأْر َبِع ْيَن َيْو ًم ا ُنْطَفًة‬
:‫ َو ُيْؤ َم ُر ِبَأْر َبِع َك ِلَم اٍت‬، ‫ ُثَّم ُيْر َس ُل ِإَلْيِه اْلَم َلُك فَيْنُفُخ ِفْيِه الُّر ْو َح‬، ‫َيُك ْو ُن ُم ْض َغ ًة ِم ثَل َذ ِلَك‬
‫ َو َش ِقٌّي َأْو َسِع ْيٌد‬،‫ َو َع َم ِلِه‬،‫ َو َأَجِلِه‬،‫ِبَك ْتِب ِر ْز ِقِه‬،

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat
puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi
segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin
tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan
kebahagiaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
ASUMSI ILMU LADUNI Imam Al-Ghazali
• Ada sesuatu di luar diri manusia yang memberikan atau
melimpahkan pengetahuan ke dalam dirinya.
• Manusia tidak perlu berusaha untuk memperoleh
pengetahuan tersebut, tetapi ia harus berusaha bagaimana
caranya agar ‘layak’ menerima pengetahuan tersebut.
• Karena sifatnya’pemberian’ atau ‘pelimpahan; maka isi dan
bentuk pengetahuan yang dimaksud bergantung kepada
Yang Melimpahkan atau Yang Memberi, tanpa harus
menyesuaikan dengan keinginan, kehendak maupun
kapasitas, dan perangkat pemahaman yang dimiliki manusia.
MEDIA ILMU LADUNI : KALBU
• Sarana paling pokok untuk memperoleh pengetahuan ini adalah
kalbu. Kalbu disini bukan berarti hati atau bagian tubuh secara
fisik yang terletak di bagian sebelah kiri dada manusia
• Kalbu di sini lebih bersifat rohaniah, al-Ghazali menggambarkan
kalbu ini sebagai cermin, sementara ilmu adalah pantulan realitas
yang terdapat di dalamnya. Jika cermin tidak bening maka
realitas ilmu tidak akan bisa ditangkap dengan jelas.
• Yang membuat kalbu tidak bening adalah hawa nafsu sementara
untuk membuatnya menjadi bening diperlukan ketaatan kepada
Allah dan keberpihakan dari tuntutan hawa nafsu
KETERBATASAN AKAL & LADUNI
• Akal dengan metoda rasionalnya diakui memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Dalam wilayah-wilayah kajian metafisika misalnya, akal banyak tidak berdaya,
sehingga produk akal dalam hal ini sering disebut sebagai pemikiran ‘spekulatif’.
• Sementara itu indera yang dinomorsatukan dalam empirisme ternyata lebih sempit
lagi wilayahnya. Indera hanya mampu berhubungan dengan apa yang bisa dilihat,
didengar, dicium, diraba dan dirasa. Indera tidak berdaya mengahadapi hal-hal yang
di luar semua itu. Kalau akal bisa diabstraksi, meskipun seringkali dalam bentuk
spekulasi terhadap hal-hal metafisik atau non-empiris, maka indera bisa dikatakan
menyerah sama sekali terhadap hal-hal yang demikian itu. Indera hanya mampu
merefleksikan sesuatu kalau ada bahan-bahan kongkrit yang bisa ‘disentuh’
• Keterbatasan-keterbatasan akal dan indera itu ternyata tidak menjadi masalah bagi
laduni. Laduni yang berpijak pada intuisi dengan sumber pengetahuan suatu kalbu
dan dipercaya berasal dari pemberian Tuhan secara langsung memiliki wilayah yang
bisa dikatakan tidak terbatas. Hal ini tidak mengherankan karena sumber
pengetahuannya adalah Tuhan sendiri yang pengetahuannya meliputi segala sesuatu.
TA’ALLUM RABBANI PROSES BELAJAR
• MENDAPAT WAHYU
• Para Nabi & Rasul
• MENDAPAT ILHAM
• Wali Allah

TA’ALLUM INSANI Tazkiyatun nafs


• PROSES BERPIKIR Kebersihan jiwa
• Para Filsuf & Ilmuwan
• Ulama Mujtahid
• PROSES BELAJAR
• Manusia umumnya
LADUNI PARA NABI

‫ْۢن‬ ‫ْل ٰۤل‬


‫َو َع َّلَم ٰا َد َم اَاْلْس َم ۤا َء ُك َّلَها ُثَّم َع َر َض ُهْم َع َلى ا َم ِٕىَك ِة َفَقاَل َا ِبُٔـْو ِنْي ِبَاْس َم ِء ُؤ ِء ِاْن‬
‫ۤاَل‬ ‫ٰٓه‬ ‫ۤا‬

‫ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن‬
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua
(benda) ini, jika kamu yang benar!” al-Baqarah : 31

‫َع َّلْم ٰن ُه َص ْنَع َة َلُبْو ٍس َّلُك ْم ِلُتْح ِص َنُك ْم ِّم ْۢن َبْأِس ُك ْۚم َفَهْل َاْنُتْم ٰش ِكُر ْو َن‬
Dan Kami ajarkan (pula) kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi
kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur (kepada Allah)? QS anbiya : 80
‫َفَو َج َد ا َع ْبًد ا ِّم ْن ِعَباِد َنٓا ٰا َتْيٰن ُه َر ْح َم ًة ِّم ْن ِع ْنِد َنا َو َع َّلْم ٰن ُه ِم ْن َّلُد َّنا ِع ْلًم ا‬
Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah
Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari
sisi Kami. QS al-Kahfi : 65

‫َك‬ ‫ُق‬ ‫ٰا‬ ‫ٰٓل‬


‫َو َك ٰذ ِلَك َيْج َتِبْيَك َر ُّبَك َو ُيَع ِّلُم َك ِم ْن َتْأِوْيِل اَاْلَح اِد ْيِث َو ُيِتُّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيَك َو َع ى ِل َيْع ْو َب َم ٓا‬
ࣖ ࣖ ‫َاَتَّمَها َع ٰٓلى َاَبَو ْيَك ِم ْن َقْبُل ِاْبٰر ِهْيَم َو ِاْس ٰح َۗق ِاَّن َر َّبَك َع ِلْيٌمَحِكْيٌم‬
Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu
sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga
Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu
sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijak-sana. QS
Yusuf : 6
Tugas Para Nabi & Rasul

• Ma’rifatul Kholiq
• Kaifiyatul ‘ibadah
• Minhajul hayah
• Tarbiyah, taujih dan Nasihat
Karakter Rasul
Basyariyah Tabligh
Ishmah Iltizam
Shiddiq Khuluqun ‘adhim
Fathanah Akhlak Quran
Amanah
Uswatun Hasanah
Karakter Ulama
Menyatu kesalehan & Keilmuan

‫َهّٰللا‬ ‫ى‬ ‫َش‬ ‫ْخ‬ ‫ا‬ ‫َّن‬ ‫َۗك‬


‫ِل ِا َم َي‬ ‫ٰذ‬ ‫َك‬ ‫ٗه‬‫ُن‬ ‫ا‬ ‫ْل‬‫َا‬ ‫ٌف‬ ‫َت‬ ‫ْخ‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫ا‬ ‫ۤا‬
‫َو ِم َن الَّناِس َو الَّد َو ِّب َو َع ِم ُم ِل َو‬
‫َاْل‬
‫ِم ْن ِع َباِدِه اْلُع َلٰۤم ُؤ ۗا ِاَّن َهّٰللا َع ِزْيٌز َغ ُفْو ٌر‬
“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan
hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara
hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah
Mahaperkasa, Maha Pengampun” QS Fathir : 28
‫اعلم أن الخوف محمود وربما يظن أن كل ما هو خوف محمود فكل ما كان أقوى‬
‫وأكثر كان أحمد وهو غلط بل الخوف سوط الله يسوق به عباده إلى المواظبة على‬
‫العلم والعمل لينالوا بهما رتبة القرب من الله تعالى‬
Artinya, “Ketahuilah, takut kepada Allah adalah hal terpuji. Tetapi, kadang orang mengira,
ketika semua rasa takut itu terpuji, maka kebanyakan dan kekuatan rasa takut dari
sewajarnya menjadi lebih terpuji, ini justru keliru. Takut kepada Allah merupakan pecut-Nya
yang memotivasi hamba-Nya untuk tetap menambah ilmu dan amal saleh agar dengan
keduanya mereka dapat mendekatkan diri kepada-Nya,” (Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440
H]: juz IV/164).

Sumber:
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/takut-kepada-allah-yang-terpuji-dan-yang-tercela-q3m

Anda mungkin juga menyukai