Anda di halaman 1dari 17

MENILAI LAJU BERSIHAN KREATININ,

PENGUKURAN, PERHITUNGAN PERSAMAAN


COCKCROFT-GAULT, PERUBAHAN REGIMEN
DOSIS OBAT BERDASARKAN LAJU BERSIHAN
KREATININ, PENGARUH PROSES
HEMODIALISIS TERHADAP PARAMETER
FARMAKOKINETIKA OBAT (STUDI KASUS)
Nama : Nelvira Wulansi
Nim : 200101212
Latar Belakang
Penyakit ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya retensi garam, air zat buangan
nitrogen dan penurunan drastis volume urine. Gangguan pada ginjal ditandai dengan abnormalitas struktur
ataupun fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Indikator untuk melihat kemampuan filtrasi
glomerulus ginjal dapat dilakukan dengan pemeriksaan klirens kreatinin. Klirens kreatinin adalah jumlah
milimeter plasma yang dibersihkan dari kreatinin oleh ginjal dalam satu menit.
Ginjal terletak retroperitoneal dalam rongga abdomen dan berjumlah sepasang dan merupakan organ vital bagi
manusia. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan menyebabkan gangguan ginjal sering
terlambat terdeteksi. Penyakit ginjal sering disertai penyakit lain yang mendasarinya seperti diabetes melitus,
hipertensi, dan dislipidemia. Gejala dan keluhan pada gangguan ginjal stadium dini cenderung ringan, sehingga
sulit didiagnosis hanya dengan pemeriksaan klinis.
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai dengan abnormalitas struktur ataupun
fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. PGK ditandai dengan satu atau lebih tanda kerusakan ginjal
yaitu albuminuria, abnormalitas sedimen urin, elektrolit, histologi, struktur ginjal, ataupun adanya riwayat
transplantasi ginjal, juga disertai penurunan laju filtrasi glomerulus. Saat ini banyak studi menunjukkan bahwa
prevalensi PGK meningkat di berbagai wilayah di seluruh dunia (Aisara, 2018).
Tahap Perhitungan
Penyesuaian Dosis
Menghitung Estimasi Klirens Kreatinin
Klirens kratinin laki-laki :

Klirens kreatinin perempuan :


Menghitung Adjusted Body Weight
Untuk pasien dengan total body weight (TBW) > 125 % ideal body weight (IBW)
maka adjusted body weight (ABW) dihitung dengan formula:

Dimana :
Laki-laki
IBW= 50 kg + {2,3 x (tinggi badan (inch) – 60)}
Perempuan
IBW= 45,5 kg + {2,3 x (tinggi badan (inch) – 60)}
Menilai kesesuaian dosis yang diberikan
pasien
Formula Giusti Hayton, mengunakan fraksi obat yang diekskresikan dalam bentuk
utuh (f) sebagai berikut :

G: faktor Giusti Hayton;


F: fraksi obat yang diekskresi “unchanged” melalui urin;
CLᵁ: Kliren kreatinin pasien gangguan ginjal;
CLᴺ: Kliren kreatinin normal;
Kᵁ: tetapan kecepatan eliminasi pasien gangguan ginjal;
Menghitung Estimasi Kadar di dalam
darah

Dimana :
Cmaxˢˢ: kadar maksimum pada saat steady state;
Cminˢˢ: kadar minimum pada saat steady state;
F: ketersediaan obat; Vd: volume distribusi;
K: tetapan eliminasi obat;
ԏ: interval pemberian obat
Kasus 1
Diketahui pasien dengan data sebagai berikut :
No RM : 566511
Diagnosa : GGK + PJK + Anemia
JK : Laki-laki
Usia : 54 tahun
BB : 55 kg
TB : 1,63 kg
Scr : 2,98 mg/dl
Menerima terapi ofloxacin tablet dengan dosis 400 mg sekali sehari (Fe ofloksasin 75% dan dosis lazim
400 mg/hari). Berapakah dosis penyesuaian ofloksasin sesuai dengan derajat kerusakan ginjal pasien.
Indeks Masa Tubuh Pasien (IMT)

Perhitungan ClCr
Faktor penyesuaian dosis
Dosis maintenance pada pasien gagal ginjal

Maka dosis yang harus diterima pasien seharusnya adalah 166 mg


Kasus 2
Seorang penderita dengan pengeluaran urin 1,8 L/24 jam dan rata-rata konsentrasi
kreatinin 2,2 mg%. Berapakah klirens kreatinin? Bagaimanakah pengaturan dosis
dari suatu obat yang secara normal diberikan 20 mg/kg setiap 6 jam pada penderita
ini (dianggap konsentrasi urin 0,1 mg/ml dan klirens kreatinin 100 ml/menit).
Kasus 3
Seorang penderita yang mendapat linkomisin 600 mg setiap 12 jam secara IM
mempunyai klirens kreatinin 50 ml/menit. Apakah dosis akan disesuaikan?
Pengaruh Hemodialisis Terhadap
Parameter Farmakokinetika
Hemodialisis sangat efektif dalam menghilangkan gentamisin. Namun, pembersihan
gentamisin tidak berhubungan dengan pembersihan urea, Kt/Vurea, atau rasio reduksi
urea; akibatnya, prediktabilitas pembersihan dialitik gentamisin tidak dapat diperoleh
dari indeks penghilangan urea. Meskipun klirens dialitik kreatinin berhubungan
secara signifikan dengan klirens dialitik gentamisin, hubungan ini tidak cukup kuat
untuk dijadikan sebagai pengganti pemantauan gentamisin.
Kesimpulannya, kami menentukan pembersihan dialyzer in vivo dan parameter
farmakokinetik levofloxacin setelah pemberian oral pada pasien hemodialisis dengan
infeksi. Karena obat ini dihilangkan secara ekstensif selama hemodialisis, maka lebih
baik diberikan setelah sesi hemodialisis.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai