Anda di halaman 1dari 79

REFERAT

TUBERKULOSIS
Definisi
• Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius,
yang terutama menyerang penyakit parenkim
paru.Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang
berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu
sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi
bakteri dalam paru.Tb paru ini bersifat menahun dan
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma
dan menimbulkan nekrosis jaringan.
Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi Tb paru yaitu menurut Depkes (2007) yaitu:
Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1.Tuberkulosis paru
• Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
(parenkim) paru.tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada
hilus.
2.Tuberkulosis ekstra paru
• Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan
lain-lain.
Klasifikasi
• Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu
pada Tb Paru:
1. Tuberkulosis paru BTA positif
– Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya
2. BTA positif.
– 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis.
– 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman Tb positif.
– 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.
Klasifikasi
3. Tuberkulosis paru BTA negatif
Kriteria diagnostik Tb paru BTA negatif harus meliputi:
– Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
– Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
– Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
– Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk
diberipengobatan.
Etiologi
• Penyakit Tb paru adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan asam
sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan
Asam (BTA).
Gejala
• Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala
sistemik.
1. Gejala respiratorik :
• batuk ≥ 3 minggu
• batuk darah
• sesak napas
• nyeri dada
2. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang
terlibat
Patogenesis
• A. Tuberkulosis Primer
• B. Tuberkulosis Post Primer
Patogenesis TB Paru
Tuberkulosis Primer
Kuman TB masuk dan
1. Restituion ad
bersarang di jaringan Kompleks primer :
integrum
paru

Afek primer +
2. Sembuh dengan
Afek primer limfadenitis regional =
meninggalkan bekas
kompleks primer

3. Menyebar
perikontinuitatum,
Limfangitis lokal Limfadenitis regional
bronkogen, hematogen
dan limfogen
Tuberkulosis Post Primer
Diagnosis TB Paru
Pemeriksaan
mikrobiologi
dan radiologi
Anamnesis, Pemeriksaan
Pemeriksaan patologi
Fisik klinik

Diagnosis
• Pada program TB nasional, pemeriksaan
sputum BTA merupakan diagnosis utama.
• Pemeriksaan foto thorax tidak selalu
menunjukkan gambaran khas TB Paru.
• Pada PF :
Lesi minimal : vokal fremitus Lesi luas : deviasi trakea ke sisi paru
meningkat, perkusi redup, bunyi yang terinfeksi, tanda konsolidasi,
napas bronkovesikuler atau adanya suara napas amporik pada cavitas
ronkhi terutama di apeks paru. atau tanda adanya penebalan
pleura.
Pemeriksaan Dahak Mikroskopis
S(sewaktu): Dahak dikumpulkan
pada saat suspek tuberkulosis P(pagi): Dahak dikumpulkan di
datang berkunjung pertama kali. rumah pada pagi hari kedua,
Pada saat pulang, suspek segera setelah bangun tidur. Pot
membawa sebuah pot dahak dibawa dan diserahkan sendiri
untuk mengumpulkan dahak kepada petugas.
pada pagi hari kedua.

S(sewaktu): Dahak dikumpulkan


pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi hari.
Pemeriksaan Radiologis
• Pemeriksaan standar adalah foto toraks PA. Pada kasus
dimana pada pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks
tidak diperlukan lagi.
• Pada beberapa kasus dengan hapusan positif perlu
dilakukan foto toraks bila :
o Curiga adanya komplikasi (misal : efusi pleura,
pneumotoraks)
o Hemoptisis berulang atau berat
o Didapatkan hanya 1 spesimen BTA (+)
Pengobatan TB
• Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu
fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan.
• Obat-obatan lini 1:
a. Rifampisin
b. INH
c. Pirazinamid
d. Etambutol
e. Streptomisin
Fixed Dose Combination (Kombinasi Dosis Tetap)

Empat obat
Tiga obat antituberkulosis
antituberkulosis dalam satu
dalam satu tablet, yaitu
tablet, yaitu rifampisin 150
rifampisin 150 mg,
mg, isoniazid 75 mg,
isoniazid 75 mg dan
pirazinamid 400 mg dan
pirazinamid. 400 mg.
etambutol 275 mg dan
Obat-Obatan Lini 2
– Kanamisin.
– Kuinolon.
– Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid,
amoksilin + asam klavulanat.
– Derivat rifampisin dan INH.
Dosis OAT
Rifampisin 10 mg/ kg BB, maksimal INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg
600mg 2-3X/ minggu atau BB > 60 10 mg /kg BB 3 x seminggu, 15 BB, 35 mg/kg BB 3 x seminggu,
kg : 600 mg BB 40-60 kg : 450 mg. BB mg/kg BB 2 x seminggu atau 300 50 mg /kg BB 2 x seminggu atau : BB
< 40 kg : 300 mg. Dosis intermiten mg/hari untuk dewasa. lntermiten : > 60 kg: 1500 mg. BB 40-60 kg : 1
600 mg / kali. 600 mg / kali. 000 mg. BB < 40 kg: 750 mg

Etambutol : fase intensif 20mg /kg


BB, fase lanjutan 15 mg /kg BB,
30mg/kg BB 3X seminggu, 45 mg/kg Streptomisin:15mg/kgBB atau BB
BB 2 X seminggu atau : >60kg : 1000mg. BB 40 - 60 kg : 750
BB >60kg : 1500 mg. BB 40 -60 kg : mg. BB < 40 kg : sesuai BB.
1000 mg. BB < 40 kg : 750 mg. Dosis
intermiten 40 mg/ kgBB/ kali
Kombinasi Dosis Tetap
• Rekomendasi WHO:
Penderita hanya minum obat 3-4 tablet sehari
selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan
dapat menggunakan kombinasi dosis 2 obat
antituberkulosis seperti yang selama ini telah
digunakan sesuai dengan pedoman pengobatan.
Komplikasi TB Paru
• Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis.
• Komplikasi pada stadium lanjut :
 Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok
hipovolemik.
 Kolaps lobus akibat sumbatan duktus.
 Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
 Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang pecah.
 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan
sebagainya.
CASE REPORT
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Mannaria Siahaan
• Umur : 67 tahun
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Status perkawinan : Menikah
• Agama : Kristen
• Alamat : Jl. Malaka Raya 20, Duren Sawit
• Tanggal Masuk : 30 Juli 2017
• Ruang : ICU
Anamnesis
• Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis terhadap keluarga
pasien pada tanggal 30 Juli 2017 di IGD Rumah Sakit PGI Cikini.
• Keluhan Utama : Meracau sejak ± 16 jam sebelum masuk
RS
• Keluhan Tambahan : Kuning sejak satu hari yang lalu, muntah
berisi cairan warna merah kehitaman. BAB warna hitam
Anamnesis
• Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan meracau sejak ± 16 jam sebelum masuk RS. Keluarga
pasien mengaku wajah serta tubuh pasien terlihat kuning sejak satu hari yang lalu
disertai dengan muntah yang berisi cairan berwarna merah kehitaman dan BAB warna
hitam.

Keluarga pasien menyangkal adanya batuk dan demam. Buang air kecil tidak ada
keluhan. Pasien memiliki riwayat penyakit TB dan sedang dalam pengobatan bulan kedua
Anamnesis
• Riwayat Penyakit
• Riwayat Penyakit
Keluarga (-)
Dahulu
1. TB on OAT bulan • Riwayat Alergi :
ke-2 Obat dan makanan (-)
2. CKD
Anamnesis
• Riwayat Pengobatan
– OAT : Rifastar 1x3 tab
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Delirium
• Glasgow Coma Scale : E4M6V4
• Nadi : 86 x/menit
• Tekanan darah : 80/60 mmHg
• Pernafasan : 20 x / menit
• Suhu : 370C
• Gizi : Normal (BB: 65kg / TB:
158 cm / BMI: 26,03)
Pemeriksaan Fisik
• Primary Survey
Airway : Bebas
Breathing : Tidak sesak
Circulation : Stabil
Disability : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Secondary Survey
Kepala : Normocephali
Mata : Pupil Isokor, 3mm, RCL +/+ RCTL +/+,
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik +/+
THT : Tidak ada keluhan
Leher : KGB tidak membesar, JVP 5-2 cmH2O
Thoraks Cor : BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : BND: vesikuler/vesikuler, Rh +/+ (basah kasar),
Wh -/-
Abdomen : Supel, datar, BU +, NT (-), hepar teraba 2 jari
Ekstremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah Perifer (3 Agustus 2017) • Faal Hati (30 Juli 2017)
– Hb : 7,4 gr/dl – SGOT : 64 U/I
– Leukosit : – SGPT : 11 U/I
8,8 ribu/ul
– Eritrosit :
– Ht
• Faal Ginjal
: 32%
– Ureum :
– Trombosit : 199 ribu
– Kreatinin :
Pemeriksaan Laboratorium (30 Juli 2017)

– Elektrolit • Faeces lengkap


– Na : 140 – Makroskopik
• Warna : Hitam
mmol/L • Konsistensi : Lembek
– K • Lendir : Negatif
: 6,1 mmol/L • Darah : Negatif

– Cl :- – Mikroskopik
• Amuba : tidak ditemukan
– Ca :- • Kista : tidak ditemukan
– Gula darah • Leukosit : -/LPB
• Eritrosit : -/LPB
• GDS jam 14.00: 45 mg/dl • Cacing : Negatif
• GDS jam 15.30:125mg/dl • Telur cacing : Negatif
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologi CITO : CTR > 50% jantung kanan kesan membesar ke

kiri, apeks tertanam, aorta kalsifikasi dan mediastinum tidak

melebar, trakea dan hilus baik, paru tampak perselubungan batas

meniscus sign di paru kanan bawah, diafragma dan sinus baik.

kesimpulan : Kardiomegali, Aorta kalsifikasi dan efusi pleura

kanan
Resume
• Pasien datang ke IGD RS PGI Cikini dengan keluhan meracau sejak ± 16 jam
SMRS. Keluarga pasien mengaku wajah dan tubuh pasien terlihat kuning
sejak satu hari yang lalu disertai muntah berisi cairan berwarna merah
kehitaman. Batuk dan demam disangkal. Buang air kecil tidak ada keluhan.
Buang air besar berwarna kehitaman.
• Keluarga pasien mengatakan pasien menderita penyakit TB dan sedang
dalam pengobatan bulan kedua. OAT yang dikonsumsi Rifastar 1x3tab.
Pasien juga memiliki riwayat penyakit CKD
Diagnosis Klinis
• Penurunan Kesadaran
• Sepsis
• Hipoglikemia
• TB on OAT bulan ke-2
• CKD
Tatalaksana
• Diet : NGT Alir (puasa sementara)
• IVFD : I NaCl 0,9% + I D10%/24 jam
• MM :
– Meropenem 3x500mg (IV)
– Ondancetron 2x4 tab (IV)
– Prazopant 2x1 amp (IV)
– Laxadine svr 1x1 cth (PO)
– Asam folat 1x2 tab (PO)
Follow Up Harian Pasien
Hari/ Minggu, 30 Juli 2017 (Perawatan hari ke-1)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter Meracau,  KU : TSB LABORATORIUM  Penurunan  Periksa


gangguan  Faal Hati kesadaran bilirubin direct,
kesadaran  Kesadaran : E4M6V4 • SGOT : 64 U/L (H) indirect, total
(Delirium) • SGPT : 11 U/L  Sepsis
 Periksa HbsAg,
 Nadi : 83x/menit  Elektrolit  Hipoglikemi Anti HCV
• Na : 140 mEq/L a
 TD : 125/60mmHg • K : 6,1 mEq/L (H)  Diet
• Cl : -  TB on OAT • NGT : Alir
 Pernafasan : 24x/menit bulan ke-2 (Puasa)
 Gula darah
 Suhu: 37,3°C • GDS jam 14.00 : 45 mg/dl  CKD  IVFD
(L) I NaCl 0,9% + I
 SpO2: 100% • GDS jam 15.30 : 125 D10% /24 jam
mg/dl
 Mata :  MM
• Konjungtiva anemis (-/-) FAECES LENGKAP • Meropenem
• Sklera ikterik (+/+)  MAKROSKOPIK 3x500mg (IV)
• Warna : • Ondancetron
 Leher : Hitam 2x4mg (IV)
• KGB tidak membesar • Konsistensi : • Ca glukonas
• JVP 5-2 cmH20 Lembek 2x1amp (IV)
• Lendir : • Asam folat
Negatif 1x2tab (PO)
• Darah :
Negatif
 Paru – Paru :  Mikroskopik
• BND : • Amuba : tidak
• Vesikuler/ ditemukan
vesikuler • Kista : tidak
• Rh +/+ (basah ditemukan
kasar) • Leukosit : -/LPB
• Wh -/- • Eritrosit : -/LPB
• Cacing : Negatif
 Jantung : • Telur cacing :
• BJ 1 dan 2 Negatif
reguler
• Murmur (-)  Sisa makanan
• Gallop (-) • Amilum : Negatif
• Lemak : Negatif
 Abdomen : • Kristal asam
• Tampak datar lemak : Negatif
super • Sayuran :
• Bising usus (+) Negatif
4x/menit • Serabut otot :
• Nyeri tekan (-) Negatif
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2  Darah samar : Positif
jari Note : Sel Ragi (+)

 Ekstremitas :
• Edema -/-
• CRT < 2 detik
Radiologi CITO : CTR > 50% jantung kanan kesan membesar kekiri, apeks tertanam, aorta kalsifikasi
dan mediastinum tidak melebar, trakea dan hillus baik, paru tampak perselubungan dengan batas
meniscus sign di paru kanan bawah, diafragma dan sinus baik.
Kesimpulan: Kardiomegali, Aorta kalsifikasi, dan Efusi pleura kanan.
EKG
Hari/ Senin, 31 Juli 2017 (Perawatan hari ke-2)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSB LABORATORIUM  Penurunan  Diet


 Kimia klinik kesadaran • NGT : Alir
 Kesadaran : E4M6V4 • Bilirubin total : (Puasa)
(Delirium) 9,9mg/dl (H)  Sepsis
 IVFD
 Nadi : 84x/menit  Imunologi  Hipoglikemi I NaCl 0,9% + I
• HbsAg : Non a D10% /24 jam
 TD : 93/50mmHg reaktif
• Anti HCV : Non  TB on OAT  MM
 Pernafasan : 19x/menit reaktif bulan ke-2 • Meropenem
3x500mg (IV)
 Suhu: 36,6°C  Elektrolit  CKD • Ondancetron
• Na : 144 mEq/L 2x4mg (IV)
 SpO2: 98% • K : 5,5 mEq/L (H) • Ca glukonas
• Ca : 8,2 mEq/L (L) 2x1amp (IV)
 Mata : • Prazopant
• Konjungtiva anemis (-/-)  Kreatinin : 4,1 mg/dl (H) 2x1amp (IV)
• Sklera ikterik (+/+) • Laxadine svr
 Hematologi 1x1cth (PO)
 Leher : • APPT pasien : 76,4
• KGB tidak membesar dtk
• JVP 5-2 cmH20 • APPT control :
33,1 dtk
 Paru – Paru :  Gula darah
• BND : • GDS jam 07.00 : 127
• Vesikuler/ mg/dl
vesikuler • GDS jam 12.00 : 116
• Rh +/+ (basah mg/dl
kasar) • GDS jam 19.00 : 143
• Wh -/- mg/dl
• GDS jam 24.00 : 165
 Jantung : mg/dl (H)
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema -/-
• Akral hangat
Hari/ Selasa, 1 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-3)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Penurunan Pindah ruangan


 Kimia klinik kesadaran besok (2/8/2017)
 Kesadaran : E4M6V5 • Bilirubin direct :
(Compos Mentis) 6,5 mg/dl (H)  Sepsis  Diet
• Protein total : • NGT :
 Nadi : 85x/menit 5,4 g/dl (L)  Hipoglikemi SV 150, air 50
• Albumin : 2,5 g/dl a
 TD : 158/74mmHg (L)  IVFD
• Globulin : 2,9 g/dl  TB on OAT • I Triofuchsin
 Pernafasan : 15x/menit bulan ke-2 1600 (habis
stop)
 Suhu: 36,4°C  Gula darah  CKD • I D10%/24 jam
• GDS jam 07.00 : 127
 SpO2: 99% mg/dl  MM
• GDS jam 12.00 : 116 • Meropenem
 Mata : mg/dl 3x500mg (IV)
• Konjungtiva anemis (-/-) • GDS jam 19.00 : 143 • Ondancetron
• Sklera ikterik (+/+) mg/dl 2x4mg (IV)
• GDS jam 24.00 : 165 • Ca glukonas
 Leher : mg/dl (H) 2x1amp (IV
• KGB tidak membesar • Prazopant 2x1
• JVP 5-2 cmH20 amp (IV)
• Laxadine svr
1x1cth (PO)
 Paru – Paru :  Gula darah • Asam folat
• BND : • GDS jam 07.00 : 127 1x2tab (PO)
• Vesikuler/ mg/dl • OAT rifastar
vesikuler • GDS jam 12.00 : 116 1x3tab (PO)
• Rh +/+ (basah mg/dl
kasar) • GDS jam 19.00 : 143
• Wh -/- mg/dl
• GDS jam 24.00 : 165
 Jantung : mg/dl (H)
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
super
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+
• Akral hangat
Hari/ Rabu, 2 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-4)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Penurunan  Rencana HD


kesadaran sore, 3x
 Kesadaran : E4M6V4  Mikrobiologi seminggu
(Delirium) • Biakan kuman  Sepsis
aerob (urin) :  Diet :
 Nadi : 90x/menit tumbuh Candida  Hipoglikemi SV 200, air 100
spesies a
 TD : 123/62mmHg  Imunologi  IVFD
• Anti HIV Metode 1  TB on OAT I NaCl 0,9 100/24
 Pernafasan : 18x/menit : 0,12 S/CO bulan ke-2 jam
(Non reaktif)
 Suhu: 36,5°C  CKD  MM
• Meropenem
 SpO2: 98% 3x500mg (IV)
• Ondancetron
 Mata : 2x4mg (IV)
• Konjungtiva anemis (-/-) • Ca glukonas
• Sklera ikterik (+/+) 2x1amp (IV)
• Prazopant
 Leher : 2x1amp (IV)
• KGB tidak membesar • Laxadine svr
• JVP 5-2 cmH20 1x1cth (PO)
• Asam folat
1x2tab (PO)
 Paru – Paru : • OAT Rifastar
• BND : 1x3tab (PO)
• Vesikuler/ • Mycostatin
vesikuler 3x1cc (PO)
• Rh +/+ (basah
kasar)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema -/-
• Akral hangat
Hari/ Kamis, 3 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-5 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  HD sore, 3x


 Darah rutin riwayat seminggu
 Kesadaran : E4M6V5 • Hb : 7,4 g/dl (L) syok
(Composmentis) • Ht : 32%  Tambahkan
• Leukosit : 8,8  Hipoglikemi darah PRC
 Nadi : 80x/menit ribu/ul a 300c, untuk Hb
• Trombosit : 199 berikutnya
 TD : 100/60mmHg ribu/ul  TB on OAT
 CKD on HD  Diet
 Pernafasan : 20x/menit • Tim campur
saring 1500
 Suhu: 36,8°C kalori – 70
gram protein
 SpO2: 99%
 IVFD
 Mata : NaCl 0,9% 100 /24
• Konjungtiva anemis (-/-) jam
• Sklera ikterik (-/-)
 MM
 Leher : • Meropenem
• KGB tidak membesar 3x500mg (IV)
• JVP 5-2 cmH20 • Ondancetron
2x4mg (IV)
 Paru – Paru : • Ca glukonas
• BND : 2x1amp (IV)
• Vesikuler/ • Prazopant
vesikuler 2x1amp (IV)
• Rh +/+ (basah • Laxadine syr
kasar) 1x1cth (PO)
• Wh -/- • Asam folat
1x2tab (PO)
 Jantung : • OAT Rifastar
• BJ 1 dan 2 1x3tab (PO)
reguler • Mycostatin
• Murmur (-) 3x1cc (PO)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
super
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
• CRT < 2 detik
Hari/ Jumat, 4 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-6 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS (-)  Sepsis  Stop NaCl 0,9%


riwayat 100cc drip
 Kesadaran : E4M6V5 syok  Jika tensi
(Composmentis) turun : mulai
 Pleuro dengan vascon
 Nadi : 90x/menit pneumonia 0,2 ml/jam

 TD : 100/52mmHg  TB on OAT  Diet : Tim


campur saring
 Pernafasan : 22x/menit  CKD on HD 1500 kalori –
70 gram
 Suhu: 37,3°C protein

 SpO2: 99%  IVFD


Vascon 4ml + II D5%
 Mata : : 0,2 ml/jam
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)  MM
• Meropenem
 Leher : 3x500mg (IV)
• KGB tidak membesar • Ondancetron
• JVP 5-2 cmH20 2x4mg (IV)
• Ca glukonas
2x1amp (IV)
• Prazopant
2x1amp (IV)
 Paru – Paru : • Laxadine syr
• BND : 1x1cth (PO)
• Vesikuler/ • Asam folat
vesikuler 1x2tab (PO)
• Rh +/+ (basah • OAT Rifastar
kasar) 1x3tab (PO)
• Wh -/- • Mycostatin
3x1cc (PO)
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Sabtu, 5 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-7 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS (-)  Sepsis  Stop vascon 0,2


riwayat ml/jam
 Kesadaran : E4M6V5 syok
(Composmentis)  IVFD : (-)
 Pleuro
 Nadi : 77x/menit pneumonia  Diet : Tim
campur saring
 TD : 110/70mmHg  TB on OAT 1500 kalori –
70 gram
 Pernafasan : 22x/menit  CKD on HD protein

 Suhu: 37°C  MM
• Laxadine syr
 SpO2: 100% 1x1cth (PO)
• Asam folat
 Mata : 1x2tab (PO)
• Konjungtiva anemis (-/-) • OAT Rifastar
• Sklera ikterik (-/-) 1x3tab (PO)
• Mycostatin
 Leher : 3x1cc (PO)
• KGB tidak membesar • Curcuma 3x2
• JVP 5-2 cmH20 tab (PO)
 Paru – Paru :
• BND :
• Vesikuler/
vesikuler
• Rh +/+ (basah
kasar)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Minggu, 6 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-8 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  Besok sore


 Hematologi riwayat kembali HD +
 Kesadaran : E4M6V5 • Golongan darah : syok Transfusi PRC
(Composmentis) “O” Rh (+) positif 300cc
 Pleuro
 Terpasang NGT dan pneumonia  IVFD : (-)
nasal kanul O2 : 3-4 lpm
 TB on OAT  Diet : Tim
 Nadi : 84x/menit campur saring
 CKD on HD 1500 kalori –
 TD : 130/80mmHg 70 gram
protein
 Pernafasan : 20x/menit
 MM
 Suhu: 37°C • Laxadine syr
1x1cth (PO)
 SpO2: 98% • Asam folat
1x2tab (PO)
 Mata : • OAT Rifastar
• Konjungtiva anemis (-/-) 1x3tab (PO)
• Sklera ikterik (-/-) • Mycostatin
3x1cc (PO)
• Curcuma 3x2
tab (PO)
 Paru – Paru :
• BND :
• Vesikuler/
vesikuler
• Rh +/+ (basah
kasar)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Senin, 7 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-9 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS (-)  Sepsis  HD + PRC 300cc


riwayat dengan
 Kesadaran : E4M6V5 syok minimal
(Composmentis) heparin
 Pleuro
 Terpasang NGT dan pneumonia  USG abdomen
nasal kanul O2 : 3-4 lpm atas
 TB on OAT
 Nadi : 80x/menit  Periksa ulang
 CKD on HD H2TL, Na, K, Ca,
 TD : 100/60mmHg bilirubin total,
direk, indirek
 Pernafasan : 20x/menit
 IVFD : (-)
 Suhu: 36,8°C
 Diet : Tim
 SpO2: 99% campur saring
1500 kalori –
 Mata : 70 gram
• Konjungtiva anemis (-/-) protein
• Sklera ikterik (-/-)
 MM
• Laxadine syr
1x1cth (PO)
• Asam folat
1x2tab (PO)
 Paru – Paru : • OAT Rifastar
• BND : 1x3tab (PO)
• Vesikuler/ • Mycostatin
vesikuler 3x1cc (PO)
• Rh +/+ (basah • Curcuma
kasar) 3x2tab (PO)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Selasa, 8 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-10 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  HD sore, 3x


 Darah rutin riwayat seminggu
 Kesadaran : E2M6V5 • Hb : 8,1 g/dl (L) syok
(Apatis) • Ht : 23%  Tambahkan
• Leukoist : 7,0  Pleuro darah PRC
 Terpasang NGT dan ribu/ul pneumonia 300cc dengan
nasal kanul O2 : 3-4 lpm • Trombosit : 180 SU 2L
ribu/ul  TB on OAT
 Nadi : 88x/menit  Ct scan otak
 Kimia klinik  CKD on HD non kontras
 TD : 110/70mmHg • Bilirubin total :
7,3 mg/dl  IVFD : (-)
 Pernafasan : 18x/menit • Bilirubin direk :
5,6 mg/dl  Diet : Tim
 Suhu: 36,8°C • Bilirubin indirek : campur saring
1,7 mg/dl 1500 kalori –
 SpO2: 97% 70 gram
 Elektrolit protein
 Mata : • Na : 134 mEq/L
• Konjungtiva anemis (-/-) • K : 4,6 mEq/L  MM
• Sklera ikterik (-/-) • Ca : 7,4 mEq/L • Laxadine syr
1x1cth (PO)
• Asam folat
1x2tab (PO)
• OAT Rifastar
3x1 cc (PO)
 Paru – Paru : • Mycostatin
• BND : 3x1cc (PO)
• Vesikuler/ • Curcuma
vesikuler 3x2tab (PO)
• Rh +/+ (basah
kasar)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Rabu, 9 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-11 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  HD sesuai


 Darah rutin riwayat jadwal
 Kesadaran : E4M6V5 • Hb : 8,1 g/dl (L) syok
(Composmentis) • Ht : 23%  Tambahkan
• Leukoist : 7,0  Pleuro darah PRC
 Terpasang NGT dan ribu/ul pneumonia 300cc dengan
nasal kanul O2 : 3-4 lpm • Trombosit : 180 SU 2L
ribu/ul  TB on OAT
 Nadi : 86x/menit  IVFD : (-)
 Kimia klinik  CKD on HD
 TD : 110/90mmHg • Bilirubin total :  Diet : Tim
7,3 mg/dl campur saring
 Pernafasan : 20x/menit • Bilirubin direk : 1500 kalori –
5,6 mg/dl 70 gram
 Suhu: 37°C • Bilirubin indirek : protein
1,7 mg/dl
 SpO2: 98%  MM
 Elektrolit • Laxadine syr
 Mata : • Na : 134 mEq/L 1x1cth (PO)
• Konjungtiva anemis (-/-) • K : 4,6 mEq/L • Asam folat
• Sklera ikterik (-/-) • Ca : 7,4 mEq/L 1x2tab (PO)
• OAT Rifastar
3x1 cc (PO)
 Paru – Paru : • Mycostatin
• BND : 3x1cc (PO)
• Vesikuler/ • Curcuma
vesikuler 3x2tab (PO)
• Rh +/+ (basah • Aspilet
kasar) 1x80mg (PO)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
Hari/ Kamis, 10 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-12 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter Sesak (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  HD sesuai


riwayat jadwal
 Kesadaran : E4M6V5 (-) syok
(Composmentis)  Fisioterapi
 Pleuro diluar jadwal
 Nadi : 86x/menit pneumonia HD

 TD : 130/80mmHg  TB on OAT  IVFD : (-)


 Pernafasan : 18x/menit  CKD on HD  Diet : Tim
campur saring
 Suhu: 36,8°C 1500 kalori –
70 gram
 SpO2: 99% protein

 Mata :  MM
• Konjungtiva anemis (-/-) • Meropenem
• Sklera ikterik (-/-) injeksi
3x500 mg (IV)
• Laxadine syr
1x1cth (PO)
• Asam folat
1x2tab (PO)
• OAT Rifastar
3x1 cc (PO)
 Paru – Paru : • Mycostatin
• BND : 3x1cc (PO)
• Vesikuler/ • Curcuma
vesikuler 3x2tab (PO)
• Rh +/+ (basah • Aspilet
kasar) 1x80mg (PO)
• Wh -/-
 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Ulkus dekubitus
(+) dibokong,
derajat 2
kemerahan (+),
pus (+)
Hari/ Jumat, 11 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-13 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter Lemas,  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  Aspilet 1x80


BAB berwarna  Darah rutin riwayat mg : STOP
kehitaman  Kesadaran : E4M6V5 • Hb : 5,3 g/dl (L) syok
(Composmentis) • Ht : 16%  Transfusi darah
• Leukoist : 14,5  Pleuro PRC 200cc
 Nadi : 90x/menit ribu/ul (H) pneumonia
• Trombosit : 107  Transfusi darah
 TD : 100/60mmHg ribu/ul  TB on OAT PRC 500cc
sebelum HD
 Pernafasan : 20x/menit  CKD on HD senin sore

 Suhu: 38,1°C  HD sesuai


jadwal
 SpO2: 98%
 Fisioterapi
 Mata : diluar jadwal
• Konjungtiva anemis (-/-) HD
• Sklera ikterik (+/+)
 IVFD : (-)
 Diet : Tim
campur saring
1500 kalori –
70 gram
protein
 Paru – Paru :  MM
• BND : • Meropenem inj
• Vesikuler/ 3x500mg (IV)
vesikuler • Laxadine syr
• Rh +/+ (basah 1x1cth (PO)
kasar) • Asam folat 1x2
• Wh -/- tab (PO)
• OAT Rifastar
 Jantung : 1x3tab (PO)
• BJ I/II reguler • Mycostatin
• Murmur (-) 3x1cc (PO)
• Gallop (-) • Curcuma.
3x2tab (PO)
 Ekstremitas : • Paracetamol
• Edema +/+ di 3x500mg (PO)
kedua tungkai k/p
• Akral dan dahi
teraba hangat,
ulkus dekubitus
(+) dibokong,
derajat 2
kemerahan(+),
pus (-)
Hari/ Sabtu, 12 Agustus 2017 (Perawatan hari ke-13 di unit stroke)
Tangga
l

Bagian S O Penunjang A P

Dokter (-)  KU : TSS LABORATORIUM  Sepsis  HD sesuai


(-) riwayat jadwal
 Kesadaran : E4M6V5 syok
(Composmentis)  Tambahkan
 Pleuro darah PRC
 Nadi : 88x/menit pneumonia 500cc sebelum
HD senin sore
 TD : 110/70mmHg  TB on OAT
 IVFD : (-)
 Pernafasan : 20x/menit  CKD on HD
 Diet : Tim
 Suhu: 37,4°C campur saring
1500 kalori –
 SpO2: 98% 70 gram
protein
 Mata :
• Konjungtiva anemis (-/-)  MM
• Sklera ikterik (-/-) • Meropenem inj
3x500mg (IV)
• Laxadine syr
1x1cth (PO)
• Asam folat
1x2 tab (PO)
• OAT Rifastar
3x1 cc (PO)
 Paru – Paru : • Mycostatin
• BND : 3x1cc (PO)
• Vesikuler/ • Curcuma
vesikuler 3x2tab (PO)
• Rh +/+ (basah • Paracetamol
kasar) 3x500mg (PO)
• Wh -/- k/p

 Jantung :
• BJ I/II reguler
• Murmur (-)
• Gallop (-)
 Abdomen :
• Tampak datar
supel
• Bising usus (+)
4x/menit
• Nyeri tekan (-)
• Nyeri ketok (-)
• Hepar teraba 2
jari

 Ekstremitas :
• Edema +/+ di
kedua tungkai
• Akral hangat
• Ulkus dekubitus
(+) dibokong,
derajat 2
kemerahan(+),
pus (-)
PEMBAHASAN
Gejala TB yang ada pada pasien ini adalah:
o Batuk batuk berdahak  2 bulan, namun dahak
sulit dikeluarkan
o Sesak napas.
o Keluhan keringat malam hari

Pada pemeriksaan fisik pasien : ronkhi basah halus di


bagian basal pulmo dekstra dan pada pulmo sinistra.

Foto thorax: Kardiomegali, Aorta kalsifikasi, dan Efusi


pleura kanan.
PEMBAHASAN
Pada pasien ini kemungkinan efusi pleura terjadi
karena adanya reaksi hipersensitivitas tipe lambat
antigen kuman TB dalam rongga pleura.
Antigen
akibat pecahnya
berinteraksi
fokus subpleura
dengan sel T

reaksi
hipersensitivitas
tipe lambat

Akumulasi
Eksudasi cairan di kavitas
pleura.
Pasien sudah
foto thorax dan
pernah berobat ke
RS Medistra cek sputum

terdapat cairan
pada paru

diambil cairan paru


dan diberi obat
OAT
PEMBAHASAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kunci
keberhasilan program penanggulangan tuberkulosis dengan
menerapkan strategi DOTS.

Dilakukan supervisi dalam mengawasi penderita menelan obatnya


secara teratur dan benar oleh Pengawas Minum Obat (PMO)

DOTS efektif untuk memastikan kepatuhan berobat dan kelengkapan


pengobatan, dapat mengurangi biaya pengobatan TB paru, mengurangi
frekuensi resistensi obat, resistensi MDR- TB, kasus kambuh, kasus
gagal pengobatan dan meningkatkan angka kesembuhan.

Anda mungkin juga menyukai