LUNG TUBERCULOSIS
HIV
M. Artabah Muchlisin
LUNG TUBERCULOSIS
DEFINISI
• Tuberculosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang
sebagian besar (80%) menyerang paru-paru.
• M. tuberculosis termasuk basil gram positif, berbentuk batang, dinding selnya mengandung komplek lipida-
glikolipida serta lilin(wax) yang sulit ditembus zat kimia.
• Tuberculosis disebabkan oleh infeksi bakteri dari genus Mycobacterium yang merupakan kelompok besar dari
penyebab TB. Penyebab nya yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis complex yaitu M. tuberculosis, M. bovis, M.
africanum
• TB Ekstra-Paru Berat
• Kambuh (Relaps)
• Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi
berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
• Gagal
• Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau
lebih; atau penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan
• Kronis
• Penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.
• Gejala sistemik/umum
• Batuk dahak selama >3 minggu (dpt disertai darah)
• Nafsu makan menurun, BB menurun
• Demam tidak terlalu tinggi yg berlangsung lama (>1bulan), biasanya dirasakan pd malam hari
• Keringat di malam hari meskipun tidak beraktivitas
• Gejala Khusus
• Tergantung dari organ yang terkena
• Jika ada sumbatan bronkus akan timbul suara “mengi” suara nafas melemah disertai sesak
• Jika ada cairan di rongga pleura akan ada keluhan sakit dada
• Jika kena tulang, maka terjadi infeksi tulang
WHO, 2016
ALUR DIAGNOSIS
• Kategori II
• KDT 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
• Diberikan untuk px TB paru (+) yg pernah diobati sebelumnya dan mengalami kekambuhan, gagal pengobatan, dan px putus obat
• Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, terdiri dari 2 bulan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan HRZE setiap hari. Diteruskan tahap lanjutan
selama 5 bulan
• Kategori III
• KDT 2(HRZ)/4(HR)3
• Diberikan untuk px baru BTA (-) dan rontgen positif sakit ringan; px TB ekstra paru ringan
• Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan, diteruskan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan tiga kali
seminggu
Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa Paru untuk Kader, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
American College oF Clinical Pharmacy, 2012
American College oF Clinical Pharmacy, 2012
DOSIS FDC DEWASA KATEGORI I DAN II
Berat Badan Tahap Intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3 kali
selama 56 hari seminggu selama 16 minggu
30 – 37 kg 2 tablet 4FDC 2 tablet 2FDC
38 – 54 kg 3 tablet 4FDC 3 tablet 2FDC
55 – 70 kg 4 tablet 4FDC 4 tablet 2FDC
≥ 71 kg 5 tablet 4FDC 5 tablet 2FDC
Berat Badan Tahap Intensif tiap hari Tahap Lanjutan tiap hari
selama 2 bulan selama 4 bulan
≤ 7 kg 1 tablet 3FDC 1 tablet 2FDC
8 – 9 kg 1,5 tablet 3FDC 1,5 tablet 2FDC
10 – 14 kg 2 tablet 3FDC 2 tablet 2FDC
15 – 19 kg 3 tablet 3FDC 3 tablet 2FDC
20 – 24 kg 4 tablet 3FDC 4 tablet 2FDC
25 – 29 kg 5 tablet 3FDC 5 tablet 2FDC
• Pneumonia adalah radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi, biasanya disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, dan parasit. Pneumonia adalah Peradangan parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli
Dorland, 2014
ETIOLOGI
• Bakteri
• Streptococcus pneumonia 30-50% kasus pneumonia.
• Haemophilus influenza tipe b 10-30% kasus
• Mycobacterium tuberculosis
• Virus
• Virus menyebabkan 40-50% kasus pneumonia
• Influenza A and B
• Parainfluenza
Peter, 2012
KLASIFIKASI PNEUMONIA
• Pneumonie aspirasi/anaerob
• Infeksi oleh bakteroid dan organisme anaerob lain setelah aspirasi orofaringeal dan cairan lambung, maupun pasien dengan gangguan refleks
menelan
• Pneumonie oportunistik
• Pasien dengan penekanan sistem imun (misalnya steroid, kemoterapi, HIV) mudah mengalami infeksi oleh virus, jamur, dan mikobakteri, selain
organisme bakteria lain
Jeremy, 2007
PATOFISIOLOGI
Muttaqin, 2008
MANIFESTASI KLINIS
• Pemberian Oksigen
• Rehidrasi
• Mukolitik dan ekspetoran
• Antipiretik
• Analgesik, bila nyeri hebat pada pleura
• Antibiotik
• HIV adalah virus yang menyebabkan suatu sindrom defisiensi imun yang ditandai oleh adanya infeksi oportunistik
dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi imun primer atau sekunder atau infeksi kongenital. HIV
adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia
Cunningham, 2006
ETIOLOGI
• Penyebab penyakit HIV/AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan penurunan
daya kekebalan tubuh. HIV termasuk genus retrovirus dan tergolong ke dalam family lentivirus. Infeksi dari family
lentivirus ini khas ditandai dengan sifat latennya yang lama, masa inkubasi yang lama, replikasi virus yang
persisten dan keterlibatan dari susunan saraf pusat (SSP). Sedangkan ciri khas untuk jenis retrovirus yaitu
dikelilingi oleh membran lipid, mempunyai kemampuan variasi genetik yang tinggi, mempunyai cara yang unik
untuk replikasi serta dapat menginfeksi seluruh jenis vertebra.
DEPKES, 2006
PATOFISIOLOGI
TRANSMISI HIV/AIDS
• Melalui hubungan seks yang tidak aman (tidak menggunakan kondom) dengan mitra seksual terinfeksi HIV
• Kontak dengan darah yang terinfeksi (tusukan jarum suntik, pemakaian jarum suntik secara bersama, dan produk
darah yang terkontaminasi)
• Penularan dari ibu ke bayi (selama kehamilan, persalinan dan sewaktu menyusui)
• Tato, transplantasi organ dan jaringan, inseminasi buatan, tindakan medis semi invasif (lebih jarang)
• Secara seksual melalui mukosa genital (paling sering angka kejadian 85%)
DEPKES, 2006
TATA LAKSANA TERAPI
• Infus NS 1500/hari
• IV Ceftazidim 3 dd I
• IV Ondansentron 2 dd I
• IV Ranitidin 2 dd I
• IV Mecobalamin 2 dd I
• PO Cotrimoxazole Forte 1 dd I
Terapi
Dosis Frek 22/7 23/7 24/7 25/7 26/7
IVFD Fitrolit 1000 cc/hr V
IVFD Asering : Icabiven 1:1 V
Aminofluid 500 cc/hr V
Nebul Combivent (Salbutamol dan Ipratropium) 3 V V V V
Nebul Pulmicort (Budesonide) 3 V V V V
PO Methyl Prednisolone 4 mg 4 V
IV Meropenem 1 gr 3 V V V V
Inf. Moxifloxacin 400 mg 1 V V V V V
PO Rifampicin 300 300 400 300
PO Isoniazide 200 200 200 200
PO Pirazinamide 1000 750 750 750
PO Ethambutol 750 500 500 500
PO Cotrimoxazole Forte 960 mg 1 V V V V V
IV Ondansentron 4 mg 2 V V V V
IV Ranitidine 50 mg 2 V V V V
PO Efavirenz 60 1 V V V V
PO Emtriva (Emtricitabine) 200 mg 1 V V V V
Fortison (Fusidic Acid) 2 V V V V V
PO Neurodex 1 V V V V
PO Robansia (Asam Folat + Fe) 1 V V
RESEP PULANG
• R/ Cotrimoxazole Forte 1 dd I
• R/ Emtriva 1 dd I
• R/ Efavirenz 1 dd I
• R/ Ferrous Sulfate 60 mg 1 dd I
• R/ Asam Folate 1 mg 1 dd I
SEKIAN