Anda di halaman 1dari 31

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

LAYANAN REFERRAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Istiana Nurcahyani

110111409524 2. Izza Nur Imaroh 110111409595 3. Meru Irawan 110111409566

Pengertian Layanan Referral


Kegiatan referal atau alih tangan yaitu kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialih tangankan).

LANJUTAN Kegiatan ini menuntut agar pelayanan bimbingan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pada konselor saja.. Kegiatan referal menunjuk pada azas alih tangan kasus. Kasus-kasus yang dialih tangankan mencakup segenap bidang bimbingan, yaitu: bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier.

Tujuan layanan referral


Tujuan layanan referral adalah membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan layanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosialpribadi, karir, dan atau masalah pengembangan pendidikan.

Lanjutan Referral dalam Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu : pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

Fungsi Layanan Referral Layanan referral termasuk stategi pelayanan responsif. Layanan responsif sendiri mempunyai pengertian pemberian bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera., oleh karena itu layanan referral berfungsi sebagai berikut: Berfungsi memberikan bantuan kepada siswa yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera.

Fungsi perbaikan. Yaitu fungsi bimbingan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervens(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. Fungsi Penyembuhan. Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah , baik menyangkut aspek pribadi , sosial, belajar maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan jika konselor tidak mampu menyelesaukan masalah tersebut maka harus direferral kepada ahli lain.

Asas Asas yang digunakan adalah asas Kesukarelaan untuk dipindah ke ahli lain, keterbukaan terhadap segala yang dirasakan kepada ahli lain dan kerahasiaan.

Komponen 1. Klien dan masalahnya Konselor tidak berkewenangan dalam menangani masalah: a. Penyakit b. Kriminalitas c. Psikotropika d. Guna-guna e. Keabnormalan akut 2. Konselor Sebelum di alih tangankan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. 3. Ahli lain Dokter Psikiater Psikolog

Pendekatan dan Teknis 1. Pertimbangan: Karena masalah yang ada bukan lagi wewenang Konselor Hubungan antara konselor dan konseli sudah dekat Kontak Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan. 3. Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah konselor menghubungi pihak lainnya. 2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi layanan referral


Untuk referral diperlukan waktu yang bervariasi untuk masing-masing siswa. Referal yang baik dan berhasil tergantung pada kesiapan siswa Referal memerlukan pengertian dan beberapa informasi dari sumber referral Para guru, kepala sekolah dan wali kelas harus mampu mengenali siswa yang bertingkah laku menyimpang untuk di referral

Pemaksaan pengiriman siswa kepada konselor merupakan cara terakhir yang diperlukan sekali. Konseling berhubungan dengan masalah-masalah yang memerlukan waktu dalam merumuskan, dan melaksanakan rencana tindakan dalam konseling memerlukan waktu yang lama pula Untuk pelaksanaan referral diperlukan format referral yang berisi: nama siswa, kelas, tanggal, alas an referral, dan komentar atau informasi tambahan, serta nama pengirim.

Bila guru atau kepala sekolah melaksanakan referral kepada konselor, konselor bertanggung jawab untuk: Memberitahu guru atau kepala sekolah cara menentukan siswa yang harus menggunakan layanan konseling Meminta data tambahan yang mereka miliki dari waktu ke waktu Menjamin tidak memaksa kemauan siswa mengerjakan segala kemungkinan bantuan dalam perencanaan dan penyesuaian Menanyakan apakah ada perubahan tingkah laku siswa setelah konseling

Kasus yang Memerlukan Perhatian Khusus untuk Di Referral Kasus-kasus yang membutuhkan perhatian khusus tidak hanya meliputi kasus yang sudah terlanjur sehingga diperlukan uasaha remedial, tetapi juga kasus yang mengandung indikasi adanya kebutuhan khusus sehingga diperlukan usaha preventif. Identifikasi siswa yang membutuhkan layanan khusus Kasus-kasus yang kiranya membutuhkan perhatian dari semua tenaga kependidikan adalah kasus-kasus sebagai berikut : Perilaku yang menampakkan kegelisahan mendalam

Lanjutan Perilaku yang memberikan indikasi mengenai adanya gangguan kesehatan jasmani yang kronis Ungkapan-ungkapan siswa tertentu atau temantemannya, yang menberikan indikasi tentang keretakan dalam lingkungan keluarganya Kasus pelanggaran ketentuan hukum yang cukup berat dan kasus gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat setempat

Jalur kepada konselor, dalam arti konselor menerima kiriman klien dari pihak-pihak lain, seperti orangtua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog, kepala suatu kantor atau perusahaan). jalur dari konselor, dalam arti konselor mengirimkan klien yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seprti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu, ahli-ahli lain (misalnya guru bidang studi, psikolog, psikiater, dokter).

Kegiatan alih tangan meliputi dua jalur, yaitu

Dalam kaitan itu, Cormier & Bernard (1982) mengemukakan beberapa praktik yang salah yang hendaknya tidak dilakukan konselor dalam kegiatan alih tangan, yaitu : Klien tidak diberi alternative pilihan kepada ahli mana ia akan dialihtangankan Konselor mengalihtangankan klien kepada pihak yang keahliannya diragukan, atau kepada ahli yang reputasinya kurang dikenai, Konselor membicarakan permasalahan klien kepada calon ahli tempat alih tangan tanpa persetujuan klien Konselor menyebutkan nama klien kepada calon ahli tempat alih tangan

Langkah-langkah Pengorganisasian Referral Prosedur koordinasi dilakukan oleh seorang petugas yang diberi tanggung jawab untuk mengatur kasus-kasus pengiriman, menyangkut hubungan dengan ahli diluar lingkungan sekolah, misalnya coordinator Bimbingan dan Konseling atau salah seorang konselor yang menjadi tenaga tetap di sekolah. Meskipun demikian biasanya konselor yang langsung berhubungan dengan konseli tertentu mengetahui lebih dahulu kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan khusus. Kasus-kasus itu mungkin ditemukan oleh konselor sendiri selama proses konseling, mungkin juga diserahkann kepada tenaga kependididkan lain yang mengetahui adanya kebutuhan khusus.

Layanan Referral Bekerjasama dengan Ahli Lain

1. Psikolog atau Psikiater 1. Dokter 1. Polisi

Dalam pelaksanaan layanan referral konselor bekerjasama dengan Psikolog atau Psikiater. Hal ini dilakukan ketika seorang konseli (klien) mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan psikis misalnya seperti: percobaan bunuh diri, kehamilan yang tidak dikehendaki, kematian orang tua / orang terdekat, phobia sekolah, masalah kecemasan, konflik keluarga, krisis percaya diri , hingga masalah gangguan halusinasi dll, konselor bisa merujuknya kepada psikiater atau psikolog agar konseli menerima pengobatan yang lebih dalam dan tepat.

Dalam pelaksanaan layanan referral konselor bekerjasama dengan Dokter. Hal ini dilakukan ketika kasus yang dialami konseli (klien) berhubungan dengan fisik misalnya seperti: males sekolah, konsentrasi mudah terganggu, mudah pingsan ketika mendapatkan pelajaran yang sulit atau membutuhkan pemikiran extra dan itu disebabkan atau berhubungan dengan penyakit yang dideritanya seperti ayan, kanker, serangan jantung, leukimia, anemia dll. Maka konselor dalam menghadapi kasus seperti ini bisa merujuk konseli ( klien ) kepada diokter spesialis untuk menangani dan menyembuhkan penyakitnya. Kolaborasi dengan dokter bisa juga dilakukan ketika konseli (klien) mengalami kecanduan narkoba, atau alkohol. Dokter yang ahli dibidang ini bisa menanganinya agar kecanduannya bisa disembuhkan.

Dalam pelaksanaan layanan referral konselor bekerjasama dengan polisi. Hal ini dilakukan ketika kasus yang dihadapi konseli berhubungan dengan kasus kriminalitas seperti pencurian, pembunuhan, pemerkosaan , tawuran, atau ketika siswa ketahuan membawa narkoba ke sekolah berbrulang-ulang dan konselor tidak bisa menyelesaikan semua masalah ini maka konselor bisa merujuk kepada pihak yang lebih berwenang dan bertanggungjawab terhadap masalah ini yaitu pihak kepolisian.

Operasionalisasi Perencanaan Menetapkan kasus yang akan di alih tangan, meyakinkan klien akan alih tangan, menghubung ahli lain yang menjadi arah alih tangan, menyiapkan materi alih tangan dan kelengkapan administratif. Pelaksanaan Mengkomunikasikan rencana alih tangan kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu. Evaluasi Membahas hasil alih tangan melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil alih tangan kemudian mengkaji hasil alih tangan terhadap pengentasan masalah klien.

Lanjutan Analisis dan Evaluasi Melakukan analisis terhadap efektifitas alih tangan kasus terhadap pengentsan masalah klien secara menyeluruh. Tindak Lanjut Menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan alih tangan kasus ke ahli lain lagi. Pelaporan Menyusun laporan kegiatan alih tangan kasus, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

Kaitan layanan referral dengan empat aspek bidang dalam Bimbingan dan Konseling

Aspek pribadi sosial Aspek Akademik Aspek Karir

Memberikan bantuan agar konseli memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenagkan (anugrah) dan yang tidak menyenagkan (musibah) dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran yang dianut. Bersikap respek terhadap diri dan tidak melecehkan martabat atau harga dirinya seprti melakukan perbuatan asusila. Memberikan bantuan agar konseli mempunyai kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat. Membantu konseli agar memiliki kemampuan dalam menyeleaikan konflik (masalah) baik yang bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun yang bersifat eksternal (dari luar/ orang lain). Membantu konseli agar memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan seara efektif. Mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya yang diluar kemampuan konselor kepada ahli lain yang tepat.

Membantu konseli agar memiliki motif yang tinggi untuk belajar. memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif. Membantu konseli agar memiliki kesiapan mental dan fisik untuk menerima pelajaran disekolah. Membantu konseli agar memiliki kesiapan mentaldan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Membantu konseli agar memiliki pemahaman diri (kemampuan,minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan . Membantu konseli agar memiliki sikap positif terhadap dunia kerja kedepannya , meskipun dia memilili latar belakang yang kurang baik misalnya seperti pernah terjerat kasus kriminal. Membantu konseli agar memiliki kemampuan merencanakan masa depan yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran sesuai dengan minat, kemampuan, dan ondidi sosial ekonomi. Membantu konseli agar memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai