Anda di halaman 1dari 9

 Ragam Bahasa Berdasarkan waktu penggunaannya:

1. Ragam bahasa Indonesia lama

Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai dengan saat
dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri  dari ragam bahasa Indonesia lama masih dipengaruhi oleh
bahasa Melayu . Bahasa Melayu inilah yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia.

2. Ragam Bahasa Indonesia  Baru

Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda Pada 28
oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang
beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.

 Berdasarkan Media Pengantarnya:

a. Ragam Bahasa Lisan

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

1)      Memerlukan kehadiran orang lain

2)      Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap

3)      Terikat ruang dan waktu

4)      Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

b. Ragam Bahasa Tulis

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

1)      Tidak memerlukan kehadiran orang lain

2)      Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap

3)      Tidak terikat ruang dan waktu

4)      Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan


 Berdasarkan Situasi:

a. Ragam Bahasa Resmi

Ciri-ciri ragam bahasa resmi :

1)      Menggunakan unsur  gramatikal secara eksplisit dan konsisten

2)      Menggunakan imbuhan secara lengkap

3)      Menggunakan kata ganti resmi

4)      Menggunakan kata baku

5)      Menggunakan EYD

6)      Menghindari unsur kedaerahan

b. Ragam Bahasa Tidak Resmi

Ragam bahasa tidak resmi digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal .

c. Ragam Bahasa Akrab

Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat


pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala ,
gerakan kaki dan tangan tangan,atau ekspresi wajah.

d. Ragam Bahasa konsultasi

Ketika kita mengunjunggi seorang dokter, ragam bahasa yang kita gunakan adalah ragam bahasa
resmi. Namun, dengan berjalannya waktu terjadi alih kode. Bukan bahasa resmi yang digunakan,
melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.
 Berdasarkan Bidang atau Tema yang sedang Dikomunikasikan:

a. Ragam bahasa ilmiah

Ciri bahasa indonesia ragam ilmiah:

1). Bahasa Indonesia ragam baku

2). Pengunaan kalimat efektif

3). Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda

4). Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah
yang bermakna kias

5). Menghindari penonjolan personal dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan

6). Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan Antar alinea

b. Ragam Bahasa Sastra

Ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejelas-
jelasnya melalui rangkaian kata bermakna  konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.

c. Ragam Bahasa Iklan

Bergaya bahasa hiperbola, persuasif, dan berkalimat menarik.

d. Ragam Bahasa Bidang-bidang Tertentu

Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti transportasi, komputer,
ekonomi, hukum, psikologi dan lain sebagainya.
 berdasarkan penutur ragam dibedakan menjadi :

Ragam bahasa berdasarkan daerah si penuturnya (Logat dan Bahasa Daerahnya)


seperti yang pernah saya bahasa bahwa indonesia terdiri dari banyak suku dan bangsa
sehingga banyak pula bahasa daerah dan logat bicaranya. setiap daerah memiliki ciri
khas yang berbeda- beda. dari pelafalannya dan pengucapannya

ragam bahasa berdasarkan pendidikan penuturnya tingkat pendidikan seseorang


mempengaruhi penggunaan bahasa dalam penggucapannya. hal ini dapat dilihat dalam
pelafalan dalam bahasa yang berasal dari bahasa asing dan juga penggucapak kejelasan
kata katanya. Selain itu dapat juga terlihat dari penggunaan tata bahasanya.

ragam bahasa berdasarkan sikap dari penutur ragam bahasa sangat di pengaruhi
oleh sikap penutur terhadap lawan bicaranya dan penggunaan ragam bahasanya.  hal ini
dapat terlihat jika kawan bicaranya adalah seorang teman maka ia akan menggunakan
bahasa tidak baku namun jika lawan bicaranya adalah arang yang memiliki kedudukan
atau di segani oleh penutur maka ia akan bicara dengan sikap resmi.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Awal mula bahasa Indonesia

Cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa melayu, yang terbentuk dari bahasa Arab, Persia,
Sansekerta dan bahasa-bahasa Eropa. Bahas melayu sejak zaman kerajaan Sriwijaya pada abad ke-tujuh telah
di gunakan sebagai bahasa perdagangan dan perluasan agama budha di Nusantara. Lalu bahasa Melayu pun
bsemakin berkembang dan meluas di seluruh Nusantara. Pada awal zaman kolonial bahasa Melayu bukan saja
sangat bagus namanya, tetapi juga merupakan bahasa negeri Timur yang di hormati.

Pada zaman pergerakan nasional bahas Indonesia lahir pertama kali. Pada waktu itu para tokoh
pergerakan mencari bahasa yang dapat dipahami dan dapat dipakai oleh segenap lapisan suku bangsa yang ada.
Perkembangan bahasa di Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnnya rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Pada 1918 dari hasil pemikiran para tokoh pergeakan dan dewan
rakyat, akhirnya dipilih bahasa Melayu dengan pertimbangan bahwa bahasa telah dipakai hampir sebagian

rakyat Indonesia waktu itu. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu. Dan pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul
dalam Kerapatan Pemuda dan beikrar, yang kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbabagai lapisan
masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

a. Sebagai bahasa Nasional :


1. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa indonesia‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya
luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia,kita harus bangga
denganya; kita harus menjunjungnya;dan kita harus mempertahankannya. Kita harus bangga memakainya
dengan memelihara dan mengembangkannya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh.

2.Lambang identitas Nasional.


Bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Berarti, dengan bahasa Indonesia dapat
diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia.

3.Alat pemersatu berbagai ragam masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan bahasa Indonesia, bangasa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak
merasa bersaing dan tidak lagi merasa ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain.kedudukan dan fungsi bahasa daerah
masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah
bahasa Indonesia.

4. Alat perhubungan antar budaya daerah.


Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Kta dapat
saling berkomunikasi, bertukar pikiran, dan informasi dengan suku lain yang berlatar belakang bahasa yang
berbeda. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan
ipoleksosbudhankam mudah di informasikan kepada warganya.

b. Sebagai bahasa Resmi/Negara :


1. Bahasa resmi kenegaraan.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah
dan lembaga-lembaganya dituliskan dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam
rangka menuaikan tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia.

2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.


Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga- lembaga pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.

3. Alat penghubung pada tingkat nasional serta kepentingan pemerintah.


Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi
kepada masyarakat, untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah. Degan
mengadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa, tujuannya agar isi atau
pesan yang di sampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh kedua belah pihak (masyarakat).

4.Alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan,dan teknologi.


Kebudayaan nasional Indonesia yang beragam, berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula,
hampir tidak mungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia lain tanpa bahasa
indonesia. Agar jangkauannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia. Apabila arus
informasi kita menngkat berarti akan mempercepat pengetahuan kita, apabila pengetahuan kita meningkat
berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai. Dan mungkin pada saat mendatangbahasa Indonesia
berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris.
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan
sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:


1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P),
objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.

Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan Subjek


Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata


Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda).

Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini
dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/masuk akal.

Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu,
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-
kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara
predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)


Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau Kesajajaran


Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam
kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika
kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus
menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)


Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.


Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

Anda mungkin juga menyukai