Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN FATWA MAJLIS FATWA DEWAN DAWAH ISLAMIYAH INDONESIA NOMOR : 18/MF-DD/IV/1427/2006 TENTANG FATWA ROKOK Dengan memohon

taufiq dan inayah dari Allah s.w.t, Majlis Fatwa Dewan Dawah Islamiyah Indonesia setelah: Menimbang: 1. Pentingnya menjaga kesehatan, sebagai bagian utama dari al-muhfadzatul khamsah (lima hal yang mesti dijaga), dan termasuk bagian dari nikmat Allah yang menjadi kata kunci penentu (wasil) bahagia-tidaknya seseorang, di mana kesehatan menjadi tolok-ukur sempurnanya pengamalan ibadah. 2. Kebijaksanaan bagi terciptanya kesehatan global yang telah dikaji secara ilmiah dan terbukti secara nyata oleh Organisasi Kesehatan se-Dunia, WHO (World Health Organization) pada tahun 1994, meliputi empat macam dimensi kesehatan; baik dalam arti fisik (tubuh), psikologik (mental), sosial (kemasyarakatan), dan spiritual (agama). 3. Akumulasi dampak negatif dan akibat buruk (dharar) dari semua sudut tinjau yang ditimbulkan oleh bahaya merokok, baik terhadap pengguna maupun perokok pasif. 4. Perlunya Gaya Hidup Sehat dan manfaatnya secara biologis, psikologis, ekonomis dan sosial yang harus diupayakan secara bersama-sama oleh semua pihak melalui Sistem Kesehatan Nasional. 5. Banyaknya keuntungan yang bersifat menyeluruh setelah berhenti merokok. Mengingat: 1. Rokok ditinjau dari: a. Aspek Kesehatan, Firman Allah s.w.t:

(: ) (: )

Dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ke dalam kebinasaan. (al-Baqarah:195).

Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. (an-Nisa:29) Berkata Imam az-Zajjaj terhadap ayat ini, Janganlah kamu rusak kondisimu dengan anggapan (keliru) akalmu. Imam Qurthubi dalam Tafsirnya mengatakan: Sepakat ahli Tafsir, bahwa maksud ayat ini adalah berisi larangan untuk saling membunuh di antara manusia satu sama lain. Membunuh, ada yang secara fisik dan ada yang non fisik, di mana rokok termasuk tindakan menganiaya diri sendiri yang pada akhirnya mengarah pada tindakan mencampakkan diri dan orang lain ke dalam kebinasaan.

Rasulullah s.a.w menyuruh ummatnya untuk hidup sehat:

: " , , . )/( : ,
(: )/( Ibnu Abbas meriwayatkan: Jagalah lima sebelum yang lima; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, hidupmu sebelum matimu. (HR. Baihaqi dalam as-Syuab, Imam Malik, Ahmad dalam azZuhud, Abu Naim dalam al-Hilyah, Ibnu Abid-Duny dengan sanad yang hasan, Imam Ibnul Mubrak dalam az-Zuhud bersumber dari Amr bin Maymun al-Azdiy. Berkata Imam al-Manw dalam Faidhul Qadr (Juz I:51), Imam al-Irq menghasankan hadits ini.Dan dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahh Jmi as-Shaghr wa Ziydatuh [1/244] no.:1077) Rokok mengandung kemudharatan yang diakui bahayanya oleh para dokter tingkat dunia, baik terhadap badan, akal, mental dan lingkungan. Rasulullah s.a.w bersabda:

: )( )/(, )/(, )/( : , (:)/(


"Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan juga tidak boleh membahayakan (orang lain)." (HR. Ibnu Majah, kitab al-Ahkam (2340), Malik (2/218), Abu Naim dalam Akhbar al-Ashfahani [1/344], disahihkan oleh Syeikh Albani dalam as-Shahihah [1/498] no.:250, dan di al-Irwa [3/408] no.:496 ) b. Aspek Ekonomi, Firman Allah s.w.t:

, , -:

Dan janganlah kalian menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syetan. Dan syetan itu sangat ingkar terhadap Tuhannya.(al-Isra:26-27) Imam Malik (97-179 H) rahimahullah mengatakan,

, , : : " : "

Tabdzir ialah mengambil harta secara benar untuk dinikmati di luar jalur yang sebenarnya. Itulah pemborosan, dan hukumnya haram, berdasarkan firman Allah: sesungguhnya orang yang mubadzir itu adalah kawan syetan. (al-Isra:27).

Rasulullah s.a.w bersabda:

(/)
() () :)()()( )( (-/) )/(

Dari Mughirah bin Syubah radhiyal-lahu anh, aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya Allah membenci 3 perkara dari kalian, yaitu: khabar burung, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya (yang tidak perlu). (Muttafaq alaih. Shahih Bukhari [3/270] al-Fath [11/263]; Shahih Muslim [3/1593], Ahmad (4/246,249,251,255), ad-Darimi (2/310-311) dari Mughrah bin Syubah). Berdasarkan keterangan ini, maka rokok termasuk tindakan mubadzir, pemborosan dan penyia-nyiakan harta diluar jalur peruntukannya. c. Aspek Kepribadian. Rasulullah s.a.w bersabda:

)( )/( )(. (/)

: : (/) :, )(,
Abu Hurairah radhiyal-lhu anh meriwayatkan, Rasulullah s.a.w bersabda: Termasuk dari keluhuran nilai Islam seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna. (HR. Turmudzi no: 2318, Ibnu Majah [3976], Malik [2/903], Thabarani dalam Tarikh al-Kabir [2668] dan as-Shaghir [2/111], Imam Baghawi dalam Syarhu as-Sunnah [4132]. Dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahihul Jami [2/1025] Perokok menganggu ketentraman dan kenyamanan tetangga, yaitu yang bersebelahan dengannya. Cenderung egois, mementingkan diri sendiri dan membawa pada sifat ujub; yaitu congkak dan tinggi hati. (Sumber: Majm Rasil,Syeikh Zaynu, Juz I:398).

d. Aspek Sosial, berdasarkan Firman Allah s.w.t:

: :

Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun tersembunyi, perbuatan dosa dan melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar. (al-Araf:33)

Dan Allah menghalalkan bagi mereka segala sesuatu yang baik dan mengharamkan atas mereka segala sesuatu yang buruk. (al-Araf:157).

Imam Hasan al-Bashri (21-110 H), mengatakan at-thayyibt dan al-khabits tiada lain adalah perkara halal-haram Imam Malik (97-179 H) mengatakan, alkhabits tiada lain adalah al-muharramt (perkara haram), yang sudah pasti mendatangkan akibat buruk. Imam as-Syafii (150-204 H) mempertegas:


Al-Khabaits itu mencakup lafadz yang umum, terkait pada perkara yang dilarang oleh syara maupun perkara yang menjijikan. (Tafsir Qurthubi, alAraf:157) Rokok, jelas tidak termasuk at-Thayyibt (sesuatu yang baik), melainkan bagian dari al-Khabits (sesuatu yang buruk). Sesuatu yang buruk, harus dijauhi/dihindari/dihilangkan. Para ahli hukum Islam mengatakan:

Segala hal yang membahayakan, maka memakan atau meminumnya, haram. e. Aspek kebersihan, Rasulullah s.a.w bersabda:

Sucikanlah mulut kalian, karena sesungguhnya mulut kalian adalah jalan alQuran. (HR.al-Bazzar (Musnad:60), Imam al-Mundziry (At-targhib,1/21) dengan sanad yang baik, rawi-rawinya adalah rawi Bukhari. Dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam as-Shahihah (3/214-215) no.1213, juga dalam Shahih alJami (2/730) no.:3940.

):( )/( , : )/-( : )/(

, : , (:) ,

Sucikanlah badan kalian, niscaya Allah akan mensucikan kalian. Tidak seorang hamba pun yang tidur dalam keadaan bersih, melainkan Malaikat akan ikut tidur bersamanya, di rambut-rambutnya. Dan tidak akan kembali satu waktu di malam hari, melainkan Malaikat akan berdoa: Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, karena dia tidur dalam keadaan suci. (HR.Thabarni dalam al-Kabir dari Ibnu Umar. Hadits hasan, dihasankan oleh Syeikh Albani dalam Shahih Targhib no.:598)


, , ,: , , , ( Dari Abu Mlik al-Asyari radhiyal-lhu anh, bersabda Rasulullah s.a.w: Kebersihan itu separuh dari iman. (HR. Muslim, kitab Thaharah:223, Turmudzi, Ibnu Majah, Ahmad) Berkata Syeikh Muhammad bin Jamil Zaynu:

, , (/, )
Rokok memperburuk udara, terutama jika ada yang merokok di suatu ruangan atau di mobil. Asap rokok sangat mengganggu orang lain yang duduk, begitu juga anak dan para wanita. (Sumber: Majm Rasil..Juz I:394) 2. QAEDAH USHUL: 2.1. Semua perkara yang membawa pada yang haram, maka hukumnya haram. 2.2. Setiap yang membahayakan, maka meminum atau memakannya, hukumnya juga haram. 2.3. Sesuatu yang berbahaya tidak membatalkan hak orang lain. 2.4. Bahaya itu harus dihilangkan. 3. PANDANGAN PARA AHLI, antara lain: 3.1. Dari Para Fuqaha, ahli Hukum Islam: a) Ulama Hanifiyah: Imam Ibnu Abidin (1151-1203 H) dalam kitabnya Tanqh al-Hmidiyah:

( , )
"Jika rokok benar-benar mengandung banyak bahaya, dan terbukti menukar
keadaan dari sesuatu yang bermanfaat, maka boleh mengeluarkan fatwa tentang haramnya merokok. b) Ulama Malikiyah: Syeikh Khalid bin Ahmad mengatakan: () , , orang yang menghisap rokok, tidak boleh ditunjuk menjadi imam shalat, begitu juga orang yang memperdagangkan rokok, serta orang yang suka mabuk. Syeikh Ibrahim al-Laqqani dari Malikiyah juga mengharamkan merokok. c) Ulama Syafiiyah: Pengarang Kitab Bughyah al-Mustarsyidn: Haram menjual tembakau terhadap orang yang akan menghisapnya, atau memberikannya kepada orang lain untuk tujuan yang sama. Imam al-Bajri mengatakan:

,"

Rokok bisa haram, jika terbukti mengandung bahaya di dalamnya. Syeikh al-Qalybi juga mengharamkan rokok, setelah melalui berbagai penelitian, karena beliau selain sebagai ulama juga sebagai dokter (tabib).

d) Ulama Hanabilah : e) Syeikh Abdullah bin lu as-Syeikh:

" , "

Berdasarkan hadits-hadits yang kami telaah, didukung oleh pandangan para ahli jelaslah keharaman tembakau yang banyak dikonsumsi dewasa ini. Syeikh Ahmad al-Sanhri, juga mengharamkan merokok. Syeikh Musthafa Hammni (Mesir) dalam kitab an-Nahdhah al-Islhiyah (hal.489) berpesan: Mayoritas ulama mengharamkan rokok, dan fatwa ini tidak perlu disangsikan lagi. Terutama merokok di tempat yang mulia, seperti di masjid, majlis Quran, majlis ilmu dan majlis zikir. Aku tidak meragukan keharaman hukum haram rokok bagi orang yang mendapatkan bahaya rokok. Karena menjaga kesehatan adalah sebuah kewajiban.

(e). Syaikh Abdul Aziz bin Baz (1330-1420 H/1912-1999 M), Mufti Agung Saudi Arabia, ketika ditanya : Apakah hukum rokok, haram atau makruh ? Dan bagaimana hukum menjual dan memperdagangkannya ? Syeikh bin Baz menjawab: Rokok diharamkan karena ia termasuk Khabits (sesuatu yang buruk) dan mengandung banyak sekali madharat, sementara Allah s.w.t hanya membolehkan makanan, minuman dan selain keduanya yang baik-baik saja bagi para hamba-Nya dan mengharamkan bagi mereka semua yang buruk (khabaits). Allah s.w.t berfirman: Mereka menanyakan kepadamu, Apakah yang dihalalkan bagi mereka Katakanlah, Dihalalkan bagimu yang baik-baik [Al-Maidah : 4] Allah menyebut sifat Nabi Muhammad s.a.w dengan dalam Al-Araf:157 dan menghubungkannya dengan sifat yang baik dan yang buruk: Yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk [Al-Araf : 157] Syeikh bin Baz kemudian berkesimpulan: Jadi, rokok dengan segala jenisnya bukan termasuk at-Thayyibat (segala yang baik) tetapi ia adalah al-Khabaits. Demikian pula, semua hal-hal yang memabukkan adalah termasuk AlKhabaits. Oleh karenanya, tidak boleh merokok, menjual ataupun berbisnis dengannya sama hukumnya seperti Khamr (arak). Adalah wajib bagi orang yang merokok dan memperdagangkannya untuk segera bertaubat dan kembali ke jalan Allah s.w.t, menyesali perbuatan yang telah diperbuat serta bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Dan barangsiapa melakukan taubat dengan setulus-tulusnya, niscaya Allah akan menerimanya [An-Nur : 31; Thaha:82] [Sumber: Kitabut Dawah, dari Fatwa Syaikh Ibn Baz, hal.236] f).Syaikh Muhammad bin Ibrahim Ali Syaikh, mufti negeri Saudi Arabia mengatakan; "Kami dari kalangan para ulama dan syaikh-syaikh kita yang dahulu, para ahli ilmu, para imam dakwah, ahli Nejed dulu sampai sekarang menghukumi bahwa rokok itu haram berdasarkan nash yang shahih dan akal yang waras, serta penelitian para dokter yang masyhur" g). Syeikh Utsaimin (1347-1421 H/1925-2000 M:

Beliau ditanya:Apa hukum merokok menurut syariat, berikut dalil-dalil yang mengharamkannya? Jawab: Merokok hukumnya haram berdasarkan makna yang terkandung dalam beberapa ayat Quran dan Sunnah serta i'tibar (logika) yang benar. Karena itu, jika ada orang yang berkilah, "sesungguhnya kami tidak menemukan nash, baik di dalam Kitabullah ataupun Sunnah Rasul-Nya prihal haramnya merokok itu sendiri." Jawaban atas dalih yang tidak benar ini, bahwa nash-nash Kitabullah dan As-Sunnah terdiri dari dua jenis: Satu jenis yang dalil-dalilnya bersifat umum seperti adh-Dhawabith (ketentuan-ketentuan) dan kaidah-kaidah di mana mencakup rincianrincian yang banyak sekali jumlahnya. Satu jenis lagi yang dalil-dalilnya memang diarahkan kepada sesuatu itu sendiri secara langsung (dalil khusus). Sumber: Program Nur 'Alad Darb, dari fatwa Syaikh Ibn Utsaimin. (www. attasmeem.com) h). Al-Ustadz Muhammad Abdul Ghofar Al Hasyimi Al Afghani menjelaskan bahwa pengisap rokok itu terjangkit penyakit sembilan puluh sembilan macam, beliau menjelaskannya satu per satu dalam risalahnya yang berjudul Mashib ad-Dukhn (Bahaya Merokok). i). Dr. Abdullah Nashih Ulwan, memberi kesimpulan terhadap hukum merokok sebagai berikut: 1. Sudah menjadi kesepakatan para fuqaha dan imam mujtahid, bahwa setiap penyebab bahaya yang dapat menjerumuskan ke dalam kehancuran, wajib dijauhi dan haram dikerjakan. 2. Karena bahaya merokok terhadap fisik dan kesehatan sudah terbukti, maka wajib dijauhi dan haram dikerjakan.

" )( , , ," " , , ." ) (: , , .


Jika rokok dipastikan membawa bahaya saat dikonsumsi, maka rokok hukumnya haram. Khususnya jika sudah dikuatkan oleh pembuktikan dokter, bagi orang tertentu. Andai pun, belum dibuktikan bahayanya bagi kesehatan, maka rorok tetap haram. Karena menyia-nyiakan harta pada perkara yang tidak membawa manfaat bagi agama dan dunia. Nabi s.a.w melarang tindakan menyianyiakan harta. Keharaman rokok ini semakin kuat, jika harta itu lebih berguna bila dipakai untuk kepentingan hidupnya dan kebutuhan keluarga.

j). Dr. Yusuf Qardhawi, (al-Halal wa al-Haram Fil Islam,: )

3.2. Dari Ahli Kesehatan: Rekomendasi WHO, 10/10/1983 serta bantahan para ahli kedokteran mengenai dugaan-dugaan dusta dari para perokok. 3.3. Dari Pabrik Rokok: Merokok dapat menyebabkan kanker,serangan jantung,impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. MEMUTUSKAN Menetapkan: 1. Merokok hukumnya haram

2. 3. 4.

Kepada para perokok agar berhenti merokok, demi kebaikan dan kepentingan pribadi; lingkungan, masyarakat dan negara. Mendukung Gaya Hidup Sehat sesuai kebijakan Pemerintah RI. Menghimbau peran-serta para tokoh dan organisasi Islam untuk mensosialisasikan Fatwa haramnya Rokok dan Gerakan Gaya Hidup Sehat (GHS) tanpa rokok.

Ditetapkan Pada Tanggal

: Jakarta : 13 Rab.Awal 1427 H 12 Aprili 2006 M

MAJELIS FATWA DEWAN DAWAH ISLAMIYAH INDONESIA

Drs.H. Dahlan Bashri, M.A Ketua Umum

H. Syariful Alamsyah, Lc Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai