Anda di halaman 1dari 5

Budaya Kesenian khas Banyumas umumnya terdiri atas senipertunjukan rakyat yang memiliki fungsi-fungsi tertentu yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat pemilik-nya. Adapun bentuk-bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang antara lain: Aksimuda, adalah kesenian bernafas Islam yang tersaji dalam bentuk atraksi Pencak Silat yang digabung dengan tari-tarian. ANGGUK, yaitu kesenian bernafaskan Islam yang tersaji dalam bentuk tari-tarian. Dilakukan oleh delapan orang pemain, & pada bagian akhir pertunjukkan para pemain Intrance / Mendem APLANG atau DAENG, Kesenian yang serupa dengan Angguk, pemainnya terdiri atas remaja Putri. Begalan, adalah seni tutur tradisional yang digunakan sebagai yang digunakan sebagai sarana upacara pernikahan,propertinya berupa alat-alat dapur yang masingmasing memiliki makna-makna simbolis yang berisi falsafah jawa & berguna bagi kedua mempelai dalam mengarungi hidup berumah tangga. BONGKEL, Musik Traditional yang mirip dengan Angklung, hanya terdiri atas satu buah Instrument dengan empat bilah berlaras slendro, dengan nada 2, 3, 5, 6. Dalam pertunjukkannya Bongkel disajikan gendhing - gendhing khusus bongkel. BUNCIS, yaitu perpaduan antara seni musik & seni tari yang disajikan oleh delapan orang pemain. Dalam pertunjukkannya diiringi dengan perangkat musik Angklung. Para pemain buncis selain menjadi penari juga menjadipemusik & vokalis. Pada bagian akhir sajian para pemain Buncis Intrance atau mendem. CALUNG, yaitu perangkat music khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan jawa, terdiri atasgambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong & kendang. Dalam penya-jiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gendinggending Banyumasan, gending gayaBanyumasan,Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransir ulang EBEG,adalah bentuk tari tradisional khas Banyumas dengan Properti utama berupa ebeg atau kuda kepang. Kesenian ini menggambarkan kegagahan prajurit berkuda dengan segala atraksinya. Biasanya dalam pertunjukkan ebeg dilengkapidengan atraksi barongan, penthul & cepet. Dalam pertunjukkannya ebeg diiringi oleh gamelan yang lazim disebutbendhe. LENGGER, yaitu jenis tarian tradisional yang tumbuh subur diwilayah se-baran budaya Banyumas. Kesenian ini umumnya disajikan oleh dua orang wanita atau lebih. Pada pertengahan pertunjukkan hadir seorang penari pria yang lazim disebutbadhud, Lengger disajikan diatas panggung pada malam hari atau siang hari , dan diiringi olah perangkat musik calung. SINTREN, adalah seni traditional yang dilaukan seorang pria yang mengenakan busana wanita. Biasanya kesenian inimelekat pada kesenian ebeg. Ditengah pertunjukkan ebeg para pemain melakukan intrance/ mendem, kemudian salah seorang pemain mendem badan, kemudian ditindih dengan lesung.Dan dimasukan ke dalam kurungan. Di dalam

kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama - sama dengan pemain yang lain. Pada beberapa kasus,pemain itu melakukan thole-thole, yaitu penari membawa tampah dan berkeliling arena untuk meminta sumbangan penonton. SALAWATAN JAWA, yaitu salah satu seni musik bernafaskan Islam dengan perangkat musik berupa trebang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini memnyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barjanji. WAYANG KULIT GAGRAG Banyumas, yaitu jenis seni pertunjukan wayang kulit yang bernafaskan Banyumasan. Di daerah inidikenal ada dua gragak atau gaya, yaitu gragak kidul Gunung dan gragak lor Gunung. Spesifikasi dari wayang kulitgragak Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya. Bahasa dan Sastra - Di daerah Purwokero berkembang bahasa jawa dialek Banyumasan. Banyak kalangan berpendapat bahwa bahasa Banyumasan adalah bahasa yang lebih tua dari pada bahasa jawa yang berkembang saat ini. Bahasa Banyumas memiliki spesifikasi berupa penggunaan vokal dan konsonan pada akhir kata yang diucapkan dengan jelas. Misalnya : tiba, sega, mangga, jeruk, manuk, kepadhuk, dan lain-lain. Pengucapan vokal dan konsonan seperti ini mirip dengan pola pengucapan pada bahasa Jawa Kuna, misalnya : "tan ana dharma mangrwa ". Dilihat dari kosa kata, bahasa Banyumasan memiliki kosa kata yang dekat dengan bahasa Kawi, misalnya : inyong mirip dengan ingong, rika sama dengan rika. Upacara Adat - Di daerah Banyumas terdapat berbagai bentuk upacara tradisi-onal yang unik dan khas berkaitan dengan sistem kepercayaan dan pandangan hidup masyarakatnya, antara lain: . SURAN, Hampir semua masyarakat Banyumas mengenal upacara Suran. Yaitu upacara tradisional sedekah bumi yang ditujukan untuk tujuan Tolak Bala dengan cara bermacam-macam seperti ruwat bumi, upacara selamatan dimakamleluhur & lain-lain. SADRANAN, sebagaimana Suran hampir semua masyarakat Banyumas mengenal Sadranan, yaitu prosesi bersih kuburan yang dilanjutkan dengan kenduren. Sadranan adalah suatu bentuk upacara mengenang arwah leluhur dengan cara membersihkan makamnya menjelang pelaksanaan pelaksanaan puasa di Bulan Ramadhan. Yang sangat menarik dari Kirab Budaya ini adalah pemakaian busana Jawa Banyumasan lengkap yakni pakaian beskap, blangkon, dan sepatu selop. Prosesi Kirab dimulai dari halaman Kantor eks-Walikota Purwokerto (sekarang kantor Badan Pananaman Modal ) dengan rangkaian upacara adat Banyumas yang dilanjutkan dengan perjalanan menuju alun-alun Purwokerto atau ke Pendopo Kabupaten Banyumas sebagai finish-nya.

Pakaian Adat - Banyumas memiliki pakaian tradisional yang sangat khas. Pada kalangan wong cilik di jumpai pakaian seperti lancingan, bebed wala, pinjungan, iketan, nempean dan lain-lain. Adapun pada kalangan priyayi dijumpai pakaian Beskap untuk kamu Pria sedangkan Nyamping untuk kaum Wanita. Apabila pakaian Adat ini diberdayakan secara maksimal untuk kepentingan wisata niscaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan Bahasa dan Budaya Quote: Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dengan dialek Banyumasan. Bahasa ini merupakan bahasa kebanggaan yang patut untuk dilestarikan dan dihargai. Dialek dan budaya masyarakatnya memperkaya keanekaragaman Indonesia. Kenthongan atau musik thek-thek adalah seni musik yang dimainkan dengan alat musik bambu yang dimainkan oleh 20-40 orang. Kebudayaan Begalan dan Ronggeng adalah kesenian asli Banyumas yang sekarang sudah mulai pudar keberadaaannya.

POLITIK Kabupaten Banyumas mempunyai daya tarik tersendiri bagi partai politik dan calon anggota dewan karena jumlah penduduknya yang cukup padat. Hal ini dapat dilihat dari data KPUD Banyumas tentang Daftar Pemilih Terdaftar Tetap (DPT) tahun 2009 sejumlah 1.271.976 orang dengan jumlah pemilih laki-laki sejumlah 634.513 orang dan pemilih peempuan 637.463 orang. Kalau jumlah suara ini bisa optimal dan sedikit orang yang tidak memilih ini menjadi target operasi tersendiri dari banyak partai politik dan calon anggota dewan. Jumlah ini jelas meningkat dari PEMILU 2004 yang hanya sejumlah 851.996 orang yang memilih. Semua calon anggota legislatif dari mulai DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten daerah pemilih Banyumas akan bersaing mendapatkan 1.271.976 suara rakyat Banyumas pada 9 April mendatang Dapil 4 (kembaran, sokaraja, purwokerto utara, purwokerto selatan, purwokerto barat, purwokerto timur) dengan jumlah pemilih 285.693 orang, Menilik dari PEMILU 2004 dimana dari jumlah 45 kursi DPRD Banyumas masing-masing partai mempunyai distribusi suara yang tercermin pada jumlah kursi anggota legislatif seperti PDIP mendapat 35.56% kursi, GOLKAR mendapat 17.78%, lalu PKB juga mendapat 17.78%, PAN mendapat 11.11%, PD mendapat 8.89%, PPP mendapat 6.67% dan sisanya terbagi ke partai-partai lainnya ini sedikit menggambarkan peta kekuatan politik banyumas didominasi partai-partai lama. Tapi seiring berjalannya waktu terjadi konstelasi politik yang sangat dinamis apalagi setelah PILBUP Banyumas dan PILGUB JAWA TENGAH kemarin, peta politik menjadi berubah khususnya di Banyumas ini terlihat dari hasil PILBUP 2008 dimana calon bupati yang diusung PKB mengungguli calon-calon yang lain padahal dilihat dari hasil PEMILU 2004 PKB hanya memiliki 17.78% kursi di

bawah PDIP dengan 35.56% artinya masyarakat Banyumas termasuk pemilih yang rasional dan tidak fanatik terhadap partai politik apalagi dengan melihat kinerja para anggota dewan saat ini khususnya di DPRD Banyumas mempertegas tidak ada relevansi keloyalitas pemilih. Dari lima daerah pemilihan di Banyumas semua memilki karakter pemilih yang berbeda yang harus dicermati oleh calon anggota dewan. Daerah pemilihan 4 yang paling banyak jumlah pemilihnya menjadi lahan kompetisi strategis bagi para calon anggota dewan, apalagi dengan peraturan baru dimana suara terbanyak yang menjadi prioritas. Tantangan berikutnya adalah banyaknya partai politik peserta PEMILU 2009, khusus di Banyumas saja terdapat 34 partai politik berarti sekitar 1.271.976 suara rakyat Banyumas akan diperebutkan oleh 34 partai politik dan ratusan calon anggota dewan. Ini jelas menuntut partai politik harus segera berbenah menjelang pesta demokrasi 9 april mendatang jika ingin optimal mendapat simpatik rakyat. Rakyat sudah bosan dengan janji-janji kosong para politisi yang cenderung kurang memikirkan rakyat dan hanya mementingkan kepentingan golongan atau individu. Kejelasan visi dan komitmen untuk mengabdi kepada rakyat menjadi unsur yang harus dimiliki oleh para partai politik dan calon anggota legislatif. Dikotomi partai nasional dan religius menjadi tidak relevan ketika dua unsur tadi tidak terpenuhi, saat ini rakyat sudah cenderung rasional melihat partai politik yang ada mereka lebih melihat perbaikan apa yang akan didapatkan ketimbang fanatik ke salah satu partai politik. Dalam teori komunikasi politik paling tidak ada tiga faktor menentukan dalam memenangkan kompetisi PEMILU 2009 ini yaitu faktor figur atau tokoh, wacana atau program yang dibawa dan efektifitas mesin politik. Ketiga faktor ini harus diperhatikan jikalau ingin optimal memperoleh suara. Untuk itulah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Daerah Purwokerto sebagai elemen tak terpisahkan dari masyarakat Banyumas mengambil peran untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat banyumas khususnya pemilih muda untuk cerdas dalam menentukan calon anggota dewan lima tahun mendatang. KAMMI Daerah Purwokerto tegas menolak segala bentuk kecurangan dalam PEMILU 2009 ini dan akan mengawal jalannya pesta demokrasi ini secara optimal. Semoga harapan kita semua bahwa pesta demokrasi ini berjalan dengan damai, lancer dan memberikan perbaikan yang optimal bagi rakyat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Banyumas pada khususnya. Ingat PEMILU 2009 Politik Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, kota Purwokerto (ibu kota Kabupaten Banyumas) mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama berkaitan dengan pembangunan fasilitas perbelanjaan dan perumahan menumpuk di sekitar Kota Purwokerto. Kebijakan pembangunan Kabupaten Banyumas terkesan hanya berkutat di wilayah kota Purwokerto (meliputi 4 kecamatan kota; Purwokerto Selatan, Purwokerto Barat, Purwokerto Utara dan Purwokerto Timur) dan terabaikannya pengembangan wilayang di 24 kecamatan lainnya yang

ada di daerah pinggiran. Hal ini tampak menunjukkan disparitas pembangunan yang bias perkotaan (urban bias). Kebijakan pembangunan pemerintah dalam pengembangan kawasan Kota Purwokerto ini tidak lain karena adanya peran yang sangat signifikan dari kelompok elit ekonomi (pengusaha, pemilik modal). Elit ekonomi inilah yang turut menentukan setiap pengambilan kebijakan pembangunan oleh elit politik (pemerintah), terutama berkaitan dengan sisi pengembangan fasilitas perkotaan seperti perumahan (housing) dan pertokoan/perbelanjaan (shoping center). Relasi antara dua aktor elit politik dan elit ekonomi menjadi sangat penting mewarnai dinamika politik lokal dalam hal penentuan kebijakan publik. Dinamika tersebut pada akhirnya terkait dengan masyarakat luas sebagai pihak yang secara langsung bersentuhan dengan kebijakan pembangunan tersebut. Reaksi terhadap kebijakan yang tidak berpihak atau berpitensi merugikan masyarakat, menjadi pemicu tumbuhnya kekuatan pengorganisasian diri masyarakat lokal sebagai embrio dari civil society yang pada akhirnya juga terlibat dalam dinamika politik lokal dalam proses pengambilan kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai