Teknologi Fermentasi
Teknologi Fermentasi
TIU: Menjelaskan prinsip-prinsip teknologi fermentasi dalam pengolahan hasil-hasil perikanan TIK: Menjelaskan pengertian fermentasi, sejarah perkembangan teknologi fermentasi dan ruang lingkup teknologi fermentasi
PENDAHULUAN
Istilah fermentasi berasal dari bahasa Latin fervere yang berati mendidihkan, yang berasal dari peristiwa hasil kerja ragi dalam sari buah-buahan atau biji-bijian. Peristiwa mendidih tersebut ditimbulkan oleh gelembunggelembung gas CO2 , hasil katabolisme anaerobik. Bahan-bahan utama yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya suatu proses fermentasi adalah berbagai jenis mikroorganisme atau jenis enzim yang dihasilkan. Untuk dapat menyiapkan suatu kondisi optimal diperlukan suatu perangkat peralatan yang disebut fermentor atau bioreaktor yang harus dilengkapi oleh unit alat pengendali secara manual atau otomatis. Bahan lain yang harus dilengkapi adalah bahan baku dan bahan pembantu yang disebut medium
Liebig (1830) : Jika pada larutan gula diberi ragi akan terjadi alkohol. Peristiwa itu menyimpulkan bahwa proses peragian dan fermentasi adalah proses penguraian sakharida. Diantara ragi-ragi yang telah diidentifikasi saat itu adalah diastase, pepsin dan emulsin. Anselme Payen dan Jenan Francois Persoz (1833), Mengidentifikasi diastase yang berperan dalam proses hidrolisis pati atau amilum Theodore Schwann (Jerman,1836), mengidentifikasi Pepsin yang berperan dalam proses hidrolisis protein. Berzelius (1836), bahwa peranan ragi dalam proses fermentasi bertindak sebagai katalis. Charles C.Latour, Th. Schwann, Friedrich Kutzing (1837), mendemonstrasikan bahwa proses fermentasi dengan ragi disebabkan adanya mikroorganisme yang hidup.
Pasteur (1860), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa proses fermentasi tidak akan mungkin berlangsung tanpa adanya sel ragi yang hidup. Pasteur dianggap sebagai pelopor dalam bidang mikrobiologi, karena hasil penemuannya mengenai bakteri dalam fermentasi Pasteur juga menyatakan bahwa mikroorganisme dalam ragi yang menyebabkan terjadinya alkohol dalam proses fermentasi gula, terjadinya asam cuka dari alkohol serta yang menyebabkan rusaknya mentega. Setiap jenis fermentasi diperlukan mikroorganisme tertentu pula. Wilhelm Kuhne (1878), memperkenalkan istilah enzim untuk zat-zat dari sistem biologi seperti pepsin dan emulsin yang dapat bertindak sebagai katalis bagi reaksi biologis
BIOKIMIA FERMENTASI
Hasil Fermentasi diperoleh sebagai akibat metabolisme mikroba-mikroba pada bahan pangan dalam keadaan anaerob. Mikroba yang melakukan fermentasi membutuhkan energi yang umumnya diperoleh dari glukosa. Glukosa oleh mikroba, diubah menjadi air, CO2, dan energi (ATP) yang digunakan untuk aktivitas pertumbuhan.
Fermentasi Pangan
Mknan fermentasi adalah mknan yg dibuat dg bantuan mikrobia atau enzim sehingga mengalami perubahan secara biokimiawi yg dikehendaki dan dpt memberikan ciri spesifik mknan tsb. Proses fermentasi lbh efisien dibanding pengawetan lain krn mgnkan energi yg rendah.
FERMENTASI IKAN
Proses fermentasi yang terjadi pada ikan merupakan proses penguraian secara biologis atau semi biologis terhadap senyawasenyawa kompleks terutama protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dalam keadaan terkontrol. Selama proses fermentasi, protein ikan akan terhidrolisis menjadi asam-asam amino dan peptida, kemudian asam-asam amino akan terurai lebih lanjut menjadi komponen-komponen lain yang berperan dalam pembentukan citarasa produk. Setiap produk ikan fermentasi diproduksi melalui hidrolisis material yang ada pada ikan dengan otolisis dan aktivitas mikroorganisme. Karakteristik bau yang terdapat pada produk ikan fermentasi adalah merupakan hasil dari aktivitas`enzimatis dan mikrobiologis pada daging ikan dengan adanya garam.
TEKNOLOGI FERMENTASI