Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Dunning L Tisha, et all. Insulin: a commonly used high-risk medicine. 2012. Volume 29, Issue 2, pages 7275a. Practical Diabetes. Available From: http://hinarigw.who.int/whalecomonlinelibrary.wiley.com/whalecom0/doi/10.1002/pdi.1662/f ull. Accesed 16th May 2012 2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus. Jakarta:Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam;2007. Hal: 1-36 3. perkumpulan Endrokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam;2011. Hal: 18-22 4. Suherman K. Suharti. Insulin dan Antidiabetik Oral-Farmakologi dan Terapi Ed. 5. Jakarta: Gaya Baru;2007. Hal: 487-489 5. Manaf Asman. Insulin: mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme-Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.V. jakarta: Interna Publishing ;2009. Hal: 1896-1899 6. Porcelatti Francesca,et all. Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Basal Insulins. 2011. Volume: 13 Issue S1. Diabetes Technology & Therapeutics. Available from: http://hinarigw.who.int/whalecomonline.liebertpub.com/whalecom0/doi/full/10.1089/dia.2011 .0038. Accesed 16th May 2012 7. Hedrington S. Maka, et all. Basal Insulin Treatment in Type 2 Diabetes. 2011. Volume: 13 Issue S1. Diabetes Technology & Therapeutics. Availble from : http://hinarigw.who.int/whalecomonline.liebertpub.com/whalecom0/doi/full/10.1089/dia.20 11.0062. Accesed 17th May 2012 8. Vaag Allan, et all. THERAPY OF ENDOCRINE DISEASE: Insulin initiation in patients with type 2 diabetes mellitus: treatment guidelines, clinical evidence and patterns of use of basal vs premixed insulin analogues. 2012. Pages 159-170. European Journal of Endocrinology . available from: http://www.ejeonline.org/content/166/2/159.full. Accesed 17th May 2012.

Pada gambar dibawah ini ( Gb. 2 ) diperlihatkan dinamika sekresi insulin pada keadaan normal, Toleransi Glukosa Terganggu ( Impaired Glucose Tolerance = IGT ), dan Diabetes Mellitus Tipe 2.

Penggunaan insulin rekombinan dan insulin yang lebih murni, telah dapat menurunkan insiden reaksi alergi dan resistensi. Meski demikian kadang-kadang reaksi tersebut masi dapat terjadi akibat adanya bekuan atau terjadinya denaturasi preparat insulin, atau kontaminan, atau akibat pasien sensitif terhadap senyawa yang ditambahkan pada proses formulasi preparat insulin (Zn2+, protamin, fenol, dll). Reaksi alergi lokal pada kulit yang sering terjadi akibat IgE atau resistensi akibat timbulnya antibodi IgG. Sebaiknya bila ini terjadi dilakukan pemeriksaan kadal antibodi insulin-spesific IgG dan IgE, untuk mengetahui penyebab reaksi yang terjadi. Test kulit juga dapat dilakukan, meski banyak pasien yang menunjukkan test insulin intradermal positif tetapi tidak menunjukkan reaksi efek samping dari insulin yang diberikan subkutan. Bila pasien alergi terhadap porcine insulin dapat diganti dengan human insulin. Reaksi kulit umumnya dapat diatasi dengan antihistamin sedangkan bila reaksi tersebut hebat atau terjadi resistensi, dapat diberikan glukokortikoid. Tetapi pemeberian kostikosteroid tidak dapat diberikan terlalu lama karena efek hipergliseminya.

LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing,

Dr. Yunus Tanggo, Sp.PD, PhD

Anda mungkin juga menyukai