Anda di halaman 1dari 8

Samulnori

Janggu, Kwaenggwari, Buk dan Jing

Shantika, 2012

Curriculum Vitae

Bab 1. Prologue Sekarang tanggal 18 Juni, berarti sudah lewat satu minggu semenjak kedatanganku di Negeri Gingseng ini. Ya, Korea Selatan! Mimpi apa aku bisa berada di Negara yang saat ini sedang hangat-hangatnya di bahas di tanah airku sendiri. Dua hari lagi juga ulangtahunku akan ku rayakan di sini, di Korea. Aku berada disalah satu kota metropolitan bernama Daejeon atau biasa disebut Daejeon Gwangyeoksi.Daejeon dibagi menjadi 5 distrik, dan kalau tidak salah, Minsoo bilang homestay1 ku berada di distrik Seo (atau disebut Seo-Gu). Oh ya, namaku Adera Satyanubrata, panggil aku Tyan. Seminggu yang lalu, aku tergabung dalam satu rombongan trip ke Seoul bersama teman-teman dari Indonesia. Tapi aku memutuskan untuk tinggal lebih lama dan menemui kolegaku di Daejeon, Park Minsoo. Kami sudah kenal kurang lebih satu tahun, dan pertemuan kami tidak disengaja juga. Waktu itu, kami sama-sama sedang nonton konser salah satu boyband idola kita di Singapura. Uri neun eodiroo gayahanayo?2tanya Minsoo mengawali percakapan pagi ini. Daejeon tidak terlalu cerah namun juga tidak mendung. Terserah Min mau mengajakku kemana hari ini. Ini hari pertamaku berlibur bersamamu! Aku senang sekali,jawabku sangat bersemangat. Dengan baju model-model korea yang aku siapkan khusus untuk jalan-jalan hari ini, aku dan Minsoo memutuskan untuk berjalan-jalan mencari patbingsoo. Patbingsoo adalah jajanan semacam kakigori di Jepang, namun patbingsoo terdiri dari kacang merah manis yang divariasi dengan buahbuah atau yogurt (tergatung lidah pembeli,hehe). Seo-Gu daerah yang nyaman menurutku. Yah, Seo-Gu adalah multi-fungsional city. Dari City of Administration, City of Culture, City of Welfare, City of Green Environment, City for the Youth, City of Information, City of Sports, City of Education (Baejae University, Mokwon University, Hyecheon College, 75 elementary and high schools including Daejeon Foreign Language High School), City of Health, dan City of Distribution3. Senang akhirnya kamu bisa main ke sini, Tyan!kata Minsoo memecah keheningan bus yang mengantar kami ke Lotte D.S di daerah Goejeong-Dong.

Haha, iya! Kamu tau? Ini adalah mimpi besarku, bisa bertandang ke sini! Sayang, musim salju masih beberapa bulan lagi kan? Apa aku bisa kembali lagi? Oh semogajawabku nyerocos. Pasti bisa! Kamu harus kembali lagi suatu saat. Dengan senang hati aku akan menjemputmu di Incheon, dan kita akan menyusuri kota lain tidak hanya Daejeon. Aku ingin mengajakmu ke Namsam, apa kamu mau?kata Minsoo. Ye! Geureojyo!4 Ajak aku kemanapun kamu mau Min! Dengan senang hati aku akan ikut, hahahaha.ucapku. Tidak lama kemudian kami sampai di Lotte Department Store. Yaa, semacam Chitos? Atau PIM di Jakarta. Mmmm, tapi persisnya aku sendiri tidak tau, haha! Kalian harus tahu, Lotte D.S memiliki 12 lantai, satu lantai underground atau bawah tanah, dan 11 ground floor atau yaa bangunan utamanya. Apa.di tempat se-modern ini ada Patbingsoo?tanyaku pada Minsoo saat kami menginjakkan kaki di depan bangunan ini. Oh Tyan. Kan ada restoran! Kita akan membeli patbingsoo yang enak sekali di sini. Gaja!5 Kita masuk sekarang,Minsoo menarik tanganku. WAW. Aku berdecak kagum melihat mall ini. Mungkin, tagline yang tepat yang tepat untuk mall ini adalah Cari dan Dapatkan Apa yang Kamu Mau! haha. Mmmm, mungkin walau dompet tidak ada isinya, kamu bisa puas mencuci mata di Lotte DS ini. Arh!aku terduduk di lantai dan mendapati rok yang kukenakan hari ini dilumuri es krim vanilla yang dingin. Mianhamnida6.. Oh.. Kamu bukan orang Korea ya? Maaf, sekali lagi saya mohon maaf. Boleh saya bersihkan? Ini saya bawa tisu,kata seseorang di depanku. Eh? Suara laki-laki? Aku mendongakkan kepalaku menatap lawan bicaraku. Ya Tuhan demi apa ini ada malaikat jatuh dari langit atau bagaimana?? Beberapa detik aku tidak berkedip. Sampai lelaki itu menyodorkan kembali tisunya sambil sedikit menyenggol bahuku.

Oh, iya, terimakasih. Tapi aku nggak kenapa-kenapa kok. Maaf ya aku cerobohkataku sambil membugkuk-bungkuk di depan bidadara tadi. Haha, seharusnya aku yang minta maaf. Oh ya, kenalkan, aku Kim Jangweo. Maaf sekali ya sudah mengotori pakaianmu,dia tersenyum sembari menyodorkan tangannya mengajakku bersalaman. Ah gawat! Pasti mukaku sudah semerah tomat. Dengan malu-malu aku menyambut tangannya, dan kami bersalaman. Jeoneun Tyan imnida. Jeoneun Indonesiaeseo wasseumnida. Mannaso bangapseumnida7ucapku dengan aksen korea yang seadanya. Oh Ti-an?? Bahasa koreamu lumayan fasih, ya? Oh ya, dangsineun hangugeoibnikka? Kamu orang korea kan? Sepertinya aku mengenalmu.kata Jangweo sambil menatap Minsoo bak detektif Namamu, Lee Jangweo?? Hannam Univ? Akuntansi? UKM Samulnori? Oh! Aaah, maaf ya Sunbae8 Aku Minsoo, ingat???? Haha sudah kuduga! Jelas aku ingat. Minsoo diJanggu (gendang berbentuk jam pasir) kan? Ti-an temanmu Min? Emm bagaimana kalau kita duduk di resto itu? Ayo aku yang traktir! Kami memasuki resto yang tidak terlalu besar, namun satu yang menarik perhatianku, tata ruangnya. Wallpaper atau cat dindingnya, sangat rumahan sekali. Dengan aksen warna coklat garis-garis dan gambar pepohonan yag daunnya mulai berguguran, tempat duduk dari kayu yang sangat nyaman untuk bersantai kapanpun kamu lelah. Kesannya ini bukan resto, ini ruang makanmu sendiri. Nah ada satu lagi! Saat kami masuk resto ini, ada poster besaaaaaar super besar menurutku, bergambar menu andalan resto ini. Uhoh hangul.. Aku mengeja perlahan,Paa.at..bing..su? Minsoo benarkah resto ini menjual patbingsoo??tanyaku pada Minsoo yang berdiri tak jauh di dekatku. Yep! Waah betapa beruntungnya kita Tyan! Pas sekali dengan tujuan awal kita, plus di traktir Jangweo-sunbaenim,hahahakata Minsoo girang. Maaf permisi, jadi kalian menjual Patbingsoo?tanyaku pada salah seorang pelayan resto.

Benar. Bulan ini kami sengaja mengeluarkan menu ini, silahkan masuk, untuk berapa orang?jawab pelayan itu ramah. Hanya 3 orang, kami ingin tempat yang nyaman untuk mengobrol,hehe..kata Jangweo pada pelayan itu. Baiklah, lewat sini..pelayan itu menyambut kami ramah. Sunbae yakin ini tidak akan mahal?tanya Minsoo membuka percakapan. Ah tidak apa-apa Minsoo. Kan aku yang traktir! Anggap saja salam perkenalanku dengan temanmu yang jauh-jauh sudah kesini. Oh ya, dalam rangka apa kamu kesini, Ti-an-sshi9? Minggu lalu aku berlibur ke Seoul bersama rombongan dari Indonesia.. Tapi aku masih betah di sini, jadi aku memutuskan ke Daejeon dan menemui Minsoo. Tadi Jangweo-sshi bilang Samulnori? Kalau tidak salah itu permainan alat music tradisional Korea,kan? Wah Minsoo! Kenapa kamu tidak cerita soal ini.. Iya benar, kami satu UKM (UnitKegiatanMahasiswa) di Hannam University. UKM Samulnori. Kamu tau banyak ya soal Korea! Aku senang kalau budaya kita diterima baik di luar sana,kata Jangweo ramah. Tyan, kamu lupa kalau kamu baru menginap semalam dan itupun kamu tidak sempat mengobrol denganku karena kelelahan dari Seoul ke Daejeon..hahaha.. Benar yang dibilang Sunbaenim, dan aku memegang alat bernama Janggu atau dikenal seperti gendang berbentuk jam pasir,Minsoo menjelaskan. Aku hanya menyimak penjelasan mereka mengenai apa itu Samulnori. Mereka juga menyeritakan soal asal mula permainan musik ini. Jadi Samulnori adalah permainan musik tradisional yang sering dimainkan oleh petani (sering disebut nongak/pungmul). Musik ini sangat dinamis dan cepat. Awalnya, Samulnori dikembangkan oleh Kim Duk Soo (1978) hanya memiliki 4 instrumen tanpa alat music tiup seperti Nongak/Pungmul. Aku semakin tertarik dengan permainan musik ini. Jangweo dan Minsoo pun berjanji akan mengajakku melihat pertunjukan ini suatu hari nanti.

Oh ya ayo pesan makanan dulu. Aku sudah berjanji mentraktir kalian kan? Chwesonghaeyo10, bisa tolong menunya?kata Jangweo sembari melambaikan tangan pada pelayan muda yang sepertinya memang sudah menunggu kita dari tadi. Mari silahkan, menu special minggu ini adalah patbingsoo. Nah minggu ini kami punya buah khusus yaitu durian. Apa anda ingin mencobanya?kata pelayan tadi ramah. Ha?? Durian di Daejeon? Apa aku tidak salah dengar??? Minsoo pun menatapku sedikit sangsi dengan menu yang ditawarkan pelayan tadi. Gleeek Aku hanya bisa menelan ludah mengingat buah durian. Di Indonesia, durian bisa dengan mudah ditemui di swalayan, dan aku sangat suka durian, apapun jenisnya. Oke aku itu, satu. Kalian? Hehehe. Apa kalian pernah mencicipi durian sebelumnya??? Emm Pernah sih sekali, itupun tidak durian utuh Tyan,haha. Kalau begitu aku yang ini saja,kata Minsoo sambil menunjuk menu yang dia inginkan. Kami tidak perlu menunggu terlalu lama. Patbingsoo kami sudah di depan mata dan dengan lapah ku nikmati es kacang merah ini. Yah, sore ini sudah terwujud satu keinginanku dan Minsoo, makan patbingsoo bersama! Plus, bertemu kakak kelas Min dan sekaligus membuat janji akan menonton samulnori bersama

Bab 2. Samulnori Selamat pagi Daejeon! Aku bangun terlalu awal sepertinya, haha. Matahari tidak terlalu tinggi hari ini.

Anda mungkin juga menyukai