Pengertian Takabur
Takabur menurut bahasa, berarti sifat merasa diri besar. Sedangkan orang yang melakukannya disebut mutakabir atau orang yang merasa dirinya besar. Takabur menurut istilah adalah sikap mental dan perbuatan yang merasa dirinya lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai atau lebih segalanya dan memandang kecil serta rendah orang lain.
2. Golongan Takabur
Takabur dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Takabur Batin Takabur batin adalah sifat dalam jiwa yang tidak terlihat dan melekat dalam hati. Contohnya seperti, sifat merasa besar dan merasa lebih pandai. Takabur Lahir Takabur lahir adalah perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan dan menyepelekan orang lain. Takabur lahir ini sebenarnya merupakan perwujudan sikap dari takabur batin.
2.
3. Sasaran Takabur
a) Takabur kepada Allah SWT, sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Namrud, Raja Firaun, dan Abu Lahab. b) Takabur kepada Rasulullah SAW sehingga jauh dari taat kepada ajaran dan tingkah laku Rasulullah SAW. c) Takabur kepada sesama makhluk Allah, seperti takabur mempunyai harta yang banyak, ilmu, akal, dan amal.
4. Ciri-ciri Takabur
a. Suka memuji diri sendiri; b. Merendahkan dan meremehkan orang lain; c. Mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain; d. Merasa puas akan kelebihan dirinya; e. Cenderung menutupi dan menghindari kekurangan dirinya sendiri; dan f. Tidak bisa menghargai orang lain.
2
5. Penyebab Takabur
Takabur biasanya terjadi karena seseorang mempunyai kelebihan dari orang lainnya, kelebihan itu biasanya dalam hal keturunan, kecantikan, keilmuwan, kekuatan, kekuasaan, dan jabatan.
6. Contoh-contoh Takabur
1. Orang yang mempunyai kelebihan dari segi fisik merasa dirinya paling kuat, paling cantik, paling tampan, paling seksi, dan lain-lain. 2. Orang yang mempunyai kelebihan dari sisi akal merasa dirinya paling hebat, dan paling pandai. 3. Orang yang mempunyai kelebihan dari segi pangkat dan kedudukan akan merasa orang lain lebih rendah dan harus tunduk kepadanya. 4. Orang yang mempunyai kelebihan harta kekayaan mereka menyia-nyiakan orang miskin.
5. Dari segi keturunan merasa bahwa dirinya adalah keturunan orang terhormat sehingga menganggap rendah yang lain.