PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

DIKLAT PRA JABATAN GOLONGAN III

PEMKAB. SOLOK SOLOK, 27 OKTOBER 2011

BIODATA
NAMA NIP TTL : RIKHI BENINDO MAGHAZ, SH. : 19850914 200812 1 001 : PADANG / 14 SEPTEMBER 1985

UNIT KERJA : KEJAKSAAN NEGERI SOLOK JABATAN : JAKSA FUNGSIONAL

ALUMNI

: FAKULTAS HUKUM UNIV. ANDALAS PADANG

TAMAT 2007`

PENGALAMAN KERJA
MARET 2009 SEPT 2011 :

KEJAKSAAN TINGGI KALIMANTAN BARAT DI PONTIANAK

SEPT 2011 - SEKARANG:

KEJAKSAAN NEGERI SOLOK

PENGALAMAN DIKLAT
MARET 2009 : DIKLAT TEKNIS ADMINISTRASI KEJAKSAAN DI PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI DI JAKARTA

JULI 2009 : DIKLAT PRAJABATAN GOL. III DI BADAN DIKLAT KALIMANTAN BARAT DI PONTIANAK APRIL SEPTEMBER 2011 : PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PEMBENTUKAN JAKSA DI BADAN DIKLAT KEJAKSAAN RI DI JAKARTA

Peraturan per-Undang-Undangan mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah :

Undang-Undang RI Nomor : 20 Tahun 2001

Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

POSISI INDONESIA DALAM URUTAN NEGARA TERKORUP (HASIL SURVEY POLITICAL AND ECONOMIC RISK
CONSULTANCY (PERC)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

INDONESIA 9,88 INDIA 9,50 VIETNAM 9,20 CHINA 9,11 PHILIPINA 8,67 THAILAND 6,20 TAIWAN 6,89 KORSEL 6,33 SINGAPURA,HONGKONG DAN JEPANG TERMASUK NEGARA PALING SEDIKIT KORUPSINYA

Survei TI pada tahun 2007 dengan melakukan survei di 60 negara, 30% responden mengaku melakukan suap di Indonesia. Sedangkan menurut versi PERC untuk tahun 2007, Indonesia dengan indeks korupsi 7,98 berada di bawah Filipina dan Thailand (Seputar
Indonesia, 11 Maret 2008 hal.1)
6

DAMPAK TINDAK PIDANA KORUPSI

HUKUM RAPUH EKONOMI HANCUR DISTORSI POLITIK EKSPLOITASI BUMN TIMBUL BUDAYA KORUPSI KEMISKINAN

Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Tindakan yang bertujuan untuk memperoleh atau

keuntungan

pribadi

maupun

korporasi

memperkaya diri sendiri maupun orang lain, yang merugikan keuangan negara baik langsung

maupun tidak langsung dengan menyalahgunakan wewenang dan jabatan yang dilakukan oleh

pegawai negeri, pegawai BUMN/BUMD maupun

pihak-pihak yang bekerja untuk kepentingan negara.

RUMUSAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PENYALAHGUNAAN WEWENANG, KESEMPATAN, JABATAN, SARANA DAN KEDUDUKAN MEMPEROLEH KEUNTUNGAN DAN ATAU MEMPERKAYA DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA MEMBERI HADIAH / JANJI KEPADA PEGAWAI NEGERI YG BERHUBUNGAN DGN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI MENERIMA PEMBERIAN / JANJI DARI ORANG LAIN DALAM PEKERJAAN

APA YANG MELATAR BELAKANGI SESEORANG MELAKUKAN KORUPSI ???

 KURANGNYA GAJI ATAU PENDAPATAN PEGAWAI NEGERI

BUDAYA KERJA MANAJEMEN, PENGAWASAN DAN MANEJERIAL BIROKRASI YANG BURUK PERKEMBANGAN ZAMAN AGAMA DAN MENTAL YANG BURUK

CONTOH BEBERAPA KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI DI SOLOK

KORUPSI MANTAN KEPALA DINAS PERTAMBANGAN SOLOK BUSTANIL ARIFIN KASUS DUGAAN KORUPSI PENGADAAN TPA KABUPATEN SOLOK PENGADAAN KOMPUTER PADA DINAS PENDIDIKAN SOLOK KASUS TPK PROYEK PERBAIKAN SALURAN IRIGASI BANDA UBO, BUKIT SILEH KABUPATEN SOLOK, KERUGIAN KEUANGAN NEGARA + RP 145 JT. KASUS TPK BENDAHARA BKD DAN DKK KOTA SOLOK, KERUGIAN KEUANGAN NEGARA + RP 600 JT

SUBJEK HUKUM ATAU PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI

(PASAL 1 Ke-2 UU.NO.20 TAHUN 2001)

PEGAWAI NEGERI SIPIL & PENYELENGGARA NEGARA PEGAWAI BUMN / BUMD ORANG YG MENERIMA UPAH ATAU GAJI DARI KEUANGAN NEGARA / DAERAH ORANG YANG MENERIMA GAJI/UPAH DARI KORPORASI LAIN YG MENGGUNAKAN MODAL ATAU FASILITAS NEGARA/DAERAH ATAU YG MENERIMA BANTUAN DARI KEUANGAN NEGARA / DAERAH

KORPORASI SEBAGAI SUBYEK HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI

KORPORASI ADALAH:
KUMPULAN ORANG DAN ATAU KEKAYAAN YANG TERORGANISASI BAIK YG BERBADAN HUKUM MAUPUN YANG TIDAK BERBADAN HUKUM YG BERTANGGUNG JAWAB DALAM TINDAK PIDANA ADALAH PENGURUS KORPORASI TERSEBUT.

PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA

Seluruh kekayaan negara yang timbul dari : Keuangan yang ada pada penguasaan, pengurusan dan pertanggung-jawaban pejabat lembaga negara baik di tingkat pusat maupun daerah. Keuangan yang ada pada penguasaan, pengurusan dan pertanggung jawaban BUMN/BUMD, atau korporasi lain yg menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dgn negara.

SIFAT MELAWAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI

- MELAWAN HUKUM SECARA FORMIL MELANGGAR ATURAN HUKUM - MELAWAN HUKUM SECARA MATERIL DIANGGAP PERBUATAN TERCELA OLEH MASYARAKAT KARENA TIDAK MEMENUHI RASA KEADILAN MASYARAKAT, AZAS KEPATUTAN DAN NORMA KEHIDUPAN SOSIAL - TIDAK BERHAK ATAS PERBUATAN DAN UANG NEGARA YANG DIMILIKINYA

JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI

KORUPSI AKTIF
KORUPSI PASIF

BEBERAPA BENTUK KORUPSI AKTIF :

PASAL 2 UU NO.20 TAHUN 2001 :

SETIAP ORANG YANG SECARA MELAWAN HUKUM MELAKUKAN PERBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA

ANCAMAN PIDANA PASAL 2

PENJARA PALING SINGKAT 4 TAHUN PENJARA PALING LAMA 20 TAHUN PENJARA SEUMUR HIDUP DENDA PALING SEDIKIT RP 200 JT DENDA PALING BANYAK RP 1 M PEMBAYARAN UANG PENGGANTI YANG JUMLAHNYA SEBANYAK SAMA KERUGIAN KEUANGAN NEGARA PASAL 2 AYAT (2) DILAKUKAN DALAM KEADAAN TERTENTU PIDANA MATI

Pasal 3 :

Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yg dpt merugikan keuangan Negara atau perekonomian negara Pasal 4 :
Memberi hadiah atau janji kepada Pegawai Negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut

Pasal 8 UU Nomor 20 Tahun 2001 :

Pegawai Negeri atau orang lain selain Pegawai Negeri yang ditugaskan menjalankan sesuatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut atau membiarkan orang lain melakukan perbuatan tersebut

Pasal 9 UU Nomor 20 Tahun 2001: Pegawai Negeri atau selain Pegawai Negeri
yang diberi tugas menjalankan sesuatu jabatan umum secara terus menerus atau

sementara

waktu,

dengan

sengaja

memalsukan buku-buku atau daftar-daftar

yang

khusus

untuk

pemeriksaan

administrasi

KORUPSI PASIF tercantum dalam :

Pasal 5 ayat (2) UU Nomor 20 Tahun 2001
Pegawai Negeri atau penyelenggara Negara
yang menerima pemberian atau janji karena

berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya;

Pasal 12 huruf a dan huruf b UU Nomor 20 Tahun 2001

Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk

menggerakkan agar melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya;

 korupsi bukan hanya

karena niat tapi karena ada kesempatan

BENTUK-BENTUK TINDAK PIDANA KORUPSI

PENYUAPAN
1. PENYUAPAN AKTIF
YANG MEMBERIKAN HADIAH ATAU JANJI KEPADA PEGAWAI NEGERI {PASAL 5 AYAT (1), PASAL 6 AYAT (1) UU.NO.20/2001}

2. PENYUAPAN PASIF
PEGAWAI NEGERI YG MENERIMA PEMBERIAN ATAU JANJI {PASAL 5 AYAT (2), PASAL 6 AYAT (2) UU.NO.20/2001}

PERBUATAN CURANG
PASAL 7 UU NO.20 TAHUN 2001
- PEMBORONG BANGUNAN - PENGAWAS PEMBANGUNAN YG MEMBIARKAN TERJADINYA KECURANGAN DLM PEMBANGUNAN - TERHADAP PENGADAAN PERALATAN TNI

KEJAHATAN JABATAN
PENGGELAPAN :
PASAL (8) : UANG ATAU SURAT BERHARGA - PASAL (10) : MERUSAK, MENGHANCURKAN, MEMBUAT TIDAK BISA DIGUNAKAN DOKUMEN
BAIK YANG MELAKUKAN, YANG MEMBIARKAN DAN MEMBANTU

PEMALSUAN DATA / DOKUMEN ATAU DATA FIKTIF

PASAL 9
PEGAWAI NEGERI YG DIBERI TUGAS DALAM SUATU JABATAN UMUM, DENGAN SENGAJA MEMALSUKAN BUKU, DAFTAR MENGENAI PEMERIKSAAN ADMINISTRASI

PEMERASAN
PASAL 12 Huruf e :
PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA YG DGN MAKSUD MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM, ATAU DGN MENYALAHGUNAKAN KEKUASAAN, MEMAKSA SESORANG MEMBERIKAN SESUATU, MEMBAYAR, ATAU MENERIMA PEMBAYARAN DGN POTONGAN

PENGGUNAAN TANAH NEGARA

PASAL 12 Huruf e :
PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA SEWAKTU MENJALANKAN TUGAS, TELAH MENGGUNAKAN TANAH NEGARA YG DIATASNYA TERDAPAT HAK PAKAI, YG TELAH MERUGIKAN ORANG LAIN YG BERHAK DAN MELANGGAR PERATURAN YG BERLAKU

TURUT SERTA DALAM PEMBORONGAN

PASAL 12 Huruf i : BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN SENGAJA IKUT SERTA DALAM PEMBORONGAN, PENGADAAN, ATAU PERSEWAAN YANG PADA SAAT ITU DITUGASKAN UNTUK MENGURUS DAN MENGAWASINYA.

GRATIFIKASI
PASAL 12 B : SUAP YANG NILAINYA LEBIH DARI Rp. 10 JUTA
PEMBERI TIDAK DIKENAKAN PIDANA ADANYA PEMBUKTIAN TERBALIK

YG MENERIMA WAJIB MELAPORKAN DALAM WAKTU 30 HARI KEPADA KPK DENGAN MELAMPIRKAN DOKUMEN

PENYIMPANGAN APBD
- PENDAPATAN TIDAK MASUK KAS DAERAH. - BELANJA FIKTIF.

- BELANJA TIDAK ADA DALAM APBD (MIS. PESANGON DPRD YANG TIDAK DIANGGARKAN SEBELUMNYA).
- PENYIMPANGAN PROSEDUR (MIS. PENGADAAN BARANG/JASA TIDAK MENGACU KEPADA KEPPRES 80/2003. - BELANJA TIDAK SESUAI MATA ANGGARAN MIS. BELANJA BARANG MODAL/KENDARAAN DIAMBILKAN DARI BELANJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN.
35

KEWENANGAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI SAAT INI ADA 3 INSTANSI YANG BERWENANG SEBAGAI PENYIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI, YAITU: 1.KPK (BERDASARKAN PASAL 6 AYAT (1) HURUF C UU NO.30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERATASAN TPK 2.KEJAKSAAN (BERDASARKAN PASAL 30 AYAT (1) HURUF D UU NO.16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN RI) 3.KEPOLISIAN (BERDASARKAN PASAL 14 AYAT (1) HURUF G UU No.2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN RI)
36

MEKANISME PENANGANAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI KEJAKSAAN

1. LAPORAN
AUDIT BPK AUDIT BPKP AUDIT DARI INSPEKTORAT AUDIT INTERNAL LAPORAN DARI INSTANSI TERKAIT LAPORAN MASYARAKAT BERKAS DARI KEPOLISIAN
DIKETAHUI LANGSUNG OLEH APARAT KEJAKSAAN

2. PENYELIDIKAN 3. PENYIDIKAN 4. PENUNTUTAN & PERSIDANGAN 5. EKSEKUSI

JUMLAH PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI KEJAKSAAN NEGERI SOLOK DARI TAHUN 2010

- SEDANG DALAM PERSIDANGAN 6 PERKARA - SEDANG DALAM TAHAP PENYIDIKAN 3 PERKARA - SUDAH PUTUS DI PENGADILAN 6 PERKARA

PENJATUHAN PIDANA PADA PERKARA TINDAK PIDANA PADA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

- Pidana Mati
pasal 2 ayat (1)

- Pidana Penjara
menerapkan pidana minimal

- DENDA
paling besar satu milyar

Pidana tambahan
1. Perampasan barang bergerak yang berwujud
atau yang tidak berwujud atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang

diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk

perusahaan milik terpidana dimana tindak pidana

korupsi dilakukan, begitu pula dari barang yang

menggantikan barang-barang tersebut.

2. Pembayaran uang pengganti

yang jumlahnya sebanyakbanyaknya sama dengan harta yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.

3.Penutupan seluruh atau

sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun.

 SAY NO TO KORUPSI

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI MELALUI 2 (DUA) JALUR/CARA YAITU :

1. Preventive pencegahan/ penangkalan/ pengendalian /pengawasan sebelum perbuatan korupsi terjadi ; dan 2. Represive Penindakan hukum / Pemidanaan setelah perbuatan korupsi itu terjadi.

SECARA PREVENTIF (PENCEGAHAN)

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI MENGGELORAKAN BUDAYA MALU KKN KEPADA SELURUH KOMPONEN BANGSA, SEPERTI DENGAN MENINGKATKAN KEGIATAN DAKWAH KEAGAMAAN, BUDAYA DAN ADAT. MEMBUDAYAKAN PENGAWASAN MELEKAT, FUNGSIONAL DAN PENGAWASAN MASYARAKAT. MEMBUDAYAKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN TP KORUPSI

SECARA REPRESIF (PENINDAKAN)

PENEGAKAN HUKUM YANG OBJEKTIF, KONSISTEN, BERKELANJUTAN DAN TEGAS TERMASUK DALAM PENYITAAN ASET PARA PELAKU. PENJATUHAN PIDANA PENJARA, DENDA, DAN PIDANA TAMBAHAN SECARA MAKSIMAL. PENERAPAN PEMBUKTIAN TERBALIK SECARA MURNI. PENGEFEKTIFAN SANKSI SOSIAL BAGI TERPIDANA OLEH MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN, MISALNYA DENGAN DIDASARKAN PADA BESARNYA KERUGIAN NEGARA, PELAKUANYA PENYELENGGARA NEGARA, ANGGOTA LEGISLATIF DAN LAIN-LAIN.

PERAN SERTA MASYARAKAT

PASAL 41 AYAT (1) UU.NO.20 TAHUN 2001

DAPAT BERPERAN SERTA MEMBANTU UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

MASYARAKAT

PASAL 41 AYAT (1) UU.NO.20 TAHUN 2001

Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan tidak pidana korupsi Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan tindak pidana korupsi kepada penegak hukum Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi Hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal diatas dan diminta hadir sebagai saksi, pelapor dalam penanganan kasus tindak pidana korupsi

PASAL 21 UU.NO.20 TAHUN 2001

SETIAP ORANG YG DGN SENGAJA MENCEGAH, MERINTANGI, ATAU MENGAGALKAN SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG TERHADAP PENANGANAN TINDAK PIDANA KORUPSI DIPIDANA PALING SINGKAT 3 (TIGA)

TAHUN ATAU DENDA PALING SEDIKIT 150

JUTA DAN PALING BANYAK 600 JUTA

PASAL 22 UU. NO.20 TAHUN 2001

SETIAP ORANG YANG TIDAK MEMBERIKAN

KETERANGAN HARTA BENDA DAN

KEUANGANNYA SERTA SEBAGAI MEMBERIKAN SEBAGAI SAKSI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDAN KORUPSI DIPIDANA PALING SINGKAT 3 (TIGA) TAHUN ATAU DENDA PALING SEDIKIT 150 JUTA DAN PALING BANYAK 600 JUTA

MEMAKSIMALKAN PENGEMBALIAN KEUANGAN NEGARA

PASAL 32 AYAT (1) :
APABILA HASIL PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI TIDAK MEMBERIKAN CUKUP BUKTI ADANYA TINDAK PIDANA KORUPSI, SEDANGKAN SECARA NYATA TERDAPAT KERUGIAN NEGARA MAKA JAKSA PENGACARA NEGARA AKAN MELAKUKAN GUGATAN PERDATA UNTUK MENGEMBALIKAN KEUANGAN NEGARA

PASAL 32 AYAT (2) :

PUTUSAN BEBAS TIDAK MENGHAPUSKAN HAK UNTUK MENUNTUT KERUGIAN TERHADAP NEGARA

APABILA MENINGGAL DUNIA :

TIDAK MENGHAPUSKAN ATAU MENGHENTIKAN HAK UNTUK MENGEMBALIKAN KEUANGAN NEGARA, KARENA AKAN DILAKUKAN GUGATAN TERHADAP AHLI WARISNYA

JANGAN SAMPAI JADI KORUPTOR

JANGAN SAMPAI MASUK PENJARA

Terima Kasih Mohon maaf atas kekurangan yang ada

61