1. LATAR BELAKANG
penarik minat para pebisnisman untuk berkunjung. Karena kota Malang sedang mengembangkan tribina cita kotanya yaitu kota industri, pendidikan dan pariwisata.
Sejalan dengan perkembangan dunia yang semakin modern menyebabkan pula perkembangan penduduk semakin meningkat, teknologi dan sistem informasi melalui Itnya makin canggih serta berimbas pula pada kegiatan bisnis. Oleh sebab itu penyediaan sarana dan prasarana untuk menampung kegiatan-kegiatan yang dimaksud sangat perlu disediakan salah satu diantaranya adalah penyediaan pusat perbenajaan dan perkantoran.
3.
SASARAN
Disediakan untuk para pengusaha dan pebisnis dengan level ekonomi menengah ke atas.
4.
FUNGSI
Fungsi utama dari bangunan proyek ini adalah sebagai bangunan MIXUSE BUILDING yang merupakan bangunan bertingkat 30 lantai dan 1 lantai basement.
2.
MAKSUD DAN TUJUAN Menyediakan Sarana satu unit mixuse building (pusat 5.
DATA-DATA SITE Luas lahan : 7270 m Letak site berada di Jalan Soekarno Hatta Batas site : Sebelah utara : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Garis Sempadan Bangunan : Sisi Jl. Soekarno Hatta ( 8 meter), dan sisi Jl. Bunga Andong ( 4 meter).
(apartemen) yang sedang dibangun berada disebelah selatan lokasi tempat rancangan mixuse building.
Kedalaman tanah keras Building Coverage (BC) Luas Bangunan Lokasi site : Relative datar
: 6 meter : 70% : 5089 m 6. SISTIM STRUKTUR Jadi sistim struktur yang digunakan pada mixuse building ini adalah sistem struktur gantung (Suspended System). Sistim struktur gantung sangat menarik karena penggunaan bahannya sangat efisien dan karena kemampuannya untuk membentang lebar. Dalam menggantung, semua bahan hanya dapat dipikul secara tarik sehingga tidak perlu mengurangi beban yang diizinkan akibat ketidakstabilan lentur dan tekuk. Dengan demikian maka ukuran
lokasi yang strategis Lingkungan bebas banjir, aman, namun sangat bising dalam
hal kebisingan.
dan ke lokasi untuk mencapai ke tempat tujuan. Strategis terhadap daerah perdagangan, perkantoran
penampang batang tarik dapat diperkecil. Ekonomi bahan meningkat karena kapasitas kekuatan batas kabel baja yang tinggi sehingga mencapai kekuatan enam kali kekuatan baja struktur biasa. Akan tetapi, karena kabel tidak kaku terhadap lenturan, maka struktur
gantung
akan
bergerak
apabila
ada
perubahan
pembebanan.
sistim
inti
pendukung
di
mana
lantai-lantai
digantung.
Beberapa
Ketidakstabilan yang inheren di dalam sistim kabel (ketidakstabilan aerodinamis) menyulitkan proses rancangan dan pelaksanaan; stabilitas seluruh bangunan adalah faktor rancangan yang menentukan.
keterbatasan sistim ini adalah sebagai berikut : Seluruh gaya lateral dipikul oleh inti. Gerak relatif antara penggantung dan inti harus
Selanjutnya konsentrasi tegangan yang tinggi pada batang tarik akan menimbulkan masalah di tempat-tempat sambungan. Pengelompokan strukturnya : Prinsip inti rangka kaku (rigid core) Prinsip tiang utama (guyed mast)
Prinsip
utama
dibuat
berdasarkan
perbedaan
perilaku
Kategori utama yang kedua untuk bangunan gantung tinggi menggunakan prinsip tiang penggantung. Kabel-kabel dibuat praktekan dan diangker langsung ke tanah atau didukung oleh sistim struktur lainnya. Tiang akan bereaksi terhadap tarikan dalam keadaan tekan dan menstabilkan ruang; maka seluruh bangunan dibuat pratekan. Karena kabel dibuat prategang, maka kabel tersebut akan menyerap gaya-gaya lateral dan menunjang lantailantai yang menggantung sekaligus memperoleh kembali bentuk semula.
tensegrity
Masing-masing topik di atas dibagi lagi dalam hubungannya engan hal-hal berikut : Jenis sistim penggantung kabel Jenis sistim kabel Bentuk geometris
Kategori ketiga, yaitu struktur tensegrity, merupakan sistim tertutup yang terdiri dari unsur tarik yang menerus dan batang tekan individual (tak menerus). Seluruh sistim harus dibuat pratekan agar menjamin kestabilan. Sampai saat ini prinsip ini telah diterapkan oleh para seniman atau ditelaah dalam bentuk model oleh para peneliti. Walaupun tensegrity menghasilkan pemecahan yang optimum terhadap berat minimum dalam bentuk model oleh para peneliti. Walaupun tensegrity menghasilkan pemecahan yang optimum
Kebanyakan bangunan gantung saat ini menggunakan prinsip inti kaku. Sebuah atau beberapa inti memikul seluruh berat bangunan dan menahan lentur akibat angin dan efek kantilever. Gambar 1 memperlihatkan jenis
terhadap berat minimum bahan dan terdiri atas unsur-unsur yang berulang, konfigurasi ruang yang rumit akan membatasi perancang dan pelaksananya. Sifat antigravitasi ini tidak hanya menentang persepsi tradisional terhadap suatu bangunan, tetapi juga menuntut tinjauan kembali yang menyeluruh terhadap proses membangun, penafsiran terhadap perilaku bangunan, dan juga terhadap metode pembuatan detail.
AKSI
REAKSI
PENUTUP KANTILEVER INTI TUNGGAL BATANG KANTILEVER & INTI BANYAK KERANGKA BENTUK PORTON & RANGKA BENTUK BUSUR
BENTUK LINIER
BENTUK CEKUNG
BENTUK CEMBUNG
BENTUK GABUNGAN
PRINSIP TIANG
BENTUK CEKUNG
Core
Rental Office Rental Office
Rental Office
Rental Office
Rental Office
Rental Office
Gambar 2a. Sketsa denah bangunan shooping centre dan rental office
Gambar 3a. Lokasi Tapak Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Kantor Sewa
Gambar 4. Posisi Blok Masa Bangunan Shopping Centre dan Rental Office
Gambar 4a. Srkulasi jalan masuk ke Shopping Centre dan Rental Office
: L. Achmad Juniarta (07.22.906) : Struktur dan Konstuksi Bangunan IV : Merancang Bangunan MIXUSE Berlantai 22-30 : Semester V Tahun Akademik 2010/2011