Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA BESERTA PENJELASANNYA Ap Atr Bil D FD KET Ket N O P Pel S Sd T UP V / ( ) // # V ^ [ ] : aposisi : atribut : kata/ frase

e bilangan : kata depan : frase depan : fungsi keterangan : kata/ frase keterangan : kata/ frase nominal : objek : predikat : pelengkap : subjek : kata sandang : kata tambah : unsur pusat : frase/ kata verbal : atau : bersifat manasuka : jeda sedang : jeda panjang : nada akhir turun : nada akhir naik : tanda bahwa yangterdapat dalam kurung itu mewakili nada yang sama. : tanda bahwa satuan gramatik mengikutinya tidak gramatik.

PENDAHULUAN Tata bahasa tradisional mendasarkan analisisnya pada arti. Kalimat ditentukan berdasarkan arti sebagai susunan kata-kata yang menyatakan suatu maksud, perasaan, atau buah pikiran. Kalimat digolongkan arti pula atas kalimat berita, kalimat Tanya, kalimat suruh, kalimat larangan, dan sebagainya. Fungsi-fungsi unsur kalimat juga ditentukan berdasarkan arti. Kalimat aktif dan kalimat pasif dalam tata bahasa tradisional juga ditentukan berdasarkan arti. Selain kalimat, penggolongan kalimat, fungsi unsur-unsur kalimat, dan kalimat aktif dan pasif, kata juga ditentukan berdasarkan arti sebagai kumpulan huruf yang mengandung pengertian. Selain analisisnya berdasarkan arti, atau boleh dikatakan analisisnya bersifat nasional, tata bahasa tradisional tidak memperhatikan hirarki dalam bahasa hingga batas antara satuansatuan gramatik yang satu dengan satuan-satuan gramatik yang lain tidak jelas. Dalam buku ini satuan-satuan gramatik dianalisis berdasarkan cirri-ciri formal bahasa, yaitu cirri fonologik atau cirri gramatik atau keduanya. Satuan kata dalam buku ini tidak digolongkan berdasarkan arti seperti halnya dalam tata bahasa tradisional, melainkan digolongkan berdasarkan perilakunya dalam frase dan klausa. Demikianlah buku yang sederhana ini dengan rendah hati disajikan kepada para pembaca, kepada para mahasiswa Fakultas Sastra dan mahasiswa IKIP, terutama dari jurusan bahasa dan sastra, kepada para pengajar bahasa Indonesia, baik di Perguruan Tinggi maupun di Sekolah Menengah, dan kepada para peminat bahasa Indonesia pada umumnya. 1. SINTAKSIS Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. Untuk menjelaskan uraian itu, diambil contoh kalimat. 1) Seorang pelajar sedang belajar di perpustakaan. Kalimat di atas terdiri dari satu klausa yang terdiri dari S, ialah seorang pelajar, P, ialah sedang belajar, dan KET, ialah di perpustakaan. Tiap-tiap fungsi dalam klausa itu terdiri dari satuan yang disebut frase, yaitu seorang pelajar, sedang belajar, dan di perpustakaan, yang masing-masing terdiri dari dua kata ialah seorang dan pelajar yang membentuk frase seorang pelajar, sedang dan belajar membentuk frase sedang belajar,dan di serta perpustakaan yang membentuk frase di perpustakaan. Pembicaraan tentang kalimat, klausa, frase-frase, dan juga pembicaraan tentang hubungan antara kalimat sebelumnya dan sesudahnya pada tataran wacana itu termasuk dalam bidang sintaksis. Sintaksis sebagai bagian dari lmu bahasa berusaha menjelaskan unsur-unsur itu dalam suatu satuan, baik hubungan fungsional maupun hubungan maknawi. Demikianlah, bidang sintaksis ialah wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam buku ini

masalah wacana belum dapat disajikan karena bahan-bahan yang kami kumpulkan belum cukup pantas untuk disajikan sehingga dalam buku ini hanya dibicarakan seluk-beluk kalimat, klausa, dan frase. 2. KALIMAT 3. KLAUSA 4. FRASA

Anda mungkin juga menyukai