Konstruksi Bangunan Sipil
Konstruksi Bangunan Sipil
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah KBT
OLEH : Alqa Fadhilah(08124002) Rani Fitriani (08124021) Santi Widi Astuti (08124025)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kehidupan memerlukan suatu pergerakan karena salah satu ciri manusia yaitu bergerak. Dalam hal pergerakan maka dibutuhkan suatu ruang gerak dan pembatasan ruang gerak bergantung dari media yang di pakainya. Sama hal nya dengan bergerak dari satu tempat ke tempat lain pasti terdapat banyak penghalang dan batasan. Maka manusia itupun mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Yaitu dengan menyebrangi batasan tersebut. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh
manusia dalam melakukan berbagai interaksi antar manusia sebagaimana halnya mahkluk sosial. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi
sosial,ekonomi,politik, maupun budaya. Oleh karena itu transportasi tidak dapat dipandang sebelah mata karena hal tersebut akan sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan sekelompok orang tertentu di daerah tertentu. Mengingat pentingnya peran sarana transportasi dalam kehidupan manusia maka diperlukan sarana penunjang transportasi yang baik diantaranya adalah jalan dan jembatan. Permasalahan dalam bidang transportasi tidak bisa di remehkan karena hal ini berkaitan erat dengan perekonomian, sehingga diperlukan solusi yang tepat guna. Ada banyak alternatif penyelesaian dalam permasalahan transportasi Dalam ilmu teknik transport sudah lumrah jika jembatan adalh media menyebrangi batasan pergerakan. Dari hal ini disini akan membahas tentang salah satu komponen pembentuk jembatan yaitu BOX girder
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembelajaran mengenai konstruksi bangunan sipil yaitu konstruksi bangunan pada Fly over khususnya pada bagian Box Girder adalah :
a. Memahami sistem konstruksi Fly Over / jembatan b. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan dan pekerjaan dari awal hingga akhir pada suatu Fly over/jembatan khususnya pada bagian Box Girder c. Untuk mengetahui aplikasi dari penggunaan fly over/ jembatan pada bagian box girder dengan fungsinya d. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus diadakan atau diperlukan dalam Fly over/ jembatan e. Mendapatkan pembelajaran mengenai permasalahan yang berhubungan dengan konstruksi dan yang berhubungan dengan fly over khususnya bagian box girder Selain hal yang tertera di atas, pembuatan laporan ini bertujuan membina kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal, dalam aspek pembahasan, serta mampu menyampaikannya dalam bentuk tulisan dan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia konstruksi.
Dalam
penyusunan
laporan
ini
penyusun
membatasi
lingkup
pembahasan pada Sistem Dan Analisa Metode Pelaksanaan Pekerjaan Box Girder, yaitu pembahasan dan analisa data teknis mengenai pekerjaan dalam ruang lingkup pekerjaan tersebut.
bentuk perkembangan dari Girder. Girder itu sendiri adalah Struktur jembatan yang menghubungkan antara sebagai Struktur bawah dan Plat
penyangga
diatasnya. Perbedaan girder dan box girder terletak pada bentuk dan fungsi.
Girder adalah balok diantara dua penyangga ( pier atau abutment ) pada jembatan Atau fly over. Umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk box, atau
bentuk lainnya. Girder adalah konstruksi yang sangat elemen jembatan penting. dari
Karena
dilihat
antara pile-pile jembatan . Kemudian dalam metode pelaksanaannya pemasangan girder dapat dilakukan dalam dua cara yaitu menggunakan cranes dan launcher.
2. Evolusi Dari Box girder Box girder pertama kali dibuat pada jembatan THE SCLAYN bridge di sungai Maas, oleh Magnel pada tahun 1948 dengan 2 bentang dari 62.07m
Pada awalnya girder berbentuk profil I dan penggunaannya yaitu dengan menjajarkan beberapa girder agar mendapatkan tumpuan dan lebar jembatan tersebut. Tetapi ada kelemahan dari hal ini yaitu girder yang bergerak karena beban diatasnya maka di berikanlah balok diafragma agar meredam gaya geser. Tetapi semakin lama jembatan dibutuhkan untuk beban yang besar maka dimensi dari girderpun semakin besar dan menambah beban dari bobot bentang. Dengan tujuan untuk menghemat material dan juga mengurangi beban yang ditanggung tanpa mengurangi kekuatan dari balok tersebut maka dibuatlah Box girder. Pada saan ini fungsi dari box girder semakin berkembang dari hanya mengurangi Beban yang ditanggung hingga digunakan sebagai tempat pengecekan atau perawatan pada jembatan tersebut. Bentuk dari box girder menjadi cirri dari identitas jembatan tersebut dan memiliki fungsi tertentu.
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan antara balok Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing masaing balok Girder dalam arah horisontal. Pengikatan tersebut dilakukan dalam bentuk pemberian stressing pada diafragma dan balok Girder sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Deck slab merupakan elemen nonstruktural yang berfungsi sebagai lantai kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton. Sedangkan pada Profil Box Girder tidak mengunakan dek slab karena semunya sudah menyatu dalam box girder.
panjang. Bentang sederhana sepanjang 40 ft (+ 12 m) menggunakan tipe ini, tetapi bentang gelagar kotak beton bertulang lebih ekonomis pada bentang antara 60 100 ft (+ 18 30 m) dan biasanya didesain sebagai struktur menerus di atas pilar. Gelagar kotak beton prategang dalam desain biasanya lebih menguntungkan untuk bentang menerus dengan panjang bentang + 300 ft (+ 100 m). Keutamaan gelagar kotak adalah pada tahanan terhadap beban torsi.
kondisi
lapangan tidak
struktur
kurang lebih mempunyai nilai yang sama pada bentang 80 ft (+ 25 m). Untuk bentang yang lebih pendek, tipe balok T
biasanya lebih murah, dan untuk bentang yang lebih panjang, lebih sesuai menggunakan gelagar kotak. Gelagar kotak merupakan bagian tertutup sehingga mempunyai ketahanan puntir yang tinggi tanpa kehilangan kekuatan menahan lendut dan geser.
Balok T (T-Beam) Balok T ekonomis untuk bentang 40 60 ft (12.2 18.3 m) tetapi untuk jembatan miring memerlukan formwork yang rumit. Perbandingan tebal dan bentang struktur adalah 0.07 untuk bentang sederhana dan 0.065 untuk bentang menerus. Jarak antar gelagar pada jembatan balok-T tergantung pada lebar jembatan secara keseluruhan, ketebalan slab, dan biaya formwork sekitar 1.5 kali ketebalan struktur. Jarak yang umum digunakan antara 6 10 ft ( 1.8 3.1 m).
Balok TrapeZodial Banyak macamnya dari balok ini. Balok trapezoidal mirip dengan Balok rectangular
hanya saja pembedanya dari segi bentuk yang di desain untuk Kekuatan beban mengoptimalkan untuk menahan dengan
mendistribusikannya menjadi beban terpusat. Dari plat lantai beban merata lalu di lanjutkan pada bagian balok trapezoidal yang akan menyatukan beban tersebut. Dari segi dimensipun balok Trapezodial ini lebih
ramping tidak memakan banyak ruang serta dari segi keindahan pun memiliki nalai tambah
Core drill untuk pengambilan sampel beton dan aspal Winsor probe untuk pengujian mutu beton Hammer test untuk pengujian mutu beton UPV/pundit unfuk pengujian retakan pada beton Crackmeter untuk mengetahui lebar retak pada beton Cover meter untuk mengetahui selimut dan penulangan pada beton Potensial 1/2 sel Peralatan laboratorium Kamera film dan handycam untuk pengambilar dokumentasi Traffic cone Kendaraan operasional
Melakukan pemeriksaan secara visual pada struktur pilar, pier head/ Kepala pilar, girder/ gelagar dan pondasi hasil pemeriksaan secara visual akan diperoleh struktur yang memerlukan pemeriksaan khusus.
Melakukan dokumentasi kondisi jembatan dengan kamera sebagai dokumentasi dan dasar rekomendasi selanjutnya.
Melakukan pemilihan struktur yang akan diuji secara khusus kelayakan teknisnya.
Adapun Bagian - Bagian jembatan yang harus diamati adalah sebagai berikut:
Bangunan Atas Bangunan Bawah Aliran Air/Timbunan Tanah Jalan pendekat Perlengkapan
prategang dengan balok precast dianggap mampu memenuhi persyaratan setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu. Ada duan metoda dan cara pelaksanaan stressing, yaitu metoda satu arah (non balas) dan dua arah (balas) dan cara pre tension dan post tension. Concrete box girder haruskah menggunakan bahan bermutu tinggi agar mampu menerima gaya prategang dan gaya eksternal yang besar yang akan bekerja pada box girder. Tahapan secara umum pekerjaan fabrikasi girder :
1. Pemasangan tulangan memanjang dan melintang girder 2. Menentukan ordinat tendon sesuai rencana. 3. Memasang support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan geser/ sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking 4. Menyambung duct sesuai dengan tipe dan panjang tendon yang
direncanakan dengan menggunakan coupler duct dan masking tape / cloth tape. 5. Memasukan duct kedalam tulangan, kemudian duct dengan menggunakan kawat ikat 6. Memasukan duct kedalam tulangan girder, kemudian duct diikat ke support bar dengan menggunakan kawat ikat. 7. Memasang casting pada posisi angkur hidup, sebelumnya casting dipasang terlebih dahulu pada box casting yang terbuat dari multiplek 8. Memasang bursting steel pada posisi angkur hidup dan angkur mati. Bursting steel merupakan tambahan penulangan yang berfungsi sebgai penahan gaya radial untuk mencegah terjadinya retak/ pecah pada stressing. 9. Menyambung duct ke casting dengan menggunakan masking tape/ cloth tape. Masking tape berfungsi untuk mencegah masuknya air semen ke dalam duct. 10. Memasang PE grout untuk lubang inlet/ outlet saat grouting. 11. Inspeksi bersama kontraktor dan konsultan untuk memeriksa pelaksanaan pekerjaan 12. Pemasangan formwork girder 13. Pengecoran diikat ke siport bar
6. Metoda Operasi Kemudahan pengoperasian akan menunjang banyak aspek yang ingin dicapai dalam proyek yaitu tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya. Resiko kecelakaan juga dapat direduksi bila alat lebih stabil dalam pelaksanaan erection girder a. Metode Floating cranes Metode ini adalah sejenis ponton bermesin yang dilengkapi alat crane. Floating cranes digunakan pada pekerjaan erection girder yang dilakukan di sungai atau laut yang dalam. Penggunaan floating cranes tergantung pada kedalaman laut atau sungai yang memadai yang berkaitan dengan ketenangan permukaan air dimana floating cranes dapat bekerja dengan baik. Kesetimbangan floating cranes bertumpu pada badan kapal. Mobilisasi floating cranes tidak memerlukan bantuan alat lain karena mempunyai mesin sendiri. b. Metode Girder Launchers Metode pelaksanaan launching girder untuk pemakaian alat girder launchers.
Gambar 3.14 Urutan kerja pada pemakaian Girder Launcher ; (1) Launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat, (2) Launcher dan girder dipindahkan menuju bentang yang direncanakan, (3) Launcher sudah pada posisi untuk erection, (4) Girder dihubungkan pada ujung penggantung Launcher, (5) Girder sudah terangkat oleh Launcher, (6) Girder telah ditempatkan. (Sumber: Libby, James R.,Modern Prestressed Concrete).
7. Kesulitan / Titik Rawan Kendala yang sering ter jadi dalam pemasangan Box Girder adalah Ketidak rataan nya Profil Saat disambungkan. Leparnya pengait pada saan pengankatan Rubuhnya kantilefer karena kelebihan beban Bergoyangnya profil karena gaya angin Retaknya profil karena proses stressing yang gagal Dan banyak lagi.
Permasalahan diatas adalah hal klasik yang sering terjadi pada pemasangan box girder.