Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENANGANAN KRISIS DI PERUSAHAAN Oleh : Surati Redjosuwito )* Abstrak Eksistensi perusahaan di era global ini mutlak membutuhkan

strategi yang ampuh dengan mengatahui kelebihan dan kekurangan potensi yang dimiliki, menemukan dan mengolah peluang dan ancaman dari lingkungannya, sehingga diperoleh pola tindakan utama. Strategi tersebut diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan permasalahan kritis yang muncul, dirasakan dan atau yang diprediksi. Krisis dalam suatu perusahaan menggambarkan suatu keadaan bahwa perusahaan yang bersangkutan berada dalam situasi gawat, mengundang resiko, tidak stabil, keberadaannya terancam. Kondisi tersebut membutuhkan strategi penanganan yang serius, andal sebagai terapi. Krisis yang terjadi di suatu perusahaan dapat disebabkan oleh banyak hal, baik faktor internal maupun eksternal yang kompleks. Jenis krisis yang umum terjadi antara lain adalah ketidak puasan stakeholder, kekuatan teknologi dan persaingan baik lokal maupun global. Setiap perusahaan pasti selalu ingin tetap eksis, survive. Namun demikian krisis hampir dapat dikatakan sulit dihindari, bahkan dapat muncul secara tiba tiba. Dari beberapa kemungkinan penyebab krisis di atas, harus diantisipasi dengan cermat melalui pencarian informasi yang akurat antara lain dengan memanfaatkan fasilitas internet. Dalam konteks ini, untuk dapat tetap eksis, survive, dapat memuaskan stakeholder, perusahaan mutlak perlu strategi yang dirumuskan oleh manajemen yang kompeten (managerial qualities) dan dapat melibatkan pakar akademisi, praktisi yang relevan serta lembaga pemerintah maupun swasta yang terkait. Pendahuluan Strategi semula digunakan oleh pimpinan di Kesatuan Kemiliteran/ Kepolisian yang dalam melaksanakan tugasnya dituntut adanya strategi yang ampuh agar kesatuan yang dipimpinnya mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam perkembangannya, strategi merupakan salah satu fungsi dari fungsi fungsi manajemen yang akan menetapkan tujuan organisasi. Secara definitif, Tedjo Tripomo dan Udan (2005 : 17) mengutip pendapat Barry yang menyatakan bahwa strategy is a plan of what an organization intends to be in the future on how it will get there. Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute). Selanjutnya Fred R David (2004 : 178) mengemukakan perlunya strategi alternatif yang berupa langkah langkah untuk membawa perusahaan dari posisi saat ini sedikit demi sedikit ke arah posisi masa depan yang diinginkan.

Pada dasarnya, strategi merupakan rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan, baik jangka panjang, menengah maupun jangka pendek. Dalam merumuskan strategi diperlukan analisis terhadap lingkungan baik intern maupun jangka pendek yang meliputi : peluang, ancaman, tantangan, kekuatan dan kelemahan perusahaan yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut strategi membutuhkan keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tepat dan terarah untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan strategi, rancangan dibuat untuk menjamin agar tujuan dan sasaran dapat dicapai melalui langkah langkah yang tepat. Dalam konteks ini, strategi yang tidak lain juga merupakan perencanaan strategis merupakan upaya manajemen dalam rangka mencari penghasilan dan laba yang lebih besar, tepatnya dengan menerapkan strategi alternatif, untuk selanjutnya memilih strategi alternatif, untuk selanjutnya memilih yang tepat untuk dilaksanakan. Implementasi strategi tersebut antara lain ahrus disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi, strategi semacam ini seringkali disebut dengan strategi original. Satu hal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan perumusan strategi, adalah merupakan proses memilih pola tindakan utama untuk mewujudkan visi organisasi. Untuk lebih jelasnya, prosedur yang dapat dilakukan dalam prumusan strategi adalah menentukan misi, visi, tujuan jangka panjang, SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threaths) dan akhirnya adalah merumuskan strategi. Namun demikian, dalam prakteknya perumusan strategi dapat dimulai dari mana saja, bisa dari SWOT atau boleh dari strategi itu sendiri, yang terpenting adalah bahwa pilihan strategi harus saling sesuai dengan peluang ancaman yang ada, kekuatan kelemahan yang dimiliki dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan ditentukan tanpa batas waktu, kecuali diadakan perubahan. Tujuan bisnis adalah profitability yang memuaskan, merupakan tujuan yang paling penting. Namun demikian setiap perusahaan, dalam rangka mencapai tujuan hamper selalu dihadapkan dengan kondisi kritis. Kondisi tersebut hampir dapat dikatakan sulit untuk dihindari. Krisis adalah suatu kondisi yang tentunya tidak diharapkan terjadi dalam suatu perusahaan. Namun demikian ternyata krisis dapat melanda berbagai perusahaan tanpa pandang bulu jika manajemen perusahaan yang bersangkutan berjalan kurang efektif. Dalam konteks ini, perusahaan yang bonafid, bidang usahanya besar dan terkenal belum merupakan jaminan dapat terhindar dari krisis.

Dengan krisis, menandakan perusahaan yang bersangkutan tidak sehat, membutuhkan terapi sebagai strategi penyembuhan. Perusahaan yang dilanda krisis, banyak resiko yang dihadapi, dan kondisi perusahaan dalam posisi gawat. Masalahnya sekarang adalah mengapa hal itu bisa terjadi, tentunya sangat bersifat kontingensi atau situasional perusahaan yang bersangkutan. Jika mau jujur, penyebab yang mendasar adalah manajemennya, walaupun belum bisa dipastikan sebagai penyebab utama. Ruang lingkup perusahaan cukup kompleks, sehingga dengan menyebut aspek manajemen sebagai penyebab krisis masih dalam ruang lingkup terbatas, merupakan bagian faktor internal perusahaan. Perusahaan sebagai suatu sistem yang juga menyangkut aspek eksternal, besar pengaruhnya terhadap eksistensi perusahaan. Pada dasarnya krisis yang terjadi di perusahaan harus segera dicari solusinya. Krisis yang dibiarkan dapat berakibat fatal bagi perusahaan dan memungkinkan menambah besar dampaknya baik secara internal maupun eksternal. Mengingat strategi saat ini sudah merupakan bagian dari fungsi fungsi manajemen yang harus diintensifkan maka diperlukan kemampuan manajerial yang tangguh, khususnya dalam penanganan krisis yang dihadapi perusahaan. Jelaslah bahwa eksekutif puncak biasanya bertugas menetapkan strategi yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan. Kegiatan tersebut mempunyai keterkaitan dengan proses pengendalian manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota satu unit usaha melakukan apa yang telah menjadi strategi perusahaan. (Antony dan Govindarajan, 1995 : 9). Strategi perusahaan lebih menitik beratkan pada pertanyaan where (kemana bersaingnya perusahaan daripada bagaimana bersaing pada bidang bisnis yang dijalankan perusahaan. Masalah yang timbul adalah : Membentuk usaha yang akan dijalankan Pengalokasian sumber daya yang ada.

Spesifik dalam unit bisnis, yang populer dengan istilah strategi bisnis Abdul Halim, dkk (2000 : 30) mengemukakan permusan strategi merupakan proses memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Perumus strategi adalah Top Management dengan pendekatan sistem melibatkan semua unsur.

Beberapa Sebab Timbulnya Krisis di Perusahaan Mengenai krisis yang menungkinkan terjadi dan atau dihadapi oleh perusahaan dapat disebabkan oleh banyak hal. Berikut beberapa contoh penyebab timbulnya krisis perusahaan baik makro maupun mikro sebagai berikut : 1. Pemercaya (stakeholder) J. Supranto (1998) mengemukakan, bahwa Stakeholder adalah para perorangan atau kelompok yang mempunyai kepentingan di dalam kegiatan perusahaan, meliputi para karyawan, majikan/ pimpinan perusahaan, langganan (pembeli, masyarakat dan pemerintah, pemasok (supplier), pemegang saham (stakeholder), distributor dan lain sebagainya. Pendapat di atas diperkuat oleh Gareth R John yang dikutip oleh Tedjo tripomo dan Udan (2005 : 36), stakeholders are people who have an interest, claim or stake in the organization, in what it does and in how well it performs. Dalam konteks ini stakeholder dimaknai sebagai pihak pihak dari dalam dan luar organisasi yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap kinerja, keberadaan dan keberlangsungan organisasi. Secara rinci penyebab krisis dari sudut stakeholder, kemungkinan yang terjadi antara lain sebagai berikut : Karyawan yang tidak puas atas kompensasi yang diterima dari perusahaan tempatnya bekerja, dapat berdampak sebagai pemicu konflik yang berakibat kepada krisis. Namun demikian, tidak semua konflik dapat menyebabkan krisis. Hanya konflik negatiflah yang dapat mengakibatkan krisis seperti konflik yang ditandai dengan unjuk rasa, mogok kerja, antar karyawan dan pimpinan tidak serasi, informasi terhambat dan sejenisnya. Pimpinan perusahaan yang kurang menaruh empati kepada karyawannya memungkinkan dapat menimbulkan krisis. Demikian pula pimpinan perusahaan yang tidak puas pun dapat berakibat perusahaan tidak terkendali dan tidak terkelola secara profesional. Pelanggan yang tidak terpuaskan, sebagai contoh tidak puas akan kualitas produk yang pada akhirnya dapat meninggalkannya dan beralih kepada produk sejenis lainnya. Jika hal ini terjadi, muncullah krisis kepuasan mutu yang terkait dengan promosi yang diluncurkan oleh perusahaan dengan informasi

yang tidak sesuai dengan kualitas produk yang sebenarnya. Berkaitan dengan pelanggan, kebutuhan dan kemauannya berubah, dapat berdampak krisis juga. Masyarakat yang tidak puas akan keberadaan perusahaan, dapat memicu krisis, karena berdampak negatif terhadap masyarakat sekitar seperti : polusi udara, air limbah yang membahayakan, mengurangi debit air bersih, mengganggu ketenangan, berdampak kemacetan lalu lintas, ditambah lagi masalah kebijakan rekrut pegawainya dari daerah tertentu saja. Pemerintah yang tidak terpuaskan atas kegiatan perusahaan, seperti manipulasi kewajiban pembayaran pajak ataupun melalaikan pembayaran pajak, pelanggaran terhadap undang undang dan peraturan yang berlaku seperti upah pokok minimum regional, batas usia minimum karyawan dan lainnya. Pemasok (supplier) yang tidak terpuaskan oleh perusahaan dapat terjadi jika terjadi krisis pembayaran yang melanggar komitmen dan jenis pelanggaran lain yang terkait dengan pemasok seperti pelanggaran kesepakatan kerusakan barang, sewa gudang. Distributor atau pialang (broker) Pemegang saham, krisis yang mungkin timbul dari pemegang saham

antara lain adalah akibat ketidak puasannya dalam pembagian deviden yang dianggap tidak fair dan tidak adil atau sebab lainnya. 2. Kekuatan teknologi Berbagai perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner seperti superkonduktivitas, rekaya komputer, robotic, komunikasi ruang angkasa, laser, cloning, jaringan satelit, transfer dana elektronik secara dramatis memberi dampak pada organisasi. Organisasi yang secara tradisional membatasi pengeluaran teknologi sampai dana yang dapat mereka sediakan setelah memenuhi persyaratan pemerataan dan keuangan amat perlu merubah pemikirannya. Kecepatan perubahan teknologi semakin tinggi dan benar benar menyapu bersih bisnis setiap hari. Oleh karena itu, jika tidak dicermati, teknologi dapat berdampak krisis dan dapat berakibat fatal. 3. Kekuatan Persaingan Lokal dan Global Eksistensi perusahaan akan terancam jika tidak siap dan gagal antisipasi persaingannya. Dalam konteks ini informasi tentang perusahaan pesaing tidak

mudah diperoleh. Sebagian besar perusahaan mulitidivisi pada umumnya tidak menyediakan informasi penjualan dan laba atas dasar diisi dengan alasan persaingan. Nuansa persaingan dalam perdagangan interns tempatnya tak terbatas (321). Disamping itu perusahaan swasta tidak menerbitkan informasi keuangan, padahal intinya adalah gagal pemasaran berakhirlah bisnis atau perusahaan. Pada umumnya perusahaan saat ini perang dalam persaingan di banyak industri. Tantangan internasional yang dihadapi bisnis saat ini antara lain adalah : bagaimana mengekspor ke negara lain dan mempertahankannya, dan bagaimana mempertahankan pasar domestik terhadap barang barang impor. Tentunya terbilang sedikit perusahaan yang mampu mengabaikan kehadiran pesaing internasional. Perusahaan yang tampaknya terisolasi dan nyaman hari ini kemungkinan besar esok lusa mudah diserang. Dalam konteks ini pasar bergeser dengan cepat dan pada umumnya berupa penyempitan dalam hal selera, kecengerungan dan harga. Semakin banyak negara di seluruh dunia yang menyambut investasi dan modal asing, akibatnya adalah pasar tenaga kerja secara mantap menjadi semakin internasional. Sub sub krisis di atas yang berasal dari sub sistem internal dan eksternal perusahaan yang berkondisi lemah dapat menjadi embrio krisis muncul perusahaan. Tentu saja penyebab krisis yang dihadapi oleh perusahaan tersebut kepada tingkat/ strata skala perusahaannya. Sebagai contoh untuk skala perusahaan, setingkat UKM (Usaha Kecil dan Menengah) krisis yang umum dihadapi menyangkut faktor modal, sumber daya menusia dan pemasaran. Perusahaan skala manapun pemasaran manapun ujung tombak keberhasilan perusahaan. Sebenarnya berbicara tentang perusahaan pada dasarnya adalah pemasarana yang salah satu faktor yang memungkinkan sebagai penyebab krisis adalah persaingan yang tajam. Istilah krisis semula digunakan di lingkungan kedokteran yang menggambarkan tentang kondisi penderita sakit yang gawat. Kemungkinan yang akan terjadi adalah penderita akan tetap bisa hidup setelah masa kritisnya atau tidak berakhir kematian. Dalam kondisi kritis, dokter akan menjaga penderita secara intensif dengan penanganan yang serius, memonitor secara efektif dengan pengobatan yang tepat.

Berkaitan dengan kegiatan bisnis, istilah kritis digunakan untuk menggambarkan kondisi yang gawat dan tidak menentu dalam perusahaan. Demi keselamatan perusahaan, bagaimanapun semua krisis itu harus dapat ditanggulangi. Cara penanggulangan ini sering disebut manajemen terhadap krisis yang diawali dengan perumusan dan pelaksanaan strategi yang dipilih. Dalam kegiatan bisnis, krisis mengandung hal hal sebagai berikut : 1. Situasi, intensitasnya semakin memburuk. 2. Mendapat sorotan yang pedas dari pers maupun lembaga. 3. Pelaksanaan operasi bisnis tidak normal. 4. Citra umum perusahaan dan eksekutifnya membahayakan. 5. Laba perusahaan semakin terancam, rusak dan bahkan merugi. Strategi Penanganan Krisis Memperhatikan beberapa sebab timbulnya krisis perusahaan yang dapat dikatakan cukup kompleks, karena menyangkut baik faktor internal maupun eksternal. Dalam konteks ini, krisis di perusahaan harus ditangani dengan manajemen krisis, khususnya strategi penanganan krisis. Tedjo Tripomo dan Udan (2005 : 19) menyatakan bahwa dilihat dari latar belakangnya, ada dua alasan besar yang menyebabkan organisasi merasa perlu melakukan pekerjaan perumusan strategi yaitu permasalahan krisis dan keinginan. Permasalahan krisis yang dimaksud adalah organisasi merasa perlu merumuskan strategi untuk mengatasi permasalahan krisis yang sudah bisa dirasakan/ diperkirakan. Jadi strategi dirumuskan untuk mengatasi permasalahan krisis yang muncul. Permasalahan kritislah yang akan mewarnai rumusan strategi. Mengapa perlu merumuskan strategi ? Dengan merumuskan strategi akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. Mendorong pemahaman terhadap situasi. Mengatasi konflik. Pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang terbatas. Memenangkan kompetisi. Mampu mencapai keinginan dan memecahkan permasalahan. Oleh karena itu, strategi bisnis diharapkan dapat menghasilkan rumusan sebagai berikut : 1. Bagaimana memposisikan diri terhadap pesaing.

2. 3.

Penentuan target atau kriteria pencapaian yang harus dikejar oleh setiap unit unit bisnis strategis pada akhir periode perencanaan. Bagaimana bersaing untuk mendapatkan konsumen, sumber daya, keuntungan, maupun suatu posisi yang diinginkan. Pada umumnya meliputi : penetapan pasar yang dimasuki, produk atau jasa yang ditawarkan, harga, kompetensi yang tidak mudah ditiru dan lainnya.

4.

Bagaimana koordinasi dan dukungan yang diharapkan dari setiap fungsi. Menanggapi beberapa contoh krisis yang kemungkinan dapat timbul di

perusahaan, mutlak memerlukan strategi untuk menanganinya. Oleh karena itu, dengan langkah - langkah : 1. 2. Analisis arah atau menentukan misi visi tujuan yang ingin dicapai organisasi dengan tajam. Analisis situasi berupa tahapan untuk membaca situasi dan menentukan kekuatan kelemahan peluang ancaman yang akan menjadi dasar perumusan strategi. 3. Penetapan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan oleh orang berdasarkan penyebab krisis yang dihadapi, strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Strategi untuk kepuasan stakeholder, perusahaan diharapkan dapat merealisasikan tabel berikut:

Tabel 1 Stakeholder dan harapannya Stakeholder 1. Pemilik perusahaan 2. Karyawan 3. Konsumen 4. Pemberi pinjaman 5. Lingkungan/komunitas 6. Supplier 7. Pemerintah Harapan terhadap Organisasi Tingkat keuntungan Kepuasan kerja, besar imbalan Mutu produk/ jasa yang dihasilkan organisasi Kredibilitas perusahaan dalam mengembalikan pinjaman Sumbangan/ partisipasi terhadap kegiatan komunitas Kelancaran transaksi/ pembayaran Kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan pemerintah, penyerapan tenaga kerja. (Tedjo Tripomo, 2005:37) Konsumen yang sekaligus pelanggan (customer) merupakan suatu stakeholder yang dalam dunia bisnis dianggap sebagai Raja dan sebagai ujung tombak penentu keberhasilan usaha bisnis jika terpuaskan oleh usaha bisnis tersebut.Dalam konteks ini Philip Kotler (1991:1-19) menyatakan bahwa : A customer is a person who brings as has wants.It is our job to handle them profitably to him and to our salves. The key to customer retention is customer satisfaction. A satisfied customer: Buys again Talks faourably to others about the company Pays less attention to competing brands and advertising Buys other products from the same company b. Strategi terhadap teknologi Sekarang ini tidak ada perusahaan atau industri yang terisolasi dari munculnya perkembangan teknologi dalam industri berteknologi tinggi identifikasi dan evaluasi dari peluang dan ancaman teknologi kunci dapat

menjadi bagian paling penting dari audit manejemen strategis external. Perusahaan yang secara tradisional membatasi pengeluaran teknologi amat perlu merubah pemikirannya. Strategi teknologi yang efektif dibuat berdasarkan pada analisis penetrasi c. Strategi terhadap persaingan Analisis bersaing dirasa semakin besar penekanannya, oleh karena itu sudah seharusnya menempatkan fungsi Direktur/Manajer Strategi Bersaing yang mempunyai tanggung jawab perencanaan, mengumpulkan data ,menganalisis data, menyebarkannya tepat waktu, meneliti isu khusus, dan mengenali informasi penting dan siapa yang perlu mengetahui. Sumber informasi bersaing yang harus dicari meliputi: Jurnal perdagangan, artikel koran, file pemerintah, pelanggan, pemasok, distributor, dan pesaing itu sendiri, termasuk mengakses informasi dari internet dengan mengenali situs web perencanaan strategis antara lain www.selfnet.org. ,sekaligus memanfaatkan kekuatan multimedia. d. Strategi terhadap tantangan global Ahli strategi bisnis multinasional dapat memberi kontribusi untuk menyelesaikan masalah perdagangan ekonomui dan memperbaiki posisi bersaing perusahaan dengan mempertahankan dan memperkuat saluran komunikasi dengan pemerintah domestik dan asing. Ahli strategi pada umumnya berada di garis depan krisis perdagangan dan keuangan di seluruh dunia, jadi mereka harus sering mengarahkan pengetahuan mengenai kegawatan dan sifat saling terkait. Arus yang mantap berupa bimbingan dan saran dari ahli strategi bisnis internasional kepada pembuat kebijakan sangat diperlukan. Strategi global mencoba mencoba memuaskan pelanggan di seluruh dunia dengan nilai tertinggi dan biaya terrendah. Strategi ini dapat diimplementasikan dengan menempatkan produksi di negara yang mempunyai upah tenaga kerja rendah atau sumber alamnya melimpah, menempatkan pusat risetnya di negara yang dapat menyediakan ilmuwan dan Sarjana Teknik yang terampil, dan menempatkan aktivitas pemasaran dekat dengan pasar yang akan dilayani. Berkaitan dengan strategi penanganan krisis persaingan, Lawrence R. Jauch (1988:488) memberikan contoh Industri Motor Elektrik yang memiliki faktor - faktor kunci sukses strategi bisnisnya sebagai berikut:

Several factors are essential if a firm is to have long-term success in the electric motor industry. The key factors appear to include: market share, product differentiation, product quality and reliability, price/low-cost production, distribution, research development, and financial strength. Faktor-faktor di atas efektif dipertimbangkan oleh para pelaku strategi bisnis dalam meraih sukses. Strategi penanganan krisis yang diterapkan pada suatu perusahaan merupakan langkah awal sekaligus penentu kunci sukses yang harus dilakukan oleh manajemen yang memiliki kompetensi (managerial qualities) sebagai berikut: 1. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan 2. Kemampauan untuk melihat ke masa depan 3. Kemampuan berfikir strategis dan menyeluruh 4. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan 5. Kemampuan mental yang mantap serta dewasa dalam emosi. (Komaruddin, 1999:236) Dalam konteks ini, apa pun penyebab krisis yang dialami perusahaan, tepatnya dilakukan penanganan dengan strategi yang dirumuskan oleh manajemen yang kompeten. Dalam perumusan strategi yang diharapkan efektif untuk diimplementasikan, dapat pula melibatkan pihak-pihak terkait seperti SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), Public Relations (PR) Officer atau Corporate Public Relations, Public Relations Consultant yang profesional, akademisi, para pakar serta lembaga-lembaga profesi yang relevan dengan krisis yang dihadapi, keterlibatan lembaga pemerintah, dan kemungkinan lainnya. Penanganan krisis di perusahaan harus dilakukan dengan strategi yang matang, agar sekali pun suatu krisis datang atau terjadi secara tiba-tiba mudah untuk diatasi. Sebenarnya, strategi penanganan krisis yang paling efektif adalah mengantisipasi terjadinya ledakan krisis dengan menerapkan early warning system yang baik. Dalam konteks ini, mencegah timbulnya krisis jauh lebih baik, namun demikian dalam kondisi tertentu timbulnya krisis sulit dihindari dan harus dihadapi. Jika demikian, segera tanggulangi secara profesional manajerial dengan menyusun/merumuskan strategi penanganan krisis berdasarkan informasi yang akurat, dan komunikasi yang sehat.

Penutup 1. Strategi dapat dikatakan sebagai suatu resep bersaing dalam memenangkan kompetisi bisnis khususnya. Dengan strategi, perusahaan diharapkan dapat menemukan potensi yang dimilikinya baik kelebihan maupun kekurangannya, menemukan dan mengolah informasi mengenai peluang maupun ancaman dari lingkungannya. 2. Krisis, kondisi gawat di perusahaan, membutuhkan strategi penanganan sebagai terapi yang harus dilakukan secara profesional manajerial. Krisis dapat berakibat fatal jika dibiarkan, berkembang dan berlarut-larut. 3. Faktor penyebab timbulnya krisis sangat beraneka ragam tergantung situasi dan kondisi masing-masing perusahaan baik internal maupun eksternal. Apapun faktor penyebab krisis yang sangat penting adalah strategi penanganannya. Perusahaan harus mempunyai strategi yang baik, matang dan efektif untuk menangani krisis, terutama krisis dari faktor pesaing. 4. Dalam perumusan strategi, perusahaan dapat melibatkan jasa pihak-pihak terkait yang professional seperti: SPSI, Public Relations Officer atau Corporate Public Relations, Public Relations Officer Consultant, Akademisi dan Praktisi lainnya, maupun lembaga pemerintah. 5. Strategi penanganan krisis yang matang, didukung oleh manajemen yang memiliki kompetensi (managerial qualities), perusahaan akan survive dengan sehat dan mampu memuaskan stakeholder.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, dkk. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. Klaten: PT Intan Jati Djaslim Saladin. 2003. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: Linda Karya Jauch, Lawrence R. & Glueck, William F. 1988. Business Policy and Strategic Management. Fifth Edition. New York: Mc. Graw-Hill Book Company Komaruddin. 1979. Ensiklopedia Manajemen. Bandung: Alumni Kotler, Philip. 1991. Marketing Management. Seventh Edition. New Jersey, Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc. Stanton, William J. 1999. Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga Supranto, J. 1996. Manajemen Usahawan Indonesia. No. 8/TH. XXV. Agustus. ISSN: 0302-9859 Tedjo Tripomo dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Bandung: Rekayasa Sains ____________________________________________ )* Penulis adalah Dosen Tetap ASM Ariyanti Bandung

Anda mungkin juga menyukai