Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum

Nama / NPM Grup & Anggota Grup : Angela Susanti / 1206247303 : B6 1. Adi Putra 2. Amrina Roosyada 3. Alif Nuzulul Hidayat 4. Ahmad Shoheh Dwi Ristono 5. Ahmad Salaam Mirfananda 6. Ahmad Fauzi Arief 7. Angela Pinkan Pustika Rini Nomor & Nama Percobaan Minggu Percobaan Tanggal Percobaan Koordinator Asisten : KR01 - Disipasi Kalor Hot Wire : Minggu I : Kamis, 28 Februari 2013 : Haryo Sokoidanto Haryo

Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia

Disipasi Kalor Hot Wire


I. Tujuan Percobaan Menggunakan hot wire sebagai sensor kecepatan aliran udara

II. Alat Percobaan 1. Kawat pijar (hotwire) 2. Fan 3. Voltmeter dan Amperemeter 4. Adjustable Power Supply 5. Camcorder 6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori Dasar Sebuah interaksi antara dua benda berbeda dapat mengakibatkan perubahan suhu. Pada dasarnya, selama proses interaksi tersebut, terjadi proses transfer energi antara satu benda ke benda lain. Proses transfer energi yang terjadi akibat adanya perbedaan temperatur antara dua atau lebih zat disebut heat flow atau perpindahan kalor. Energi yang mengalami proses perpindahan tersebut yang disebut sebagai kalor. Pada abad ke-18, seorang pria bernama Sir James Joule menemukan bahwa jika kita mengaduk air dengan kuat secara terus menerus, suhu air dapat mengalami peningkatan. Dengan mengaduk air dengan menggunakan pengaduk, kita dapat menambahkan energi pada air, karena pengaduk melakukan usaha pada air. Sir Joule juga menemukan bahwa besarnya peningkatan temperatur sebanding dengan besarnya usaha yang dilakukan. Dalam kehidupan sehari hari, kalor dapat mengalami proses disipasi. Disipasi kalor berarti energi yang hilang dari suatu sistem, masuk ke dalam lingkungan karena adanya gesekan, viskositas, hambatan listrik, dan lain lain. Prinsip disipasi kalor sering dimanfaatkan dalam hotwire anemometer. Hotwire anemometer merupakan salah satu alat pengukuran yang masih sering digunakan hingga saat ini. Prinsip kerja hotwire anemometer adalah perpindahan panas dari kawat yang dipanaskan menuju cairan yang bersuhu lebih rendah. Dengan demikian, hubungan antara kecepatan aliran dan output listrik dapat dihubungkan. Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.

Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga mengubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir, maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

Overheat ratio =

....... (2)

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara). Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linier atau persamaan polinomial. Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang dihasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan

melalui daya yang diberikan ke fan, yaitu 70, 110, 150, dan 190 dari daya maksimal 230m/s.

IV. Cara Kerja Eksperimen dilakukan setelah mengakses rLab 1. Mengaktifkan webcam dan mengklik icon video pada halaman web rLab 2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0m/s dengan meng-klik pilihan drop down pada icon atur kecepatan aliran 3. Menghidupkan motor penggerak kipas dengan meng-klik radio button pada icon menghidupkan power supply kipas 4. Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon ukur 5. Mengulangi langkah kedua hingga keempat untuk kecepatan yang berbeda, yaitu 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s.

V. Data Pengamatan Data dan hasil percobaan : Dalam percobaan ini mengambil data dari hasil percobaan ketiga. Tabel 1 Hasil Percobaan 1 dengan Kecepatan Aliran Udara 0 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 (Tegangan) V-HW 2,112 2,112 2,113 2,113 2,113 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,1123 I-HW 54,2 55,1 54,9 54,0 53,9 54,0 54,8 55,2 54,3 53,9

Tabel 2 Hasil Percobaan 2 dengan Kecepatan Aliran Udara 70 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 (Tegangan) V-HW 2,067 2,067 2,066 2,066 2,065 2,066 2,065 2,064 2,066 2,067 2,0659 I-HW 56,2 55,6 54,4 54,0 54,6 55,9 55,9 54,6 54,1 54,3

Tabel 3 Hasil Percobaan 3 dengan Kecepatan Aliran Udara 110 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 (Tegangan) V-HW 2,048 2,047 2,048 2,047 2,047 2,048 2,047 2,046 2,047 2,047 2,0472 I-HW 56,9 55,6 54,4 54,3 55,2 56,5 56,3 55,0 54,3 54,3

Tabel 4 Hasil Percobaan 4 dengan Kecepatan Aliran Udara 150 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 (Tegangan) V-HW 2,040 2,040 2,039 2,039 2,040 2,039 2,039 2,039 2,039 2,039 2,0393 I-HW 54,3 54,8 56,1 56,9 56,3 55,2 54,5 54,3 54,7 55,8

Tabel 5 Hasil Percobaan 5 dengan Kecepatan Aliran Udara 190 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 190 190 190 190 190 190 190 190 190 190 (Tegangan) V-HW 2,035 2,035 2,036 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,034 2,035 2,035 I-HW 56,3 55,0 54,3 54,6 55,5 56,8 56,7 55,3 54,4 54,5

Tabel 6 Hasil Percobaan 6 dengan Kecepatan Aliran Udara 230 m/s Waktu (sekon) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecepatan Angin (m/s) 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230 (Tegangan) V-HW 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 2,031 I-HW 57,0 57,1 56,0 54,9 54,4 54,5 55,2 56,4 57,2 56,7

VI. Pengolahan Data Dalam proses percobaan, perbedaan kecepatan aliran angin dapat menghasilkan tegangan hotwire yang berbeda setiap detiknya. Oleh karena itu, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire yang dihasilkan tiap detiknya serta hubungan antara tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin. a. Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 0 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,00005 x + 2,1126 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 70 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0665 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 110 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0478 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 150 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,0001 x + 2,0399 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 190 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = -0,00007x + 2,0354 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x)

Grafik Hubungan antara Tegangan Hotwire dengan Waktu pada Kecepatan 230 m/s

Dengan membuat sebuah garis linear, dapat dilihat hubungan antara waktu dengan tegangan hotwire berupa persamaan linear y = 2,031 di mana besarnya tegangan (y) dapat berubah ubah sesuai dengan besarnya waktu (x) b. Grafik Hubungan antara Kecepatan Aliran Angin dengan Tegangan Hotwire Untuk membuat hubungan antara kecepatan aliran angin dan tegangan hotwire, praktikan mengambil lima sampel waktu (detik ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, dan ke-10) dari total 10 detik per percobaan (dengan kecepatan aliran udara yang berbeda). 1. Detik ke 2 Kecepatan Aliran Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan HW 2,112 2,067 2,047 2,040 2,035 2,031 = 12,332 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,460544 4,272489 4,190209 4,1616 4,141225 4,124961 = 25,35103 xy 0 144,69 225,17 306 386,65 467,13 = 1529,64

y = mx + b

m=

= =

b =

= =

y = -0,00034 x + 2,097995

2. Detik ke 4 Kecepatan Aliran Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan HW 2,113 2,066 2,047 2,039 2,035 2,031 = 12,331 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,464769 4,268356 4,190209 4,157521 4,141225 4,124961 = 25,34704 xy 0 144,62 225,17 305,85 386,65 467,13 = 1529,42

y = mx + b

m=

= =

b =

= y = -0,00034 x + 2,09817 =

3. Detik ke 6 Kecepatan Aliran Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan HW 2,112 2,066 2,048 2,039 2,035 2,031 = 12,331 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,460544 4,268356 4,194304 4,157521 4,141225 4,124961 = 25,34691 xy 0 144,62 225,28 305,85 386,65 467,13 = 1529,53

y = mx + b

m=

= =

b =

= =

y = -0,00034 x + 2,09777

4. Detik ke 8 Kecepatan Aliran Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan HW 2,112 2,064 2,046 2,039 2,035 2,031 = 12,327 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,460544 4,260096 4,186116 4,157521 4,141225 4,124961 = 25,33046 xy 0 144,48 225,06 305,85 386,65 467,13 = 1529,17

y = mx + b

m=

= =

b =

= y = -0,00034 x + 2,0966 =

5. Detik ke 10 Kecepatan Aliran Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan HW 2,112 2,067 2,047 2,039 2,035 2,031 = 12,331 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,460544 4,272489 4,190209 4,157521 4,141225 4,124961 = 25,34695 xy 0 144,69 225,17 305,85 386,65 467,13 = 1529,49

y = mx + b

m=

= =

b =

= y = -0,00034 x + 2,09792 =

Jika dilakukan perhitungan secara menyeluruh (menggunakan rata rata setiap percobaan dari total 10 detik), maka hubungan antara tegangan dan kecepatan angin dapat dinyatakan sebagai berikut : Kecepatan Angin 0 m/s 70 m/s 110 m/s 150 m/s 190 m/s 230 m/s = 750 Tegangan Hotwire 2,1123 2,0659 2,0472 2,0393 2,035 2,031 = 12,3307 x2 0 4900 12100 22500 36100 52900 = 128500 y2 4,4618 4,2679 4,1910 4,1587 4,141 4,125 = 25,3454 x.y 0 144,613 225,192 305,895 386,65 467,13 = 1529,48

y = mx + b

m=

= =

b=

= =

y = - 0.00034 x + 2.0978

Persamaan di atas merupakan persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari hotwire dimana y merupakan tegangan hotwire dan x adalah kecepatan angin.

Dari hasil percobaan, kawat dapat digunakan sebagai alat pengukur kecepatan angin. Hotwire akan menghasilkan energi listrik yang didisipasi menjadi energi kalor. Daya yang dihasilkan pada kawat berbanding lurus dengan besar tegangan, arus, dan perubahan suhu. Kecepatan udara yang besar mengakibatkan besarnya nilai resistansi, sehingga besarnya tegangan dan arus pun berubah.

VII. Analisis a. Analisa Percobaan Percobaan disipasi kalor hotwire bertujuan untuk memanfaatkan hotwire sebagai alat sensor kecepatan aliran udara. Percobaan kali ini tidak dilakukan secara manual, melainkan dilakukan secara online. Untuk dapat melakukan percobaan ini, praktikan diberikan fasilitas berupa remote laboratory, yang memampukan praktikan untuk dapat melakukan percobaan secara online, tanpa perlu datang langsung ke laboratorium fisika. Untuk dapat melaksanakan praktikum, praktikan harus melakukan log in terlebih dahulu di website sitrampil.ui.ac.id. Setelah melakukan log in ke dalam RLAB, susunan peralatan percobaan akan tampak. Namun, sebelum melakukan percobaan, link video webcam harus diaktifkan terlebih dahulu. Percobaan dimulai dengan cara mengatur kecepatan angin yang akan dialirkan menuju kawat hotwire. Dengan adanya perbedaan kecepatan angin tersebut, kita dapat menganalisa kemampuan hotwire sebagai alat sensor kecepatan aliran udara. Untuk mengatur kecepatan angin, terdapat menu drop down yang memberikan pilihan besarnya kecepatan angin. Setelah mengatur kecepatan angin, motor penggerak kipas harus dihidupkan terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan radio button. Setelah kipas penghasil angin dinyalakan, pengukuran tegangan hotwire dapat dilakukan dengan menekan tombol ukur. Data yang dihasilkan merupakan data tegangan hotwire selama 10 detik pertama. Ketika hotwire mendapat aliran udara, nilai resistansi kawat akan berubah, sehingga mengubah besarnya arus listrik yang mengalir. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada besarnya tegangan yang mengalir pada kawat hotwire. Besarnya tegangan dan arus listrik yang dihasilkan dalam percobaan memiliki relasi dengan daya listrik yang sebanding dengan besarnya energi kalor yang akan didisipasi. Peningkatan kecepatan udara tidak diimbangi dengan peningkatan besar tegangan sebab peningkatan kecepatan udara akan meningkatkan resistansi, yang berakibat pada penurunan daya maupun energi kalor yang akan didisipasi. Proses percobaan dilakukan sebanyak enam kali, dengan variasi kecepatan udara yang berbeda beda. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, 230 m/s. Setelah melakukan percobaan secara online, praktikan dapat mengunduh data percobaannya dalam format file Microsoft Excel.

b. Analisa Hasil Percobaan Dari data hasil percobaan dengan kecepatan aliran udara 0 m/s, diperoleh tegangan rata rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire adalah 2,1123 volt dan arus listrik yang dihasilkan sebesar 54,43 ampere dalam selang waktu selama 10 detik. Untuk hasil percobaan dengan kecepatan aliran udara sebesar 70 m/s, diperoleh tegangan rata rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire sebesar 2,0659 volt dan arus listrik rata rata yang dihasilkan sebesar 54,96 ampere dalam selang waktu sebesar 10 detik. Data yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan besar tegangan rata rata akibat adanya peningkatan kecepatan udara yang mengakibatkan peningkatan resistansi. Dalam percobaan yang dilakukan dengan variasi kecepatan sebesar 110 m/s, diperoleh hasil tegangan rata rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire sebesar 2,0472 dan besarnya arus listrik rata rata yang dihasilkan adalah 55,28 ampere. Akibat dilakukan peningkatan besarnya kecepatan dalam variasi percobaan ini, rata rata tegangan yang dihasilkan pun kembali menurun dari 2,0659 volt menjadi 2,0472 volt. Pada percobaan keempat, besarnya kecepatan aliran udara diatur menjadi 150 m/s, sehingga diperoleh besarnya tegangan rata rata yang dihasilkan oleh kawat hotwire sebesar 2,0393 volt dan besarnya arus rata rata yang dihasilkan adalah 55,29 ampere. Penurunan besarnya tegangan yang dihasilkan juga terjadi dalam percobaan yang dilaksanakan selama 10 detik ini. Tegangan berkurang dari 2,0472 volt menjadi 2,0393 volt. Percobaan kelima dilakukan dengan kecepatan aliran udara sebesar 190 m/s, sehingga dihasilkan besarnya tegangan rata rata sebesar 2,035 volt dan besarnya arus rata rata yang dihasilkan adalah 55,34 ampere dalam selang waktu sebesar 10 detik. Data yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan besarnya tegangan kawat akibat peningkatan besarnya resistensi. Untuk percobaan terakhir, besarnya kecepatan yang digunakan adalah 230 m/s, sehingga dihasilkan besarnya tegangan rata rata sebesar 2,031 volt dan besarnya arus rata rata sebesar 55,94 ampere. Pada percobaan terakhir dengan kecepatan aliran udara yang paling besar diperoleh tegangan yang paling kecil yaitu 2,031 volt.

c.

Analisa Perhitungan Setelah melakukan percobaan, praktikan diminta untuk melakukan proses pengolahan data dari hasil percobaan yang telah diperoleh. Praktikan diminta untuk mencari sebuah persamaan kecepatan udara yang merupakan fungsi dari tegangan hotwire. Karena ada

banyak data yang diperoleh dalam percobaan (60 data), metode yang digunakan untuk membuat persamaan adalah metode kuadrat terkecil. Dalam metode tersebut, nilai nilai yang harus dicari adalah x2, y2, dan xy. Hasil pengolahan data percobaan menunjukkan bahwa persamaan yang

menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran udara dan tegangan hotwire secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : y = - 0.00034 x + 2.0978 dimana y merupakan besarnya tegangan hotwire dan x merupakan besarnya kecepatan udara.

d. Analisa Grafik Untuk grafik yang menggambarkan hubungan antara tegangan dan waktu, digunakan persamaan umum linear berupa y = mx + b, dimana m menyatakan gradien atau kemiringan garis. Dari keenam data dan grafik yang diperoleh, terlihat bahwa seluruh nilai gradien bernilai negatif. Gradien yang bernilai negatif menandakan garis bergerak menuju kanan bawah. Hal ini juga berarti peningkatan besar variabel bebas x akan mengurangi besarnya variabel terikatnya yaitu variabel y. Semakin lama kipas dinyalakan, maka semakin sedikit energi kalor. Penurunan besarnya energi kalor akan mempengaruhi besarnya energi listrik yang nantinya akan berdampak pula pada besarnya tegangan yang dihasilkan. Untuk grafik yang menggambarkan hubungan antara tegangan dan kecepatan, aliran udara, digunakan persamaan umum linear yang serupa dengan grafik sebelumnya, yaitu y = mx + b, dimana m menyatakan gradien atau kemiringan garis. Gradien yang dihasilkan selalu bernilai negatif, baik pada detik ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, maupun detik ke-10. Hal ini menunjukkan bahwa pada detik mana pun, peningkatan kecepatan dapat mengakibatkan penurunan besarnya tegangan yang dihasilkan. Peningkatan kecepatan aliran udara dapat mengakibatkan peningkatan besarnya resistensi yang dapat mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan.

e.

Analisa Kesalahan Selama melaksanakan percobaan, terdapat beberapa faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan yang diperoleh. Faktor faktor tersebut adalah :

1. Peralatan yang tidak mengalami proses kalibrasi terlebih dahulu. Akibat dari kesalahan ini adalah munculnya variasi data / data yang selalu berubah ubah dalam setiap percobaan. 2. Kesalahan dalam proses penghitungan akibat kesalahan pembulatan maupun penggunaan aturan angka penting. 3. Percobaan dilakukan secara online, sehingga sulit bagi praktikan untuk menentukan faktor kesalahan lain secara menyeluruh.

VIII. Kesimpulan Hotwire dapat digunakan sebagai alat sensor kecepatan aliran udara Peningkatan besarnya kecepatan aliran udara dapat mengakibatkan penurunan besarnya tegangan yang dihasilkan Peningkatan besarnya kecepatan aliran udara dapat memberikan dampak berebeda pada besarnya arus. Arus akan meningkat seiring dengan peningkatan besar kecepatan aliran udara Persamaan linear yang menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran udara dan tegangan hotwire adalah : y = - 0.00034 x + 2.0978

IX. Referensi Giancoli, D.C. 2000. Physics for Scientists & Engineers 5th Edition. Jakarta :Erlangga. Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics 7th Edition. Jakarta: Erlangga. Hendricks, Alphonso. 2010. Physics for Engineering. New York :Gazelle Distribution Nls.

Anda mungkin juga menyukai